You are on page 1of 2

Nama : Muhammad Nur Hanifan

NIM : 1004405033
Gugus 1 No. 58
ANALISA ARTIKEL
Judul : MK Mengancam KPU karena Halangi Calon
Sumber : Kompas, 15 Agustus 2010
Analisa :
Artikel ini memuat tentang bagaimana putusan MK yang mengancam Komisi
Pemilihan Umun (KPU) khususnya di daerah yang diduga sering menghilangkan hak bakal
calon pasangan kepala daerah atau mendiskualifikasi sehingga mereka tak memiliki posisi
hukum untuk mengajukan gugatan ke MK. Menurut saya sebenarnya hal seperti ini tidak
perlu terjadi di negara Indonesia yang telah lama menjunjung demokrasi. Pelanggaranpelanggaran seperti ini masih banyak terjadi di Indonesia. Masih banyak Komisi Pemilihan
Umum yang melakukan kecurangan karena alasan materi atau ingin memenangkan satu
pasangan tanpa menghiraukan pihak lain dan aspirasi masyarakat. Mereka bisa saja
mengahalang-halangi terpenuhinya syarat bakal pasangan calon atau sebaliknya berupaya
untuk meloloskan bakal pasangan calon yang tidak memenuhi syarat untuk menjadi peserta
pilkada dengan motif pemihakan atau untuk memenangkan ataupun mengalahkan pasangan
calon tertentu. Tentu ini sangat bertentangan dengan prinsip demokrasi yang dianut oleh
Indonesia dan cita-cita rakyat yang menginginkan pemilu yang jujur dan bersih serta
langsung berasal dari aspirasi dan hati nurani rakyat Indonesia. Hal seperti ini haruslah
ditindak tegas oleh pemerintah dan pihak yang berwajib karena pemilu ataupun pilkada
merupakan masa depan bangsa Indonesia baik secara nasional ataupun di daerah. Pemerintah
harus lebih ketat lagi dalam mengawasi politik Indonesia, bukan malah ikut-ikutan ke dalam
politik yang tidak jujur yang saat ini telah menjamur ke seluruh pelosok Indonesia. Ini
merupakan masalah yang kita hadapi bersama dan diperlukan juga partisipasi dari masyarakat
untuk mengawasi pemilu atau pilkada agar tercipta pemilihan yang jujur. Komisi Pemilihan
Umum sering menghilangkan kekuatan bagi pasangan yang telah dicurangi oleh mereka,
inilah sebabnya MK mengeluarkan keputusan tersebut. KPU melakukan ini untuk
menghilangkan jejak dari kecurangan mereka agar kasus mereka tidak dapat dibawa ke
Mahkamah Kontitusi. Tetapi putusan MK ini masih disebut tidak mempunyai pola dan belum
sesuai dengan logika hukum untuk itu, disinilah dibutuhkan peran serta dari masyarakat
untuk melaporkan kecurangan-kecurangan yang terjadi. Peran aktif masyarakat sangat
diperlukan pemerintah pada saat ini untuk mengatasi kecurangan-kecurangan dimana
pemerintah tidak dapat mengawasinya satu per-satu mengingat wilayah Indonesia yang
sangat luas dan merupakan negara kepulauan dimana pulau yang satu dan yang yang lainnya
saling berjauhan dan tidak mungkin pemerintah pusat bisa mengawai mereka dengan sangat
teliti tanpa bantuan dari masyarakat. Tetapi dibutuhkan juga kesadaran oleh masyarakat
dalam berbangsa dan bernegara untuk memelihara bangsa ini dari kecurangan-kecurangan
yang ada. Jangan kita malah ikut mendukung kecurangan ini karena di anyung-anyungi oleh
materi dan kedudukan. Perlu diadakan sosialisai oleh pemerintah untuk membangkitkan
kesadaran masyarakat tersebut oleh pemerintah karena masih banyak dari rakyat Indonesia

yang awam dengan politik di negara kita. Pemerintah juga harus membuat peraturanperaturan yang lebih ketat lagi untuk mengatasi kecurangan-kecurangan tersebut.
Pengawasan di daerah juga harus sering dilakukan karena biasanya sangat sering terjadi di
bagian-bagian daerah yang jarang di awasi. Jadi saya sangat setuju dengan keputusan MK
tersebut yang memperketat lagi kinerja Komisi Pemilihan Umum untuk meminimalisir
kecurangan-kecurangan yang terjadi.

You might also like