You are on page 1of 7

ANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU

(BAGGASE)
Desi Pardede1, Rahmi Karolina2 dan Syahrizal3
1

Program Studi Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: desipdd91@gmail.com
2
Staff Pengajar Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: rachmiecaroline@gmail.com
3
Staff Pengajar Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: rizal_ar@ymail.com

ABSTRAK
Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang sering digunakan pada konstruksi bangunan.
Pada beton, serat dapat dijadikan sebagai material tambahan baru contohnya serat ampas tebu.
Dalam penelitian ini, serat ampas tebu digunakan sebagai bahan tambahan lain dalam campuran
beton yang dibandingkan dengan beton normal untuk mengetahui nilai absorbsi, kuat tekan, dan
elastisitas beton. Adapun variasi serat ampas tebu yang digunakan adalah 15%, 20%, 25%, 30%,
35%, 40%. Dari hasil pengujian diperoleh hasil peningkatan pada nilai slump dan elastisitas, serta
penurunan pada kuat tekan. Pada pengujian, absorbsi beton meningkat hingga 8,53% dengan serat
ampas tebu 40%. Kekuatan tekan beton yang memenuhi kriteria perencanaan beton 14,525 MPa
terdapat pada serat ampas tebu 15% sebesar 178,037 kg/cm2. Peningkatan elastisitas beton hingga
462,341% (elastisitas naik sebesar 4 kali lipat dari elastisitas rata-rata beton normal). Pada
penelitian ini semakin besar persentase campuran serat ampas tebu, maka porositas yang terjadi
akan semakin besar. Sehingga terjadi penurunan pada kuat tekan dan meningkatnya nilai absorbsi
pada beton. Penggunaan serat ampas tebu berhasil meningkatkan elastisitas beton.
Kata Kunci : serat ampas tebu, absorbsi, kuat tekan dan elastisitas

ABSTRACT
Concrete is the construction material that is commonly used in building construction. In this study ,
bagasse fiber is used as an additive in concrete mix other than the normal concrete to determine the
value of the absorption , compressive strength , and elasticity of concrete . The variation of bagasse
fibers used were 15 % , 20 % , 25 % , 30 % , 35 % , 40 % , and the test was done by slump test ,
absorption , compressive strength and elasticity . From the test results obtained by the resulting
increase in the value of slump and elasticity , as well as a decrease in compressive strength . In the
absorption test of concrete , large concrete against water absorption increased to 8.53 % with 40 %
bagasse fiber . Concrete compressive strength of concrete plans that meet the criteria of 14.525 MPa
with the addition of bagasse fibers reached on concrete with the addition of fiber to 15% of 178.037
kg/cm2 . Increased elasticity of concrete rose to 462.341 % ( elasticity increased by 4 times that of
the average elasticity of normal concrete). From the test results obtainedthat the more of absorbtion
of concrete, the more value of elasticity as well as a decrease in compressisve strength.
Keywords: bagasse fibers, absorption, compressive strength, elasticity

1. PENDAHULUAN
Perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia pada umumnya semakin meningkat seiring
dengan semakin meningkatnya jumlah individu di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya
konstruksi bangunan maka menunjukkan juga semakin banyak kebutuhan beton dimasa yang akan
datang, sehingga mempengaruhi perkembangan teknologi beton dimana akan menuntut rancanganrancangan baru mengenai beton itu sendiri. Rancangan baru tersebut salah satunya yaitu dengan
mendaur ulang limbah yang tidak terpakai, seperti serat ampas tebu. Serat ampas tebu merupakan
serat yang kuat, dengan jaringan parenkim yang lembut, yang memiliki tingkat higroskopis yang
tinggi, dan mampu meningkatkan kuat tarik dengan menahan gaya tarik tanpa retakan-retakan.
Serat ampas tebu juga merupakan serat yang memiliki kadar penyerapan air yang cukup
tinggi yang dapat digunakan dalam campuran beton. Penggunaan serat ampas tebu dapat
mengurangi lendutan, meningkatkan kuat impact serta mengurangi penyusutan/shrinkage
(Danoeprawiro, 1999). Penambahan serat ampas tebu pada campuran beton dapat memperbaiki
karakteristik beton.

