Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Atonia Uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan post
partum dini (50%). Dan merupakan alasan paling sering untuk melakukan
histerektomi peripartum. Kontraksi uterus merupakan mekanisme utama
untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia uteri terjadi
karena kegagalan mekanisme ini.
Perdarahan post partum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi
serabut-serabut miometrium yang mengelilingi pembuluh darah yang
memfaskularisasi daerah implantasi plasenta. Atonia uteri terjadi apabila
serabut-serabut miometrium tersebut tidak berkontraksi. Batasan atonia
uteri adalah uterus yang tidak berkontraksi setelah janin dan plasenta lahir.
1.2
Tujuan
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui tentang konsep atonia uteri.
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat memahami konsep Atonia Uteri.
2. Mahasiswa dapat melakukan Asuhan Keperawatan kepada pasien
Atonia uteri.
BAB II
TINJAUAN TEORI
normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba
padat.
Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu: fundus uteri yaitu bagian
corpus uteri yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi, corpus
uteri merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri
dan berbentuk
segitiga,
dan
seviks
uteri
yang
berbentuk
pembuluh darah
limfe dan urat saraf, meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen
1. Lapisan otot
a) Lapisan luar: seperti Kapmelengkung dari fundus uteri
menuju ligamentum
b) Lapisan dalam: berasal dari osteum tuba uteri sampai osteum
uteri internum
c) Lapisan tengah: terletak di antara kedua lapisan tersebut
membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan
tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena.
Lengkungan serabut otot ini membentuk angka dan sehingga
saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat dengan
demikian perdarahan dapat terhenti.
kehamilan
ganda,
janin
makrosomia,
polihidramnion
atau
endomiometritis,
septikemia),
hipoksia
akibat
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.4 Patofisiologi
Perdarahan obstetri sering disebabkan oleh kegagalan uterus untuk
berkontraksi secara memadai setelah kelahiran. Pada banyak kasus,
perdarahan postpartum dapat diperkirakan jauh sebelum kelahiran.
Contoh-contoh ketika trauma dapat menyebabkan perdarahan postpartum
anatara lain kelahiran janin besar, pelahiran dengan forseps tengah, rotasi
forseps, setiap manipulasi intrauterus, dan mungkin persalinan pervaginam
setelah seksio sesarea (VBAC) atau insisi uterus lainnya. Atonia uteri yang
menyebabkan perdarahan dapat diperkirakan apabila digunakan zat-zat
anestetik berhalogen dalam konsentrasi tinggi yang menyebabkan relaksasi
uterus (Gilstrap dkk, 1987).
gumpalan, hal ini terjadi karena trombokplastin sudah tidak mampu lagi
sebagai anti pembeku darah.
4. Konsistensi Rahim Lunak
Gejala ini merupakan gejala terpenting atau khas atonia dan yang
membedakan dengan penyebab perdarahan yang lain
5. Fundus uteri naik
Disebabkan adanya darah yang terperangkap dalam cavum uteri dan
menggumpal.
Terdapat tanda-tanda shock diantaranya;
a. Nadi cepat dan lemah (110 kali/ menit atau lebih
b. Tekanan darah sangat rendah : tekanan sistolik < 90 mmHg
c. Pucat
d. Keriangat/ kulit terasa dingin dan lembap
e. Napas cepat frekuensi 30 kali/ menit atau lebih
f. Gelisah, binggung atau kehilangan kesadaran
g. Urine yang sedikit ( < 30 cc/ jam)
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Golongan darah : menentukan Rh, ABO dan percocokan silang
2. Jumlah darah lengkap
Menunjukkan penurunan Hb/Ht dan peningkatan jumlah sel darah
putih (SDP) (Hb saat tidak hamil:12-16gr/dl, saat hamil: 10-14gr/dl. Ht
saat tidak hamil:37%-47%, saat hamil:32%-42%. Total SDP saat tidak
hamil 4.500-10.000/mm3. saat hamil 5.000-15.000)
3. Kultur uterus dan vagina
Mengesampingkan infeksi pasca partum
4. Urinalisis
Memastikan kerusakan kandung kemih
5. Profil koagulasi
Peningkatan degradasi, kadar produk fibrin/produk split fibrin
(FDP/FSP), penurunan kadar fibrinogen : masa tromboplastin partial
diaktivasi, masa tromboplastin partial (APT/PTT), masa protrombin
memanjang pada KID
6. Sonografi : menentukan adanya jaringan plasenta yang tertahan.
2.7
Penatalaksanaan
1. Kenali dan tegakan diagnosis kerja atonia uteri.
2. Masase uterus, berikan oksitosin dan ergometrin intravena, bila ada
perbaikan dan perdarahan berhenti, oksitosin dilanjutkan perinfus.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan.
