You are on page 1of 38

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KULIT DAN KELAMIN

RSUD ARJAWINANGUN
2015

IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Alamat
Pekerjaan
Agama
Status Pernikahan
Tgl. Masuk

:
:
:
:
:
:
:
:

Tn. M
Laki-laki
41 tahun
Kertasemaya
Pegawai
Islam
menikah
26 Juni 2015

ANAMNESA
Keluhan Utama:
Bisul-bisul kecil yang perih di wajah

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

bisul-bisul kecil berwarna kekuningan di tepi hidung sebelah


kanan yang perih sejak 2 hari SMRS.
Berawal sebagai satu bisul kecil yang pecah berisi cairan
berwarna kekuningan, tidak lengket dan kemudian bisul serupa
bertambah banyak di sekeliling bisul awal.
Nyeri dirasakan timbul bersamaan dengan munculnya bisul.
Tidak terdapat kelainan kulit yang sama di bagian lain tubuh.
Tidak ada timbul bengkak atau benjolan pada tangan, kaki atau
sariawan.
Tiga hari sebelum bisul muncul, pasien mengalami demam 3 hari
dan batuk serta nyeri tenggorokan.
Tidak ada riwayat trauma pada wajah.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien menyangkal keluarga mengalami keluhan yang sama
seperti pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
Riwayat cacar air disangkal.

Riwayat Alergi
Alergi obat, cuaca, debu disangkal. Tes alergi belum pernah
dilakukan.

Riwayat Pengobatan
Tidak ada.

PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Pernafasan
Suhu

: Compos mentis
: 110/70 mmHg
: 84 x/menit
: 20 x/menit
: afebris

Status Generalis
Kesadaran : compos mentis
Keadaan umum: baik
Kepala/ leher
: dbn
Wajah
: Lihat status
dermatologis
Thoraks
: dbn
Abdomen : dbn
Ekstremitas : dbn
Genitalia
: dbn

Lokasi : Wajah
Inspeksi :
tampak vesikel-vesikel
dengan dasar eritem,
herpetiformis, disertai
dengan krusta berwarna
kuning pada nasolabialis
kanan.

RESUME

Pasien laki-laki, 41 tahun, mengalami vesikel-vesikel yang


perih pada nasolabialis kanan sejak 2 hari SMRS. Vesikel
berwarna kekuningan. Vesikel pecah, memberikan cairan
yang tidak lengket, membentuk krusta dan vesikel
bertambah. Nyeri dirasakan timbul bersamaan dengan
munculnya bisul. Tiga hari sebelum bisul muncul, pasien
mengalami demam 3 hari dan batuk serta nyeri
tenggorokan.

Terdapat vesikel-vesikel herpetiformis dengan dasar


eritematosa disertai krusta berwarna kuning pada region
nasolabial kanan.

Herpes Simpleks Fasialis Dekstra

Herpes Zoster

Non Medikamentosa
Hindari pencetus yang dapat menyebabkan
kambuhnya penyakit,seperti sinar matahari,
faktor alergi dan lain-lain

Medikamentosa
Sistemik :
Asiklovir tab 500 mg 3 x 1 tab selama 7 hari

Simptomatik:
bedak salisil apabila gatal

Salap Gentamisin untuk lesi yang sudah pecah


Metyl prednisolon 16 mg 3 x 1 tab

Infeksi

akut yang disebabkan virus


herpes simpleks (virus herpes hominis)
tipe I atau tipe II
Infeksi dapat berlangsung primer
maupun rekurens
Sinonim dari Herpes simpleks adalah
fever blister, cold sore herpes febrilis,
herpes labialis.

Umur
HSV tipe I ditemukan pada anak usia 5 tahun
(sosioekonomi rendah).
Frekuensi meningkat menjadi 70-80% oleh awal
remaja / dewasa
20% dari anak-anak dari keluarga kelas
menengah seroconvert.
Frekuensi infeksi tetap cukup stabil sampai
dekade ketiga kehidupan ketika itu meningkat
menjadi 40-60%.
tingkat serokonversi HSV-2 tertinggi pada orang
dewasa muda yang aktif secara seksual.

Jenis Kelamin
Frekuensi antibodi HSV-1 dan HSV-2 sedikit lebih
tinggi pada wanita dibandingkan pada pria.

Lokasi geografis

status sosial ekonomi

Prevalensi tertinggi antibodi terhadap HSV-2


terjadi pada PSK wanita, laki-laki
homoseksual, dan orang yang HIV-positif.

