You are on page 1of 14

.

Metode putar dengan sistem sirkulasi langsung (Direct CirculationRotary


Methods)
Prinsip kerja dari teknik pemboran ini adalah memanfaatkan momen putar yang
berasal dari drill string (stang bor) yang dihubungkan dengan prime over melalui
gear reduction system.
Pada Down Hole system yang ujungnya dipasang mata bor (drilling bit) akan
berputar di dalam lubang bor dan mendapat tekanan dari drill rod. Akibat gesekan
dan tumbukan mata bor dengan batuan, akan terbentuk potongan-potongan
batuan yang berukuran kecil yang disebut dengan serbuk pemboran atau cutting.
Lumpur bor yang terdiri dari materials bentonite water base atau oil base, keluar
melalui mata bor dan selanjutnya ke permukaan melalui annulus lubang bor
sambil membawa partikel hasil pemboran (cutting) ke permukaan.
Sesampainya di Mud DrillingTank, partikel yang di bawa dari dasar sumur akan
diendapkan, dan selanjutnya lumpur bor dimasukkan lagi melalui pompa Lumpur
(mud pump).
Dalam proses Drilling batubara banyak sekali jenis pengeborannya..
1. Open Hole,
2, Touch Core
3, Full Core dll.

Pada intinya pengeboran dimaksudkan untuk mendapatkan data sesuai


dengan kebutuhannya, jadi jenis apapun itu metodenya sah-sah saja selama
kebutuhan data itu terpenuhi.
Unuk Sizenya (stang pipa bor) BQ, NQ, HQ, PQ, HW dll.
NQ ukurannya sekitar 2 Inch, sedangkan HQ 3,5 Inch, PQ 4 Inch, dan HW 5 Inch
1. Open Hole adalah teknik pengeboran dengan melubangi area tertentu
sesuai perencanaan sampai
kedalaman yang telah direncanakan. Dalam pengambilan samplenya
berdasarkan potongan dari tiap gerusan mata bor per Run atau per pipa bor
(sample ini disebut cutting).
- Dalam proses pemboran ini, cutting akan di bawa naik ke atas dengan media
air bercampu lumpu (pengeboran batubara biasanya menggunakan media air
sebagai lumpur pemboran).

2. Touch Core adalah tenik pengeboran yang awalnya dilakukan dengan


metode Open Hole dan ketika mata bor menyentuh batubara (indikasi dari
lubang bor keluarnya sample cutting batubara dan air berwarna hitam akibat
batubara tergerus serta insting dari juru bor waktu proses pengeboran), maka
akan di stop putaran bornya. selanjutnya stang bor di angkat dan mata bor

akan diganti dengan jenis mata bor khusus untuk pengambilan sample core
serta di tambah core barrel untuk tempat penampungan sample core selama
pengambilan (ukuran core barrel lebih kurang 1.60 meter). jadi bila batubara
lebih tebal akan dilakukan pengambilan coring sampai beberapa kali. Ada
teknik khusus dalam melakukan coring ini dan biasanya juru bor atau driller
lebih menguasai teknik ini (seperti kecepatan putaran mata bor dan kecepatan
pompa lumpur bor). Metode ini adalah gabungan dari Open Hole dan Touch
Core.

- gambar paling kiri mata bor untuk Open Hole


- gambar paling kanan mata bor untuk coring

3. Full Core adalah teknik pemboran yang dilakukan dari atas sampai bawah
kedalaman yang direncanakan dengan mengambil sample coring tanpa
melakukan metode Open Hole. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data
yang lebih mendetail mengenai data variasi batuan (stratigrafi) dari dalam
lubang bor.
Selain yang di atas ada beberapa hal lagi mengenai metode pengeboran,
mulai dari metode 2 hole ( pilot hole dan target hole) dan ada juga yang
menggunakan semi single hole dan single hole. Tergantun anda mau pake
metode yang mana.Hal ini bertujuan untuk mempercepat target waktu yang
akan di capai. karena dengan tercapainya target waktu yang singkat dan
didukung dengan kwalitas data yang baik maka bisa memperkecil pengeluaran
dana operasional. Selain data dari alat pemboran, beberapa perusahaan
menambahkan dengan menggunakan Electrical Logging untuk melihat
ketebalan dari variasi lithology (variasi lapisan batuan didalam lubang bor).
Electrical Logging ini menggunakan pancaran dari sinar Gamma ray (GR) dan
Density terbagi Long Density (LD) dan Short Density (SD) serta menggunakan
Caliper (CL). Mungkin kita akan bahas tersendiri mengenai Electrical logging
tapi bila ada dari bro n sista punya masukan silakan di share.
mungkin itu dari saya jika ada yg kurang mohon dari brotha n sista bisa
menambahkan..Terimakasih

Dalam sejarah eksplorasi telah banyak jenis bor yang dipakai. Berikut adalah
penggolongan jenis bor eksplorasi :
1. Bor Tangan
Bor spiral
Bor bangka
2. Bor Mesin Putar
Bor mesin ringan
Bor inti (core drill)
Bor putar biasa (rotary drill)
Bor-alir balik (counterflush drill)
3. Bor Mesin tumbuk (cable tool)
Sebetulnya sulit untuk melakukan penggolongan metoda pengeboran. Alat bor tangan
banyak yang dikembangkan dengan dilengkapi motor kecil, sedangkan banyak alat bor
mesin yang dipasang pada truk dirancang untuk pemboran dangkal. Alat bor mesin putar
berkisar dari yang portable sampai alat bor raksasa untuk eksplorasi minyak dan gas bumi.
Pemboran tangan
Metoda ini dipakai untuk eksplorasi dangkal seperti placer deposit dan residual deposit.
Metoda ini digunakan pada umumnya pada tahapan eksplorasi rinci, namun adakalanya
secara acak dan setempat dilakukan pada tahap eksplorasi tinjau, terutama pada subtahap
prospeksi umum.
Ada 2 jenis alat ini, yaitu Bor tangan spiral (Auger drilling) dan Bor bangka (BBB).
Pemboran Spiral/Bor Spiral Auger Drilling
Seperti penarik tutup notol, diputar dengan tangan. Contoh melekat pada spiral, dicabut
pada interval tertentu (tiap 30 50 cm).
Hanya sampai kedalaman beberapa meter saja, baik untuk residual deposit (bauxite,
lateritic nickel) dan sebagainya.
Pemboran Bangka/Bor Bangka (BBB)
Suatu alat bor tangan dikembangkan di Indonesia. Suatu alat selubung (casing) diberi
platform, di atas mana beberapa orang bekerja. Pada prinsipnya sama dengan bor spiral dan
tumbuk. Batang bor terdiri dari pipa masif yang disambung-sambung, dengan berbagai bit :
1. Spiral
2. Senduk
3. Pahat/bentuk pahat (dihubungkan)
Pengambilan contoh dalam hal yang ditumbuk dengan bailer. Sambil bor berjalan, dengan
gerakan putar dan tumbuk, casing secara otomatis menurun, karena beban orang di atas
flatform.
Metoda ini dipakai untuk eksplorasi dangkal, seperti placer deposit dan residual deposit.
Ada 2 jenis alat
ini, yaitu Bor tangan spiral (Auger drilling) dan Bor bangka (BBB).
Pengamatan Dan Perekaman Data Geologi
Data geologi yang didapatkan dari pemboran tangan jarang berupa batuan, tetapi pada
umumnya berupa tanah atau batuan lapuk, dan sedimen lepas. Contoh yang didapatkan
bukan merupakan contoh yang utuh (undisturbed sample), tetapi conto yang terusik
(disturbed sample). Ketelitian lokasi kedalaman conto tergantung pula dari jenis matabor
yang digunakan.
Conto dari bor Spiral berupa tanah/lapukan batuan yang melilit pada spiral, dan mewakili
selang kedalaman setiap kali batang bor dimasukkan sampai ditarik kembali, sehingga
selang kedalamannya dapat diatur, apakah setiap 50 cm atau setiap meter, tetapi maksimal
tentu sepanjang spiral.

Conto dari matabor sendok lebih terancam pencampuran, sedangkan yang menggunakan
bumbung dengan katup lebih mewakili kedalaman yang tepat. Matabor ini lebih banyak
digunakan untuk sedimen lepas, dan setiap conto mewakili selang kedalaman dari mulai
batang dimasukkan sampai ke pencabutan.
Pada sistem bor Bangka, conto yang diambil lebih terpercayya karena penggunaan pipa
selubung yang terus menerus, mengurangi pencampuran dari guguran dinding bor.
Perekaman Data
Pada umumnya data berupa litologi, serta batas-batasnya dan dapat dinyatakan dalam
penampang berkolom atau profil yang dapat pula disebut sebagai log. Selain itu data
kekerasan kualitatif dapat dicatatkan pula, demikian pula data muka air tanah yang
dijumpai.
Pemboran Mesin putar
Ada berbagai macam jenis mesin bor putar, dari yang portable sampai pemboran raksasa
seperti pada pemboran minyak yang dapat mencapai kedalaman beberapa kilometer. Ada
berbagai jenis, dari mulai packsack (dapat diangkat di atas punggung) sampai bor besar
harus dipreteli atau diangkat di truck.
Alat pemboran (yang disebut drilling-rig) dinilai dari kemampuannya untuk mencapai
kedalaman, kemampuan pengambilan conto batuan dan kemampuan menentukan arah.
Selain itu juga kemampuan bergerak di medan merupakan salah satu hal diperhatikan.
Mesin-mesin pemboran putar ini mempunyai prinsip yang sama, namun berdasarkan
kemampuannya dapat dibagi sebagai berikut :
Bor mesin ringan (portable drilling rig)
Bor mesin inti (diamond drilling rig)
Bor mesin rotari (rotary drilling rigs)
Bor mesin alir-balik (counterflush drilling rig)
Prinsip operasi mesin pemboran putar
Pada prinsipnya pemboran mesin putar mempunyai prinsip yang sama, yaitu :
1. Lubang dalam formasi dibuat oleh gerakan putar dari pahat untuk mengeruk batuan dan
menembus dengan suatu rangkaian batang bor yang berlobang (pipa).
2. Rangkaian pipa bor disambungkan pada mesin sumber penggerak dengan berbagai
macam alat
transmisi, seperti kelly dan rotary table, chuck ataupun langsung.
3. Sumber penggerak (mesin bensin, diesel dan sebagainya) atau dengan perantaraan
kompresor/motor listrik.
4. Pelumas/pendingin (air, lumpur, udara). Cairan pelumas dipompakan lewat pipa, keluar
lewat pahar bor kembali lewat lobang bor di luar pipa (casing) atau sebaliknya.
5. Pompa sebagai penggerak/penekan cairan pelumas.
6. Pipa/batang di atas tanah ditahan/diatur dengan menggantungkannya pada suatu
menara/derrick dengan sistem katrol atau dipandu lewat suatu rak (rack) untuk keperluan
menyambungnya atau mencabut serta melepaskannya dari rangkaian.
7. Untuk memperdalam lubang bor rangkaian pipa bor ditekan secara hidrolik atau
mekanik maupun karena bebannya sendiri.
8. Conto batuan hasil kerukan mata bor didapatkan sebagai :
a. Serbuk atau tahi bor (drill-cuttings) yang dibawa ke permukaan oleh lumpur bor atau air
pembilas. Serbuk penggerusan batuan dibawa oleh air pembilas ke permukaan sambil
mendinginkan mata bor.
b. Inti bor (drill core) yang diambil melalui bumbung pengambil inti (core barrel).
9. Untuk pengambilan inti mata bor yang digunakan bersifat bolong di tengah sehingga
batuan berbentuk cilinder masuk ke dalamnya dan ditangkap oleh core barrel. Mata bor ini
biasanya menggunakan gigi dari intan atau baja tungsten.
10. Bumbung inti (core barrel) diangkat ke permukaan

a. Dicabut dengan mengangkat seluruh rangkaian batang bor ke permukaan setiap kali
seluruh bumbung terisi.
b. Dicabut lewat tali kawat (wireline) melalui lubang pipa dengan kabel).
11. Pipa selubung penahan runtuhnya dinding lubang bor (casing) dipasang setiap
kedalaman tertentu tercapai, untuk kemudian dilanjutkan dengan matabor yang berukuran
kecil (telescoping). Pipa selubung dipasang untuk mengatasi adanya masalah seperti
masuknya air formasi secara berlebihan (water influks), kehilangan sirkulasi lumpur
pemboran karena adanya kekosongan, dalam formasi, atau lemahnya lapisan yang
ditembus.
Dalam mendesain program pemboran dan memilih jenis alat bor harus diperhatikan :
1. Kapasitas kedalaman (tergantung dari) :
a. Besanya kekuatan mesin sumber pengerak yang dinyatakan dengan Tenaga Kuda (HP).
b. Kekuatan alat penyangga atau menara serta derek untuk menarik beban rangkaian
sampai kedalaman yang dituju.
c. Besarnya garis tengah pipa bor sesuai dengan besarnya inti yang diminta.
d. Kekuatan pompa untuk dapat menyalurkan lumpur sampai kedalaman yang dituju.
2. Mobilitas, dapat bergerak sendiri (skids, truck) atau kemungkinan untuk dipreteli
atau/dan diangkat dengan tenaga manusia ataupun dengan helicopter.
3. Kemampuan pemboran miring.
4. Keperluan dan besarnya inti yang diminta.
5. Perolehan inti (core recovery) (tergantung dari jenis core barrel)
Peralatan Mesin bor
Mata Bor :
a. Macam-macam, terdiri dari intan, baja, dan bentuk, termasuk kadang-kadang untuk
tanpa pengambilan inti.
b. Ukuran mata bor : AX, BX sampai NX, sesuai dengan corebarrel.
Bumbung Inti (Corebarrel) :
Berbagai jenis dan ukuran :
a. Ukuran sesuai mata bor
b. Jenis :
1. Double-tube core-barrel
2. Triple-tube core-barrel (recovery faktor lebih dari 90%)
a. Dengan batang bor
b. Dengan tali-kawat (Wire-line)
Pipa bor dan Selubung :
1. Berbagai ukuran
2. Berbagai jenis logam
Menara Bor : Tergantung tujuan kedalaman akhir pemboran serta kenampakannya maka
mesin pemboran dilengkapi suatu menara untuk mengendalikan pipa bor yang berupa
sistim rak, kaki tiga sederhana maupun derrek.
Cara Penekanan :
1. Mekanis (dongkrak)
2. Hidraulis
3. Bobot rangkaian pipa
Sumber Tenaga Penggerak :
1. Diesel
2. Bensin
3. Pneumatic (compressor)
4. Listrik
Besar/kecilnya sumber penggerak menentukan kapasitas kedalaman.
Sistem pembilas :
Pembilasan dapat dilakukan dengan udara, air maupun lumpur.
Pemboran dengan udara (air drilling) : untuk daerah-daerah yang sulit air, ataupun

pemboran didalam terowongan dapat dipertimbangkan penggunaan udara sebagai


pembilas/pendingin matabor, dalam hal mana disiapkan mesin compressor.
Pemboran dengan air atau lumpur : untuk ini harus dipersiapkan mesin pompa dengan
kapasitas tekan dan penyedotan lumpur pemboran yang sesuai dengan kedalaman yang
dituju. Selain itu diperhatikan jarak dari sumber air yang memerlukan sistim pompa dan
rangkaian pipa air untuk penyaluran, maupun penggunaan truk tangki air. Lumpur biasanya
dipakai bentonit yang diperdagangkan secara komersial. Kekentalan dari lumpur dapat
diatur dengan menentukan berat jenisnya.
Penggolongan Mesin Bor Putar
Mesin Bor Ringan (Portable Drilling Rig)
Khas dari pemboran ini selain mudah diangkut secara manual adalah pada umumnya
menggunakan topdrive dengan motor bakar kecil (2 tak) yang ikut turun naik dengan
turun/naiknya batang bor yang dipandu oleh rel atau rack. Tekanan pada matabor dapat
ditingkatkan dengan menyuruh orang mendudukinya (awak mesin bor 20-26).
Alat bor ini dapat dipreteli dalam bahagian-bahagian kecil dan dapat diangkut oleh orang
secara manual. Kapasitas alat bor ini hanya maksimum 50 meter, banyak digunakan untuk
pemboran seismik (shot holes) dan sering merupakan rakitan sendiri dengan menggunakan
mesin pompa. Laju tembus adalah 30-40 m/hari, relatif sangat murah. Pengambilan inti
tidak dimungkinkan. Biaya $5.90/hari
Termasuk alat bor kecil dengan topdrive ini adalah yang dipasang pada truck, dengan
memasangi rak (rel) yang memandu batang bor, dimana morot penggeraknya dipasang
pada ujung atas batang bor, dan mesin bergeser ikut dengan turunnya dengan batang bor.
Dengan topdrive ini pemboran miring dimungkinkan secara terbatas dengan memiringkan
raknya.
Berbagai jenis/merk pemboran :
Bor Mesin Portable
a. Packsack (kapasitas 10 meter), dapat diangkut seorang diri
b. Koken
c. Rakitan lokal
Mesin Pemboran Inti (Diamond Drilling Rigs)
Alat pemboran ini adalah alat standart dan yang paling populer untuk eksplorasi cebakan
mineral. Nama Diamond Drilling Rig digunakan karena alat ada yang paling banyak
dipakai untuk pengintian (coring) yang menggunakan matabor dari intan.
Mesin ini berukuran relatif kecil dan dipasang pakai roda atau batang luncur (skids), ditarik
dengan bulldozer, kendaraan 4-wheel drive atau ditarik dengan winch pada tempat yang
sulit dijangkau, atau digantung dengan slung di bawah helicopter, atau juga dapat dipreteli
menjadi bahagian-bahagian/komponen kecil dan dapat dipikul secara manual.
Gerakan putar dari mesin ditransmisikan pada pipa bor dengan chuck, dan oleh karenanya
dapat membor ke semua arah, termasuk ke atas (dari terowongan). Untuk
pengoperasiannya sering dipasang kaki tiga dari pipa besi untuk mengendalikan
pemasangan/pencabutan batang bor dengan menggantungkannya pada sistem katrol dengan
swivel yang disambungkan pada pipa selang untuk menyalurkan cairan pembilas dari
pompa lumpur.
Kelemahan dari alat bor ini adalah berkecepatan rendah, terutama sewaktu operasi
pengambilan inti (coring operations).
Jenis matabor yang digunakan : blade type, roller type dan matabor intan dan tungstencarbida. Matabor jenis bilah (Blade type) membor lebih cepat.
Palu pemukul berputar di dalam lubang (Rotary percussion downhole hammers) juga
tersedia untuk formasi-formasi yang keras.
Dapat dipasangi bumbung inti jenis tripple stationary inner split tube yang ditarik
talikawat.
Beberapa merk alat bor Diamond Drilling Rig :

Altas-Capco, dengan triple yang simple


Longvear dan Tone, berbagai ukuran :
1. Junior
2. Ly 24,34,38,44-(kapasitas 100 900 m)
Tone : U.U.5 (75 m), T.AS 70 dan lain-lain.
Mesin Bor Rotari (Rotary Drilling Rigs)
Jenis alat bor ini dinamakan demikian karena gerak putar dari sumber penggerak/mesin
ditransmisikan pada batang bor dengan meja putar (rotary table), sehingga hanya dapat
membor ke vertikal ke bawah.
Alat pemboran yang digolongkan jenis ini pada umumnya lebih besar dan berkekuatan
lebih besar, harus dipasang pada truk dan tidak cocok untuk lokasi-lokasi yang sulit
dicapai. Alat pemboran jenis ini juga termasuk pemboran untuk minyak dan gasbumi.
Pada umumnya digunakan untuk operasi tanpa pengambilan inti (noncoring operation).
Kecepatan pemboran tinggi, terutama jika tidak dilakukan pengambilan inti, namun jika
diperlukan bumbung inti (core barrel) dapat dipasang.
Berbagai jenis Alat Bor Rotari
Mayhew 1000 Rig; Alat ini dipasang pada truk (6 X 6 Cusromline Carrier Truck), memakai
lumpur berbasis air atau udara dengan menggunakan kompressor berkapasitas rendah.
Kecepatan tembusnya sangat tinggi (175 m/hari tanpa pengintian, 35 m/hari dengan
pengintian).
Biaya $ 22.15/hari tanpa pengintian.
$ 103/hari dengan pengintian.
Dando 250 : Dipasang di atas traktor, yang tidak terlalu stabil sehingga memerlukan
dukungan bulldozer.
Alat ini memiliki kompressor berkapasitas tinggi dan dapat dengan mudah mencapai
kedalam akhir (TD) 120 m. Namun mempunyai laju tembus (penetration rate) lebih rendah
(130 m/hari tanpa pengintian, 30 m/hari dengan pengintian), tetapi lebih murah atas dasar
hitungan permeternya.
Biaya $ 15.60/hari tanpa pengintian.
$ 47.50/hari dengan pengintian.
Pemboran Aliran Bilas Balik (Counterflush Drill)
Air pembilas masuk dari casing, keluar melalui pipa bor, membawa conto, yang tidak
tercampur dengan rontokan dari dinding lubang bor, namun untuk mendapatkan ke dalam
conto ini harus memperhitungkan kecepatan tidak seteliti bor inti.
Pengambilan Conto Dan Perekaman Data Dari Lubang Bor (Drill-Hole Logging)
Tujuan utama dari pemboran eksplorasi adalah mengambil dan merekam data geologi yang
ditembus lubang bor. Data ini berupa rekaman catatan hasil pengamatan pada conto batuan,
khususnya litologi serta gejala geologi lainnya. Jenis conto yang didapatkan adalah :
Serbuk bor (Cuttings)
Conto ini adalah hasil kerukan dari matabor yang kemudian dibawa oleh air pembilas ke
permukaan. Setap kemajuan selang kedalaman tertentu suatu conto yang diambil mewakili
selang kedalaman tertentu dan dicatat. Conto ini dibersihkan dan dideskripsikan. Hasil
deskripsi conto ini tidak akurat mengingat :
1. Conto tersebut harus menempuh jarak dari kedalaman sampai ke permukaan, sedang
dalam waktu yang sama matabor sudah maju lebih dalam lagi. Kedalaman yang diwakili
conto itu harus dikoreksi atau disetel terhadap data lain, seperti laju kecepatan pemboran
atau log talikawat.
2. Conto tersebut sering tercampur dengan serbuk dari selang kedalaman yang ada di

atasnya, sehingga kadangkala diketemukan lebih dari 2 jenis litologi yang berasal
kedalaman yang berbeda. Untuk ini persen berbagai jenis litologi ini harus dicatat untuk
mengetahui litologi mana merupakan guguran dan mana yang dari kedalaman asli. Untuk
ini dapat pula dilakukan pembandingan dengan hasil tafsiran litologi dari log talikawat
maupun data lain seperti laju kecepatan pemboran.
3. Conto ini merupakan serbuk, keratan atau hancuran dari batuan, sehingga hanya
deskripsi tekstur dan susunan mineral yang dapat diamati, sedangkan gejala-gejala geologi
seperti struktur, kekompakan dan lain-lain tidak teramati.
Pengamatan litologi dari serbuk pemboran adalah bersifat baku dalam eksplorasi minyak
dan gasbumi, dan juga dilakukan pada pemboran eksplorasi batubara terutama pada selang
kedalaman yang tidak dilakukan pengintian. Adakalanya dalam eksplorasi batubara tidak
dilakukan pengintian yang disebut openhole, sehingga data geologi didapatkan dari
penafsiran log talikawat/geofisika dan dibantu dari pengamatan conto ini. Namun pada
pemboran eksplorasi cebakan mineral tidak lazim dilakukan karena lebih mengandalkan
pada pengamatan conto inti dilakukan secara penuh dari permukaan sampai kedalaman
akhir.
Inti bor (drill core)
Pada eksplorasi cebakan mineral termasuk batubara data geologi biasanya didasarkan atas
pengamatan dan pendeskripsian conto inti bor.
Pengintian Penuh (Full Coring). Pengambilan inti dilakukan secara penuh dari permukaan
sampai kedalaman akhir pemboran. Ini yang biasa dilakukan dalam eksplorasi untuk
cebakan mineral.
Pengintian Setempat (Spot Coring). Pemboran dilakukan sebagai lubang terbuka (open
hole) yang kemudian diikuti dengan pengintian hanya dilakukan pada selang kedalaman
tertentu yang diinginkan, misalnya beberapa meter di atas zone cebakan dan beberapa
meter dibawahnya. Untuk ini sering diperlukan lapisan petunjuk stratigrafi berdasarkan log
geofisika dari sumur terdekat yang sengaja dibor sebagai pilot drill hole, untuk operasi ini
sering dilakukan pilot and part-coring.
Pengintian Sentuh (Touch Coring). Pengintian dimulai segera setelah matabor mencapai
beberapa meter di atas target pengintian (bentuk pengintian setempat yang kurang dapat
dipercayai).
Pengintian Inti Terorientasi (Oriented Core Sample). Dengan menggunakan alat tertentu,
dimungkinkan dimana orientasi kedudukan asli dari conto didalam tanah dapat ditentukan.
Hal ini sering dilakukan untuk mempelajari kedudukan struktur geologi dari lapisan
maupun dari rekahan atau jalur-jalur mineralisasi.
Perolehan Inti (Core Recovery). Dalam operasi pengambilan inti pemboran tidak selalu
seluruh selang kedalaman dapat diwakili oleh panjang inti yang diperoleh. Hal ini
disebabkan kemungkinan gugurnya bahagian bawah dari inti sewaktu diangkat dalam
bumbung inti (core barrel). Besarnya perolehan inti (core recovery) dinyatakan dalam
persen (% core recovery), dengan mengukur panjang conto inti yang diperoleh dan
membandingkannya dengan panjang bumbung. Perolehan inti yang buruk dapat
disebabkan karena adanya jalur-jalur retak atau keadaan batuan yang rapuh dan dapat
dipakai sebagai indikator untuk keadaan struktur dari batuan, dan menggunakan bumbung
inti yang diperbaiki seperti triple tube core-barrel.
Keunggulan dari conto inti pemboran adalah :
1. Pengamatan litologi lebih lengkap dan terperinci sehingga perselingan berbagai jenis
litologi, dapat dideskripsi secara rinci, centimeter demi centimeter.
2. Pengamatan rinci dapat dilakukan terhadap struktur maupun tekstur batuan dalam 3Dimensi, terutama jika menggunakan conto yang terorientasikan, misalnya adanya
rekahan, urat-urat kecil, penjaluran mineral (mineral zoning), dsb.
3. Penentuan kedalaman serta selang-selang kedalaman dari berbagai batas perubahan
litologi lebih baik daripada serbuk pemboran. Namun masih tetap kurang akurat jika
dibandingkan dengan hasil penlogan talikawat, disebabkan kemungkinan perolehan inti
yang buruk selain juga terjadinya dekompaksi seperti halnya dalam batubara.

4. Keuntungan conto inti bor ini adalah selain mendapatkan kedalam conto yang lebih
teliti, juga dimungkinkan untuk dilakukan uji kualitas yang berkisar luas (wide range of
quality test), untuk menentukan sifat-sifat keteknikan batuan, misalnya kekuatan lantai dan
atap dari cebakan (batubara) dan batuan penutup (overburden rocks).
Keburukan dari pengambilan conto inti adalah :
1. Operasi pengambilan inti bor sangat memperlambat operasi pemboran, terutama jika
tidak menggunakan wireli corebarrel.
2. Harus menggunakan matabor dari intan atau baja tungsten yang lebih mahal daripada
matabor jenis lainnya.
Secara keseluruhan pemboran inti jauh lebih mahal dan lebih lambat dari operasi pemboran
lainnya, sehingga harus benar-benar diperhitungkan dalam menentukan taktik eksplorasi.
Keunggulan jenis data yang diperoleh harus diperhitungkan terhadap biaya yang harus
dikeluarkan.
Pemprosesan Dan Penyimpanan Inti Bor
Inti bor dicuci dan dikeringkan, kemudian dipatahkan meter demi meter. Setelah
dipatahkan setiap meter maka batang-batang inti disimpan dalam peti kayu/aluminium
yang dirancang khusus, dan disusun sedemikian rupa sehingga atas bawahnya jelas, serta
kedalamannya diperlihatkan dengan tanda-tanda yang ditulikan dengan spidol pada
penyekat antar inti. Waktu dilakukan pengamatan harus hati-hati untuk menempatkan
setiap conto dalam urutan, arah dan susunan yang sama.
Batang inti yang akan dianalisa di laboratorium, seperti selang yang termineralisasi inti
batuan ini
dibelah (split) menjadi 2 (1 dipakai untuk essay, 1 untuk dokumentasi). Conto inti untuk
analisa laboratorium harus diambil dari inti yang telah dibelah ini. Penanganan conto inti
ini harus dijaga supaya tidak terkontaminasi, terutama yang diperuntukan assay
mineralisasi logam. Dalam hal batubara conto inti untuk dianalisa di laboratorium harus
segera dibungkus dengan kertas parafin yang kedap udara, untuk menjada kelembaban
aslinya (moiture content). Untuk setiap conto yang akan dianalisa di laboratorium perlu
dicatat kode nama/nomor lubang bor dan kedalamannya.
Pencatatan/Perekaman Data Bor : Penlogan Lubang Bor
Ada dua cara mencatat atau merekam data geologi yang dihasilkan pemboran :
Penlogan Visual (Visual Logging)
Penlogan visual dilakukan terhadap pengamatan dan deskripsi litologi dari conto serbuk
pemboran dan dari conto inti bor. Jika dilakukan pengeboran inti penuh (full core drilling)
penlogan dilakukan hanya dari pengamatan conto inti, sedangkan jika dilakukan spotcoring maka hanya bagian yang tidak diinti pengamatan dari serbuk bor yang dicatat.
Pencatatan dilakukan dalam kolom-kolom kertas panjang yang disebut Log Pemboran
(drilling-log) dan jika khusus berdasarkan inti saja disebut Log Inti (Core-log). Data
geologi pada Log Inti tidak terbatas pada deskripsi litologi saja, tetapi menyangkut
struktur, mineralisasi dan sebagainya. Selain data geologi juga dicatat data teknis lainnya,
seperti data laju kecepatan pemboran, data perolehan inti (core-recovery), keadaan air
pembilas, pergantian matabor, selang pengambilan inti-bor, titik-titik penempatan pipa
selubung (casing) serta tanggalnya. Setiap jenis catatan pengamatan diberi kolom
tersendiri, dan sedapat mungkin dalam bentuk simbol grafis. Khususnya jenis litologi
diberi kolom yang di isi simbol grafis, laju pemboran dengan kurva, perolehan inti dalam
bentuk kolom sempit yang memperlihatkan % inti terhadap kedalaman. Struktur geologi
digambarkan pada kolom litologi maupun dicatat dalam kolom tersendiri, demikian juga
selang-selang mineralisasi, jenis mineralisasi serta estimasi persen juga dicatat. Sebetulnya
tidak ada standard bentuk log yang baku, tergantung dari jenis cebakan yang dijadikan
obyek pemboran, maupun juga tergantung perusahaannya masing-masing. Sering kolom

khusus disediakan untuk mencatatkan hasil analisa geokimia atau assays.


Dewasa ini dengan komputerisasi, data yang direkam diusahakan dalam format digital
maupun alfanumerik yang mudah diinputkan dalam suatu database yang disimpan sebagai
file dalam disket atau tape, dan setiap waktu dapat dengan mudah dibuatkan log grafis
dengan mencetaknya pada rol kertas (paper log print-out), maupun diproses menjadi peta
atau penampang geologi.
Log Visual ini sering dikombinasi dengan log Talikawat menjadi log Komposit.
Penlogan Talikawat (Wire-Line Logging)
Penlogan talikawat dewasa ini sudah sangat lumrah dilakukan untuk pemboran inti,
terutama untuk batubara. Jenis-jenis log yang dapat dilakukan bisa dibagi dalam :
Penlogan Geofisika (Geophysical Logging)
Penlogan Citra (Imaging, hasil dari pemotretan kamera yang diturunkan ke dalam lubang
pada tali serat optik dan dapat merekam citra visual sekeliling lubang bor)
Log orientasi lubang sumur (yang menunjukkan arah dari lubang sumur dalam derajat
kemiringan dan azimuth)
Sejak pertengahan tahun tujuh-puluhan penlogan geofisika untuk lubang pemboran kecil
telah dikembangkan. Terutama untuk eksplorasi batubara.
1. Penlogan geofisika lebih teliti dalam penentuan kedalaman dari target pemboran
terutama dalam hal lapisan batubara daripada penlogan visual dari inti pemboran karena
kemungkinan dekompaksi dan pendapatan inti yang buruk.
2. