Professional Documents
Culture Documents
(LBDS)
I.
II.
III.
IV.
Tujuan
Untuk mengetahui cara pembuatan media Lactose Broth Double Strength (LBDS)
Metode
Metode yang digunakan pada pembuatan media ini adalah melarutkan bubuk LB dengan
aquades.
Prinsip
Ditimbang, dilarutkan dan disterilisasi
Alat dan Bahan
Alat :
1. Neraca
2. Gelas beaker
3. Tabung reaksi
4. Tabung durham
5. Kapas berlemak
6. Autoclave
7. Pengaduk kaca
Bahan :
V.
VI.
Hasil Pengamatan
- Media LB Double Strength berwarna kuning muda
- Setelah media di autoclave media tidak mengalami perubahan warna
III.
Tujuan
Untuk mengetahui keadaan higienitas air apakah memenuhi persyaratan atau tidak
Metode
Metode yang digunakan adalan metode MPN (Most Probable Number) dan ALT
(Angka Lempeng Total).
Prinsip
1. Metode MPN
Membiakkan kuman yang ada dalam media Lactose Broth (LB) dan Brillian Green
Lactose Bile Broth (BGLBB) serta melihat adanya pertumbuhan kuman melalui
gelembung udara (gas) hasil metabolisme kuman yang ada dalam tabung durham
setelah sampel diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370 C dan 44oC.
2. ALT (Angka Lempeng Total)
Pencemaran bakteri pada makanan, minuman atau air sangat mencemari kualitas
makanan, minuman atau air itu sendiri. Dengan pemeriksaan angka lempeng total
IV.
V.
d.
telah
berisi
9 ml
air
e.
petridish
Lakukan pengenceran dengan memasukkan 1 ml campuran dari tabung 1 ke tabung
2 sampai tabung pengenceran 5, dimasukkan pula sebanyak 1 ml ke dalam petridish
yang berlabel sama.
f.
Untuk mengetahui kadar Fe (besi) dalam sampel air minum yang dianalisa.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah metode Fenantrolin
C. Prinsip
Ion feri dalam air akan direduksi menjadi ion fero. Ion fero akan bereaksi dengan
1,10 fenantrolin yang akan membentuk kompleks warna kuning yang diukur serapannya
(absorbans) pada panjang gelombang 510 nm.
D. Reaksi
Fe3+ + hidroksilamin HCl Fe2+
Fe2+ + C12H8H2 {Fe LC18 H8 N2}2+ 2 Fenantolin Komplek Ferro Fenantolin
E. Alat dan Bahan
Alat
1.
2.
3.
4.
Beaker glass
Pipet ukur
Gelas ukur
Spektrofotometer
Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
F. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
2. 50 ml sampel air dimasukkan ke dalam beaker glass
3. Ditambahkan 2 ml reagen HCl pekat dan 1 ml reagen H-H (Hidrosilamin hidroklorida)
yang dilakukan di lemari asam.
4. Sampel dipanaskan hingga tersisa 20 ml.
5. Sampel didinginkan, ditambahkan 10 ml Buffer Ammonium Acetat dan 4 ml
Fenantrolin.
: 1,0 mg/L
Hasil Pemeriksaan:
Terlampir
1.
2.
3.
4.
Tabung reaksi
Pipet ukur
Gelas ukur
Spektrofotometer
Bahan
1. Sampel air minum
2. Reagen warna
F. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
2. 25 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3. Ditambahkan 1 ml reagen warna dan dihomogenkan. Jika larutan berwarna ungu
kemerahan atau pink maka sampel positif.
4. Absorbans diukur dengan spektrofotometer pada 543 nm.
Interpretasi Hasil
Persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/IX/1990 :
Air minum : 1,0 mg/L
Air bersih
: 1,0 mg/L
Hasil Pemeriksaan:
Hasil Terlampir
A. Tujuan
Untuk mengetahui kadar nitrat (NO3) pada sampel air minum yang dianalisa.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah metode Brusin
C. Prinsip
Ion nitrat direaksikan dengan brusin membentuk warna kuning yang absorbans
(serapannya) akan diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang
410nm.
