You are on page 1of 25

PEMBUATAN MEDIA LACTOSE BROTH DOUBLE STRENGTH

(LBDS)
I.
II.

III.
IV.

Tujuan
Untuk mengetahui cara pembuatan media Lactose Broth Double Strength (LBDS)
Metode
Metode yang digunakan pada pembuatan media ini adalah melarutkan bubuk LB dengan
aquades.
Prinsip
Ditimbang, dilarutkan dan disterilisasi
Alat dan Bahan
Alat :
1. Neraca
2. Gelas beaker
3. Tabung reaksi
4. Tabung durham
5. Kapas berlemak
6. Autoclave
7. Pengaduk kaca
Bahan :

V.

1. Bubuk LB (Lactose Broth)


2. Aquades
Cara Kerja
1. 13 gram bubuk Lactose Broth ditimbang pada neraca analitik
2. Bubuk lactose broth dilarutkan dengan 500 ml aquades (sedikit demi sedikit), lalu
dihomogenkan
3. Setelah itu dipipet 10 ml kedalam tabung reaksi yang telah terisi tabung durham
sebelumnya (jangan sampai ada gelembung udara)
4. Tutup dengan kapas berlemak
5. Selanjutnya disterilisasi pada autoclave dengan suhu 1210C selama 15 menit ditunggu
selama satu jam
6. LBDS (Lactose Broth Double Strength) siap digunakan.

VI.

Hasil Pengamatan
- Media LB Double Strength berwarna kuning muda
- Setelah media di autoclave media tidak mengalami perubahan warna

Gambar lactose broth double strength

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI AIR MINUM


I.
II.

III.

Tujuan
Untuk mengetahui keadaan higienitas air apakah memenuhi persyaratan atau tidak
Metode
Metode yang digunakan adalan metode MPN (Most Probable Number) dan ALT
(Angka Lempeng Total).
Prinsip
1. Metode MPN
Membiakkan kuman yang ada dalam media Lactose Broth (LB) dan Brillian Green
Lactose Bile Broth (BGLBB) serta melihat adanya pertumbuhan kuman melalui
gelembung udara (gas) hasil metabolisme kuman yang ada dalam tabung durham
setelah sampel diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370 C dan 44oC.
2. ALT (Angka Lempeng Total)

Pencemaran bakteri pada makanan, minuman atau air sangat mencemari kualitas
makanan, minuman atau air itu sendiri. Dengan pemeriksaan angka lempeng total
IV.

V.

dapat mengetahui pencemaran yang terjadi.


Alat dan Bahan
Alat:
a. Tabung reaksi
b. Tabung durham
c. Kapas
d. Pipet ukur
e. Api spiritus
f. Rak tabung reaksi
g. Inkubator
h. Ball pipet
i. Petridish
Bahan:
a. Sampel air bersih
b. Lactose Broth (single strength dan double strength)
c. Brillian Green Lactose Bile Broth (BGLBB)
Prosedur Kerja
1. Sampling Untuk Pemeriksaan Mikrobiologi
a. Keran dibersihkan seluruh permukaannya dengan air dengan membuka keran dan
air dibiarkan mengalir
b. Keran ditutup kembali, kemudian mulut keran disterilkan dengan dilidah apikan
dengan menggunakan api bunsen
c. Mulut keran diputar sampai air mengalir
d. Tutup botol dibuka dengan tutup botol dipegang dan didekatkan dengan api bunsen
e. Mulut botol disterikan dengan dilidahkan apikan pada api bunsen, kemudian air
ditampung sebanyak 2/3 bagian botol.
f. Mulut botol disterilkan kembali dengan api bunsen dan botol ditutup kembali dan
diikat.
g. Sampel air bersih siap diperiksa.
2. Uji perkiraan
a. Alat dan bahan disiapkan.
b. Lima tabung reaksi yang telah berisi tabung durham disiapkan dan masing-masing
berisi 5 mL LB steril dengan
konsentrasi double strength. Diberi
nomor tabung 1-5.
c. Dua tabung reaksi yang te;ah berisi
tabung durham disiapkan dan masing-

