You are on page 1of 2

PEDOMAN

INTRODUKSI PEMERIKSAAN FISIK


KKD KURFAK 2005
TUJUAN UMUM :
Mampu melakukan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
TUJUAN KHUSUS :
Setelah mahasiswa mengikuti introduksi pemeriksaan fisis, bila diberi pasien mahasiswa :
1. Mampu melakukan inspeksi,
2. Mampu melakukan palpasi,
3. Mampu melakukan perkusi
4. Mampu melakukan auskultasi
PELAKSANAAN :
1. Mahasiswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 7 9 orang.
2. Diskusi dipimpin oleh seorang tutor.
3. Steteskop disediakan oleh labskill.
4. Tempat pelaksanaan : Skill Lab2 Parasitologi
5. Setiap sesi introduksi pemeriksaan fisik dilaksanakan selama 120 menit
6. Setiap mahasiswa mendapat kesempatan melakukan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi 1 (satu)
kali dan bila dinilai telah memiliki ketrampilan tersebut akan mendapat tanda tangan pada buku
logbook.
7. Untuk inspeksi dapat dilakukan pada torak (melihat dada dalam keadaan statis dan dinamis), abdomen
( bentuk abdomen, keadaan kulit), ekstremitas (bentuk kaki atau tangan, apakah ada benjolan,
keadaan kulit).
8. Untuk kegiatan palpasi dapat digunakan palpasi paru (merasakan fremitus), palpasi jantung
(merasakan denyut jantung), perkusi dapat menggunakan paru ( dapat menimbulkan dan mendengar
suara sonor), atau abdomen (dapat menimbulkan dan mendengar suara timpani), auskultasi dapat
dilakukan di paru (mendengar suara nafas), jantung ( mendengar bunyi jantung ) atau abdomen
( mendengar bising usus).
9. Digunakan pasien simulasi.
10. Cara pelaksanaan kegiatan:
10.1. Tutor membuka dan menerangkan tujuan kegiatan selama 5 menit.
10.2. Tutor melakukan demonstrasi pemeriksaan fiisk lengkap yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi dimulai dari keadaan umum, kepala, leher, dada, paru, jantung, abdomen dan
ekstremitas. ........ 30 menit.
10.3. Setiap mahasiswa berlatih melakukan satu kali inspeksi, palpasi, perkusi serta auskultasi @ 8
menit ...................................72 menit.
10.4. Dengan menggunakan cheklist, mahasiswa lainnya memperhatikan dan menilai pemeriksaan
yang berlangsung
10.5. Semua cheklist introduksi pemeriksaan fisik dikumpulkan kepada Tutor.
10.6. Bila tutor menilai mahasiswa telah mampu melakukan introduksi pemeriksaan fisik maka tutor
memberikan tandatangan pada logbook mahasiswa.
10.7. Tutor memberikan kesimpulan selama 5 menit.
10.8. Bagi mahasiswa yang tidak mendapat tandatangan logbook mohon menghubungi labskill untuk
dijadualkan ulang. Sebelum mengikuti ulangan tsb agar mahasiswa berlatih mandiri untuk
mencapai ketrampilan tersebut. Ulangan introduksi pemeriksaan fisik dilakukan hanya satu kali.

INTRODUKSI PEMERIKSAAN FISIS


Langkah pertama dokter dalam mengobati pasien yang meminta pertolongan medis
adalah pengumpulan data. Pengumpulan data terdiri dari data anamnesis, pemeriksan
fisis serta pemeriksaan penunjang (laboratorium, pencitraan dll). Setelah selesai
melakukan waancara medis (anamnesis) dokter melanjutkan dengan melakukan
pemeriksaan fisis. Pemeriksaan fisis dilakukan pada seluruh tubuh secara lengkap untuk
mengumpulkan data pemerikaan fisis yang akan digunakan dalam menentukan
diagnosis penyakit. Pemeriksaan fisis pada KKD dimulai dengan introduksi pemeriksaan
fisis dan selanjutnya diikuti latihan pemeriksan fisis untuk organ tertentu sesuai dengan
modul terkait.
Pada introduksi pemeriksaan fisis tutor akan mendemonstrasikan cara melakukan
pemeriksaan fisis tubuh secara lengkap dan setelah itu mahasiswa berlatih melakukan
pemeriksaan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dibawah bimbingan tutor. Pada
sesi ini dilakukan pemeriksaan fisis pada pasien normal yang bertujuan memberikan
pengenalan organ tubuh yang normal. Diharapkan dengan mengenal tubuh yang normal
maka keadaan yang patologis (tidak normal) akan dapat diketahui. Untuk pemeriksaan
yang patologis akan dipelajari pada Clinical Practice.
Langkah melakukan pemeriksaan fisis
terdiri dari inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi. Kita menggunakan panca indera dan steteskop untuk memeriksa tubuh.
Untuk memahami pemeriksaan fisis dan mendapat penafsiran hasil pemeriksan fisis
diperlukan pengetahuan mengenai anatomi, patologi anatomi dll. Pemeriksaan fisis yang
baik memerlukan ruang yang tenang degan cahaya yang cukup. Posisi pasien dapat
berbaring, duduk atau berdiri.
Pemeriksaan fisis dilakukan dengan sikap sopan santun dan hormat terhadap tubuh
yang diperiksa, jangan lupa untuk meminta ijin pasien untuk melakukan pemeriksaan
dan memperhatikan reaksi pasien selama dilakuakn pemeriksaan. Hindarkan
pemeriksaan yang dapat menimbulkan rasa sakit, tidak nyaman atau malu pasien.
Pada pemeriksaan inspeksi kita menggunakan mata untuk mengamati tubuh dan menilai
apakah normal atau terdapat kelainan. Yang dinilai pada inspeksi diantaranya bentuk
dan ukuran tubuh, pergerakan dada pada pemeriksaan torak, warna kulit, apakah
terdapat benjolan, perubahan warna dsb.
Pada palpasi kita menggunakan tangan untuk merasakan getaran suara nafas (fremitus),
merasakan denyut jantung, meraba dan merasakan konsistensi dari organ yang kita
raba. Kita merasakan perubahan suhu serta warna, adakah benjolan beserta ukuran,
konsistensi, adakah rasa nyeri pada benjona tersebut dll.
Pada perkusi kita menggunakan tangan untuk menimbulkan bunyi pada organ yang
diperiksa. Perkusi dilakukan dengan meletakkan tangan kiri dengan posisi sedikit
meregang, bagian tengah dari falang medial jari tengah diketuk dengna menggunakan
ujung jari tengah tangan kanan. Dengan demikian kita dpat menimbulkan dan mengenal
bunyi sonor pada paru, timpani pada abdomen dan mengetahui apakah terdapat nyeri
pada saat dilakukan perkusi.
Pada auskultasi dilakukan pemeriksaan dengan steteskop untuk mendengar suara nafas
paru, suara jantung dan suara bunyi usus atau pembuluh darah (bruit). Auskultasi yang
baik memerlukan ruangan yang tenang.
Gambar 4
Referensi:
Setyohadi B dan Subekti I: Pemeriksaan fisik umum. Dalam Sudoyo AW dkk (ed) Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi 4, jilid 1, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI, Jakarta, 22-38

You might also like