You are on page 1of 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Amilase adalah salah satu jenis enzim yang mempunyai kemampuan untuk
menghidrolisis pati menjadi glukosa (Melliawati et al., 2006). Molekul pati yang
merupakan polimer dari alfa-D-glikopiranosa akan dipecah oleh enzim ini pada
ikatan alfa-1,4- dan alfa-l,6-glikosida. Berdasarkan hasil pemecahan dan letak
ikatan yang dipecah, maka amilase dapat dbedakan menjadi tiga yaitu alfaamilase, beta-amilase, dan glukoamilase (Biogen, 2008).
Amilase berperan penting di bidang bioteknologi. Terbukti bahwa, enzim
ini diperjualbelikan sebanyak 25% dari total enzim lainnya. Dilaporkan bahwa,
enzim amilase yang digunakan dalam industri tekstil di Bandung (Jawa Barat),
jumlahnya tidak kurang dari 4 ton per bulan atau sekitar 2-3 juta dolar Amerika
setiap bulannya dan semuanya diimpor. Oleh karena itu, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) sejak lama mengumpulkan dan menseleksi mikroba
penghasil enzim khususnya penghasil enzim amilase. Selain di bidang industri
tekstil, amilase juga banyak digunakan pada industri minuman misalnya
pembuatan High Fructose Syrup (HFS) (Ayatullah, 2008)
Amilase dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti tanaman dan
hewan, namun yang paling banyak digunakan adalah yang berasal dari
mikroorganisme. Hal ini dikarenakan mikroorganisme memiliki periode
pertumbuhan yang pendek, mudah tumbuh, cepat menghasilkan dan kondisi
lingkungan dapat dikendalikan. Salah satu kelompok mikroorganisme yang dapat
menghasilkan amilase adalah bakteri, antara lain Bacillus subtilis, Bacillus
licheniformis, Bacillus amyloquaifaciens dan jamur Aspergillus niger (Inchem,
2008). Selain itu, sejak tahun 1984 jamur telah dikenal dapat memproduksi

amilase. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa ahli,
menyatakan bahwa jamur-jamur yang mampu menghasilkan enzim amilase
berasal dari genus Penicillum, Cephalosporium, Mucor, Neurospora, Aspergillus
dan Rhizopus (Gandjar et al., 2006). Walaupun demikian, enzim amilase dan
derivatnya yang memiliki kemampuan menghidrolisis pati dengan baik belum
banyak diketahui (Melliwati et al., 2006).
Salah satu penelitian mengenai jamur amilolitik yang pernah dilakukan
adalah bersumber dari limbah tapioka1 (Indriani, 2001). Selain itu, ubi kayu juga
potensial digunakan sebagai sumber isolat. Hal ini disebabkan karena ubi kayu
memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, dan mudah terserang jamur terutama
jamur pendegradasi amilum terlebih bila kondisi penyimpanannya lembab. Oleh
sebab itu, dalam penelitian ini dicoba untuk mencari isolat jamur amilolitik dari
ubi kayu.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Apakah pada ubi kayu (Manihot utilissima Pohl) terdapat jamur
amilolitik?
2. Bagaimanakah karakter jamur amilolitik dari ubi kayu (Manihot utilissima
Pohl)?
3. Bagaimanakah aktivitas amilolitik yang dimiliki oleh jamur tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mendapatkan jamur amilolitik dari ubi kayu (Manihot utilissima


Pohl).
2. Untuk mengetahui karakter jamur amilolitik dari ubi kayu (Manihot
utilissima Pohl).
3. Untuk mengetahui aktivitas amilolitik dari masing-masing jamur yang
diperoleh.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan data ilmiah kepada para peneliti selanjutnya tentang jenisjenis jamur apa saja yang dapat menghasilkan enzim amilase.
2. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk produksi enzim
amilase dari jenis-jenis jamur dalam skala industri.

You might also like