You are on page 1of 38
b)—nubipaya *! TANAMAN CENGKEH ; : i } : ae ~ BIDANG PRODUKS DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Dengan memanjat puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridhoNya telah dapat disusun Brosur Budidaya Cengkeh. Brosur ini disusun dalam rangka mendukung upaya Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar di Provinsi di Jawa Timur. Brosur ini diharapkan dapat menambah informasi bagi petugas teknis/lapangan dan petani serta pada semua pihak yang telah membantu penyelesaian disampaikan terima kasih Brosur ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu usulan dan saran dari semua pihak sangat diharapkan untuk penyempurnaannya dan semoga bermanfaat. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur Bidang Produksi Surabaya, Agustus 2013 DAFTAR ISI PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA CENGKEH ..........0 1 A, SEJARAH CENGKERB................ (ie eee B. PERSIAPAN BAHAN TANAMAN........c.ccsssseseeeeesees 1 1. Tipe dan Persyaratan Pohon Induk ............:eee1 2 2, Persiapars Bemis csccccsesceceasseeescseseirteeeesrtonesrenmseronccie 5 (GC PERSE MARIAN siricrc.ctrtrsnestecsssiirorectesten rs ap eeserece = 5 J. Pembuatan BedenQan, rat scncer strate f 2. Penyemaian Biji Cengkeh 15 bunga. Daun pucuk berwarna merah muda, tangkai daun dan cabang berwarna hijau tua dengan permukaan yang mengkilat. Tajuk rimbun, percabangan tidak membentuk sudut schingga daun-daun banyak yang terletak dekat permukaan tanah Sikotok : : "Si Koeok’ Gambar 2. Pohon induk tipe Sikotok Produksi cukup tinggi. Bunga berwarna kuning dengan jumlah pertandan >15 bunga. Daun pucuk berwarna merah muda, tangkai daun dan cabang berwarna merah. Daun tua berwarna hijau dengan permukaan mengkilat. Tajuk Perawakan rimbun, percabangan membentuk sudut dan berdaun lebat. Kebanyakan berbentuk piramid setelah dewasa. Siputih : Gambar 3. Pohon induk tipe Siputih. Bunga berwarna kuning berukuran besar dengan jumlah pertandan <15 bunga. Daun pucuk atau daun muda berwarna kuning sampai hijau muda, tangkai dan tulang daun muda berwarna kuning kehijauan, daun tua berwarna hijau. Helaian daun besar dan tidak mengkilat. Tajuk tidak rindang. b. Persyaratan Pohon Induk Pada umumnya cengkeh dikembangkan secara generatif melalui biji yang diperoleh dari pohon induk yang memenuhi persyaratan sebagai berikut : + Sehat. + Berumur > 15 tahun, * Bentuk mahkota bagus (penu-tupan tajuk >80%). + Hasil rata-rata terus naik. + Jauh dari tipe cengkch lainnya. * Tidak terlindungi. + Percabangan cukup banyak. * Batang utama tunggal + Bebas hama penyakit 2. Persiapan Benih Benih yang digunakan memiliki kriteria : * Benth masak fisologis (warna kuning muda sampai ungu kehitaman) atau telah berumur 9 bulan. * Berat 0.85-1.1 g. * Tidak cacat. + Tidak berlendir. + Harus tumbuh dalam waktu 3 minggu setelah semai. + Tidak benjol-benjol (yang menandakan benih terinfcksi penyakit cacar daun cengkeh). Sebelum disemai kulit buah dikupas untuk menghindari terjadinya fermentasi yang dapat merusak viabilitas (daya kecambah) benih. Pengupasan kulit buah dilakukan dengan hati-hati agar kulit benih tidak terluka. Pengupasan dilakukan dengan tangan atau pisau yang tidak terlalu tajam. Setelah pengupasan, benih direndam dalam ember berisi air selama + 24 jam, dan dilanjutkan dengan pencucian. Selama pencucian benih diaduk dan digosok dalam air, dengan mengganti air cucian 2-3 kali untuk menghilangkan lendir yang menempel pada kulit benih. C. PERSEMAIAN Persemaian dilakukan untuk menciptakan suatu kondisi yang paling baik agar benih dapat berkecambah dengan baik serta bersih dari hama dan penyakit. Persemaian a memerlukan media tanam yang gembur untuk pertumbuhan benih selama 2 bulan. Disiapkan bedengan dengan ukuran lebar 1,2 m dan panjang discsuaikan dengan kebutuhan serta keadaan tempat, melintang utara — selatan. Jarak antar bedengan 30 — 50 cm. Setiap bedengan dibatasi oleh saluran pembuangan air (dalam 20 cm dan lebar 30 cm) untuk menghindari genangan dan memudahkan penanaman serta pemeliharaan. Biji-biji ditanam dengan jarak 5 X 3 cm dengan ujung teratas benih tepat dipermukaan tanah, tidak boleh terbalik dan 2 atau 3 minggu kemudian biji akan mulai berkecambah. Untuk mengurangi intensitas cahaya matahari dan siraman air hujan, bedengan diberi atap yang terbuat dari anyaman bambu, daun kelapa, jerami, alang-alang atau paranet yang dapat menahan intensitas matahari sebesar 75 %. Atap sebaiknya dibuat dengan ukuran yang lebih tinggi menghadap ke timur. Tanah bedengan dicangkul dan digemburkan sedalam 20- 30 cm, apabila kandungan liatnya terlalu tinggi dapat dilapisi pasir setebal 3-5 cm. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menyemai benih dan pemindahan bibit cengkeh adalah : Sebelum penanaman dibuat lubang kecil berdiameter + 0.8-1.0 cm, dengan jarak semai 5 x 5 cm. Benih disemai dengan posisi bagian yang agak meruncing berada di atas kemudian ditutup tanah dengan ketebalan | cm. Posisi benih yang terbalik akan menyebabkan pertumbuhan kecambah terhambat dan akar menjadi bengkok. Untuk menjaga kelembaban yang tinggi pesemaian disiram 2 kali sehari (tergantung kondisi cuaca). Penyiraman tidak boleh langsung agar tidak merubah posisi biji. Untuk menahan percikan air siraman pesemaian ditutup dengan karung goni. Bila setelah 3 minggu benih masih tidak tumbuh, sebaiknya dibuang. 1. Pembuatan Bedengan a. b. Tanah dibersihkan dari berbagai jenis gulma Dibuat bak bedengan dengan bambu, tinggi = 20 cm, lebar = 120 cm, panjang menyesuaikan banyaknya biji yang akan disemai. Isi bak bambu dengan pasir walet (pasir sungai) sampai tinggi = 20 cm Pasang peteduh pada bedengan, dengan tinggi 1, 5 m dan prosentase naungan sckitar 95%. Bahan yang dipakai daun kelapa atau anyaman bamboo. Sterilisasi_ media menggunakan inscktisida Marshall 200 EC konsentrasi 3 ml/It air dengan dosis 5 It/m2 dengan cara dikocor. Titik kritis pada tahap persemaian adalah Seed Treatment dan persiapan media. Polong cengkeh yang akan disemai kemungkinan besar telah mengandung penyakit schingga tingkat kegagalan dalam persemaian cengkeh cukup tinggi. Seed Treatment: pada tahap persemaian, lebih banyak penyakit yang menyerang antara lain: Phytium sp. (rebah batang). Untuk menjaga hal tersebut maka biji polong bisa direndam pada air yang sudah diberikan Fungisida dengan bahan aktifPropamocarb hidrochlorida dengan merk dagang Previcur N. Namun pengalaman penulis, akan lebih baik jika seed treatment dilakukan dengan cara perendaman dengan io menggunakan larutan air yang dicampur dengan mikroorganisme yang mampu menekan pertumbuhan penyakit pada persemaian. Penulis menggunakanCustombio yang mengandung berbagai microorgansme seperti jamur frichodremasp dan beberapa species bakteri yang bermanfaat untuk mengikat unsur hara lepas. Tingkat persentase persemaian yang hidup dapat bertahan sampai dengan 90%. Persiapan Media: Media yang digunakan bisa berupa tanah yang dicampur pupuk kandang ataupun pasir. Penulis mengguanakan pasir karena dinilai mempunyai beberapa kemudahan. Penempatan lokasi persemaian pada dasarnya dipilih untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Menurut penulis, hal yang paling penting persemaian harus terhindar dari factor abiotic seperti cuaca dan seranga hama dan penyakit. Penulis melakukan persemaian di lokasi yang tertutup tepatnya didalam gudang yang beratapkan seng schingga terhindar dari cuaca hujan dan panas secara langsung, serta meminimalkan investasi penyakit. Pasir yang akan digunakan sebagai media tanam terlebih dahulu disemprot dengan larutan Custombio untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme pathogen. Menurut pengalaman penulis, hal ini mampu meningkatkan pertumbuhan persemaian hingga 90%. 2. Penyemaian Biji Cengkeh a) Pengadaan Biji Cengkeh a. Biji berasal dari pohon induk yang terpilih. Adapun syarat pohon induk, sbb : Umur di atas 15 tahun b. c. Tajuk pohon (percabangan & daun) lebat, berbentuk simetris Kondisi pohon sehat Pohon berbunga hampir tiap tahun Produksi cengkeh / bunga relative banyak (minimal 50 kg cengkeh basah per pohon pada umur 15 tahun) Biji diambil dari 1/3 bagian tajuk pohon, bagian tengah. Pilih biji cengkeh yang sudah tua (warna kulit ungu) b) Perlakuan Biji Cengkeh a. c. Biji cengkeh yang sudah dipetik, dikupas kulitnya menggunakan pisau yang tajam dan bagian biji tidak boleh terluka. Pilih biji dengan ukuran relative besar atau | kg biji berisi 800 butir dan sehat (tidak terdapat bintik-bintik hitam) serta warna biji sctelah dikupas, hijau kemerahan Rendam biji cengkeh dalam air, selama sehari c) Penanaman Biji Cengkeh a. Pembuatan Bedengan Pesemaian Buat bedengan dengan Icbar 100 cm dan panjang sesuai kebutuhan dan tinggi sekitar 20 cm. Gemburkan tanah bedengan setinggi 20 cm dan akan lebih baik bila bedengan dicampur dengan pasir sungai. Buat naungan pada bedengan dengan prosentase naungan 100 % dan tinggi 100 — 150 cm. Bahan yang dipakai atap bamboo atau daun kelapa. Penanaman Biji Biji cengkeh ditanam pada bedengan yang sudah disiapkan dengan ketentuan: Jarak tanam biji 5 x 5 cm2 Biji ditanam secara tegak (bagian ujung biji yang runcing, berada di atas) sampai sedalam kira-kira 3/4 panjang biji. Sehingga 1/4 bagian biji nampak di atas permukaan tanah. d) Pemeliharaan Pesemaian Agar benih yang sudah disemaikan dapat tumbuh dengan baik, maka harus dilakukan pemeliharaan, sebagai berikut: a. Dilakukan penyiraman setiap hari, untuk menjaga kelembaban