Professional Documents
Culture Documents
Berita Gereja
Ekaristi harian dalam
minggu ini Senin s/d Jumat
Pukul 05.30 di Gereja.
Sabtu pukul 06.00 di
Susteran PRR Mekarsari.
Rabu, 22 Juli : Peringatan
Wajib Sta. Maria
Magdalena
Sabtu,25 Juli : Pesta Sto.
Yakobus, Rasul
TIDAK DIPERKENANKAN BAGI
UMAT UNTUK MEMARKIRKAN
KENDARAAN DI HALAMAN
RUMAH PINTAR, GPIB GIDEON,
MINI MARKET, DAN LAPANGAN
MAKO BRIMOB.
Gereja Katolik
Paroki Santo Thomas
Kelapadua
halaman 1
Kedua, Yesus menaruh sikap berbelas kasihan kepada orang banyak. Ketika Yesus
berdarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hatinya oleh belas
kasihan kepada mereka (Mrk. 6:34). Belas kasihan adalah perasaan yang bisa menggerakkan
hati sanubari orang. Perasaan ini membuat seseorang merasa empati atas kesusahan dan
penderitaan sesamanya; dan disertai dorongan yang kuat untuk menolong. Kita bisa mengerti
bagaimana Yesus saat itu: melihat orang-orang sederhana dari Galilea, yang bergairah ingin
mendengarkan Kabar Baik dari Allah dan kerahiman-Nya. Maka Yesus membiarkan mereka
berada di tempat itu dan mulai mengajar serta memberitakan Kabar Baik tengang
pengampunan dan harapan. Mereka itu sama seperti domba-domba tanpa gembala, kata
Tuhan Yesus.
Ketiga, Yesus tampil sebagai gembala yang baik dan sekaligus sebagai pemimpin yang
sejati, yang menjadi pendamping dan mengantar mereka ke padang rumput yang abadi. Di
sinilah Yesus mulai mengajarkan bahwa manusia itu memang perlu saat istirahat untuk
melakukan refleksi, mengendapan diri atas karya, pelayanan dan pastoral kita. Dalam injil
tadi, Yesus menunjukkan kepada kita bahwa dalam kesibukannya, Ia selalu berusaha untuk
menarik diri ke tempat yang sunyi dan beristirahat sejenak. Dan Yesus pun mengajak muridmuridNya. Artinya kita diharapkan juga bisa melakukan seperti yang dikehendaki oleh Yesus.
Agar di tempat yang sunyi dan dalam keheningan hati, kita bisa bertemu dan berbicara dengan
Allah Bapa.
Sekarang Yesus merelakan waktu istirahatnya, tetapi kelak Yesus akan merelakan nyawaNya untuk menyelamatkan manusia, termasuk kita. Dengan penuh kasih, Yesus Kristus
menjaga, memelihara dan memberikan perlindungan dan kehidupan kepada segenap umatNya. Yesus mengenal baik semua kelemahan kita, kekurangan kita dan kedosaan kita; namun
Yesus tidak pernah menghukum kita, sebaliknya Yesus mengampuni kita dan menerima kita
apa adanya serta memungkinkan kita untuk bisa berkembang, berbuah dalam perkataan,
tindakan dan perbuatan. Amin.
o0o
halaman 2
Pada hari Minggu, 12 Juli 2015, diadakan pelantikan Pengurus DPP & DKP St. Thomas
Periode 2015 2018 dalam sebuah Perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi yang dimulai pada
pukul 08.00 WIB ini sungguh istimewa karena dipersembahkan secara konselebrasi, dengan
konselebran utama Bapak Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM. Selanjutnya
Bapak Uskup didampingi oleh Pastor Paroki, RD Robertus Eeng Gunawan, lalu RD Albertus
Kurniadi, RD Yustinus Joned Saputra, sebagai pastor rekan Paroki St. Thomas, dan Sekretaris
Keukuskupan Bogor RD Monang Damanik.
Dalam homilinya, Mgr. Paskalis, mengajak umat Paroki St. Thomas untuk bernyanyi
sebuah lagu sederhana. Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku. Ya,
kita umat Paroki St. Thomas terikat dan bahagia sebagai orang Katolik. Kita menyatakan diri
menjadi orang Katolik itu karena beriman dan percaya kepada yang tersalib, yaitu Yesus dari
Nasareth, yang merupakan utusan Allah dan Allah itu sendiri.
Beriman Katolik tidak hanya hidup baik saja. Bila demikian bukanlah orang Katolik
karena tidak mengenal Yesus, yang dimulai dari pembaptisan yang kita terima. Yesus
memberikan bimbingan kepada orang Katolik untuk menjadi manusia yang sehat jasmani dan
rohani serta memiliki kepekaan sosial dalam hidup bermasyarakat.
Bapa Paus mengajak kita sebagai umat Katolik yang bersukacita dan berbahagia. Orang
yang berbahagia adalah orang yang menyebarkan sukacita. Dan merayakan Ekaristi adalah
sebagai bentuk keterikatan dengan Yesus. Beriman berarti terikat pada Yesus, dan kita
mempunyai tugas untuk mengenal Yesus. Pengenalan kita kepada Yesus diawali dengan
baptis. Yesus telah memanggil kita dan kita menanggapi panggilan-Nya, lalu kita diutus dan
diberi kuasa oleh Roh Kudus. Kita dipanggil bukan untuk diri sendiri tetapi untuk mewartakan
Injil dan kasih kepada sesama. Nah, pengurus DPP dan DKP yang terpilih di antara umat
pilihan Allah, bukan hanya mengatur organisasi Gereja saja, tetapi terikat pada Yesus dan
mempunyai tugas untuk mewartakan kasih Yesus.
Gereja yang bercorak misioner berarti pergi kepada sesama. Kita diajak untuk menjadi
militan dalam iman bersama Yesus, yang berarti tidak akan merusak orang lain, tetapi
membawa sukacita pada sesama di sekitar kita. Roh Yesus itu mempersatukan untuk
mewartakan kasih Tuhan dan membangun persekutuan. Pengurus DPP dan DKP mempunyai
tugas untuk membangun persekutuan, membangun komunio yang dijiwai oleh semangat
sukacita agar Gereja bertumbuh dan berkembang.
Persekutuan Gereja di Paroki St. Thomas terlihat bukan hanya diri sendiri, tetapi dari
orang yang sudah sepuh, bayi, anak-anak, orang muda, dan orang tua. Mereka yang sudah
sepuh memberikan kesaksian bahwa mereka setia untuk mengikuti Yesus. Bayi-bayi yang
diajak ke Gereja itu berarti ayah-ibunya sedang memberikan yang terbaik bagi anaknya.
Sementara anak-anak muda mewakili Gereja yang berdarah muda, sedangkan orang dewasa
menandakan bahwa Gereja sudah dewasa. Kita diberikan tugas oleh Tuhan sendiri dan kita
mampu melaksanakan karena terikat pada Tuhan kita, yaitu Yesus sendiri.
Gereja berbasiskan keluarga
Pertemuan selanjutnya oleh Mgr. Paskalis dengan para pengurus DPP & DKP St.
Thomas, serta Pengurus Stasi, Ketua Lingkungan dan Ketua Wilayah, diadakan di aula. Mgr.
Paskalis menyatakan bahwa kita memimpikan sebuah Gereja Keuskupan Bogor yang
berbasiskan keluarga. Gereja menjadi rumah yang menyambut semuanya. Gereja yang
bersukacita secara Injili. Gereja yang berbelaskasih dan atas kemurahan hati Allah.
Berbasiskan keluarga berarti ada kebersamaan antara bapak-ibu dan anak dalam Gereja.
Teks Inspiratif yang mendasari kebersamaan bapak-ibu dan anak bisa dibaca dalam Luk. 2:4152 bdk Mat. 2:13-15. Keluarga sebagai Gereja rumah tangga bisa dicontohkan sebagai makan
bersama dalam sebuah keluarga, di mana meja makan atau tikar (bila lesehan) diibaratkan
sebagai altarnya. Keluarga menjadi tempat untuk menyampaikan nilai-nilai keluarga Katolik.
Semagat kekeluargaan dalam keluarga Katolik diperlebar jangkauannya. Keluarga kita mesti
membangun relasi bersaudara dengan alam semesta ciptaan Allah Bapa yang satu dan sama.
Meski banyak tantangan faktual dalam kehidupan keluarga, yang merupakan suka-duka
kehidupan, tapi semangat kekeluargaan tak boleh hilang. Diharapkan di tiap Paroki kini ada
pendampingan terutama bagi keluarga-keluarga yang bermasalah. Juga diharapkan agar Paroki
mendukung penyegaran bagi keluarga-keluarga Katolik. Selamat bertugas bagi pengurus
DPP & DKP St. Thomas periode 2015 2018. (K. Tatik)
halaman 3
SAB, 25/07
MGG, 26/07
MGG, 26/07
MGG, 26/07
MGG, 26/07STASI
Pkl.
Koor
Pemandu Umat
18.00
06.00
08.00
18.00
GEMA EFATA
ANTONIUS W1
IKKSU
CAROLUS W7
IGN. LOYOLA W5
BARTOLOMEUS W6
NIKOLAS W1
RATU ROSARI W9
07.00
PASKALIS W11
B. PENCIPTA W10
Tata Bunga
PIUS X
W1
Petugas Liturgi
Hari/Tanggal
hrd.dwimitra@gmail.com
Ucapan Syukur
Terima kasih serta puji dan syukur bagi Tuhan Yesus dan Bunda
Maria atas terkabulnya permohonan kami melalui Doa Novena St.
Yudas Tadeus. _Julia Dharmawan_
Pengumuman Perkawinan
Andreas Genesius Adhi Widyanto dari lingkungan Gregorius Agung dengan
Elfrida Astria Dewi dari lingkungan St. Maria
Yosep Manasye Naibaho dari Juanda dengan Emilia Tias Diah Setiari dari
Paroki St. Perawan Maria Sapta Kedukaan Bandung
#1
#2
#3
halaman 4
Bagi umat yang mengetahui adanya halangan atas rencana perkawinan tersebut;
WAJIB memberitahukan kepada Pastor Paroki.