Professional Documents
Culture Documents
Susun
Di
INDONESIA
UU NO. 20 TAHUN
2011
Rumah Susun
Bagian-bersama
Bagian bersama adalah bagian rumah
susun yang dimiliki secara tidak terpisah
untuk pemakaian bersama dalam kesatuan
fungsi dengan satuan-satuan rumah susun.
Contoh:
Pondasi,
kolom,
balok,
dinding, tangga, lift, selasar, jaringan
listrik, dsb
Benda Bersama
Tanah Bersama
Tanah bersama adalah sebidang tanah
hak atau tanah sewa untuk bangunan
yang digunakan atas dasar hak
bersama secara tidak terpisah yang di
atasnya berdiri rumah susun dan
ditetapkan
batasnya
dalam
persyaratan izin mendirikan bangunan
Nilai Perbandingan
Proporsional
Pasal 1 angka 13
Nilai perbandingan proporsional yang selanjutnya
disebut NPP adalah angka yang menunjukkan
perbandingan antara sarusun terhadap hak atas
bagian bersama, benda bersama, dan tanah
bersama yang dihitung berdasarkan nilai sarusun
yang bersangkutan terhadap jumlah nilai rumah
susun secara keseluruhan pada waktu pelaku
pembangunan pertama kali memperhitungkan
biaya pembangunannya secara keseluruhan untuk
menentukan harga jualnya
Pertelaan
Agar kita bisa melihat keseluruhan sistem rumah susun dari segi
hak dan kewajiban dari pemegang hak atas satuan rumah susun
tersebut,
maka
Penyelenggara
Pembangunan
harus
menampilkannya dalam apa yang dinamakan Pertelaan, yang
berisi uraian dalam bentuk tulisan dan gambar yang
memperjelas batas-batas masing-masing satuan rumah susun,
baik
batas-batas
horisontal
maupun
vertikal,
bagian
bersamanya, benda-benda bersamanya dan tanah bersamanya
serta uraian nilai perbandingan proporsional masing-masing
satuan rumah susunnya.
Pertelaan ini harus disahkan oleh Bupati/Walikota, kecuali di
Daerah Khusus Ibukota Jakarta disahkan oleh Gubernur Kepala
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Pertelaan ini mempunyai arti penting dalam sistem rumah susun,
karena dari sinilah titik awal dimulainya proses hak milik atas
satuan rumah susun. Dari pertelaan ini akan muncul satuansatuan rumah susun yang terpisah secara hukum melalui proses
pembuatan Akta Pemisahan.
Akta Pemisahan
Adalah tanda bukti pemisahan rumah susun atas satuan satuan
rumah susun, bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama
dengan pertelaan yang jelas dalam bentuk gambar, uraian dan
batas batasnya dalam arah vertikal dan horizontal yang
mengandung nilai perbandingan proporsional.
Pasal 25 UURS jo Pasal 39 PP No. 4 Tahun 1988 mewajibkan
penyelenggara rumah susun untuk mengadakan pemisahan rumah
susun atas satuan-satuan rumah susun yang meliputi bagian
bersama, benda bersama dan tanah bersama dalam pertelaan
yang jelas dalam bentuk gambar, uraian dan batas-batasnya.
Pemisahan tersebut dilakukan dengan akta yang bentuk dan isinya
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
No. 2 Tahun 1989 tentang Bentuk dan Tatacara Pengisian serta
Pendaftaran Akta Pemisahan Rumah Susun.
Akta ini harus disahkan oleh Bupati/Walikota kecuali untuk DKI
Jakarta oleh Gubernur dan wajib didaftarkan pada Kantor
Pertanahan setempat dengan melampirkan sertipikat hak atas
tanah, izin layak huni, izin mendirikan bangunan dan warkahwarkah lainnya. Akta pengesahan berikut lampiran-lampirannya
digunakan sebagai dasar bagi penerbitan sertipikat Hak Milik
Atas Satuan Rumah Susun.
Pasal 18
Selain
dibangun
di
atas
tanah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17, rumah susun umum dan/atau
rumah susun khusus dapat dibangun
dengan:
a.
pemanfaatan
barang
milik
negara/daerah berupa tanah; atau
b. pendayagunaan tanah wakaf
Hak
atas
tanah
bersama
sangat
menentukan dapat tidaknya seseorang
memiliki Hak Milik atas Satuan Rumah
Susun
Apabila seseorang/badan hukum yang
karena hukum tidak boleh mempunyai hak
atas tanah dengan Hak Milik atau Hak Guna
Bangunan, maka UURS juga menetapkan
bahwa orang/badan hukum tersebut juga
tidak dapat memiliki Hak Milik atas Satuan
Rumah Susun yang bersangkutan.