media. b. Dilakukan penyiangan atau pembersihan gulma e) Pembibitan Setelah kira-kira 30 — 45 hari, benih dipesemaian akan tumbuh menjadi bibit kecil (2 -3 pasang daun), selanjutnya dipindahkan ke polybag dipembibitan. Kegiatan Pembibitan yaitu memelihara bibit kecil sampai dengan bibit siap tanam (berumur 2 tahun). Adapun tahap-tahap pekerjaan dalam pembibitan, sbb: f) Pembuatan Media Tanam (Polybag) a. Buat Bedengan Arah bedengan Utara - Selatan Tinggi bedengan sekitar 20 cm, Lebar 150 Cm dan panjang sesuai kebutuhan b. Pasang Peneduh Pasang peteduh pada bedengan, dengan tinggi bagian timur 2 m, sedangkan bagian barat 1,5 m. Prosentase naungan 50 %. Bahan yang dipakai yaitu anyaman bambu. Alternatife lain memakai daun kelapa atau paranet c. Isi Polybag Siapkan polybag ukuran p x |= 40 x 35 em2 Siapkan media polybag berupa campuran tanah : pupuk kandang =2: 1 Masukkan media ke dalam polybag sampai penuh (lem dibawah bibir polybag) Atur polybag pada bedengan dengan jarak sekitar 25 x 25 cm2 d. Sterilisasi Media Sterilisasi_ media menggunakan insektisida Marshal konsentrasi 3 ml/It air dengan dosis 200 ml/polybag, dengan cara dikocor. Penulis melakukan aplikasi jamur antagonis terhadap pathogen yaitu jamur Trichoderma sp. D) PENANAMAN BIBIT Setelah benih disemaikan dipesemaian, kemudian akan tumbuh menjadi bibit kecil dan selanjutnya bibit dipindahkan ke polybag dipembibitan. Penanaman_bibit dilakukan dengan ketentuan, sebagai berikut: a. Pilih bibit yang sudah mempunyai 2 — 3 pasang daun. b. Cabut / congkel bibit yang sudah siap tanam secara hati-hati agar akar tidak rusak. c. Tanam bibit pada polybag dengan cara dibuat lubang pakai kayu, kira-kira sedalam akar bibit yang akan ditanam. d. Tanam bibit pada lubang tersebut, kemudian lubang ditutup tanah dan agak dipadatkan. 1) Pemeliharaan Bibit Penyiraman Penyiraman setiap hari pada saat musim kemarau. Penyiangan Penyiangan atau pengendalian gulma dilakukan setiap 15 hari sekali. Gulma yang tumbuh dipolybag, dibersihkan dengan cara dicabut. Tanah digemburkan menggunakan solet atau kecruk. 2) Pemupukan Untuk memacu pertumbuhan vegetatif bibit, maka harus dilakukan pemupukan anorganik. Pupuk yang dipakai yaitu pupuk NPK 15:15:15. Adapun dosis pupuk, sebagai berikut: bhi (gram / bibit) a eae Pemupukan dilakukan sctiap bulan dengan tujuan untuk memacu pertumbuhan vegetative. Pupuk Anorganik: Pupuk Anorganik yang diaplikasikan pada tahap pembibitan yaitu pupuk Urea. Dosis yang diaplikasikan yaitu 5 gr per pohon. Selain itu juga bisa diaplikasikan pupuk NPK dengan dosis 5 gr/pohon. Pemupukan pada tahap pembibitan dilakukan hanya dengan cara membuat lubang di pinggir perakaran bibit cengkeh. Pupuk ditabur dilubang tersebut dan segera ditimbun. Pupuk Organik: Pupuk organic yang diaplikasikan adalah pupuk kandang yang sudah jadi. Setiap pohon diberi sekitar 100 — 200 er. Pupuk Daun:. Pupuk daun ini diaplikasikan dengan interval 1 bulan atau 2 bulan sekali dengan dosis 3-5 ml/liter air. Selain itu, pupuk cair organic juga bisa diaplikasikan pada tahap pembibitan ini. Pupuk cair organic ini akan dibahas pada Bab tertentu. Teknologi EMP: Teknologi ini merupakan singkatan dari Effective Microorganism Procedure. Teknologi ini bukan merupakan teknologi baru namun biasanya para pelaku pertanian sangat malas dalam melakukannya. Menurut pengalaman penulis, teknologi ini sangat menguntungkan. Cara aplikasi dari EMP ini cukup mudah. Pada tanaman cengkeh dari berbagai tahapan saya aplikasikan hampir sama yaitu 5 hari sebelum atau sesudah pemupukan dengan pupuk organic atau anorganik diaplikasikan microorganisme yang berfungsi untuk mengurai pupuk tersebut menjadi unsur yang dapat diserap secara langsung oleh tanaman. Contohnya EM4, Custombio, Stardek dan lain- lain. 3) Pengendalian Hama & Penyakit (PHP) Hama Pembibitan Cengkeh Hama yang menyerang pembibitan cengkeh antara lain: Rayap (Captotermes sp.) Gayas Pengendalian hama & penyakit dapat dilakukan secara preventif (pengendalian sebelum terdapat gejala serangan hama / penyakit ) dan kuratif (pengendalian setelah terdapat gejala serangan hama / penyakit) 13 Pengendalian secara preventif dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan atau fungisida pada rotasi waktu tertentu. Insektisida yang dipakai Marshall, Damasid dil. Sedangkan fungisida yang dipakai Dithane 80 WP, Benlate, Antracol 70 WP, dll. Umur bibit | Rotasi semprot (bin) Pengendalian secara kuratif , dilakukan bila terdapat gejala serangan hama atau penyakit. Hama yang sering menyerang dipembibitan cengkch yaitu rayap, kutu putih, penghisap daun dil. Pengendalian menggunakan insektisida Decis atau Marshal, konsentrasi | — 2 ce/It air, Sedangkan penyakit yang sering menyerang dipembibitan cengkeh yaitu embun