D. Alat dan Bahan
Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet ukur
3. Gelas ukur
4. Beaker glass
5. Spektrofotometer
Bahan
Sampel air minum
1.
NaCl 0,0141 N
2.
H2SO4 Pekat.Pro NO3
3.
Brusin
4.
E. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
2. 5 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3. Ditambahkan 1 ml NaCl.
4. Ditambahkan 5 ml H2SO4 dan 5 tetes Brusin yang dilakukan di lemari asam.
5. Dipanaskan menggunakan water bath.
6. Setelah dingin, absorban diukur dengan spektrofotometer pada 410 nm.
Interpretasi Hasil
Persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/IX/1990 :
Air minum : 10 mg/L
Air bersih
: 10 mg/L
Hasil Pemeriksaan:
Terlampir
D. Reaksi
2 MnO4 + 10Cl- + 16H+ 2 Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O
2Mn2+ + 5S2O82- + 8H2O 2 MnO4- + 10SO42- + 16 H+
Cl- + Hg SO4 Hg2SO4 Cl2 komplek
E. Alat dan Bahan
Alat
1.
2.
3.
4.
Tabung reaksi
Pipet ukur
Gelas ukur
Spektrofotometer
Bahan
1.
2.
3.
4.
F. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
2. 25 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3. Ditambahkan 17,5 ml aquadest.
4. Ditambahkan 2,5 ml reagen khusus, 1 tetes H2O2, dan sepucuk sendok ammonium
peroxidisulfat.
5. Dipanaskan dengan water bath.
6. Setelah dingin, diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada 525 nm.
Interpretasi Hasil
Persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/IX/1990 :
Air minum : 0,1 mg/L
Air bersih : 0,5 mg/L
Hasil Pemeriksaan:
Terlampir
3. Gelas ukur
4. Spektrofotometer
Bahan
1.
2.
3.
F. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
2. 50 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3. Ditambahkan 10 ml larutan Buffer A.
4. Ditambahkan seujung sendok BaCl2 dan dihomogenkan. Jika larutan keruh berarti
positif.
5. Turbidansinya diukur dengan spektrofotometer pada 420 nm.
Interpretasi Hasil
Persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/IX/1990 :
Air minum : 400 mg/L
Air bersih
: 400 mg/L
Hasil Pemeriksaan:
Terlampir
CaEBT
MgEBT
+ EDTA
membentuk warna
merah anggur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
F. Cara Kerja
1. Standarisasi EDTA dengan CaCO3 0,01 N
a. Dipipet CaCO3 sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml.
b. Buffer ammonium ditambahkan sebanyak 1 ml ke dalam erlenmeyer tersebut.
c. Ditambahkan EBT sebanyak 1 sendok.
d. Campuran larutan tersebut dititrasi dengan EDTA hingga terjadi perubahan warna
dari merah menjadi biru.
e. Volume EDTA yang digunakan dicatat dan Normalitas EDTA dihitung.
Perhitungan :
NEDTA
= VCaCO3 / VEDTA x NCaCO3
2. Titrasi Sampel
a. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
b. Sampel air diencerkan sebanyak 10 kali dengan cara mengencerkan 10 ml sampel air
c.
d.
e.
f.
Interpretasi Hasil :
Persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/IX/1990 :
Air minum dan air bersih = 500 mg/L
Hasil Pemeriksaan:
Kesadahan (mg/L)
= Vtitran x NEDTA x
D. Reaksi
Ag+ + Cl - AgCl
putih
K2CrO4 + 2AgCl Ag2CrO4
+ 2KCl larut
x Ar Cl (35,5) x pengenceran
Hasil Terlampir
5. H2C2O4 0,01 N
F. Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan KMnO4 0,01 N (500 ml)
KMnO4 = 0,1 N
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 0,1 = 500 x 0,01
V1 = 5 / 0,5
= 10 ml
- Dipipet 10 ml larutan KMnO4 dan dilarutkan sampai 500 ml aquadest
2. Standarisasi KMnO4 dengan H2C2O4 0,01 N
a. Alat dan bahan disiapkan
b. Dipipet H2C2O4 0,01 N sebanyak 15 ml dan dimasukkan kedalam labu erlenmeyer
250 ml
c. Ditambahakan H2SO4 4 N sebanyak 5 ml
d. Larutan tersebut dikocok hingga tercampur rata dan dipanaskan hingga mendidih
selama 10 menit
e. Kemudian larutan dititrasi dalam keadaan panas dengan KMnO4 0,01 N hingga
terjadi perubahan warna dari tidak berwarna berubah menjadi ungu
f. Volume titran dicatat dan Normalitas KMnO4 dihitung.
Perhitungan :
N KMnO4 = VH2SO4 : VKMnO4 x NH2C2O4
3. Titrasi Sampel
a. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
b. 100 ml sampel (tanpa pengenceran) dimasukkan ke dalam erlemeyer.
c. Ditambahkan 10 ml KMnO4 di lemari asam.
d. Larutan tersebut dipanaskan dan dibiarkan mendidih selama 10 menit.
e. Ditambahkan 10 ml H2C2O4 0,01 N hingga terjadi perubahan warna menjadi tidak
berwarna. Apabila warna ungu tetap ada maka harus ditambahkan H 2C2O4 0,01
lagi (2 ml dan 5 ml).
f. Dititrasi dalam keadaan panas dengan KMnO4 0,01 N hingga terjadi perubahan
warna menjadi ungu.
Interpretasi Hasil
Persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/IX/1990 :
Air minum : 10 mg/L
Air bersih : 10 mg/L
Hasil Pemeriksaan:
ZO (mg/L)={(10+Vtitrasi)xNKMnO4(10x NH2C2O4)} x
x BE KMnO4
Hasil Terlampir
Bahan
1. Sampel air minum
E. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
2. Timbang beaker glass yang sudah dikeringkan dan catat beranya (Berat I).
3. 100 ml sampel dimasukkan ke dalam beaker glass yang sudah ditimbang.
4. Dipanaskan hingga air habis atau yang tersisa hanya endapannya saja.
5. Beaker glass didinginkan dalam desikator.
6. Timbang beaker glass yang berisi endapan (Berat II).
Interpretasi Hasil
Persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/IX/1990 :
Air minum : 1000 mg/L
Air bersih : 1500 mg/L
Hasil Pemeriksaan:
TDS = ((B-A) mg x 10000)/ mL volume sampel
II.
PEMBUATAN H2SO4 4N
I.
3. Pipet volume
4. Kompor
5. Pipet ukur
Bahan :
1. KMnO4 Pekat
2. Aquades
II. Cara Kerja
1. 400 ml aquades dimasukkan ke dalam beaker glass
2. 50 ml H2SO4 pekat dimasukkan kedalam beaker glass yang sama
3. KMnO4 ditambahkan sampai warna merah
4. Panaskan 10 menit
5. Ditambahkan KMnO4 hingga warna merah tetap, lalu ditempatkan pada botol
berwarna cokelat
I.
1. Aquades
2. Serbuk Asam Oksalat
II. Cara Kerja
1. 6,324 gram serbuk asam oxalat ditimbang dengan neraca analitik (harus tepat/
kuantitatif)
2. Dilarutkan dengan 1000 ml aquades, dilarutkan perlahan-lahan
3. Diaduk hingga homogen
4. Larutan asam oxalat siap digunakan
LAPORAN KEGIATAN
Nama lokasi PKL
: Sub. Laboratorium Kesehatan Lingkungan
Nama pembimbing lapangan : I Komang Widiastra
NIP
: 19641231198703102
Nama mahasiswa
: I Putu Wipa Widarsa Putra
NIM
: P07134009003
Garis-garis besar laporan kegiatan PKL tanggal 20 24 April 2012
No
Hari/tanggal
1
Jumat, 20 April 2012
Kegiatan
Menerima penjelasan tentang sub lab kesling dan
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan telah membaca dan memahami isi dari rencana
PKL mahasiswa tersebut diatas.
Peserta PKL
I Komang Widiastra
NIP : 196412311987031022