masing berisi 5 mL LB steril dengan konsentrasi single strength. Diberi nomor


tabung 6-7.
d. Satu tabung digunakan sebagai kontrol.
e. Ke dalam tabung 1 s/d 5 diinokulasikan 10 mL sampel air bersih.
f. Ke dalam tabung 6 diinokulasikan 1 mL sampel air bersih dan tabung 7
diinokulasikan 3 tetes (0,1 mL) sampel air bersih.
g. Tabung dikocok agar sampel merata dalam tabung.
h. Sampel diinkubasi selama 24 48 jam pada suhu 370 C.
i. Hasil dinyatakan positif jika terdapat gelembung udara didalamnya.
j. Jika hasil positif maka dilanjutkan dengan confirmative test (uji penegasan).
3. Uji penegasan
a. Dua tabung reaksi yang telah berisi tabung durham disiapkan dan masing-masing
berisi 10 mL BGLBB steril untuk tabung presumtif. Satu seri tabung konfirmasi
terdiri dari 7 tabung BGLBB.
b. Satu tabung reaksi disiapkan sebagai pembanding.
c. Dari masing-masing tabung presumtif dipindahkan masing-masing 1-2 ose ke
dalam tabung konfirmasi yang berisi 10 mL larutan BGLBB 2% steril. Masingmasing tabung presumtif diinokulasikan ke dalam dua seri tabung konfirmasi.
d. Tabung dikocok agar sampel merata dalam tabung.
e. Satu seri tabung konfirmasi diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37 0 C dan satu
seri yang lainnya diinkubasi pada suhu 440 C.
f. Hasil dinyatakan positif jika terdapat gelembung udara pada tabung durham.
g. Tabung yang diinkubasi pada suhu 370 C untuk melihat adanya coliform dan tabung
yang diinkubasi pada suhu 440 C untuk melihat adanya E. coli dalam sampel.
4. ALT (Angka Lempeng Total)
a.
Alat dan bahan disiapkan
b.
Disiapkan 5 buah tabung reaksi yang
didalamnya
c.

d.

telah

berisi

9 ml

air

pengencer diberi tanda I-1, I-2, I-3, I-4, I-5


Disiapkan 5 buah petridish yang berisi
tanda yang sama
1 ml sampel ditambahkan ke dalam
tabung reaksi dengan tanda I-1, lalu
dipipet 1 ml masukkan ke dalam

e.

petridish
Lakukan pengenceran dengan memasukkan 1 ml campuran dari tabung 1 ke tabung
2 sampai tabung pengenceran 5, dimasukkan pula sebanyak 1 ml ke dalam petridish
yang berlabel sama.

f.

Setelah itu ditambahkan media PCA, diinkubasi.


VI.
HASIL PENGAMATAN
(hasil terlampir)
PEMERIKSAAN KIMIA AIR MINUM
PEMERIKSAAN pH AIR
I. Tujuan
Untuk mengetahui pH sampel air bersih yang dianalisa.
II. Metode
Spektrofotometri
III. Prinsip
Mengukur pH sampel air bersih
IV. Alat dan bahan
Alat
1. Spektrofotometer
2. Beaker glass
3. Tissue
Bahan
1. Sampel air bersih
2. Aquadest
IV. Prosedur Kerja
1. Sampel air dimasukkan ke dalam beaker glass.
2. Pada gelas kimia yang lain dimasukkan aquadest.
3. Alat pH meter disiapkan.
4. Pertama-tama elektrode alat pH meter dicelupkan ke dalam aquadest, tombol diatur
pada suhu tertentu.
5. Elektrode dibersihkan atau dikeringkan dengan tissue.
6. Elektrode dicelupkan ke dalam sampel.
7. pH sampel yang terukur dicatat.

PEMERIKSAAN BESI (Fe)


A. Tujuan

Untuk mengetahui kadar Fe (besi) dalam sampel air minum yang dianalisa.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah metode Fenantrolin
C. Prinsip
Ion feri dalam air akan direduksi menjadi ion fero. Ion fero akan bereaksi dengan
1,10 fenantrolin yang akan membentuk kompleks warna kuning yang diukur serapannya
(absorbans) pada panjang gelombang 510 nm.
D. Reaksi
Fe3+ + hidroksilamin HCl Fe2+
Fe2+ + C12H8H2 {Fe LC18 H8 N2}2+ 2 Fenantolin Komplek Ferro Fenantolin
E. Alat dan Bahan
Alat
1.
2.
3.
4.

Beaker glass
Pipet ukur
Gelas ukur
Spektrofotometer

Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sampel air minum


HCl pekat (36 N)
Hidrosilamin hidroklorida
Buffer ammonium acetat
Reagen fenantrolin
Aquadest

F. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
2. 50 ml sampel air dimasukkan ke dalam beaker glass
3. Ditambahkan 2 ml reagen HCl pekat dan 1 ml reagen H-H (Hidrosilamin hidroklorida)
yang dilakukan di lemari asam.
4. Sampel dipanaskan hingga tersisa 20 ml.
5. Sampel didinginkan, ditambahkan 10 ml Buffer Ammonium Acetat dan 4 ml
Fenantrolin.

6. Ditambahkan aquadest hingga volume 50 ml.


7. Dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer pada 510 nm.
Interpretasi Hasil
Persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/IX/1990 :
Air minum : 0,3 mg/L
Air bersih

: 1,0 mg/L

Hasil Pemeriksaan:
Terlampir

PEMERIKSAAN NITRIT (NO2-)


A. Tujuan
Untuk mengetahui kadar nitrit (NO2-) pada sampel air minum yang dianalisa.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah metode Kolorimetri
C. Prinsip
Ion nitrit dalam suasana asam akan bereaksi dengan sulfanilamid yang diasosiasikan
dengan N-(1-Naftil) etioendiamin dihidroklorida yang akan membentuk warna ungu
kemerahan. Absorbans (serapannya) diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 543 nm.
D. Reaksi
NH2 SO3 O NH2 Sulfatilamid NO3 S O NH2 NO3S O N+ = NX- garam diozonium
E. Alat dan Bahan
Alat

1.
2.
3.
4.

Tabung reaksi
Pipet ukur
Gelas ukur
Spektrofotometer

Bahan
1. Sampel air minum
2. Reagen warna
F. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
2. 25 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3. Ditambahkan 1 ml reagen warna dan dihomogenkan. Jika larutan berwarna ungu
kemerahan atau pink maka sampel positif.
4. Absorbans diukur dengan spektrofotometer pada 543 nm.
Interpretasi Hasil
Persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/IX/1990 :
Air minum : 1,0 mg/L
Air bersih

: 1,0 mg/L

Hasil Pemeriksaan:
Hasil Terlampir

PEMERIKSAAN NITRAT (NO3)

A. Tujuan
Untuk mengetahui kadar nitrat (NO3) pada sampel air minum yang dianalisa.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah metode Brusin
C. Prinsip
Ion nitrat direaksikan dengan brusin membentuk warna kuning yang absorbans
(serapannya) akan diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang
410nm.
D. Alat dan Bahan
Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet ukur
3. Gelas ukur
4. Beaker glass
5. Spektrofotometer
Bahan
Sampel air minum
1.
NaCl 0,0141 N
2.
H2SO4 Pekat.Pro NO3
3.
Brusin
4.
E. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
2. 5 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3. Ditambahkan 1 ml NaCl.
4. Ditambahkan 5 ml H2SO4 dan 5 tetes Brusin yang dilakukan di lemari asam.
5. Dipanaskan menggunakan water bath.
6. Setelah dingin, absorban diukur dengan spektrofotometer pada 410 nm.
Interpretasi Hasil
Persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/IX/1990 :
Air minum : 10 mg/L
Air bersih

: 10 mg/L

Hasil Pemeriksaan:
Terlampir

PEMERIKSAAN MANGAN (Mn)


A. Tujuan
Untuk mengetahui kadar mangan (Mn) pada sampel air yang dianalisa.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah metode Persulfat
C. Prinsip
Senyawa mangan akan dioksidasi dengan persulfat dan perak nitrat yang akan
membentuk permanganate. Warna yang terbentuk diukur abasorban (serapannya) pada
panjang gelombang 525 nm.

D. Reaksi
2 MnO4 + 10Cl- + 16H+ 2 Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O
2Mn2+ + 5S2O82- + 8H2O 2 MnO4- + 10SO42- + 16 H+
Cl- + Hg SO4 Hg2SO4 Cl2 komplek
E. Alat dan Bahan
Alat
1.
2.
3.
4.

Tabung reaksi
Pipet ukur
Gelas ukur
Spektrofotometer

Bahan
1.
2.
3.
4.

Sampel air bersih


Reagen khusus
Serbuk ammonium peroxidisulfat
H2O2 (Hidrogen peroxida) 30%

F. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
2. 25 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3. Ditambahkan 17,5 ml aquadest.
4. Ditambahkan 2,5 ml reagen khusus, 1 tetes H2O2, dan sepucuk sendok ammonium
peroxidisulfat.
5. Dipanaskan dengan water bath.
6. Setelah dingin, diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada 525 nm.
Interpretasi Hasil
Persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/IX/1990 :
Air minum : 0,1 mg/L
Air bersih : 0,5 mg/L
Hasil Pemeriksaan:
Terlampir

PEMERIKSAAN SULFAT (SO42-)


A. Tujuan
Untuk mengetahui kadar sulfat dalam sampel air minum yang dianalisa.
B. Metode
Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah Turbidimetri
C. Prinsip
Ion sulfat akan membentuk endapan putih. Turbidansinya diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm.
D. Reaksi
SO4 + BaCl2 BaSO42- + Cl-

E. Alat dan Bahan


Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet ukur

3. Gelas ukur
4. Spektrofotometer
Bahan
1.
2.
3.

Sampel air bersih


Buffer A
Serbuk BaCl2

F. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
2. 50 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3. Ditambahkan 10 ml larutan Buffer A.
4. Ditambahkan seujung sendok BaCl2 dan dihomogenkan. Jika larutan keruh berarti
positif.
5. Turbidansinya diukur dengan spektrofotometer pada 420 nm.
Interpretasi Hasil
Persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/IX/1990 :
Air minum : 400 mg/L
Air bersih

: 400 mg/L

Hasil Pemeriksaan:
Terlampir

PEMERIKSAAN KESADAHAN (CaCO3)


A. Tujuan
Untuk mengetahui kadar kesadahan (CaCO3) dalam sampel air yang dianalisa.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah metode Titrimetri dengan EDTA (Kompleksometri)
C. Prinsip
Bila EDTA ditambahkan kedalam suatu larutan dari kation logam tertentu, maka akan
membentuk kompleks khelat yang mudah terlarut. Bila sejumlah kecil zat warna seperti
EBT atau calmigite ditambahkan pada larutan air yang mengandung ion kalsium dan
magnesium, maka larutan akan menjadi berwarna merah anggur. Apabila EDTA
ditambahkan pada larutan tersebut, kalsium dan magnesium akan akan dikomplekskan
maka larutan berubaha dari merah anggur menjadi biru, menandakan titik akhir titrasi.
Untuk menghasilkan titik akhir yang baik diperlukan adanya ion magnesium.
D. Reaksi
Ca 2+ + EBT
Mg 2+ + EBT
Ca EBT
Mg EBT

CaEBT
MgEBT
+ EDTA

E. Alat dan Bahan


Alat
1. Erlenmeyer
2. Pipet ukur
3. Gelas ukur
4. Buret
Bahan

membentuk warna
merah anggur

Ca EDTA + Mg EDTA + EBT


buffer PH 10
(BIRU)

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sampel air minum


Buffer ammonium
Indikator EBT (Eriochrom Black T)
Larutan EDTA (Ethylendiamine tetraacetate) 0,01 N
CaCO3 0,01 N
Aquadest

F. Cara Kerja
1. Standarisasi EDTA dengan CaCO3 0,01 N
a. Dipipet CaCO3 sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml.
b. Buffer ammonium ditambahkan sebanyak 1 ml ke dalam erlenmeyer tersebut.
c. Ditambahkan EBT sebanyak 1 sendok.
d. Campuran larutan tersebut dititrasi dengan EDTA hingga terjadi perubahan warna
dari merah menjadi biru.
e. Volume EDTA yang digunakan dicatat dan Normalitas EDTA dihitung.
Perhitungan :
NEDTA
= VCaCO3 / VEDTA x NCaCO3
2. Titrasi Sampel
a. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
b. Sampel air diencerkan sebanyak 10 kali dengan cara mengencerkan 10 ml sampel air
c.
d.
e.
f.

dengan aquadest hingga volume 100 ml menggunakan gelas ukur.


100 ml sampel air yang telah diencerkan dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
Ditambahkan 2 ml Buffer ammonium.
Ditambahkan 1 sendok EBT.
Dititrasi dengan EDTA hingga terjadi perubahan warna dari merah menjadi biru.

Interpretasi Hasil :
Persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/IX/1990 :
Air minum dan air bersih = 500 mg/L
Hasil Pemeriksaan:
Kesadahan (mg/L)

= Vtitran x NEDTA x

x Mr CaCO3 (100) x pengenceran

PEMERIKSAAN KLORIDA (Cl-)


A. Tujuan
Untuk mengetahui kadar klorida (Cl-) dalam sampel air yang dianalisa.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah metode Argentometri
C. Prinsip
Larutan ditambahkan K2CrO4 selanjutkanya dititrasi dengan AgNO3 hingga terbentuk
endapan putih (AgCl). Pada saat ion Cl habis maka akan terbentuk warna merah
(AgCrO4). Terbentuknya warna merah pertama menyatakan titik akhir titrasi.

D. Reaksi
Ag+ + Cl - AgCl
putih
K2CrO4 + 2AgCl Ag2CrO4

+ 2KCl larut

E. Alat dan Bahan


Alat
1. Erlenmeyer
2. Pipet ukur
3. Gelas ukur
4. Buret
5. Statif
Bahan
Indikator K2CrO4
1.
AgNO3 0,0141 N
2.
NaCl 0,0141 N
3.
Aquadest
4.
F. Cara Kerja
1. Standarisasi AgNO3 dengan NaCl 0,0141 N
a. NaCl sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml.
b. Ditambahkan K2CrO4 sebanyak 1 ml.
c. Campuran larutan tersebut di titrasi dengan AgNO 3 hingga terjadi perubahan
warna dari kuning menjadi orange.
d. Volume titran dicatat dan Normalitas AgNO3 dihitung.
Perhitungan :
NAgNO3 = VNaCl / VAgNO3 x NNaCl
2. Titrasi Sampel
a. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
b. Sampel air diencerkan sebanyak 20 kali dengan cara mengencerkan 5 ml sampel
air dengan aquadest hingga volume 100 ml.
c. 100 ml sampel air yang telah diencerkan dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
d. Ditambahkan 1 ml K2CrO4.
e. Dititrasi dengan AgNO3 hingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi
orange.
Interpretasi Hasil
Kadar yang diperbolehkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/IX/1990 :
Air minum : 250 mg/L
Air bersih : 600 mg/L
Hasil Pemeriksaan

Konsentrasi klorida = Vtitrasi x NAgNO3 x

x Ar Cl (35,5) x pengenceran

Hasil Terlampir

PEMERIKSAAN ZAT ORGANIK (ZO)


A. Tujuan
Untuk mengetahui kadar zat organik pada sampel air yang dianalisa.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah metode Titrimetri
C. Prinsip
Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium
permanganate yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas
titrasi reduksi dan oksidasi . Kalium permanganat dapat bertindak sebagai oksidator , dan
umumnya titrasi dilakukan dalam suasana asam karena akan lebih mudah mengamati titik
akhir titrasinya. Zat organik dapat dioksidasi oleh KMnO4 . Titik akhir titrasi ditunjukkan
dengan setetes kelebihan KMnO4 yang akan memeberikan kelebihan warna merah muda.
D. Reaksi
MnO4- + 8H+ +5e- Mn2+ + 4H2O
2MnO4- + 5H2C2O4 + 6H+ 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
E. Alat dan Bahan
Alat
1. Erlenmeyer
2. Pipet ukur
3. Gelas ukur
4. Buret
5. Statif
Bahan
1. Sampel air Minum
2. H2SO4 4 N
3. KMnO4 0,1 N
4. KMnO4 0,01 N

5. H2C2O4 0,01 N
F. Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan KMnO4 0,01 N (500 ml)
KMnO4 = 0,1 N
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 0,1 = 500 x 0,01
V1 = 5 / 0,5
= 10 ml
- Dipipet 10 ml larutan KMnO4 dan dilarutkan sampai 500 ml aquadest
2. Standarisasi KMnO4 dengan H2C2O4 0,01 N
a. Alat dan bahan disiapkan
b. Dipipet H2C2O4 0,01 N sebanyak 15 ml dan dimasukkan kedalam labu erlenmeyer
250 ml
c. Ditambahakan H2SO4 4 N sebanyak 5 ml
d. Larutan tersebut dikocok hingga tercampur rata dan dipanaskan hingga mendidih
selama 10 menit
e. Kemudian larutan dititrasi dalam keadaan panas dengan KMnO4 0,01 N hingga
terjadi perubahan warna dari tidak berwarna berubah menjadi ungu
f. Volume titran dicatat dan Normalitas KMnO4 dihitung.
Perhitungan :
N KMnO4 = VH2SO4 : VKMnO4 x NH2C2O4
3. Titrasi Sampel
a. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
b. 100 ml sampel (tanpa pengenceran) dimasukkan ke dalam erlemeyer.
c. Ditambahkan 10 ml KMnO4 di lemari asam.
d. Larutan tersebut dipanaskan dan dibiarkan mendidih selama 10 menit.
e. Ditambahkan 10 ml H2C2O4 0,01 N hingga terjadi perubahan warna menjadi tidak
berwarna. Apabila warna ungu tetap ada maka harus ditambahkan H 2C2O4 0,01
lagi (2 ml dan 5 ml).
f. Dititrasi dalam keadaan panas dengan KMnO4 0,01 N hingga terjadi perubahan
warna menjadi ungu.
Interpretasi Hasil
Persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/IX/1990 :
Air minum : 10 mg/L
Air bersih : 10 mg/L
Hasil Pemeriksaan:

ZO (mg/L)={(10+Vtitrasi)xNKMnO4(10x NH2C2O4)} x

x BE KMnO4

Hasil Terlampir

PEMERIKSAAN TDS (Total Disolve Solid)


A. Tujuan
Untuk mengetahui kadar TDS (Total Disolve Solid) atau jumlah zat padat terlarut
dalam sampel air yang dianalisa.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah metode Gravimetri
C. Prinsip
Sampel yang telah tercampur dengan baik disaring melalui saringan fiberglass
standar, filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan yang telah ditimbang dan dikeringkan
sampai berat konstan pada 180C. Bertambahnya berat cawan menunjukkan total zat padat
terlarut.
D. Alat dan Bahan
Alat
1. Beaker glass
2. Water bath
3. Timbangan

Bahan
1. Sampel air minum
E. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
2. Timbang beaker glass yang sudah dikeringkan dan catat beranya (Berat I).
3. 100 ml sampel dimasukkan ke dalam beaker glass yang sudah ditimbang.
4. Dipanaskan hingga air habis atau yang tersisa hanya endapannya saja.
5. Beaker glass didinginkan dalam desikator.
6. Timbang beaker glass yang berisi endapan (Berat II).
Interpretasi Hasil
Persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/IX/1990 :
Air minum : 1000 mg/L
Air bersih : 1500 mg/L
Hasil Pemeriksaan:
TDS = ((B-A) mg x 10000)/ mL volume sampel

PEMBUATAN NaCl 0,85%


I.

Alat dan Bahan


Alat :
1. Beaker Glass
2. Neraca analitik
3. Batang pengaduk
4. Gelas Ukur
Bahan :
1. Aquades
2. Bubuk NaCl
Cara Kerja
1. 17 gram NaCl ditimbang pada neraca analitik
2. Dilarutkan dengan 2 liter aquades (dilarutkan sedikit demi sedikit)
3. Setelah homogen, larutan NaCl 0,85% disimpan dalam botol berwarna hitam
4. Larutan NaCl 0,85% siap digunakan

II.

PEMBUATAN H2SO4 4N
I.

Alat dan Bahan


Alat :
1. Beaker Glass
2. Gelas ukur

3. Pipet volume
4. Kompor
5. Pipet ukur
Bahan :
1. KMnO4 Pekat
2. Aquades
II. Cara Kerja
1. 400 ml aquades dimasukkan ke dalam beaker glass
2. 50 ml H2SO4 pekat dimasukkan kedalam beaker glass yang sama
3. KMnO4 ditambahkan sampai warna merah
4. Panaskan 10 menit
5. Ditambahkan KMnO4 hingga warna merah tetap, lalu ditempatkan pada botol
berwarna cokelat

PEMBUATAN ASAM OKSALAT 0,1 N

I.

Alat dan Bahan


Alat :
1. Neraca Analitik
2. Gelas ukur
3. Beaker glass
4. Batang pengaduk
Bahan :

1. Aquades
2. Serbuk Asam Oksalat
II. Cara Kerja

1. 6,324 gram serbuk asam oxalat ditimbang dengan neraca analitik (harus tepat/
kuantitatif)
2. Dilarutkan dengan 1000 ml aquades, dilarutkan perlahan-lahan
3. Diaduk hingga homogen
4. Larutan asam oxalat siap digunakan

LAPORAN KEGIATAN
Nama lokasi PKL
: Sub. Laboratorium Kesehatan Lingkungan
Nama pembimbing lapangan : I Komang Widiastra
NIP
: 19641231198703102
Nama mahasiswa
: I Putu Wipa Widarsa Putra
NIM
: P07134009003
Garis-garis besar laporan kegiatan PKL tanggal 20 24 April 2012

No
Hari/tanggal
1
Jumat, 20 April 2012

Sabtu, 21 April 2012

Senin, 23 April 2012

Selasa, 24 April 2012

Kegiatan
Menerima penjelasan tentang sub lab kesling dan

perkenalan staf pegawai


Mengamati dan mempelajari cara persiapan sampel
Melakukan pembuatan media dan reagen
Melakukan pemeriksaan kimia sampel air minum
Melakukan pemeriksaan kimia sampel air minum
Melakukan pembuatan media dan reagen
Melakukan pembuatan media dan reagen
Melakukan pemeriksaan kimia sampel air minum
Melakukan pemeriksaan mikrobiologi sampel air minum
Melakukan pemeriksaan kimia sampel air minum
Melakukan pembuatan reagen

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan telah membaca dan memahami isi dari rencana
PKL mahasiswa tersebut diatas.

Peserta PKL

Denpasar, 26 April 2012


Pembimbing Lapangan
Kepala Sub Lab Kesling

I Putu Wipa Widarsa Putra


NIM : P07134009003

I Komang Widiastra
NIP : 196412311987031022

You might also like