jelaga, cacar daun, bercak daun merah. Pengendalian menggunakan fungisida Benlate, Dithane, konsentrasi 2 gr/It air. 4) Pengaturan Naungan Pengaturan naungan dilakukan dengan cara memelihara naungan yang sudah ada dan mengatur intensitasnya. Pengurangan intensitas naungan disesuaikan dengan umur bibit. Adapun pengaturan intensitas naungan Intensitas Naungan bibit, sbb: Umur Bibit bin % 5) Penyiapan Bibit Untuk Penanaman Untuk penanaman di lapangan harus dipilih bibit yang baik, agar dapat menghasilkan tanaman yang baik pula. Olch karena itu perlu dilakukan seleksi bibit, sebagai berikut: a. Umur bibit sekitar 21 — 24 bulan b. Pertumbuhan bibit normal, tinggi minimal 70 cm, tajuk (percabangan & daun) lebat dan simetris c. Bibit tidak terserang hama / penyakit d. Bibit mempunyai batang tunggal 6) Penanaman Bibit Pemindahan bibit dari persemaian ke pembibitan dapat dilakukan setelah bibit berumur 1-2 bulan atau telah berdaun 4 - 7 helai Bibit yang dipilih mempunyai daun berwarna hijau sampai hijau tua mengkilap. Pada permukaan daun tidak terdapat bercak daun serangan Cylindrocladium dan Gloesporium. Selain itu juga tidak ada gejala serangan penyakit cacar daun yang disebabkan oleh cendawan Phyllostica sp. Pada waktu pemindahan bibit diusahakan akar tidak rusak/putus, dan tanah/pasir yang melekat di permukaan akar jangan sampai_rontok. Penanaman bibit di pembibitan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : a. Langsung di bedengan - Cara penyiapan lahannya sama dengan persemaian namun diberi pupuk kandang sebanyak + 20 kg/m2. Bedengan diberi atap yang dapat menahan 50 % cahaya matahari yang masuk, dengan tinggi naungan sebelah timur 2 m dan di barat 1.5 m. te) Jarak tanam 20 x 20 cm (apabila bibit akan dipindah ke kebun pada umur | tahun), dan 40 x 40 em (apabila bibit akan dipindah ke kebun setelah berumur 2 tahun). Bibit dipindahkan ke kebun dengan cara diputar. Sebelum pemutaran, tanah pada bedengan disiram secukupnya. b. Menggunakan polybag Disiapkan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1, ukuran polybag 15 x 20 cm (bibit sampai umur | tahun) atau 20 x 25 cm (bibit sampai umur 2 tahun), selanjutnya ditempatkan secara teratur di pembibitan dengan jarak 30 x 30 cmatau 30 x 40 cm. Pembibitan diberi naungan berupa tanaman hidup atau naungan buatan seperti pada persemaian. Setelah bibit berumur 1-2 tahun dapat dipindah ke kebun. 1) Pemeliharaan bibit Pemeliharaan yang perlu dilakukan di pembibitan antara lain : - Penyiraman, dilakukan seperlunya dan diiusahakan agar tidak terlalu basah. Menggemburkan tanah di sekitar batang tanaman. Penggemburan dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran. Menjaga agar saluran pembuangan air disekitar pesemaian tetap baik (air tidak sampai menggenang). Kerapatan naungan sebaiknya dikurangi secara bertahap menurut kebutuhan dan perkembangan umur bibit (50% 16 pada umur 6 bulan dan 40% pada umur 10 bulan), untuk mencegah timbulnya penyakit (jelaga, bercak daun kuning kecoklatan, bereak daun merah coklat) dan memperkokoh pertumbuhan bibit. Gulma yang tumbuh di pembibitan disiang bersih. Pemupukan diberikan setelah bibit berumur 3—4 bulan menggunakan pupuk NPK (15:15:15) dengan dosis | g/bibit dan pemupukan berikutnya 4 bulan sekali dengan dosis 2 g/bibit. Dapat juga ditambah dengan menyemprotkan pupuk daun dengan dosis 6-8 g/liter air setiap 2 minggu sekali. Pengendalian hama atau penyakit dilakukan apabila ada serangan. 2) Seleksi bibit Untuk mendapatkan tanaman yang sehat bibit perlu diseleksi. Beberapa kriteria yang digunakan untuk seleksi bibit cengkeh adalah : Tinggi bibit minimal 60 cm (umur | tahun) dan 90 cm (umur 2 tahun). Sehat (tidak terserang hama penyakit dan kekurangan hara). Mempunyai akar tunggang yang lurus dan schat dengan panjang + 45 cm serta akar cabang 30-35 buah. Mempunyai batang tunggal. Jumlah rata-rata percabangan 7 pasang, jumlah daun 63 pasang dan warna daun dewasa hijau tua Penanaman Pemindahan bibit ke lahan siap tanam 1. Persiapan Lahan - Pembersihan Jahan yang dilanjutkan dengan pegolahan tanah. - Pembuatan lubang tanam, ukuran yang biasa digunakan panjang, lebar dan kedalaman masing masing berkisar antara 60 — 80 cm (60 X 60 X 60 cm atau 80 X 80 X 80 cm atau 80 X 80 X 60 cm) - 2 minggu — | bulan sebelum tanam diberi pupuk kandang sebanyak 5 — 10 Kg/pohon. - Untuk mengatur kelebihan air perlu dibuat saluran drainase yang cukup. 2. Jarak Tanam - Jarak tanam yang biasa digunakan pada penanaman cengkeh tidak sama tergantung pada ketinggian dan kemiringan tanah. Jarak tanam yang biasa digunakan adalah sekitar 6 mx 7 m= 238 pohon, 7mx 8 m= 178 pohon atau 8 m x 8 m= 156 pohon. 