Professional Documents
Culture Documents
GERIATRI
Oleh
Putu Shine Amanda Megayana
Pembimbing
Dr. Bambang Soekotjo, M.Sc., Sp. An.
LATAR BELAKANG
Menua
Definisi Geriatri
Geriatri
PERUBAHAN FISIOLOGIS
Sistem
kardiovaskular
CO menurun
Tonus vagal meningkat
Sistem
Pada
respirasi
Sistem
Sistem
renalis
Sistem
Sistem
saraf pusat
Sistem
muskuloskeletal
Massa otot berkurang. Pada tingkat
mikroskopik, neuromuskuler junction
menebal.
Sendi yang mengalami arthritis dapat
mengganggu pemberian posisi (misalnya,
litotomi) atau anestesi regional (misalnya,
blok subarakhnoid).
EVALUASI PREOPERATIF
Terdapat dua prinsip yang harus diingat pada saat
melakukan evaluasi pre-operatif pasien geriatri :
1. Pasien harus selalu dianggap mempunyai risiko tinggi
menderita penyakit yang berhubungan dengan penuaan.
2. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik,
riwayat,
pemeriksaan fisik, dan determinasi kapasitas fungsional
harus dilakukan untuk mengevaluasi fisiologis pasien.
FARMAKOLOGI KLINIS
1. Ikatan protein plasma.
Distribusi dan eliminasi juga dipengaruhi oleh terganggunya
ikatan protein plasma. Albumin yang cenderung berikatan
dengan obat yang bersifat asam (misalnya barbiturat,
benzodiazepin, agonis opioid), menurun. 1-asam
glikoprotein, yang berikatan dengan obat yang bersifat basa
(misalnya, anestetik lokal), meningkat.
2. Perubahan komposisi tubuh
Penurunan air tubuh total dapat menyebabkan mengecilnya
kompartemen pusat dan peningkatan konsentrasi serum
setelah pemberian obat secara bolus. Selanjutnya,
peningkatan lemak tubuh dapat menyebabkan
membesarnya volume distribusi, dengan potensial
memanjangnya efek klinis obat yang diberikan. 5
3. Metabolisme obat
Seperti yang telah didiskusikan sebelumnya, gangguan
hepar dan klirens ginjal dapat terjadi sesuai dengan
penambahan usia.
4. Farmakodinamik.
Respons klinis terhadap obat anestesi pada pasien usia lanjut
mungkin disebabkan karena adanya gangguan sensitivitas
pada target organ ( farmakodinamik).
Respons hemodinamik terhadap anestesi intravena bisa
menjadi berat karena adanya interaksi dengan jantung
dan vaskuler yang telah mengalami penuaan.
inhalasi
Anastesi
Intravena dan
Benzodiazepine
Opiat
Usia merupakan prediktor penting perlu tidaknya
penggunaan morfin post operatif, pasien berusia lanjut
hanya memer lukan sedikit obat untuk menghilangkan rasa
nyeri. Klirens morfin akan menurun pada pasien berusia
lanjut. Morphine-6-glucuronide tergantung pada eksresi
renal. Pasien dengan insufisiensi ginjal mungkin menderita
gangguan eliminasi morfin glucuronides
Pelumpuh otot
Umumnya, usia tidak mempengaruhi farmakodinamik
pelumpuh otot. Durasi kerja mungkin akan
memanjang, bila obat tersebut tergantung pada
metabolisme ginjal atau hati. Diperkirakan terjadi
penurunan pancuronium pada pasien berusia lanjut,
karena ketergantungan pancuronium terhadap eksresi
ginjal.
TEKNIK ANASTESI
Efek spesifik anestesi regional memberikan
beberapa keuntungan,
1. Anestesi regional mempengaruhi sistemkoagulasi
dengan cara mencegah
inhibisi fibrinolisis post operatif.
Thrombosis vena dalam atau emboli paru dapat terjadi
pada
2,5% pasien setelah menjalani beberapa
prosedur berisiko tinggi.
2. Efek hemodinamik anestesi regional mungkin ber
hubungan dengan lebih sedikitnya jumlah
darah yang
hilang pada pembedahan pelvis
dan ekstremitas bawah.
3. Anestesi regional tidak memerlukan instrumen
alat
bantu
nafas dan pasien dapat mempertahankan
jalan
nafas
dan fungsi parunya sendiri.
Penanganan
KESIMPULAN
TERIMA KASIH