You are on page 1of 3

Penerapan Konsep Mangunharjo View Resort

Kecamatan Tugu merupakan salah satu Kecamatan yang berada dalam


bagian wilayah kota X (BWK X). Kecamatan yang penggunaan lahannya
didominasi oleh tambak dan industri dan merupakan salah satu kecamatan yang
dilalui oleh jalan nasional (jalan arteri primer pantai utara Jawa). Dalam Perda
RTRW Kota Semarang No. 14 Tahun 2011, fokus pengembangan Kecamatan Tugu
dalam 20 tahun ke depan salah satunya adalah sebagai kawasan pengembang
budi daya perikanan di Kota Semarang. Selain itu pada Perda yang sama, pada
Kecamatan Tugu diberlakukan program untuk mengurangi tingkat masalah di
Kecamatan Tugu seperti pengurangan air tanah, serta pembangunan sea wall
disepanjang garis pantai di Kecamatan Tugu.
Berdasarkan Rencana Perda RTRW Kota Semarang No. 14 Tahun 2011, daerah
perancangan merupakan salah satu kawasan yang difungsikan sebagai kawasan
peruntukan wisata. Selain itu juga berdasarkan RDTRK Kota Semarang Tahun
2000-2010, fokus pengembangan BWK X salah satunya adalah sebagai fungsi
tambak yakni pada bagian utara Kecamatan Tugu, dalam hal ini wilayah studi
merupakan salah satu daerah yang akan dikembangkan sesuai dengan fungsi
tersebut.
Kondisi eksisiting daerah perancangan secara keseluruhan merupakan lahan
tambak yang keseluruhan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah satu
sumber mata pencaharian utama masyarakat, meskipun kepemilikan atas
tambak dimiliki oleh pihak perusahaan swasta. Permasalahan di daerah
perancangan pada dasarnya merupakan permasalahan umum yang ada di
Kecamatan Tugu. Salah satu permasalahan utamanya adalah kualitas sarana dan
prasarana yang berada cukup nah dari jangkauan masyarakat serta
permasalahan lingkungan alamiah di Kecamatan Tugu seperti abrasi dan banjir
kiriman.
Penerapan konsep mangunharjo view Resort secara umum adalah bertujuan
untuk mengakomodasi rencana pemerintah Kota Semarang yang merencanakan
daerah perancangan sebagai kawasan wisata. Konsep Mangunharjo view Resort
merupakan salah satu bentuk penjabaran dari konsep besar bagi kawasan pesisir
Kota Semarang, yakni coastal Development. Dari beberapa indikator yang
membangun coastal Development concept, mangunharjo view Resort fokus
terhadap pengembangan tiga indikator utama yakni ekonomi, transportasi dan
community. Dengan pengembangan resort dan beberapa fasilitas penunjang
pariwisata lainnya di daerah perancangan yang berwawasan lingkungan,
diharpakan permasalahan yang ada di daerah perancangan dapat direduksi serta
dapat membawa manfaat positif terhadap lingkungan, masyarakat serta daerahdaerah di sekitarnya. Berikut adalah penerapan konsep dari ketiga indikator yang
membangun konsep mangunharjo view Resort :
a. Indikator Ekonomi
Dalam penerapan indikator ekonomi ini ditekankan pada poin penginapan
wisatawan dan penyediaan lahan parkir untuk kebutuhan masyarakat maupun
wisatawan. Pada poin penginapan khusus wisatawan ini, akan dirancang sebagai
tempat tinggal bagi wisatawan yang nyaman dengan didukung oleh kelestarian
lingkungan sekitar seperti hutan mangrove. Penginapan bagi wisatawan ini

didesain menyerupai Bungalow rumah panggung yang unik dengan bahan


dasarnya berasal dari kayu.
Konsep penginapan ini juga dirancang bangunan ramah lingkungan yang
dikelilingi oleh hutan mangrove. Kawasan penginapan yang akan direncakanan
dibagi menjadi 3 kelas, yaitu: Kelas Besar, menengah dan kelas kecil. Penginapan
kelas besar ditujukan untuk wisatawan yang ingin menginap dengan ukuran
rumah tipe besar dengan harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan dua kelas
lainnya. Penginapan kelas menegah ditujukan untuk wisatawan yang ingin
menginap dengan ukuran rumah tipe sedang dengan harga relatif terjangkau
dan penginapan kelas kecil ditujukan untuk wisatawan yang ingin menginap
dengan ukuran tipe rumah kecil dengan harga yang terjangkau bagi semua
kalangan wisatawan. Satu rumah dengan rumah lainnya dalam kawasan
penginapan ini dihubungkan dengan jalan berupa seperti pelantar yang berasal
dari kayu. Jalan ini berperan penting sebagai aksesbilitas wisatawan untuk bisa
berkeliling di kawasan penginapan.