3. Pola Tanam - Penanaman dilaksanakan pada awal musim hujan. - Pola tanam campuran (polykuntur) dengan system tanam pagar, yaitu memperkecil jarak tanam dalam baris (Timur-Barat) misalnya 12 m x 5 m atau 14 m x 6 m schingga tersedia ruangan untuk tanaman sela/campuran. - Tanaman campuran dapat dilakukan pada tanaman yang belum produktif dan atau kurang produktif. Pemeliharaan Tanaman. Setelah bibit cengkeh ditanam ke lapangan tahap selanjutnya adalah pemeliharaan. Pada tanaman cengkch, 18 pemeliharaan merupakan periode yang panjang, yaitu selama tanaman yang diusahakan tersebut dianggap masih menguntungkan secara ekonomis. 1. Pengelolaan Lahan dan Tanaman. Penggemburan Tanah dan Sanitasi Kebun. - tanaman cengkch umur | — 5 tahun merupakan periode yang kritis, sekitar 10 — 30 % tanaman yang telah ditanam dilapangan mengalami kematian atau perlu diganti/disulam karena berbagai sebab, seperti hama penyakit, kekeringan, kalah bersaing dengan gulma, atau penyebab lainnya. - Penggemburan tanah disekeliling — tanaman didacrah sekitar perakaran di cangkul dangkal (+ 10 cm) sekurangnya 2 kali setahun, pad awal dan akhir musim hujan sekaligus sebagai persiapan pemupukan. - Gulma/alang-alang harus dibersihkan sampai akar- akarnya dengan cangkul/garpu atau dengan penyemprotan herbisida. 1. Pengaturan Naungan - Pada stadia awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan naungan yang cukup, berupa naungan buatan/sementara. - Naungan buatan diadakan maksimal untuk dua periode musim kemarau setelah penanaman. 2. Penyulaman. - Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan, yaitu untuk menghindari kematian tanaman karena kekurangan air. - Bibit sulaman yang dignakan berasal dari sumber benih dan umur yang tidak jauh berbeda dengan lanaman yang telah ditanam. 3. Penyiraman - Pada awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan kondisi tanah yang lembab, sehingga pada musim kemarau perlu adnya penyiraman. - Pada tanaman dewasa penyiraman kurang diperlukan lagi, kecuali pada kondisi iklim ekstrim kering. 4. Pemasangan mulsa - Untuk menjaga kelembaban tanah disckitar tanaman dan memberikan kondisi lebih baik bagi pertumbuhan akar. - Dilakukan menjelang musim kemarau. 5. Pemupukan. - tujuan pemupukan adalah untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman dan meningkatnya produksi cengkeh setelah panen. - Berdasarkan pola penyebaran akarnya, penempatan pupuk pada tanaman cengkeh dilakukan dibawah proyeksi tajuk dan bagian dalam tajuk. - Jenis pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk anorganik, baik tunggal maupun berupa pupuk majemuk dalam bentuk butiran maupun tablet. - Pupuk anorganik berbentuk butiran (Urea, TSP/SP-36, KCI, Kieserit) diberikan pada proyeksi tajuk 2/3 bagian dan 1/3 bagian dibawah bagian dalam tajuk yang dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal dan akhir menjelang musim hujan. Pupuk anorganik berbentuk tablet, diberikan dalam 8 lubang tugal (4 lubang dibawah proyeksi tajuk dan 4 lubang tual dibawah tajuk bagi andalam) sedalam 10 — 15 cm. Pupuk tablet hanya diberikan setahun sekali, yaitu pada awal musim hujan. Dosis umum tanaman cengkeh bentuk butiran maupun tablet adalah sebagai berikut : Dosis Umum Pemupukan Tanaman Cengkeh Muda Umur Pupuk Butiran Pupuk Tanaman (kg/pohon/tahun) Tablet (Tahun) /(PMLT) (kg/phn/th) Urea TSP KCI Kieserit | NPKCaMg 1 0,06 0,045 0,035 0,035 0,02 2 0,12 0,080 0,075 0,080 0,03 3 0:25] 0156 on2 0.10 0,04 4 0.40 0,25 0,20 0,15 0,05 45 0,60 0,40 0,40 0.20 0,06 6 0,90 0,60 0,60 0.25 0,08 1 1,25 0,90 0,90 0.30 0,10 8 17 1,25 1,10 0,40 0,15 9 2,00 1,50 1,30 0,50 0,20 Keterangan : Pupuk Butiran diberikan 2 kali/tahun, awal MH dan akhir MH Pupuk PMLT diberikan | kali/tahun, awal MH 22 Sedangkan dosis pupuk anorganik pada intensifikasi tanaman cengkeh dewasa, sebagai berikut : : Pupuk Umur . ar eee Tablet ‘Tanaman ie poace/Grim) ((PMLT) (Tahun (kg/phn/th) Urea_[ TSP_[ KCI_[ Kieserit_| NPKCaMg | 10 3.90 0,80 2,00 0,80 0.40 in 4.30 0,80 2,10 0,90 0.40 12 4,70 1,00 2,40 1,00 0.40 13 5,00 1,00 2,60 1,00 0,40 14 5.40 1,00 2,90 1,10 0,40 15 5,80 1,00 3,00 1,10 0.40 16 6,00 1,00 3,00 1,20 0,60 17 6,40 1,20 3,40 1,20 0,60 18 6,70 1,20 3,60 1,30 0,60 19 6,90 1,20 3,80 1,30 0,60 20 7,20 1,20 3,90 1,30 0,60 21 7,50 1,20 4,10 1,30 0.80. 22 7.60 130 4.20 1,30 0.80 23 7.60 130 430 1,30 0,80 24 8.00 1,30 4,50 1,60 0.80 25 8,10 1,30 4,60 1,60 0.80 26 8,20 130 470 1,70 1,00 27 8.40 1,60 4.90 1,70 1,00 28 8,50 1,60 35,00 1,90 1,00 25 8,60 1,60 5.00 1,90 1,00 30 8.80 1,60 5,10 2,00 1,00 > 30 9,10 1,90 5,40 2,10 130 Keterangan : - Pupuk butiran diberikan 2 kali/tahun, yaitu 3-4 bulan, Menjelang pembentukan bakal bunga (awal musim kemarau) Dan 3 bulan setelah pembentukan bakal bunga. - Pupuk PMLT diberikan | kali/tahun, yaitu 3 — 4 bulan, Menjelang pembentukan baal bunga. 