You are on page 1of 10

MENGETAHUI PERAN KEGIATAN ANALISIS PASAR

DALAM PEMASARAN AGRIBISNIS


Diajukan untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah PemasaranAgribisnis

Kelompok 8 :
Dimas Tri Rahardian

150510100072

AnshaCerbia

150510100185

DylisHartanto

150510100196

R. Arif Malik Ramadhan

150510100221

Anggi HarapanPerdana

150510100248

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014
A. Analisa Pasar

Analisa Pasar merupakan bagian penting dalam manajemen pemasaran,


karena dalam konsep pemasaran adalah memberikan kepuasan pada
konsumen sasaran (kebutuhan dan keinginan). Analisis pasar adalah suatu
penganalisisan atau penyelenggaraan untuk mempelajari berbagai masalah
pasar. Analisis pasar akan menyangkut lokasi pasar, luasnya pasar, sifatnya
pasar dan karakteristik pasar.
Pengambilan suatu keputusan tentang produk yang akan dipasarkan oleh
perusahaan, diawali dengan adanya analisis pasar. Dalam hal ini, analisis
pasar adalah merupakan bagian integral pada prosedur yang sedang
dijalankan oleh perusahaan. Dengan adanya analisis pasar, akan memberikan
kemungkinan para manajer pemasaran unuk mengidentifikasikan kebutuhan
dan keinginan para konsumen/para pembeli barang dan jasa. Selain itu,
dengan adanya analisis pasar akan membuka kesempatan bagi manajer
pemasaran untuk memperkenalkan barang baru atau untuk mengubah,
memperbaiki, melengkapi barang yang dibuatnya.
Tujuan analisis pasar , yaitu :
1. Mengenal lingkungan pasar,
2. Mengenal tipe-tipe pasar,
3. Mengetahui karakteristik pasar,
4. Menentukan keputusan yang tepat,
5. Menghadapi para pesaing,
6. Melaksanakan kebijakan dalam pemasaran,
7. Membuat program dalam bidang pemasaran, dan
8. Mengenal ciri-ciri pasar.
Adapun permasalahan di dalam ruang lingkup analisis pasar antara lain,
yaitu :

Barang dan jasa yang di pasarkan


Barang-barang dan jasa yang di produksi oleh perusahaan, berdasarkan

analisis pasar yaitu:


a. jenis dan sifat barang,
b. kuantitas dan kualitas barang,
c. warna dan ukuran barang,

d. desain dan model barang,


e. merek dan harga barang,
f. barang-barang industry dan konsumsi.
Tujuan analisis
Tujuan mengadakan analisis pasar adalah ingin mengetahui siapa-siapa
yang memakai, menggunakan barang dan jasa, apakah barang tersebut
untuk di konsumsi sendiri atau di jual kembali.
Letak pasar, sifat dan karakteristik pasar
Seorang manajer pemasaran harus mengetahui tentang letak pasar,
berikut sifat dan karakteristik yang akan di tuju. Dalam hal ini, agar
manajer memudahkan melaksanakan target market, market strategy dan
segmentasi pasar.
Organisasi pembelian
Seorang manajer pemasaran harus mengetahui siapa yang membeli
barang, siapa yang menggunakan barang, siapa yang paling berpengaruh di
dalam pembelian barang dan lain sebagainya.
Kegiatan pembelian
Di dalam kegiatan pembelian, meliputi dari saiap pembelian barang di
lakukan, di mana pembelian barang di lakukan, bilamana pembelian
barang di lakukan, berapa harganya baranga, berapa banyaknya barang
yang di beli, bagaiman persyaratan di dalamn pembelian barang, dan
bagaimana cara pembeliannya.
Perkembangan pembelian
Di dalm analisis pasar, perusahaan harus mengetahui bagaimana
perkembangan

harganya

barang,

bagaimana

persedianya

barang,

bagaimana keadaan persainganya, bagaimana keadaan permintaan dan


penawarannya.
Saingan perusahaan
Di dalam analisis pasar, perusahaan harus mengetahui keadaan
persainganya, apakah ada melakukan tindakanb mengejutkan atau adakah
saingan yang tidak sehat.
B. Penentuan dan Penemuan Harga

