Professional Documents
Culture Documents
Fisiologi
Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari. Lendir itu normalnya dicurahkan
pada ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran lendir di
muara apendiks tampaknya berperan pada patogenesis apendesitis. Imunoglobulin
sekretoar yang dihasilkan oleh GALT yang teradapat disepanjang saluran cerna termasuk
apendiks adalah igA. Imunoglobulin ini sangat efektif terhadap infeksi. Namun demikian,
pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi sistem imun tubuh karena jumlah jaringan
limf disini kecil sekali duibandingkan dengan jumlahnya di saluran cerna dan di seluruh
tubuh.
Patogenesis
Setelah terjadi obstruksi lumen apendiks akan menyerupai suatu kantong tertutup
yang disebut closed loop, di dalam lumen ini terjadi penumpukan sekret apendiks dan
pada saat bersamaan terjadi perkembangbiakan kuman kuman dalam lumen apendiks, hal
ini mengakibatkan terjadinya reaksi peradangan dan distensi apendiks. Distensi ini
mengakibatakan bendungan aliran limfe, aliran vena dan arteri yang pada proses
peradangan ini akan mengenai seluruh dinding apendiks. Pada tahap awal terjadinya
reaksi peradangan apendiks sehingga pada saat ini keluhan nyeri semata hanya akibat
distensi dari apendiks dalam usaha menghilangkan sumbatan lumen tadi.
Secara patologi stadium ini disebut stadium kataral atau akut fokal jika reaksi
peradangan telah sampai ke serosa disertai adany supuratif akibat ekspansi kuman ke
dinding disebut apendesitis akut stadium gangrenosa yang jika tiak dilakukan pertolongan
akan menjadi apendesitis perforasi. Perjalanan alamiah apendesitis akut seperti dijelaskan
diatas merupakan perjalanan yang paling sering , namun tidak menutup kemungkinan
dalam tahapan tahapan tersebut terjadi penyimpangan. Perjalanan penyakit apendesitis
akut bisa berhenti di stadium fokal, namun mukosa yang telah mengalami iritasi akan
menyisakan jaringan parut dalm proses penyembuhannya, sehingga hal ini akan
apendesitis kronis.
Pada stadium supuratif gangrenosa atau mikroperforasi akibat adanya daya tahan
tubuh yang baik yang salah satu tandanya adanya proses pendidingan dari apendiks yang
meradang oleh omentum (walling off) maka akan terbentuk sutu infiltrasi di kanbawah
yang disebut apendik sinfiltrat.
Diagnosis
Nyeri perut
Umumnya dimulai dengan nyeri pada epigastrium atau periumbilikal sebagai
tanda awal serangan apendesitis akut. Hal ini terjadi karena terdapat obstruksi yang
disertai distensi lumen yang mengakibatkan peregangan pada peritonium visceral, oleh
karena proses yang terjadi secara lokal pada apendiks tersebut. Proses ini menimbulkan
perangsanagan pada susunan saraf otonom yang bersifat viscerosensoris dan
visceromotoris. Penghantaran impuls sensoris berasal dari napendiks melalui serabut
saraf yang bersinapas di ganglion spinalis thorakalis X.
Nyeri visceral ini bersifat diffus dan tidak dapat ditentukan lokasinya dengan
tepat oleh penderita. Seringkali nyeri ini memencar kepermukaan tubuh sebagai reffered
pain dan nyeri direfer ke daearah umbilikus pada dermatom TH X,XI.XII. Nyeri ini
timbul lambat dan akhirnya menetap pada kuadran kanan bawah sesuai dengan lokasi
nyeri dari daerah epigastrium atau periumbilikal ke perut kanan bawah ini sangat penting.
Merupakan suatu tanda untuk diagnosa. Dengan meningkatnya rangsangan peritonium
rangsangan peritonium, maka nyeri lokal akan bertambah kuat dan cenderung menekan
nyeri umbilikal.
Anoreksia, mual dan muntah
Pada umumnya anoreksia mual dan muntah timbulnya nyeri abdomen, ini
disebakan oleh karena adanya spasme pylorus, sehingga penderita akan memuntahkan
apa saja yang dimakan dan diminum. Bila gejala ini timbul sebelum nyeri perut maka
kecurigaan apendesitis akut dapat disingkirkan.
T : Tenderness : nainya 2
R
L : Leukositosis nilainya 2
Total score 9
7-9 : Apendesitis akut
5-6 : Obsevasi 24 jam , nilai ulanh setelah 24 jam
<5 : Bukan apendesitis akut, pasien bisa dipulangkan
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Leukositosis menyatakan peningkatan kadar leukosit dalam sirkulasi yang
melebihi 10 000/uL, peningkatan ini sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh
dari serangan mikroorganisme.
Radiologis
Bila anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium meragukan , diagnosis dapat
ditegakkan dengan pemeriksaaan radiologik. Gambaran yang dapat dipakai sebagai tanda
adalah gambaran udara usus yang abnormal pada perut kanan bawah yang biasanya
terjadi akibat obstruksi, terdapatnya gambaran fecolith dan benda asing
Diagnosis Banding
Kelainan ovulasi
Infeksi panggul
Kehamilan ektopik terganggu
urolitiasis pielum
Penatalaksanaan Apendesitis akut
Diagnosis
apendiktomi dan merupakan pilihan terbaik. Apendiktomi dapat dilakukan secara terbuka
perut kanan bawah lebih dari 2 minggu, radang kronik apendiks secara
: Baik
Kesadaran
: Alert,GCS 15(E4M6V5)
Tekanan darah
:110/70 mmHg
Nadi
:85x/menit
Nafas
:21x/menit
Suhu
:37,2C
Status Generalisata
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Inspeksi
Palpasi
: Fremitus kiri=kanan
Perkusi
: Sonor
Abdomen
: Status Lokalis
Ektremitas
Status Lokalisata
Abdomen
Inspeksi : Distensi tidak ada, darm counur tidak ada, darm stefung tidak ada
Palpasi
: Nyeri tekan perut kanan bawah (+),Nyeri lepas (-) Defans muskular(-)
: Timpani
: normal
Urolithiasis pielum
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
Hb
: 11,9gr/dl
Leukosit
: 5400/mm3