25 Serangan hama dan penyakit sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cengkeh, bahkan pada serangan berat dapat menyebabkan kematian Pengendalian hama dan pathogen tanaman cengkeh merupakan salah_— satu. aspek budidaya — tanaman cengkeh yang paling penting. Hal ini berkaitan dengan pencegahan berkurangnya hasil cengkeh, baik secara kualitatif ataupun kuantitatif tanaman cengkch. 1. Hama-hama tanaman cengkeh yang terpenting adalah: a. Penggerek batang (Nothopeus hemipterus, Oliu, dan Nothopeus fasciatipennis). Menyerang batang tanaman bagian bawah yang telah berumur 4 — 8 tahun. Tanda-tanda yang nampak adalah adanya lubang gerekan yang mengeluarkan air kotoran dari kayu gerekan. Penggerek merupakan ulat (larva) dari Nothopeus fasciatipennis yang meletakkan telurnya pada batang dekat permukaan tanah. Ketika telurnya menetas, larvanya menggerek kulit sampai ke batang kayu. Cara pemberantasannya antara lain: (i) membersihkan telur- tclurnya, (ii) menutup lubang-lubangnya dengan rapat, dan (iii) lubang-lubang yang terbentuk dapat ditutup dengan kapas yang telah diberi insektisida untuk mematikan larva- larvanya. b. Kutu Daun Terdapat pada tanaman yang masih muda, terutama pada pucuk tanaman. Melekat pada tangkai daun dan ranting- 24 ranting muda serta menghisap cairan tanaman, schingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Kutu-kutu tersebut menyebabkan timbulnya penyakit jelaga, yaitu daun tampak seperti ada lapisan hitam yang mengganggu terjadinya proses asimilasi daun, hingga menyebabkan adanya mati ranting. Kutu-kutu ini ditularkan oleh bermacam-macam semut yang menyukai cairan manis yang dihasilkan kutu tersebut. Cara pemberantasannya antara lain: (i) disemprot dengan endrin 1% atau dengan medol 0,5%, dan (ii) memberantas semut-semut, karena menganggu saat dilakukan pemungutan hasil. c. Rayap Rayap sangat mengganggu tanaman muda dengan menyerang akar-akar tanaman yang baru saja dipindahkan. Cara pemberantasannya adalah dengan —pemberian insektisida, 2. Penyakit-penyakit tanaman cengkeh yang terpenting adalah: a. Penyakit daun Penyebabnya: cendawan Glorosporium piperatum dan Cylindrocladium quingeseptatum. Penyakit ini banyak terjadi di persemaian dan pertanaman, pada tempat-tempat yang terlampau gelap. Gejala: adanya bercak-bercak berwarna kuning kecoklatan, dapat meluas dengan mendadak melalui serangan angin kencang (G. piperatum). Sedangkan yang disebebkan oleh C. quingeseptatum, pada daun terdapat bercak-bercak merah atau merah kecoklatan yang dibagian tengahnya berwarna putih. Pemberantasan: (i) mengurangi peneduh, dan (ii) menyemprot dengan Koperoxy-chloride 0.5%, terutama setelah terjadi angin kencang. b. Penyakit ganggang Penyebab: ganggang Chepaleuros mucodera, yang diserang adalah daun, baik di persemaian maupun di pertanaman. Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak kecil berwarna merah, ditengah-tengahnya terdapat bintik-bintik kuning. Pada intensitas serangna yang keras, daun bisa gugur dan menimbulkan semacam mati ranting. Penyakit ini sering timbul bila tanaman kekurangan peneduh atau bila tanaman kekurangan zat-zat makanan. Pencegahan: (i) memberi peneduh secukupnya dan pemeliharaan yang tepat., dan (ii) pemberian pupu semprot berupa Koperoxy chloride 0,5%. c. Mati ranting (Die-back) Penyebab: perakaran dan hara. Sebagian akarnya busuk atau pengambilan zat-zat hara pada sebagian tanaman terganggu. 26 Penyakit ini banyak terjadi pada tanaman yang berumur lima tahun ke atas. Juga dapat disebabkan oleh pengaruh keadaan (fisiologis). Gejala: daun dari beberapa cabang berubah warna menjadi kuning, layu, kemudian berguguran. Terik sinar matahari menyebabkan cabangnya mati, sehingga sebagan pohon cabangnya gundul. Pencegahan: (i) memperbaiki drainase, (ii) membuat lubang angin di luar tajuk, (iii) menggemburkan tanah, dan (iv) melakukan pemumpukan sempurna. d. Mati bujang Ini adalah suatu penyakit yang sangat penting, karena dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar. Penyebab: keadaan tanah yang tidak cocok, system drainase yang kurang baik, adanya lapisan padas yang dangkal dan tidak dapat menyerap air, atau adanya tanah liat yang becek saat musim hujan dan retak-retak saat musim kemarau. Gejala: kematian dari puncak pohon yang meluas ke bawah pohon. Pohon hampir menjadi gundul, daun yang tidak gugur berwarna hiaju suram, kadang-kadang kuning kemudian layu dan akhirnya tanaman akan mati. Pencegahan: saat menanam perlu memilih tanah yang cocok dengan system drainase yang baik. Dilakukan 27. penggemburan tanah dengan cara memebri pupuk organic yang telah matang betul. e. Mati kekeringan Tanaman cengkeh yang masih muda tidak tahan terhadap musim kemarau yang panjang. Mati kekeringan dapat dicegah