PERSYARATAN
PEMBANGUNAN
Pasal 23
(1) Pembangunan rumah susun dilakukan
melalui perencanaan teknis, pelaksanaan,
dan pengawasan teknis.
(2) Perencanaan teknis, pelaksanaan, dan
pengawasan teknis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal 24
Persyaratan pembangunan rumah
susun meliputi:
a. persyaratan administratif;
b. persyaratan teknis; dan
c. persyaratan ekologis.
Pasal 48
(1) Sebagai tanda bukti kepemilikan atas sarusun di atas barang milik
negara/daerah berupa tanah atau tanah wakaf dengan cara sewa,
diterbitkan SKBG sarusun.
(2) SKBG sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan yang terdiri atas:
a. salinan buku bangunan gedung;
b. salinan surat perjanjian sewa atas tanah;
c. gambar denah lantai pada tingkat rumah susun yang bersangkutan yang
menunjukkan sarusun yang dimiliki; dan
d. pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas bagian bersama dan benda
bersama yang bersangkutan.
(3) SKBG sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh
instansi teknis kabupaten/kota yang bertugas dan bertanggung jawab di
bidang bangunan gedung.
(4) SKBG sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dijadikan
jaminan utang dengan dibebani fidusia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(5) SKBG sarusun yang dijadikan jaminan utang secara fidusia harus
didaftarkan ke kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang hukum.
Roya Parsial
Pasal 2 UUHT: Hak Tanggungan mempunyai sifat tidak
dapat dibagi-bagi, kecuali jika diperjanjikan dalam APHT.
Ada lembaga baru dalam UU Rumah Susun yang
memungkinkan penjualan satuan rumah susun dengan
menggunakan Kredit Pemilikan Satuan Rumah Susun,
walaupun Rumah Susun itu sendiri sedang dijaminkan
untuk kredit konstruksi.
Dengan dilakukannya pelunasan, maka satuan rumah
susun yang harganya telah dilunasi dan telah digunakan
untuk membayar angsuran tersebut, terbebas dari HT
yang semula membebaninya, sehingga HT hanya
membebani sisa obyek HT untuk menjamin sisa utang
yang belum dilunasi.
HGB
AN. DEVELOPER
NPP1-HT1
HMSRS1DEV
NPP1
HMSRS-A
NPP2-HT2
HMSRS2DEV
NPP2
HMSRS-B
NPPn-HTn
NPP-n
HMSRS -Z
HMSRS nDEV
AKTA
PEMISAHAN
HT-KREDIT
KONSTRUKSI
JUAL BELI
(AKTA
PPAT)
KREDIT
KONSTRUKSI
BELI
HARD CASH
HGB
AN. DEVELOPER
NPP1-HT1
HMSRS1-DEV
NPP1-HT1
HMSRS-A
NPP2-HT2
HMSRS2-DEV
NPP2-HT2
HMSRS-B
NPPn-HTn
NPPn-HTn
HMSRS -Z
HMSRS n-DEV
AKTA PEMISAHAN
HAK
TANGGUNGAN
KREDIT
KONSTRUKSI
HT-KREDIT
KONSTRUKSI
JUAL BELI
(AKTA PPAT)
PEMBELIAN
FASILITAS
KPA
HMSRS-A
HMSRS-B
HMSRS -Z
PEMBEBANAN
HT-KPA
PELUNASAN
KPA
Pencadangan
Tanah/
Ijin Lokasi
Pembebasan
Tanah
Perencanaan
Pembangunan
Rusun
Ijin Mendirikan
Bangunan
3a
4a
Permohonan Hak
atasTanah
dan Sertipikat
9
Jual Beli HMSRS
(Akta PPAT)
10
AD/ART
Perhimpunan
Penghuni
Sertipikat
HMSRS
a.n. Developer
7
Akta Pemisahan
dibuat Developer
disahkan Pemda
11
Pendaftaran
peralihan HMSRS
a.n. Pembeli
Pengajuan Hak/
Sertipikat HGB a.n.
Developer
Selesai
Membangun
5a
Pengesahan
Pertelaan
6
Ijin
Layak Huni
Sertifikat HMSRS
a.n. Pembeli