You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan
teknologi memiliki dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia.
Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk berfikir akan selalu
mengembangkan sesuatu hal agar menjadikan kehidupannya menjadi lebih
baik. Oleh karena itu, proses perubahan akan terus berjalan.
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan
perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia.
Pada awalnya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan terbuat dari batu
atau kayu kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini
mula-mula sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian
yang komplek. Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam
dengan motor secara langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin
pertanian.
Pengembangan alat dan mesin pertanian yang juga pengembangan
mekanisasi pertanian tidak dapat berdiri sendiri, karena merupakan suatu sub
sistem penunjang ( supporting system) dalam proses budidaya, pengolahan
dan penyimpanan. Sebagai teknologi yang bersifat indivisible ( tidak dapat
terbagi), peran alat dan mesin pertanian tersebut sebaiknya dapat
didistribusikan pada banyak pemakai, atau petani kecil yang tidak
mempunyai

cukup

kemampuan

untuk

memilikinya.

Berbagai

studi

menyebutkan, bahwa alat dan mesin pertanian memiliki kaitan sangat erat
dengan dinamika sosial ekonomi dari sistem budidaya pertaniannya.
2.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
efisiensi pembajakan dan membandingkan aktual dan teoritis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengolahan Tanah
Tanah merupakan suatu sistem yang dinamis, tersusun dari empat bahan
utama yaitu bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Bahan-bahan
penyusun tanah tersebut berbeda komposisinya untuk setiap jenis tanah, kadar
air dan perlakuan terhadap tanah. Sebagai suatu sistem yang dinamis, tanah
dapat berubah keadaannya dari waktu ke waktu, sesuai sifat-sifatnya yang
meliputi sifat fisik, kimia, dan sifat mekanis, serta keadaan lingkungan yang
keseluruhannya menentukan produktifitas tanah.Pada tanah pertanian, sifat
mekanis tanah yang terpenting adalah reaksi tanah terhadap gaya-gaya yang
bekerja pada tanah, dimana salah satu bentuknya yang dapat diamati adalah
perubahan tingkat kepadatan tanah (Yuswar, 2004).
Pengolahan tanah adalah semua pekerjaan pendahuluan sebelum proses
penanaman. Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah menciptakan kondisi
tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman dengan usaha yang
seminimum mungkin. Sebagai awal kegiatan budidaya pertanian sebelum
kegiatan lainnya dilakukan, kegiatan ini perlu diupayakan secara efektif dan
efisien, oleh karena menyangkut kualitas hasil dan ketepatan waktu
pengolahan tanah(Mundjono, 1989).
Pengolahan tanah umumnya masih didominasi oleh penggunaan
cangkul(secara manual) oleh tenaga manusia dan alat bajak yang ditarik oleh
tenagaternak.Dengan penggunaan tenaga manusia dan tenaga ternak akan
mengakibatkan produksi pertanian rendah dan waktu yang lama bila
dibandingkandengan penggunaan tenaga mekanis seperti traktor terutama
sebagai sumbertenaga penarik bajak dan alat pertanian lainnya.Penggunaan
traktor sebagai sumber tenaga dalam pengolahan tanah,diharapkan dapat
mengurangi waktu dan biaya yang diperlukan untuk prosespengolahan tanah,
kapasitas kerja menjadi lebih tinggi dan pendapatan petanibertambah,