Horizontal:
Individu yang seronegatif kontak dengan
individu yang seropositif melalui vesikel yang
berisi virus aktif (81%-88%), ulkus atau lesi HSV
yang telah mengering (36%) dan dari sekresi
cairan tubuh yang lain seperti salivi, semen,
cairan genital (3,6%-25%).
kontak bahan-bahan tersebut dengan kulit dan
mukosa yang luka atau pada beberapa kasus
kulit atau mukosa tersebut intak

Vertikal:
Dari ibu kepada neonatus baik itu pada periode
antenatal, intrapartum dan postnatal
saat ibu mengalami infeksi primer dan virus
berada dalam fase viremia sehingga secara
hematogen virus tersebut masuk ke dalam
plasenta mengikuti sirkulasi uteroplasenta
akhirnya menginfeksi fetus

Manifestasi Klinis
Infeksi HSV-1 primer seringkali terjadi pada masa
kanak-kanak dan biasanya tanpa gejala.
HSV-2 biasa terjadi pada daerah pinggang ke
bawah.
Infeksi primer lebih lama dan lebih berat 3
minggu, sering disertai gejala sistemik : demam,
malaise, anoreksia dan pembengkakan kelenjar
getah bening regional.
Dapat disertai nyeri tenggorokan, mulut dan
submandibular atau limfadenopati servikal
Pada anak-anak, gingivostomatitis dan odinofagia.

Manifestasi Klinis
Infeksi sekunder (rekurensi) lebih ringan
berlangsung 7 10 hari
gejala prodromal lokal sebelum timbul vesikel
berupa rasa panas, gatal dan nyeri
Infeksi rekurens ini bisa timbul pada tempat yang
sama atau tempat lain nya.
Disertai faktor pencetus, ec trauma fisik, psikis,
nyeri tenggorokan (infeksi).
vesikel berkelompok, sembab, eritematosa, berisi
cairan jernih seropurulen krusta ulserasi
dangkal, sembuh tanpa sikatriks.

Kondisi

Deskripsi
Herpetic
sering

gingivostomatitis

terjadi

herpes

yang

saat

infeksi
pertama.

Herpetic gingi
vostomatitis Penyakit ini lebih parah dari
herpes labialis. Sekitar 90%
dari populasi AS terpengaruh
dengan penyakit ini.
Infeksi terjadi ketika
Herpes labialis

virus

masuk akibat kontak dengan


mukosa
terkelupas.

oral

atau

kulit

Ketika gejala, manifestasi khas primer


HSV-1 atau HSV-2, infeksi genital

Herpes g
enitalis berupa papula dan vesikula pada
permukaan luar dari alat kelamin
menyerupai luka dingin.
Herpes
whitlow
adalah
menyakitkan

yang

infeksi
biasanya

Herpetic
whitlow mempengaruhi jari atau jempol.
Kadang-kadang infeksi terjadi pada
jari kaki atau pada kutikula kuku.

Individu

yang

berpartisipasi

dalam

olahraga seperti gulat , rugby , dan


sepak bola

kadang-kadang

mendapatkan kondisi yang disebabkan


oleh

HSV-1

dikenal

sebagai

Herpes gladiatoru gladiatorum herpes , scrumpox,'s herpes


m

pegulat, atau herpes tikar, yang tampak


sebagai ulkus kulit pada wajah, telinga,
dan leher . Gejala termasuk demam,
sakit

kepala,

kelenjar

sakit

bengkak.

tenggorokan
Hal

ini

dan

terkadang

mempengaruhi mata atau kelopak mata.

Pada

Selama
immunodeficie
ncy

pasien

kekebalan
herpes

dengan

tubuh

yang

simpleks

sistem
lemah,
dapat

menyebabkan lesi di kulit yang


tidak biasa. Salah satu yang paling
mencolok adalah munculnya erosi
linier bersih di lipatan kulit, dengan
gambaran seperti potongan pisau.

Herpetic
Herpetic sycosis

herpes
terutama

sycosis

adalah

infeksi

berulang

atau

primer

mempengaruhi

folikel

rambut.
Infeksi virus herpes pada pasien
Eksim
herpeticum

dengan kronis dermatitis atopik


dapat mengakibatkan penyebaran
herpes simples seluruh wilayah
eczematous.

Pemeriksaan penunjang
Tes Tzank dwarnai dengan pengecatan Giemsa/
Wright terlihat sel raksasa berinti banyak. Kultur
virus.
Deteksi DNA HSV Virus dengan Polymerase
Chain Reaction (PCR) lebih sensitif berbanding
kultur virus.
Tes serologik IgM dan IgG tipe spesifik. IgM baru
dapat dideteksi setelah 4-7hari infeksi, IgG baru
dapat dideteksi setelah 2-3 minggu infeksi,
mencapai puncak setelah 4-6 minggu infeksi
dan menetap lama bahkan seumur hidup.