dengan pemberian atap (peneduh) dan melakukan penyiraman secukupnya. Pohon yang sudah berumur 8 — 10 tahun memerlukan penyiraman + 20 liter. PANEN DAN PASCA PANEN PANEN Masing-masing daerah waktunya tanaman berbunga itu tidaklah sama. Hal ini sangat tergantung pada keadaan iklim setempat, tinggi tempat dan faktor-faktor lain yang sangat bersar pengaruhnya. Maka mulai berbunga dan waktu pemungutannya pun tidak sama. e¢ Di Sumatera ; tumbuh kuncup bunga antara bulan Oktober-November maka musim panennya sckitar bulan April -Juni e¢ Di Jawa : Tumbuh kuncup bunga antara bulan November-Januari maka panennya jatuh pada bulan Mei-Juli e Di Maluku : Tumbuh kuncup bunga antara bulan Mei- Juli dan waktu panennya pada bulan Oktober-Januari Waktu Pemetikan Di atas telah dijelaskan bahwa waktu cengkch berbunga itu di setiap daerah tidak sama. Maka sebagai gambaran, di 28 bawah ini diketengahkan masa-masa berbunga atau panen yang berbeda. e Pada umumnya cengkeh berbunga itu di Indonesia itu satu tahun sekali, demikian pula waktu panennya. Walaupun waktu panen itu makan waktu minimal tiga bulan, lebih-lebih bila luas arealnya luas, panennya tidak cukup 3-4 bulan. Tanaman yang normal setelah umur 15-20 tahun bisa menghasilkan sekitar 3 kg per pohon. Ini adalah merupakan suatu perhitungan | yang normal. Memang sering dialami ada pohon yang menhasilkan lebih dari 5 kg cengkeh kering tiap pohon, tetapi pada suatu ketika ada pohon yang sama sekali tidak berbuah sesuai dengan siklusnya. Jadi perhitungan secara normal adalah diambil rata- ratanya saja + Di Malagasi juga hanya ada satu musim panen yang pendek saja yakni musim kemarau mulai pertengahan Oktober hingga Desember yang berarti satu tahun hanya satu musim berbunga. e Di Zanzibar, terdapat dua musim berbunga yang berarti dua musim panen yaitu, panen besar mulai Juli-September dan panen kecil musim November- Januari. Produksi pertahun rata-rata 3 kg tiap pohonnya. Perbedaan tingkat pemasakan bunga, waktu panen, tepatnya waktu pemetikan dan teknik pengolahan hasil akan menyebabkan kualitas hasik yang berbeda pula. Sedang di dachah penghasil cengkch yang musim kemaraunya bersamaan, tetapi berlainan lokasinya, maka musim panennya juga berbeda. Juga pengaruh pola hujan, 22 temperature dan tinggi tempat pertanaman akan membawa pengaruh yang berbeda pula. Oleh karena itu, pemetikan harus dilakukan pada tingkat kemasakan yang tepat yakni pada waktu bunga berwarna pucat yang sebelumnya itu berwarna hijau, kemudian menguning akhirnya keunguan muda dan merah tua. Saat yang paling bagus adalah pada saat kepala buah yang terdiri dari mahkota bunga masih tertutup dan bundar bentuknya, berisi dan mengkilat. Apabila bunga itu warnanya menjadi merah muda berarti sebentar lagi akan membuka. Jika pemetikan dilakukan terlalu awal, maka akan menghasilkan cengkeh kering yang keriput, _berat rendemennya sangat kurang, kadar minyak kurang schingga harganya pun rendah. Sedangkan jika pemetikannya terlambat misalnya bunga banyak yang mekar akan meghasilkan cengkeh kering yang tidak berkepala schingga ruas dan aromanya sangat berkurang. Itulah sebabnya, maka pemetikan cengkeh harus dilakukan pada waktu yang tepat . pemetikan biasanya dilakukan setelah ada beberapa bunga yang membuka dalam pohon itu, misalnya ada 2-3 yang sudah membuka. 30 CARA PEMETIKAN Bunga cengkeh yang sudah tua atau masak untuk dipungut jangan dibiarkan sampai mekar. Sebelum dilakukan pemetikan, dibawah tajuk pohon harus dibersihkan terlebih dahulu, maksudnya bila ada bebrapa bunga yang jatuh diwaktu pemetikan mudah dipungut. Adapun cara pemetikannya tergantung keadaan tanaman itu sendiri e Apabila tanaman itu belum tinggi, pemetikan dapat dilakukan cukup dengan berdiri mengelilingi pohon yang paling bawah. Selanjutnya kalau pohon agak tinggi dapat menggunakan kait supaya lebih mudah. ¢ Kalau tanaman sudah cukup besar dan tinggi, lebih baik menggunakan tangga yang berkaki tiga, tangga itu mudah dipindah-pindahkan. e Pada pohon yang sangat besar, yang umumnya lebih dari 25 tahun pemetikannya bisa dilakukan dengan memanjat pohon dengan menggunakan kait sebab rantingnya dapat ditarik dengan kait itu schingga memudahkan pemetikannya. Tapi pekerjaan ini hanya dapat dilakukan pada ranting-ranting yang dekat dengan btang pokok. Yang lebih sulit batang sudah tinggi dan besar. Maka untuk keperluan ini, pada sekitar pohon itu harus diberi tiang dari bambu, diberi palang-palang dan diikat kuat-kuat sehingga bisa dipergunakan untuk memnjat dengan demikian pemungutan dapat dilakukan lebih mudah. Sebagaimana diketahui bunga cengkeh itu terdapat pula pucuk-pucuk ranting yang jauh dari batang atau cabang, maka pemungutannya harus pandai jangan sampai merusaknya. 