sehingga dapat dilaksanakan usaha intensifikasi dan ekstensifikasi yang


sempurna(Mundjono, 1989).
Kecepatan dalam pengolahan tanah merupakan salah satu faktor
yangmempengaruhi kapasitas kerja efektif yang dapat dicapai dalam
pengolahan tanah.Kapasitas kerja efektif adalah faktor yang menentukan
besarnya biayapenggunaan alat persatuan luas(Mundjono, 1989).
Akhir-akhir ini masalah yang utama didalam pembukaan dan
pengolahan tanah adalah bagaimana agar didapatkan efisiensi yang optimal.
Hal ini dimaksudkan dari pengertian minimal tillage yaitu pengolahan yang
seminimal mungkin, tetapi menghasilkan tanah yang baik dan pertumbuhan
tanaman yang optimal dengan biaya yang rendah(Mundjono, 1989).
Kegiatan pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi pengolahan tanah
I (Primary tillage) dan pengolahan tanah II (Secondary tillage).Kegiatan
pengolahan tanah pertama secara sederhana bertujuan membongkar tanah
menjadi bongkahan-bongkahan agar mampu menangkap udara, air dan sinar
matahari, guna proses pelapukan sehingga tanah menjadi matang, bebas dari
tanaman gulma dan siap untuk masuk ke pengolahan tanah kedua yang
bertujuan menghancurkan dan mencampur bongkah tanah yang telah matang
secara mesra (proses penghancuran dan pembusukan) agar menjadi media
tumbuh tanaman yang baik (Kuipers dan Kowenhopn, 1983).
Proses yang terjadi pada pengolahan tanah dengan bajak dapat
diasumsikan terdiri dari beberapa bagian proses. Untuk alat ini, proses yang
terjadi terdiri dari proses intake, main flow dan output. Proses intake
merupakan proses dimana suatu bagian/lapisan tanah dipisahkan dari bagian
utamanya. Proses main flow adalah proses yang terjadi selama tanah bergerak
sepanjang bagian alat (plough-body). Proses output mencakup perubahan
yang terjadi setelah irisan tanah terlepas dari alat (Kuipers dan Kowenhopn,
1983).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 31 Mei 2015 di Kebun
Percobaan Universitas Mataram.
3.2 ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah satu buah alat
Hand Traktor, Meteran, Penggaris, Bambu, Tali Rafia.
3.3 PROSEDUR PERCOBAAN
Adapun langlah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Diukur lahan dengan menggunakan meteran dan diberi tanda dengan patok serta tali
rapia.
3. Diukur diameter roda dan mata bajak.
4. Dibajak lahan yang sudah diukur dan hasil bajakannya diukur tinggi, lebar, waktu
serta jumlah putaran roda pada saat belokan.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1. Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil Pengamatan

No
.
1
2.
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Pengamatan

Hasil

Lebar Bajak Teoritis


Lebar Bajak Aktual
Diameter Roda
Luas Lahan
Waktu Total Pengerjaan
Kedalaman Pembajakan
Putaran Roda
Waktu Untuk Belok
Total Jarak Tempuh
Lebar Hasil Pembajakan
Luas Hasil Pembajakan
Kecepatan Traktor
Kapsitas Lapang Teoritis
Kapasitas Lapang Aktual
% Waktu Hilang untuk Tumpang Tindih
% Waktu Hilang untuk Slip Roda
% Waktu hilang untuk Belok
% Waktu hilang karena macet/berhenti
Efisiensi Teoritis
Efisiensi Aktual

0,24 m
0,2 m
0,76 m
0,024 ha
1,48 jam
0,129 m
5 putaran
0,0013 jam
1430 m
0,228 m
0,024 ha
0,97 km/jam
0,023 ha/jam
0,02 ha/jam
8,33%
12%
0,09%
35,81%
86,96%
51,74%

4.2. Hasil Perhitungan


1. Kapasitas Lapang Teoritis (Kt)
Kt
=WxV
= 0,24 x 0,97 x 10-1 ha/jam
= 0,023 ha/jam
2. Kapasitas Lapang Aktual (Ka)
Luas lahan (A) = Luas lahan yang dibajak (ha)
Ka

=
=

Luas hasil bajakan


Total waktu
0,024 ha
1,48 jam

= 0,02 ha/jam

3. Persentase Waktu Hilang karena Tumpang Tindih (Overlapping)


% L1

W 1W 2
W1

x 100%

0,24 m0,22 m
0,24 m

x 100%

= 8,33 %
4. Persentase Waktu Hilang Karena Slip
% L2

=
=

DN M
x 100%
DN
( 3,14 x 0,76 m x 5 )10,5
3,14 x 0,76 m x 5

x 100%

= 12 %
5. Persentase Waktu Hilang Saat Membelok
% L3

=
=

T1
x 100%
T
0,0013 jam
x 100%
1,48 jam

= 0,09 %
6. Persentase Waktu Hilang Karena Macet atau Berhenti
% L4

=
=

T2
x 100%
T
0,53 jam
x 100%
1,48 jam

= 35,81 %
7. Efesiensi Kerja (Lapangan Aktual)
E
= (1 L1) x (1 L2) x (1 L3) x (1 L4) x 100%
= (1- 0,08) x ( 1- 0,12) x (1- 0,0009) x (1- 0,358) x 100%
= 51,74%
8. Efesiensi Teoritis
E