Dalam penentuan harga jual produk perlu dipertimbangkan secara matang,


sebab jika harga produk terlalu tinggi (mahal) dan tidak sesuai dengan
kualitasnya , akibatnya akan menimbulkan rasa kekecewaan para konsumen .
Maka dari itu , sebelum produk yang dibuat oleh perusahaan dipasarkan
kepasaran, terlebih dahulu perusahaan yang bersangkutan mengadakan
analisis terhadap harga produk yang ditetapkannya itu harus tepat dan sesuai
dengan daya beli para konsumen.
Adapun keuntungan perusahaan melaksanakan analisis didalam rangka
menggiatkan penjualan barang-barangnya adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Perusahaan akan dapat meningkatkan omset penjualan barangnya.


Perusahaan akan memperoleh keuntungan yang akan diharapkannya.
Perusahaan dapat meningkatkan produksinya.
Efisiensi modal perusahaan dapat ditingkatkan.
Piutang-piutang perusahaan waktunya dapat diperpendek.
Produk perusahaan yang bersangkutan akan menjadi terkenal.
Hasil produksi perusahaan yang bersangkutan sangat digemari
konsumen.

8.

Perusahaan akan dapat mempertahankan usahanya.

C. Teori Hukum Satu Harga (The Law of One Price)


Teori hukum satu harga menjelaskan tentang hubungan antara nilai tukar,
atau kurs dengan harga barang atau komoditi. Menurut hukum ini, komoditas
yang sama aakan memiliki harga yang sama, meskipun dijual ditempat yang
berbeda. Hal ini didasarkan pada argumen bahwa jika ada selisih harga dari
komoditas yang sama, maka akan terciptaa peluang untuk melakukan
arbitrase.
Arbitrase dilakukan dengan membeli komoditi di tempat yang lebih
murah, kemudian menjualnya di tempat yang lebih mahal. Aktivitas arbitrase
ini menyebabkan harga komoditas di tempat yang lebih murah menjadi naik
dan seballiknya harga komoditas di tempat yang lebih mahal menjadi turun.
Pada akhirnya harga komoditas menjadi sama pada kedua tempat tersebut.
Kalaupun masih ada perbedaan harga, hanya disebabkan oleh biaya
transportasi, transaksi dan jasa. Jika biaya transportasi, biaya transaksi dan
jasa sama atau tidak ada, maka harga komoditas di dua pasar yang berbeda
akan menjadi sama. Harga komoditas di dua pasar pada dua negara dapat

ditetapkan dengan satuan mata uang yang berbeda. Namun harga komoditas
tersebut akan tetap sama.
D. Lingkungan Pasar
Lingkungan pasar adalah tempat dimana perusahaan harus memulai
usahanya dalam mencari berbagai peluang dan memonitor ancamanancamannya. Lingkunan pasar terdiri dari semua pelaku dan kekuatan yang
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melakukan transaksi secara
efektif dengan pasaar sasaran.
Lingkungan pemasaran dibagi menjadi dua bagian, yaitu Lingkungan
Mikro dan Lingkungan Makro. Ruang lingkup Lingkungan Mikro yang
berada dala lingkungan perusahaan berperan dalam membuat strategi
perusahaan aagaar produk yang akaan mereka hasilkan dapat memuaskan
pelanggan, lingkungan mikro sendiri terdiri dari : perusahaan; pemasok;
perantara pemasaran; pasar pelanggan; pesaing dan masyarakat. Sedangkan
Lingkungan Makro merupakan cakupan yang lebih luas dari mikro sendiri,
dan makro mempunyai tingkat sosialitas yang lebih besar karena terdiri dari
lingkungan demografis; lingkungan aalam; lingkungan teknologi; lingkungan
ekonomi; lingkungan politik; lingkungan budaya.