31 Alat yang diperlukan untuk panen cengkeh antara lain karung berukuran kecil atau keranjang bambu dan karung besar. Apabila sudah tinggi dan kita tidak dapat menjangkau dengan tangan, maka diperlukan tangga segitiga berkaki empat. Pemetikan yang lazim dilakukan yaitu dengan jalan mematahkan rumpun bunga pada bukunya sehingga sepasang daun akan ikut terpetik. Tetapi cara demikian sebenarnya kurang baik, sebaiknya yang dipetik hanya tandannya saja, sepasang daun pada tandan tidak usah diikut sertakan. Maksudnya untuk memperbanyak jumlah sirung baru yang keluar dari pemetikan kelak. Bunga cengkeh dipetik pertandan tepat di atas buku daun berakhir dengan menggunakan kuku jari atau pisau yang kecil dan tajam. Daun termuda yang berdekatan dengan bunga tidak boleh ikut dipetik agar tidak menggangu pertumbuhan tunas berikutnya. Apabila daun ikut terpetik, dapat mengurangi jumlah tunas hingga 1/3 -1/2 bagian. Bunga yang sudah dipetik dimasukkan kedalam keranjang atau karung kecil yang sudah disediakan dan dibawa mengikuti geraknya arah pemetikan. Setelah penuh, cengkch dipindahkan karung besar kemudian dibawa kesuatu tempat pemroses selanjutnya. Rata-rata satu hari kerja seseorang dapat memperoleh 20-30 kg cengkch segar. Hal ini sangat tergantung pada banyaknya cengkeh yang bisa dipetik dan juga keterampilan mereka (pekerja). Satu pohon cengkch biasanya dipetik 3-4 kali bahkan ada yang sampai 6 kali dengan jarak S-7 hari. Hal ini tergantung pada umur dan besarnya pohon. Untuk suatu kebun luas yang terdapat ribuan pohon dengan jenis yang berlainan, pemetikannya bisa makan waktu 3-4 bulan. 32 PASCA PANEN Untuk mendapatkan hasil yang bermutu baik, masalah pengolahan juga perlu untuk diperhatikan dengan seksama. Pengolahan cengkeh dilakukan dengan melalui beberapa tahap yaitu sortasi basah, pemeraman, pengeringan, sortasi kering dan penyimpanan. 1. Sortasi basah Sortasi basah dilakukan segera setelah cengkeh tiba di tempat pengolahan. Sortasi ini dilakukan dengan memisahkan bunga dari tangkainya dan menempatkannya pada tempat yang berbeda. Bunga dan tangkai cengkeh perlu dipisahkan karena mempunyai harga da mutu yang berbeda. Sortasi ini sangatlah penting untuk diperhatikan karena jika tangkai dan bunga tercampur maka akan menurunkan mutu 2. Pemeraman Bunga dan tangkai yang telah dipisahkan, masing-masing dimasukkan kedalam karung atau peti untuk selanjutnya diperam sclama 24 jam. Selain untuk mempersingkat waktu pengeringan, pemeraman juga dapat memperbaiki warna cengkeh menjadi cokelat mengkilap. 3. Pengeringan Setelah pemeraman, proses selanjutnya yaitu pengeringan dengan harapan kadar air cengkeh turun hingga 12 %-14%. Bila kadar air lebih dari 14% cengkeh mudah terserang jamur sehingga tidak tahan disimpan. Sedangkan jika kadar air di bawah 12 % cengkeh akan mudah hancur sehingga mutunya rendah. 33 Pengeringan dapat dilakukan secara alami atau kombinasi cara buatan dan cara alami. Pengeringan dengan cara alami dapat dilakukan dengan menjemur cengkeh di bawah terik matahari dengan menggunakan lantai beton atau anyaman bambu. Pengeringan secara alami umumnya__ tidak mengalami banyak hambatan karena pada umumnya cengkch dipanen pada musim kemarau. Apabila tidak ada mendung, cengkeh sudah dapat kering dalam waktu 5-6 hari, Tanda bahwa cengkch sudah kering dengan kadar air sekitar 12 %-14 % adalah mudah patah bila ditekan. Di perkebunan pesar, kadar air diukur dengan alat pengukur kadar air. Pengeringan dengan cara buatan dilakukan dengan mesin pengering dengan menggunakan bahaan bakar minyak atau kayu. Namun mesin hanya boleh digunakan untuk mengeringkan cengkeh hingga kadar air 22-25 %. Dengan demikian perlu dilakukan pengeringan dengan cara alami dibawah terik matahari hingga kadar air mencapai 12- 14 %. Pengeringan dengan mesin tidak boleh mencapai kadar air 14% dan suhu lebih dari 56 derajat Celcius karena dapat menyebabkan rusaknya senyawa-senyawa cengkeh atau hancurnya cengkeh. Kombinasi pengeringan dengan cara alami dan buatan memiliki beberapa keuntungan yaitu waktu pengeringan lebih pendek (2-3 hari), aroma cengkeh lebih tajam serta warna lebih seragam dan mengkilap. 34 4. Sortasi kering dan Pengemasan Pada tahap sortasi, cengkeh dipisahkan dari kotoran-kotoran dengan cara ditampi menggunakan tampah. Cengkeh yang sudah bersih dimasukkan ke dalam karung kecil berkapasitas 30-40 kg atau karung berkapasitas 50-60 kg kemudian dijahit zig zag. Cengkeh yang telah dikemas dalam karung siap untuk dipasarkan atau disimpan untuk bebrapa waktu. Penyimpanan dilakukan di gudang yang tidak lembab, mempunyai banyak yentilasi dan berlantai semen. Di atas lantai dibuat para-para dari balok kayu yang kuat setinggi 25-30 cm kemudian karung _ berikut cengkehnya disusun di atasnya. 35

You might also like