Gambar : Contoh Konsep Floating Cottage di Thailand dan Fiji

Selain itu terdapat beberapa fasilitas lain yang dapat menunjang aktivitas
wisatawan serta masyarakat. Penyediaan fasilitas penunjang seperti parkir,
penyewaan jasa sepeda, Coffee Shop serta dermaga perahu ini akan dikelola
oleh pengelola kawasan ini sebagai bentuk retribusi yang bisa meningkatkan
perekonomian kawasan ini. Selain lahan parkir, kawasan ini akan direncanakaan
transportasi sungai berupa jasa persewaan perahu/sampan sebagai moda
transportasi alternatif penginapan.
b. Indikator Transportasi
Penerapan indikator transportasi dalam konsep Mangunharjo Mangrove View
Resort merupakan indikator pendukung dalam kawasan ini. Konsep
pengembangan transportasi yang digunakan adalah walkable dan non-motorize.
Fokus utama dari kedua konsep ini adalah larangan untuk menggunakan
kendaraan bermotor pada Kawasan Wisata Pesisir Tugu. Indikator transportasi
yang akan dikembangkan pada konsep ini ada 4 yaitu lahan parkir, jalur pejalan
kaki, jalur sepeda dan jalur transportasi air (perahu).

Gambar : Penerapan Konsep Non-motorized pada kawasan terapung

Pertama yaitu lahan parkir yang disediakan di kawasan ini dipergunakan


untuk parkir para wisatawan yang ingin berkunjung di Kawasan Wisata Pesisir
Tugu, selain itu penyediaan lahan parkir ini juga untuk mendukung konsep non
motorize di Kawasan Wisata Pesisir Tugu. Penyediaan lahan parkir di kawasan
perancangan didesain berupa parkir terbuka khusus kendaraan roda empat/lebih
sedangkan khusus roda dua didesain berupa parkir yang dilengkapi kanopi
dengan bahan utamanya berupa tiang-tiang dengan atasnya berupa dedaunan
rimbun. Dalam penyediaan lahan parkir juga akan dirancang penyediaan jasa
persewaan sepeda yang bertujuan sebagai moda transportasi utama pengunjung
wisatawan mangrove sekaligus untuk menjaga kelestarian lingkungan dari polusi
udara dan menciptakan udara sejuk sehingga membuat nyaman bagi
pengunjung dan warga yang tinggal.
Kedua yaitu jalur pejalan kaki yang merupakan sarana utama bagi wisatawan
dalam melakukan pergerakan. Jalur pejalan kaki ini disediakan saling terintegrasi
antar titik lokasi wisata, bertujuan untuk memudahkan pergerakan para
wisatawan. Ketiga jalur sepada yang disediakan sebagai alternatif lain bagi
wisatawan untuk menikmati dan mengunjungi tiap titik lokasi wisata. Ke-empat
yaitu jalur taransportasi air menggunakan perahu sampan. Penggunaan jalur
transportasi air ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan aliran sungai yang
ada di kawasan wisata Tugu. Jalur transportasi air ini akan melewati seluruh titik
lokasi wisata pada satu kawasan. Pada kawasan perancangan ini akan disediakan
port sebagai pemberhentian awal perahu sampan yang akan berkeliling di
kawasan wisata Tugu.
c. Indikator Community
Indikator Community merupakan bentuk perpaduan berbagai aspek melalui
pemberdayaan masyarakat. Dalam pengembangan konsep mangunharjo resort
view, masyarakat merupakan pihak yang menjadi penggagas, penggerak dan
sebagai evaluator konsep itu sendiri, serta masyarakat akan menjadi salah satu
pihak yang akan mendapatkan keuntungan terbesar.
Dalam hal ini masyarakat akan diberdayakan sebagai penggerak fasilitas
yang ada di daerah perancangan, seperti parkir, cottage, jaringan transportasi
air yang ada di daerah perancangan. dalam prakteknya diharapkan masyarakat
dapat mandiri dalam mengelola kehidupan ekonominya. Selain itu, tambak yang
ada di daerah perancangan akan tetap dipertahankan sebagai lahan
perekonomian utama masyarakat. Oleh karena itu, konsep apung seperti rumah
panggung akan tetap dapat memelihara keberlangsungan perikanan
masyarakat.

You might also like