1.
2.
3.

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :


Untuk mengetahui kapasitas absorbsi beton dengan dan tanpa serat ampas tebu.
Untuk mengetahui dan membandingkan kuat tekan beton dengan dan tanpa menggunakan serat
ampas tebu.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan serat ampas tebu terhadap elastisitas
dari sampel yang menggunakan serat ampas tebu sebagai bahan tambahan dan
membandingkannya dengan beton normal.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Beton
Beton merupakan material utama sebagai pelengkap kesempurnaan dari suatu struktur
bangunan konstruksi. Bahan dasar yang terdapat dalam campuran beton merupakan pencampuran
dari semen Portland, air dan agregat dengan suatu perbandingan tertentu. Dalam campuran beton
selain bahan dasar, dapat juga dicampurkan bahan tambahan lain seperti bahan kimia tambahan,
serat ataupun bahan yang bukan kimia).
Serat
Penambahan serat memiliki arti yakni memberi tulangan pada beton yang disebar merata ke
dalam adukan beton dengan orientasi acak dengan maksud untuk mencegah terjadinya retakan
micro pada beton di daerah tarik akibat pengaruh pembebanan, pengaruh susut atau pengaruh panas
hidrasi (Amri Sjafei, 2005). Keuntungan penambahan serat pada beton adalah: serat terdistribusi
secara acak di dalam beton pada jarak yang relatif sangat dekat satu dengan yang lainnya akan
memberi tahanan terhadap tegangan berimbang ke segala arah dan memberi keuntungan material
struktur yang disiapkan untuk menahan beban dari berbagai arah, (Wahyuni Nelly, 2010).
Tebu (Saccharum Officinarum)
Tebu (Saccharum Officinarum) merupakan tanaman sumber pemanis alamiah yang dapat
tumbuh disetiap jenis tanah, dari dataran rendah hingga dataran tinggi pada pada ketinggian 5.500
meter diatas permukaan laut (mdpl) pada daerah beriklim panas dan lembab dengan kelembapan
>70%, hujan yang merata setelah tanaman berumur 8 bulan dan suhu udara berkisar antara 28-34c
(Slamet. 2004). Serat ampas tebu (baggase) adalah bahan sisa berserat dari batang tebu yang telah
diekstraksi niranya dengan jaringan parenkim yang lembut dan memiliki tingkat higroskopis yang
tinggi yang dihasilkan dari proses penggilingan tebu serta tidak tahan disimpan karena mudah
terserang jamur. Karena ampas tebu merupakan hasil samping dari proses ekstraksi cairan tebu di
pabrik dan dari suatu pabrik dapat dihasilkan sekitar 35-40% dari berat tebu yang digiling.
Umumnya tanaman tebu menghasilkan 24-36% ampas tebu (baggase) dan ampas tebu
sendiri mengandung air 48-52%, gula 2.5-6%, serta serat 44-48% (Penebar Swadaya 2000).

3.

