You are on page 1of 29

SISTEM PERTAHANAN

TUBUH MANUSIA

MENGAPA ?
sistem imun atau pertahanan
penting
dipelajari
dipahami
dilaksanakan

ALASAN
Karena dengan kita mengetahui
tentang sistem pertahanan
tubuh, kita dapat mencegah
atau mengatasi masalahmasalah yang berkaitan dengan
kesehatan

ORGAN SISTEM
PERTAHANAN TUBUH
1. Organ limfatik primer
- sumsum tulang merah
- kelenjar timus
2. Organ limfatik sekunder
- limpa
- nodus limfa
- tonsil

Sumsum tulang (bone marrow, medulla ossea)


adalah jaringan lunak yang ditemukan pada rongga
interior tulang yang merupakan tempat produksi
sebagian besar sel darah baru.
Ada dua jenis sumsum tulang:
sumsum merah, dikenal juga sebagai jaringan
myeloid.
Sel darah merah, keping darah, dan sebagian besar
sel darah putih dihasilkan dari sumsum merah.
Sumsum kuning
menghasilkan sel darah putih dan warnanya
ditimbulkan oleh sel-sel lemak yang banyak
dikandungnya.
Kedua tipe sumsum tulang tersebut mengandung
banyak pembuluh dan kapiler darah

Sewaktu lahir, semua sumsum tulang adalah


sumsum merah.
Seiring dengan pertumbuhan, semakin banyak
yang berubah menjadi sumsum kuning. Orang
dewasa memiliki rata-rata 2,6 kg sumsum tulang
yang sekitar setengahnya adalah sumsum
merah.
Sumsum merah ditemukan terutama pada
tulang pipih seperti tulang pinggul tulang dada,
tengkorak , tulang rusuk, tulang punggung,
tulang belikat, dan pada bagian lunak di ujung
tulang panjang femur dan humerus
Sumsum kuning ditemukan pada rongga interior
bagian tengah tulang panjang.
Pada keadaan sewaktu tubuh kehilangan darah
yang sangat banyak, sumsum kuning dapat
diubah kembali menjadi sumsum merah untuk
meningkatkan produksi sel darah.

SEL pada SUMSUM


TULANG

KELENJAR TIMUS
Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga
dada bagian atas.
Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan
hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan
dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk
merangsang sel limfosit, yaitu sejenis sel darah
putih pada sistem pertahanan tubuh.
Limfosit dibuat di sumsum tulang hati (pada
fetus) dengan bentuk awal yang sama tetapi
kemudian berdiferensiasi. Limfosit dapat
menghasilkan antibodi pada anak-anak dan
akan meningkat seiring dengan bertambahnya
usia.

KELENJAR
TIMUS

LIMFOSI
T

LIMPA

Limpa adalah kelenjar tanpa saluran


(ductless) yang berhubungan erat dengan
sistem sirkulasi dan berfungsi
menghancurkan sel darah merah tua.
Ketidakhadiran limpa dapat mendorong
timbulnya beberapa jenis infeksi.

NODUS
LIMPA

Nodus limfa adalah filter untuk partikel


asing dan berisi sel darah putih.
Nodus limfa berfungsi sebagai filter
yang mengumpulkan dan
menghancurkan bakteri dan virus.

TONSI
L

Setiap manusia mempunyai dua kelenjar


dinamakan tonsil yang terletak di bagian kiri
dan kanan rongga mulut (orofarinks) atau
pangkal lidah.
Ia berfungsi menapis virus dan bakteria yang
masuk saluran pernafasan, sekaligus
menjadikannya salah satu sistem pertahanan.

ORGAN PERTAHANAN
TUBUH
Tonsil

Dalam tubuh manusia ada semacam angkatan


kepolisian dan organisasi intel kepolisian yang
tersebar di seluruh tubuh. Pada sistem ini
terdapat juga kantor-kantor polisi dengan polisi
penjaga, yang juga dapat menyiapkan polisi
baru jika diperlukan. Sistem ini adalah sistem
limfatik dan kantor-kantor polisi adalah nodus
limfa. Polisi dalam sistem ini ada-lah limfosit.
Sistem limfatik ini merupakan suatu keajaiban
yang bekerja untuk kemanfaatan bagi umat
manusia. Sistem ini terdiri atas pembuluh limfatik yang terdifusi di seluruh tubuh, nodus limfa
yang terdapat di beberapa tempat tertentu pada
pembuluh limfatik, limfosit yang diproduksi oleh
nodus limfa dan berpatroli di sepanjang
pembuluh limfatik, serta cairan getah bening
tempat limfosit berenang di dalamnya, yang
bersirkulasi dalam pembuluh limfatik.