E. Karakteristik Penawaran dan Permintaan Produk Pertanian


Produksi pertanian dapat disarikan dalam beberapa sifat dan ciri sebagai
berikut:

1. Produksi yang diperoleh dari usaha secara kecil-kecilan (small scale


production).
Produksi secara kecil-kecilan ini adalah akibat dari usaha yang dilakukan
petani secara kecil-kecilan pula. Padi atau beras, misalnya, dihasilkan oleh
berjuta-juta petani. Dengan demikian petani-petani tidak dapat mempengaruhi
permintaan atas jenis barang yang dihasilkannya. Mereka sulit untuk saling
berkomunikasi dalam hal penjualan, penyimpanan dan sebagainya, karena
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan akan hal tersebut. Berbeda halnya
dengan perusahaan-perusahaan industri, karena telah memiliki kemampuan
yang

besar

untuk

menganalisis

situasi

pasar, melakukan

grading,

penyimpanan dan sebagainya, maka mereka tidak mengalami kesulitan dalam


hal penjualannya. Mereka dapat menguasai atau mengendalikan produksinya
sewaktu-waktu, jika permintaan menurun. Perusahaan-perusahaan industri
dengan mudah dapat diorganisir atau mengorganisir dirinya.
2. Produksi bersifat musiman.
Karena bersifat musiman, maka hasil produksi akan diperoleh pada waktuwaktu tertentu, sesuai dengan umur tanaman yang bersangkutan. Kita tidak
bisa memaksakan tanaman padi berbuah pada umur satu bulan, karena
kebetulan pada saat itu persediaan beras telah habis atau harga beras terlalu
tinggi karena terlalu banyak permintaan. Sifat produksi yang demikian inilah
sering menimbulkan kesulitan dalam proses pengimbangan. Begitu pula di
saat-saat panen sering dijumpai beberapa kesulitan dalam hal penyimpanan
dan pengangkutan. Pada saat ini biaya-biaya penyimpanan dan pengangkutan
biasanya meningkat. Pedagang-pedagang pengumpul harus menyediakan
modal yang cukup besar untuk membeli hasil-hasil pertanian itu, untuk
menyewa gudang dan ongkos transpor.
3. Produksi terpencar.
Tempat produksi pertanian tidak terpusat, tetapi letaknya terpencar. Hal ini
disebabkan petani itu selalu mencari tempat yang keadaan tanah dan iklimnya
cocok untuk tanamannya, tanpa memperhitungkan apakah dekat atau jauh
dari kota atau pasar. Petani tidak dapat dipaksakan melakukan produksi di
tempat yang tandus atau bergunung-gunung, meskipun secara ekonomis

mudah dijangkau oleh para pedagang pengumpul atau konsumen. Karena


keterpencaran ini maka dapat dibayangkan kesulitan dalam proses
pengumpulan agar menjadi suatu jumlah yang besar.
4. Produk hasil-hasil pertanian bersifat berat (bulky), mengambil
banyak

tempat

(volumnious)

dan

cepat

atau

musah

rusak

(perishable).
Kebanyakan hasil-hasil pertanian timbangannya adalah berat dan
memerlukan banyak tempat. Hal ini berarti nilai per satuan berat dan per
satuan volume adalah lebih kecil dibandingkan nilai barang-barang industri.
Sebungkus rokok yang beratnya beberapa gram nilainya dalam Rupiah kirakira sama dengan 1-2 kg singkong. Jelas dalam hal ini bahwa akan terjadi
perbedaan dalam hal pengangkutan dan penyimpanan. Dapat dibayangkan
betapa besar perbedaan nilai jika kita mengangkut 1 ton singkong dan 1 ton
rokok pada tarif dan jarak yang sama. Selain itu sifat hasil pertanian juga
mudah rusak atau busuk, sehingga diperlukan perawatan dan penyimpanan
yang baik dan pengangkutan yang cepat ke tempat konsumen.
Barang-barang pertanian cenderung mengalami perubahan harga yang
lebih besar daripada harga barang-barang industri. Sifat perubahan yang
seperti itu disebabkan karena penawaran terhadap barang-barang pertanian,
seperti juga dengan sifat permintaannya, adalah tidak elastis.
Ada beberaapa faktor yang menyebabkan penawaran terhadap barang
pertanian bersifat tidak elastis:

Barang-barang pertanian dihasilkan secara bermusim. Kita lihat saja


sebagai contoh masa menanam padi. Ia selalu dilakukan dalambulanbulan tertentu dan dari tahun ke tahun kebiasaan ini tidak akan berubah

walaupun terjadi perubahan harga yang cukup besar.