METODE PENELITIAN

Tahapan pada penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan bahan literatur yang berhubungan
dengan penelitian ini, kemudian dilakukan persiapan bahan (semen, pasir, kerikil, dan air),
selanjutnya pada bahan dilakukan pengujian di laboratorium. Setelah pengujian bahan, dilakukan
perencanaan campuran beton (mix design) guna mendapatkan perbandingan campuran bahan.
Kemudian dilakukan pembuatan benda uji sesuai dengan mix design. Setelah itu dilakukan
perawatan pada benda uji (curing)dengan cara merendam benda uji didalam bak perendaman
selama 28 hari. Setelah dilakukan perawatan, benda uji dikeluarkan dan dikeringkan guna
melaksanakan pengujian pada benda uji. Pengujian pada benda uji akan menghasilkan data yang
akan dianalisa yang kemudian menghasilkan kesimpulan dari penelitian ini.
Pada serat ampas tebu dilakukan pemeriksaan berat isi dengan memasukkan serat tersebut ke dalam
bejana besi kemudian ditimbang dengan alat timbangan dan diperoleh hasil perhitungan berat
dengan melakukan dua metode yakni metode longgar dan padat, dan dipilih perhitungan berat isi
dengan metode longgar. Mutu rencana beton adalah fc 14,525 MPa dengan benda uji silinder beton
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
Kadar serat ampas tebu yang ditambahkan bervariasi yaitu 15%, 20%,25%, 30% dan 35% dan 40%
dari berat beton yang digunakan. Serat ampas tebu yang digunakan berdiameter 1.0 mm, dengan
panjang serat 50mm.
Lokasi eksperimen adalah di Laboratorium Beton Teknik Sipil USU, Medan, Sumatera Utara untuk
pengujian:
Absorbsi Beton
Kuat tekan beton
Elastisitas beton
Pembuatan benda uji menggunakan metode Departemen Pekerjaan umum yang berdasarkan SK
SNI T-15-1990-03. Dari hasil perhitungan mix design tersebut diperoleh perbandingan campuran
beton antara semen : pasir : kerikil : air = 1,00 : 2,09 : 3,14 : 0,54.
4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Slump


Hasil pengujian nilai slump dan penambahan serat ampas tebu sebagai berikut :

16
20%;13

Nilai Slump (Cm)

14

30%;14

12
10

40%, 15
35%;15

0%;11

25%;13

15%;12

8
6
4
2
0
0%

10%

20%

30%

Kadar Serat Ampas Tebu (%)

Gambar 1. Grafik Slump Beton

40%

50%

Dari grafik dapat dilihat bahwa dengan meningkatnya persentase penambahan serat
ampas tebu nilai slump semakin tinggi, hal ini karena penambahan serat ampas tebu
mengakibatkan campuran beton tidak mengikat satu sama lain (kurang kohesif).
4.2

Absorbsi Beton

Absorbsi (%)

Hasil pengujian Absorbsi beton dengan penambahan serat ampas tebu sebgai berikut :
9.00%
8.00%
7.00%
6.00%
5.00%
4.00%
3.00%
2.00%
1.00%
0.00%

40%, 8.53%

35%, 6.61%
30%, 5.06%
20%, 2.33%
25%, 3.10%

0%, 0.38%
15%, 1.54%
0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

Kadar Penambahan Serat Ampas Tebu (%)

Gambar 2. Grafik Absorbsi Beton


Dari gambar grafik dapat dilihat bahwa daya serap air untuk beton dengan serat ampas
tebu 40% meningkat hingga 8,53%. Hal ini dikarenakan volume serat yang ditambahkan sudah
terlalu banyak, sehingga mortar dan kerikil pada beton tidak lagi mengikat satu sama lain.
4.3

Kuat Tekan

Hasil pengujian kuat tekan beton dengan penambahan serat ampas tebu sebgai berikut :

Kuat Tekan (kg/cm2)

300.000
250.000

0%, 246.250

200.000
20%, 161.120
15%, 178.037

150.000

30%, 110.096
25%, 129.742

100.000

35%, 82.129

50.000

40%, 73.534

0.000
0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

Kadar Penambahan Serat Ampas Tebu (%)

Gambar 3. Kuat Tekan Beton

40%

45%

Dari gambar dapat dilihat bahwa dengan penambahan serat ampas tebu, maka kekuatan
tekan beton cenderung meurun. Kekuatan tekan beton yang memenuhi kriteria perencanaan
beton 14,525 Mpa dengan penambahan serat ampas tebu tercapai pada beton dengan
penambahan serat 15% sebesar 178,037 kg/cm2. Dalam hal ini, beton dengan jumlah variasi serat
yang semakin banyak, maka kuat tekan pada beton tersebut akan semakin berkurang juga.
4.4

