Professional Documents
Culture Documents
TUBUH MANUSIA
MENGAPA ?
sistem imun atau pertahanan
penting
dipelajari
dipahami
dilaksanakan
ALASAN
Karena dengan kita mengetahui
tentang sistem pertahanan
tubuh, kita dapat mencegah
atau mengatasi masalahmasalah yang berkaitan dengan
kesehatan
ORGAN SISTEM
PERTAHANAN TUBUH
1. Organ limfatik primer
- sumsum tulang merah
- kelenjar timus
2. Organ limfatik sekunder
- limpa
- nodus limfa
- tonsil
KELENJAR TIMUS
Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga
dada bagian atas.
Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan
hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan
dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk
merangsang sel limfosit, yaitu sejenis sel darah
putih pada sistem pertahanan tubuh.
Limfosit dibuat di sumsum tulang hati (pada
fetus) dengan bentuk awal yang sama tetapi
kemudian berdiferensiasi. Limfosit dapat
menghasilkan antibodi pada anak-anak dan
akan meningkat seiring dengan bertambahnya
usia.
KELENJAR
TIMUS
LIMFOSI
T
LIMPA
NODUS
LIMPA
TONSI
L
ORGAN PERTAHANAN
TUBUH
Tonsil
MEKANISME PERTAHANAN
TUBUH
RESPONS NONSPESIFIK
Bereaksi sama terhadap semua agen
infeksi
Tidak memiliki memori terhadap infeksi
sebelumnya
Tingkat reaksi sama pada tiap agen
infeksi yang berusaha menyerang
Terdiri dari :
1. pertahanan lapis I
2. pertahanan lapis II
PERTAHAHAN LAPIS I
Berfungsi untuk memberikan
perlawanan terhadap infeksi
pada permukaan tubuh
Terdiri dari : kulit, membran
mukosa sekresi alami, bakteri
alami
KULIT
Fungsi kulit dalam sistem
pertahanan tubuh
menghasilkan kelenjar yang
dapat menyekresi asam lemak
dan keringat yang mengandung
garam sehingga menghambat
laju bakteri
MEMBRAN MUKOSA
Membran mukosa adalah lapisan kulit dalam,
yang tertutup pada epitelium, dan terlibat
dalam proses absorbsi dan proses sekresi.
Membran ini melapisi berbagai rongga tubuh
yang memiliki kontak dengan lingkungan luar,
dan organ internal.
Pada beberapa bagian tubuh, membran mukosa
menyatu dengan kulit, misalnya pada lubang
hidung, bibir, telinga, daerah kemaluan, dan
pada anus.
Cairan lengket dan tebal yang disekresikan oleh
membran dan kelenjar mukosa disebut mukus
SEKRESI ALAMI
Sekresi alami yang dilakukan tubuh sebagai bentuk
pertahanan adalah dengan menyekresi kelenjar
yang mengandung bakterisida
Kelenjar yang dihasilkan =
1. liur, air mata
mengandung lizozim yang dapat menyebabkan
bakteri lisis
2. asam lambung
membunuh bakteri yang masuk bersama makanan
3. ASI
mengandung laktoperoksidae
4. cairan sperma
mengandung spermin
BAKTERI ALAMI
Bakteri alami yang terdapat
secara alami pada tubuh
bersifat nonpatogen seperti
yang terdapat pada kulit,
saluran pencernaan, saluran
kelamin perempuan.
PERTAHANAN LAPIS II
Berfungsi jika pertahanan lapis pertama
gagal melindungi tubuh.
Meliputi : fagosit dan sel pembunuh alami,
protein komplemen, interferon, sitokin, inflamasi
FAGOSIT
Fagosit sel darah putih yang memiliki kemampuan
menelan dan menghancurkan mikroba dan material
asing yang masuk ke dalam tubuh
Fagosit dihasilkan oleh sum-sum tulang contoh :
neutrofil dan monosit
PROTEIN KOMPLEMEN
Protein komplemen membantu pertahanan lapis kedua dengan
cara:
1. Menempel pada mikroba sehingga fagosit lebih mudah
mengenalinya
2. Merangsang fagosit untuk lebih aktif
3. Memicu fagosit menuju lokasi terjadinya infeksi
4. Menghancurkan membran mikroba yang menyerang
5. Berperan dalam kekebalan yang diperoleh (acquired immunity)
INTERFERON
Interferon bereaksi terhadap sel yang
belum terinfeksi agar sel-sel tersebut lebih
kebal terhadap partikel virus.
Interferon terbentuk pada tahap awal
infeksi
SITOKIN
Sitokin adalah molekul protein yang
dihasilkan oleh sel T dan berfungsi
sebagai pembawa pesan antar sel
yang membentuk sistem kekebalan
INFLAMASI
Inflamasi adalah : reaksi akibat
timbulnya infeksi dan terbukanya
arteriol di sekitar daerah yang
terluka sehingga suplai darah ke
daerah yang terluka meningkat.
RESPON SPESIFIK
Pertahanan lapis ketiga melibatkan sel darah putih
khusus disebut limfosit
Limfosit yang telah dewasa didalam sumsum
tulang berubah menjadi limfosit B
Limfosit yang belum dewasa meninggalkan
sumsum tulang menuju kelenjar timus dan
berdiferensiasi menjadi limfosit T.