Kapasitas memproduksi sector pertanian cenderung untuk mencapai
tingkat yang tinggi dan tidak terpengaruh oleh perubahan permintaan.
Petani cenderung untuk secara maksimal menggunakan tanah yang
dimilikinya. Pada waktu harga turun mereka akan bekerja giat dan
berusaha mencapai produksi yang tinggi agar pendapatan mereka tidak

dapat menaikan produksi karena kapasitas produksi mereka (dalam


jangka pendek) telah mencapai tingkat maksimal.

Beberapa jenis tanaman memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum


hasilnya dapat diperoleh. Tanaman seperti ini antara lain adalah
tanaman buah-buahan dan bahan-bahan mentah pertanian seperti
minyak kelapa sawit dan karet.

F. Menemukan Peluang Pasar


Organisasi dapat mencari peluang peluang baru secara sistematis.
Banyak organisasi mendapatkan gagasan gagasan baru dengan hanya
memasang telinga dan membuka mata terhadap perubahan pasar. Perusahaan
dapat menggunakan metode informal, membaca surat kabar, menghadiri
pameran dagang, meneliti produk pesaing untuk memperoleh gagasan dalam
peluang pasar yang dapat diambil. Perusahaan juga dapat menggunakan
metode formal untuk mengidentifikas peluang pasar. Salah satu alat yang
berguna adalah jaringan ekspansi produk/ pasar yaitu product / market
expansion grid (kotler, 1984: 45).
G. Menetapkan Tujuan Pemasaran
Sebuah perusahaan dapat memilih untuk memasuki satu atau lebih segmen
suatu pasar tertentu. Ada lima cara/ pola yang dapat dilakukan dalam memilih
segmen untuk pasar sasaran, antara lain (Kotler, 1983: 53-54):
1. Memusatkan perhatian pada satu segmen tunggal
Perusahaan dapat memutuskan untuk melayani hanya satu segmen pasar.
2. Mengkhususkan diri pada sebuah keinginan konsumen
Di sini perusahaan data menkhususkan segmen, contohnya perusahaan
memproduksi obat pusing untuk semua kelompok usia.
3. Mengkhususkan diri pada sesuah kelompok konsumen
Disini perusahaan dapat memutuskan untuk menetapkan segmen pada
kelompok tertentu. Contohnya, perusahaan memproduksi obat pusing
yang dibutuhkan oleh kelompok usia tertentu.
4. Melayani beberapa segmen yang tidak berhubungan
Di sini perusahaan dapat memutuskan untuk melayani beberapa segmen
pasar yang mempunyai hubungan yang tidak banyak selain bahwa
masing- masing memberikan suatu kesempatan yang menarik secara
individu.
5. Meliputi seluruh keseluruhan pasar

Di sini perusahaan dapat melayani seluruh segmen pasarnya.


H. Menentukan Posisi Produk
Penentuan posisi produk (product positioning) yang dimaksudkan dalam
hal ini adalah menciptakan image produk dalam benak konsumen relatif
terhadap produk pesaing. Manajer pemasaran dapat menggunakan beberapa
strategi positioning antara lain : menekankan pada atribut produk, manfaat
produk, kelompok pengguna, atau bahkan menyerang pesaing.
Implementasi pemilihan strategi positioning akan membawa konsekuensi
pada alokasi yang lebih rumit terhadap sumberdaya perusahaan. Strategi
positioning yang ditempuh dengan pembedaan produk misalnya, ini akan
mengarahkan perusahaan untuk menampilkan tampilan fisik produk yang
berbeda dengan produk pesaing; yag berarti pula menuntut perhatian khusus
dari pasar.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.Segmentasi Pasar, Target Pasar, dan Penentuan Posisi Produk.
[online].
Tersedia
di
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/manajemenpemasaran/bab5
_segmentasitargetpasardanpenentuanposisiproduk.pdf (Diakses pada
tanggal 18 Oktober 2014)
Anonim. 2017. ANALISA PASAR. Rantai Nilai Industri Furniture. STTA
ADAM
GRANT.
[online].
Tersedia
di
:

http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/Pnado885.pdf (Diakses pada tanggal 12


Oktober 2014).
Baktiono, A. 2011. Analisis Pasar. [online]. Tersedia di :
http://agusbaktiono.dosen.narotama.ac.id/files/2011/04/Marketing-8Analisis-Situasi.pdf (Diakses pada tanggal 12 Oktober 2014)

You might also like