=
=

Ka
x 100%
Kt
0,02ha / jam
0,023ha / jam

x 100%

= 86,96 %

BAB V
PEMBAHASAN

Pengolahan tanah adalah semua pekerjaan pendahuluan sebelum proses


penanaman. Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah menciptakan kondisi
tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman dengan usaha yang seminimum
mungkin. Sebagai awal kegiatan budidaya pertanian sebelum kegiatan lainnya

dilakukan, kegiatan ini perlu diupayakan secara efektif dan efisien, oleh karena
menyangkut kualitas hasil dan ketepatan waktu pengolahan tanah.
Pada praktikum ini digunakan traktor mini yaitu traktor tangan.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh diameter roda 0,76 m, kecepatan traktor
0,97 km/jam, lebar bajak teoritis 0,24 m, lebar bajak aktual 0,2 m, luas lahan yang
dibajak 0,024 ha, waktu total pengerjaan 1,48 jam, kedalaman pembajakan 0,129
m, putaran roda 5 putaran, waktu untuk belok 0,0013 jam, total jarak tempuh 1430
m, lebar hasil pembajakan 0,228 m, luas hasil pembajakan 0,024 m, dari beberapa
hasil pengukuran tersebut didapatkan beberapa hasil analisis data yaitu kapasitas
lapang teoritis 0,97 km/jam, kapasitas lapang aktual 0,02 ha/jam, serta % waktu
hilang untuk tumpak tindih yaitu 8,33%, waktu hilang untuk slip roda 12%, waktu
hilang untuk belok 0,09%, waktu hilang karena macet atau berhenti 35,81%,
efisiensi teoritis 86,96% dan hasil efisiensi kerja aktual 51,74%. Dalam praktikum
ini efisiensi kerja traktor dipengaruhi juga oleh operator yang mengoperasikannya
merupakan bukan operator yang ahli jadi sangat mempengaruhi efisiensi kerja
traktor tersebut.
Waktu yang hilang dalam pengolahan tanah biasa disebabkan karena
kerugian terjadinya tumpang tindih hasil pengolahan, kerugiankarena slip roda,
kerugian karena belok, dan kerugian waktu untuk pengaturan, mengatasi
kemacetan dan kerusakan kecil. Kapasitas lapang teoritis sebuah alat merupakan
kecepatan penggarapan lahan yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut
melakukan kerjanya memanfaatkan 100 % waktunya, pada kecepatan maju
teoritisnya dan selalu memenuhi 100 % lebar kerja teoritisnya.
Besarnya tumpang tindih yang diperlukan terutama merupakan fungsi dari
kecepatan, kondisi tanah dan ketrampilan operator. Dan belok di ujung atau di
sudut suatu lapang menghasilkan suatu kehilangan waktu yang seringkali sangat
berarti, terutama pada lapang-lapang pendek. Tidak peduli apakah suatu lapang
dikerjakan pulang balik, dari tepi ke tengah ataukah digarap dengan mengelilingi
titik pusatnya, jumlah waktu belok per satuan luas untuk sebuah alat dengan lebar
tertentu akan berbanding terbalik dengan panjang lapang. Beberapa waktu hilang,
semacam karena istirahat dan penyetelan atau pemeriksaan alat, biasanya

cenderung sebanding dengan waktu kerja efektif atau dengan waktu lapang total
jika kecepatan kerja atau lebar alat ditambah. Perjalanan tak kerja melintasi ujung
lapang cenderung sebanding dengan waktu kerja efektif jika kecepatan kerja
normal dipertahankan saat melintasi ujung.
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan dapat kita ketahui efisiensi
kerja traktor sangat dipengaruhi oleh beberapa hal yang mungkin tidak diduga.
Misalkan saja pada praktikum yang telah dilakukan yaitu pengoperasian traktor
oleh mahasiswa yang kurang ahli atau sama sekali belum pernah mengoperasikan
traktor. Oleh karena terdapat beberapa hal yang terjadi seperti waktu hilang saat
belok, waktu hilang saat macet atau berhenti. Untuk mendapatkan hasil yang
akurat sangat di perlukan kemampuan operator dalam menjalankan hand traktor
agar efisiensi kerja traktor bisa sempurna.

You might also like