Cara kerja sistem ini adalah sebagai berikut: Cairan getah


bening dalam pembuluh limfatik menyebar di seluruh
tubuh dan berkontak dengan jaringan yang berada di
sekitar pembuluh limfatik kapiler. Cairan getah bening
yang kembali ke pembuluh limfatik sesaat setelah melakukan kontak ini membawa serta informasi mengenai
jaringan tadi. Infor-masi ini diteruskan ke nodus limfatik
terdekat pada pembuluh limfatik. Jika pada jaringan mulai
merebak permusuhan, pengetahuan ini akan diteruskan ke
nodus limfa melalui cairan getah bening.
Jika setelah pengamatan atas sifat-sifat musuh ini
terdeteksi adanya bahaya, maka dikeluarkan tanda
bahaya. Pada tahap ini, di nodus limfa dimulailah produksi
limfosit dan sel prajurit lainnya dengan sangat cepat.
Setelah tahap produksi, prajurit baru diangkut ke garis
depan medan perang. Prajurit baru ini berjalan dari nodus
limfa ke pembuluh limfatik melalui cairan getah bening.
Mereka berdifusi ke dalam aliran darah dari pembuluh
limfatik, dan akhirnya sampai di medan perang. Inilah
sebabnya nodus getah limfa pada daerah yang terinfeksi
membengkak ter-lebih dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa
produksi limfosit pada daerah tersebut meningkat.

MEKANISME PERTAHANAN
TUBUH

RESPONS NONSPESIFIK
Bereaksi sama terhadap semua agen
infeksi
Tidak memiliki memori terhadap infeksi
sebelumnya
Tingkat reaksi sama pada tiap agen
infeksi yang berusaha menyerang
Terdiri dari :
1. pertahanan lapis I
2. pertahanan lapis II

PERTAHAHAN LAPIS I
Berfungsi untuk memberikan
perlawanan terhadap infeksi
pada permukaan tubuh
Terdiri dari : kulit, membran
mukosa sekresi alami, bakteri
alami

KULIT
Fungsi kulit dalam sistem
pertahanan tubuh
menghasilkan kelenjar yang
dapat menyekresi asam lemak
dan keringat yang mengandung
garam sehingga menghambat
laju bakteri

MEMBRAN MUKOSA
Membran mukosa adalah lapisan kulit dalam,
yang tertutup pada epitelium, dan terlibat
dalam proses absorbsi dan proses sekresi.
Membran ini melapisi berbagai rongga tubuh
yang memiliki kontak dengan lingkungan luar,
dan organ internal.
Pada beberapa bagian tubuh, membran mukosa
menyatu dengan kulit, misalnya pada lubang
hidung, bibir, telinga, daerah kemaluan, dan
pada anus.
Cairan lengket dan tebal yang disekresikan oleh
membran dan kelenjar mukosa disebut mukus

SEKRESI ALAMI
Sekresi alami yang dilakukan tubuh sebagai bentuk
pertahanan adalah dengan menyekresi kelenjar
yang mengandung bakterisida
Kelenjar yang dihasilkan =
1. liur, air mata
mengandung lizozim yang dapat menyebabkan
bakteri lisis
2. asam lambung
membunuh bakteri yang masuk bersama makanan
3. ASI
mengandung laktoperoksidae
4. cairan sperma
mengandung spermin

BAKTERI ALAMI
Bakteri alami yang terdapat
secara alami pada tubuh
bersifat nonpatogen seperti
yang terdapat pada kulit,
saluran pencernaan, saluran
kelamin perempuan.

PERTAHANAN LAPIS II
Berfungsi jika pertahanan lapis pertama
gagal melindungi tubuh.
Meliputi : fagosit dan sel pembunuh alami,
protein komplemen, interferon, sitokin, inflamasi

FAGOSIT
Fagosit sel darah putih yang memiliki kemampuan
menelan dan menghancurkan mikroba dan material
asing yang masuk ke dalam tubuh
Fagosit dihasilkan oleh sum-sum tulang contoh :
neutrofil dan monosit

PROTEIN KOMPLEMEN
Protein komplemen membantu pertahanan lapis kedua dengan
cara:
1. Menempel pada mikroba sehingga fagosit lebih mudah
mengenalinya
2. Merangsang fagosit untuk lebih aktif
3. Memicu fagosit menuju lokasi terjadinya infeksi
4. Menghancurkan membran mikroba yang menyerang
5. Berperan dalam kekebalan yang diperoleh (acquired immunity)

INTERFERON
Interferon bereaksi terhadap sel yang
belum terinfeksi agar sel-sel tersebut lebih
kebal terhadap partikel virus.
Interferon terbentuk pada tahap awal
infeksi

SITOKIN
Sitokin adalah molekul protein yang
dihasilkan oleh sel T dan berfungsi
sebagai pembawa pesan antar sel
yang membentuk sistem kekebalan

INFLAMASI
Inflamasi adalah : reaksi akibat
timbulnya infeksi dan terbukanya
arteriol di sekitar daerah yang
terluka sehingga suplai darah ke
daerah yang terluka meningkat.

RESPON SPESIFIK
Pertahanan lapis ketiga melibatkan sel darah putih
khusus disebut limfosit
Limfosit yang telah dewasa didalam sumsum
tulang berubah menjadi limfosit B
Limfosit yang belum dewasa meninggalkan
sumsum tulang menuju kelenjar timus dan
berdiferensiasi menjadi limfosit T.

You might also like