Pengkajian yang benar dan terarah akan mempermudah dalam
merencanakan tindakan dan evaluasi dari tidakan yang dilakasanakan.
Pengkajian dilakukan secara sistematis, berisikan informasi subjektif dan
objektif dari klien yang diperoleh dari wawancara dan pemeriksaan fisik.
Pengkajian terhadap klien post meliputi:
a. Anamnesa
1. Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan,
alamat, medical record
2. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik,
hemofilia, riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan
kompresi pembuluh darah, tempat implantasi plasenta, retensi
sisa plasenta.
b) Riwayat kesehatan sekarang
10
kehamilan,
cara
11
dan minum pada masa nifas harus bermutu dan bergizi, cukup
kalori, makanan yang mengandung protein, banyak cairan,
sayur-sayuran dan buah buahan.
b) Eliminasi, meliputi pola dan
defekasi,
jumlah
warna,
12
3.
4.
5.
6.
Hidung
Gigi dan mulut
Leher
Buah dada / payudara
a) Peningkatan pigmentasi areola putting susu
b) Bertambahnya ukuran dan noduler
darah pulmonal.
Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
Diafragma meninggi.
Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada
8. Abdomen
a) Menentukan letak janin
b) Menentukan tinggi fundus uteri
9. Vagina
a) Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan
( tanda Chandwick)
b) Hipertropi epithelium
10. System musculoskeletal
a) Persendian tulang pinggul yang mengendur
b) Gaya berjalan yang canggung
c) Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan
diastasis rectal
d. Pemeriksaan Khusus
Observasi setiap 8 jam untuk mendeteksi adanya tanda-tanda
komplikasi dengan mengevaluasi sistem dalam tubuh. Pengkajian ini
meliputi :
1. Nyeri/ketidaknyamananNyeri
plasenta
tekan
uterus
(fragmen-fragmen
tertahan)
13
3. Sistem Reproduksi
a) Uterus diobservasi tiap 30 menit selama empat hari post partum,
kemudian tiap 8 jam selama 3 hari meliputi tinggi fundus uteri
dan posisinya serta konsistensinya
b) Lochea diobservasi setiap 8 jam selama 3 hari terhadap warna,
banyak dan bau
c) Perineum diobservasi tiap 8 jam untuk melihat tanda-tanda
infeksi, luka jahitan dan apakah ada jahitannya yang lepas
d) Vulva dilihat apakah ada edema atau tidak
e) Payudara dilihat kondisi areola, konsistensi dan kolostrum
f) Tinggi fundus atau badan terus gagal kembali pada ukuran dan
fungsi sebelum kehamilan (sub involusi)
4. Traktus urinarius
Diobservasi tiap 2 jam selama 2 hari pertama. Meliputi miksi lancar
atau tidak, spontan dan lain-lain
5. Traktur gastro intestinal
Observasi terhadap nafsu makan dan obstipasi
6. Integritas Ego : Mungkin cemas, ketakutan dan khawatir
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia
2. Ancietas berhubungan dengan ancaman perubahan pada status kesehatan
atau kematian.
3. Nyeri berhubungan dengan trauma atau distensi jaringan.
4. Resiko tinggi terjadi Infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.
14
3.3
No
Rencana Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Perubahan
Tujuan
perfusi
jaringan
jaringan
adekuat
berhubungan
Kreteria hasil : - status nutrisi, tinggi dan sebelumnya dari kesehatan yang
dengan
kesadaran normal
hipovalemia
TTV stabil
perfusi a.
Rasional
Perhatikan
kembali sebelum
dan
kehilangan
darah.
berat badan.
Kaji darah.
buruk
Status
yang
meningkatkan
ada
luasnya
Denyut nadi perifer b. Pantau tanda vital; catat b. Luasnya keterlibatan hipofisis
kuat
dihubungkan
dengan
Peningkatan
detik
frekuensi
Perhatikan
kesadaran
dan
perubahan prilaku.
tanda
lanjut
dan
Pada
kompensasi
15
lidah,
perhatikan
kulit.
sianosis
dan
Beri
terapi
sesuai kebutuhan.
Tujuan:
berhubungan
dengan
atau hilang.
klien
ancaman
Kriteria Hasil:
perubahan
Evaluasi
pemberian
oksigen.
Ancietas
pada
a.
Memudahkan
terhadap
perawatan.
Persepsi
kesalahan ancietasnya.
koinsep.
kesehatan atau
b.
Evaluasi
kematian
vital
Sampaikan
tenang,
fisiologis,
tachipnea, diperberat
mendukung.
mungkin
atau
karena
ini
dapat
dikomplikasi
sikap c.
Dapat
membantu
dan mempertahankan
emosional
klien
kontrol
dalam
berespon
terhadap
perubahan
status
fisiologis.
Membantu
dalam
Bantu
klien
berikan informasi,
16
memperbaiki
kesempatan
untuk
pada
klien kesalahan
konsep,
mengungkapkan meningkatkan
perasaan.
dan
perspektif,
3.
Nyeri
Tujuan:
berhubungan
Nyeri
atau
nyeri
jaringan.
perineal
Ketidaknyamanan
- Skala nyeri 0 (0- menetap, perasaan penuh karena tekanan dari hemaoragik
10)
-Klien
pada
kontraksi tersembunyi
kevagina
atau
tenang.
-Klien
vagina,
abdomen.
abdominal
tidak
mungkin
sebagai
meringis.
tertahannya
bagian-bagian
dan
abdomen,
dapat
Kaji
kemungkinan b.
Situasi
darurat
dapat
ansietas,
yang
memperberat
persepsi ketidaknyamanan.
c.
Berikan
kenyamanan
pemberian
tindakan c.
Kompres
seperti meminimalkan
kompres
es menurunkan
dingan
edema,
dan
hematoma
serta
nyeri,
panas
17
resorbsi
d.
Berikan
narkotik,
analgesik, d.
atau
sedativa ancietas,
sesuai indikasi
4.
Resiko
tinggi Tujuan
: a.
nimalkan
Menurunkan
nyeri
dan
meningkatkan
relaksasi.
Demonstrasikan a.
Mencegah
kontaminasi
SDP normal
terkontaminasi
Tidak
ada
tanda pembalut,
misalnya
tissue,
dan
nyeri, pada
tanda
vital
pertama
pasca
partum),
atau
leukositosis
tachikardia,
dengan
perpindahan
kekiri
menandakan infeksi.
c.
Perhatikan
malaise,
anoreksia,
nyeri
tekan kemungkinan
sistemik,
menimbulkan
d.
Selidiki
pernapasan efektif.
(perubahan
18
pada
bunyi
napas,
batuk
produktif,
frekuensi,
nyeri).
e. Kaji keadaan Hb atau e. Anemia
Ht. Berikan suplemen zat infeksi,
besi sesuai indikasi.
menyertai
memperlambat
3.4 Evaluasi
1. Tidak terjadi perdarahan
2. Rasa nyeri yang dirasakan klien dapat teratasi
3. Tidak terjadi shock hipovolemik dan tidak ada ansietas
19
sering
BAB IV
PENUTUP
3.5 Kesimpulan
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum
dini (50%). Atonia Uteri disebut juga sebagai suatu kondisi dimana
miometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang
keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali.
(April,2007).
Perdarahan Post Partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 cc
dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir. Pada kasus perdarahan
terutama perdarahan post partum, Atonia Uteri menjadi penyebab lebih
dari 90% perdarahan pasca persalinan yang terjadi dalam 24 jam setelah
kelahiran bayi.
3.6 Saran
1. Institusi Penyelenggara Kesehatan
Tenaga kesehatan dapat menangani secara optimal salah satu penyebab
kematian ibu yakni karena atonia uteri dengan cara memberikan
pelatihan kepada tenaga kesehatan, memperkaya intelektual dengan
pengetahuan (tren & issue) yang baru hingga terbentuk tenaga
kesehatan yang terampil, update dan professional.
2. Institusi Pendidikan
Institusi dapat membekali peserta didik dengan pengetahuan yang
matang mengenai patologis proses kelahiran dalam menciptakan calon
tenaga kesehatan yang professional dan berkualitas.
20
21