Elastisitas Beton

Hasil pengujian kuat tekan beton dengan penambahan serat ampas tebu sebgai berikut :

12000.000
9741.617

Modulus Elastisitas

10000.000
8000.000

6229.041
4452.026

6000.000
4000.000

5944.583

2782.917
3318.964

2000.000

2107.020

0.000
0%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

Elastisitas

Gambar 4. Elastisitas Beton


Dari grafik dapat dilihat bahwa penambahan serat ampastebu sebesar 40% menghasilkan
modulus elastisitas sebesar 9741,617 kg/cm2 . Dengan meningkatnya penambahan serat
ampas tebu cenderung meningkatkan nilai modulus elastisitas beton. Hal ini karena serat
ampas tebu memiliki sifat elastis yang mempengaruhi karakteristik beton.
5.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Nilai slump campuran beton meningkat hingga 15 cm seiring dengan penambahan
serat ampas tebu, sehingga workability beton berkurang.
2. Terjadi peningkatan nilai absorbsi beton seiring dengan penambahan variasi serat
ampas tebu, yakni sebesar 1,54%, 2,33%, 3,10%, 5,06%, 6,61%, 8,53% .
3. Penurunan nilai kuat tekan sebesar 27,70%, 34,57%, 47,31%, 55,29%, 66,64%,
70,13% dari beton normal.
4. Kuat tekan beton yang memenuhi kriteria perencanaan campuran beton dengan mutu
fc 14,525 MPa diperoleh pada variasi penambahan serat ampas tebu 15% sebesar
178,037 kg/cm2.
5. Terjadi peningkatan elastisitas pada beton seiring dengan meningkatnya penambahan
serat ampas tebu. Elastisitas beton naik hingga 462,34% (elastisitas naik sebesar 4
kali lipat dari elastisitas rata-rata beton normal.

6.

SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian lanjutan dapat menggunakan bahan
tambah lainnya seperti superplasticizer yang dapat meningkatkan daya ikat antara
serat ampas tebu dengan material penyusun beton lainnya.
2. Menggunakan persentase serat dibawah 15% guna memperoleh hasil yang lebih baik.
3. Selain itu juga perlu diteliti dampak lain dari penggunaan serat ampas tebu ini
terhadap beton seperti ketahanan terhadap abrasi dan impak.
DAFTAR PUSTAKA (DAN PENULISAN PUSTAKA)
Amri. Sjafei. 2005. Teknologi Beton A-Z. Penerbit: Yayasan John Hi Techidetama. Jakarta.
Danoeprawiro. 1999. Peran Beton Fiber Dalam Pembangunan Prasarana dan Sarana
Kimbangwil. Seminar Nasional Beton Fiber: Konsep. Aplikasi. dan Permasalahannya.
Universitas Brawijaya.Malang.
Dipohusodo, I. 1993. Struktur Beton Bertulang, Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 Departemen
Pekerjaan Umum RI. Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Kimpraswill, NSPM. 2002. Metode, Spesifikas, dan Tata Cara, Edisi Pertama. Badan
Penelitian dan Pengembangan. Jakarta.
Kusuma, Gideon. 1993. Pedoman Pengerjaan Beton. Penerbit: Erlangga. Jakarta
Mulyono, T. 2003. Teknologi Beton. Penerbit: Andi. Yogyakarta.
Nugraha, P.,Antoni. 2007. Teknologi Beton dari Material. Pembuatan. ke Beton Kinerja Tinggi.
Penerbit: Andi. Yogyakarta.
Penebar Swadaya. 2000. Pembudidayaan Tebu di Lahan Sawah dan Tegalan. Jakarta.
Slamet. 2004. Tebu (Saccharum Officinarum). Jakarta.
Wahyuni. Nelly. 2010. Pemanfaatan Serat Ijuk Pendek Dalam Pembuatan Beton Ringan Dan
Karakteristiknya. Program Studi Fisika. Universitas Sumatera Utara. Medan.

You might also like