Temuan histologi:
Sel yang terinfeksi dengan HSV menunjukkan
degenerasi balon dan degenerasi retikuler
epidermis; acantholysis epidermal dan
intraepidermal vesikel yang umum. Badan inklusi
intranuklear, inti steel-grey, keratinosit giant
multinuklear, dan vesikel multilocular juga bisa
ditemukan.

Herpes Zoster
Sifilis
Stomatitis apthosa
Kankroid
Cacar air
Eritema multiforme
Dermatitis Herpetiformis

Sebagian besar herpes simplex virus (HSV)


infeksi adalah self-limited.
Terapi antiviral memperpendek gejala dan
dapat mencegah penyebaran dan transmis
Terapi oral dapat diberikan selama episode
atau sebagai terapi supresan kronis.

Non farmakologis
Menghindari pemicu yang diketahui berhubungan dengan kekambuhan HSV
seperti sinar UV dan merokok.
Pada HSV -2, perlindungan saat hubungan seksual

Farmakologis
asiklovir oral / prodrug valacyclovir/ famciclovir selama 7 10 hari.
Pada pasien immunocompromised dan antiviral resistansi :
foskarnet intravena atau sidofovir dapat digunakan.
Pengobatan simptomatik.

Superinfeksi bakteri
Meningitis aseptic
Neuralgia post herpetik
Penyebaran CNS dan visceral
Strain HSV thymidine kinase-negatif yang
resisten acyclovir pada pasien AIDS
Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi
HSV kongenital harus dimonitor terhadap
sebarang tanda infeksi.

Bagi kebanyakan orang, infeksi HSV adalah


sementara dan bisa sembuh tanpa gejala
sisa
kekambuhan adalah umum.
Sequelae jangka panjang (biasanya SSP)
lebih sering terjadi pada infeksi HSV
neonatal.
Jaringan Parut mungkin terjadi dari lesi
berat atau superinfeksi

Anamnesis:
bisul-bisul kecil berwarna kekuningan di tepi hidung sebelah
kanan yang perih sejak 2 hari SMRS
Berawal sebagai satu bisul kecil yang pecah berisi cairan
berwarna kekuningan, tidak lengket dan kemudian bisul serupa
bertambah banyak di sekeliling bisul awal.
Nyeri dirasakan timbul bersamaan dengan munculnya bisul.
Tidak terdapat kelainan kulit yang sama di bagian lain tubuh.
Tidak ada timbul bengkak atau benjolan pada tangan, kaki atau
sariawan.
Tiga hari sebelum bisul muncul, pasien mengalami demam 3
hari dan batuk serta nyeri tenggorokan.
Tidak ada riwayat trauma pada wajah.

Pemeriksaan Fisik:

Terdapat lesi vesikel dengan dasar eritema berbentuk


herpetiformis dengan krusta berwarna kuning pada dearah
wajah, tepatnya pada daerah nasolabialis kanan
Krusta dapat menimbulkan kemungkinan adanya infeksi
sekunder
Tidak terdapat lesi dermatologis lain di bagian tubuh lainnya.

Assesment: Herpes Simpleks fasialis dekstra

Diagnosis Banding: Herpes zoster

Tatalaksana:

Non Medikamentosa

Hindari pencetus yang dapat menyebabkan kambuhnya


penyakit,seperti sinar matahari, faktor alergi dan lainlain
Menjaga higienitas

Medikamentosa

Sistemik :
Asiklovir tab 500 mg 3 x 1 tab selama 7 hari
Simptomatik: bedak salisil apabila gatal
Salap Gentamisin untuk lesi yang sudah pecah
Metyl prednisolon 16 mg 3 x 1 tab

Quo

ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam

: bonam
: bonam
: dubia ad bonam

Herpes Simplex-Diagnosis. University of Maryland Medical


Centre.
http://www.umm.edu/patiented/articles/how_serious_herpes_s
implex_000052_5.htm. Diakses tanggal 27 Juni 2015.
Ronny Handoko; Herpes Simpleks; Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin;Edisi keenam; FKUI: Halaman 380-2
Marques AR, Straus SE. Herpes simplex. Dalam: Wolff K,
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ.
Editor. Fitzpatricks Dermatology in general medicine. 7th ed.
New York: Mc-Graw Hill Companies, 2008: 1873-85.
CDC. Sexually transmitted diseases. Treatment guidelines
2006. MMWR 2006;16-20 (RR-11)

You might also like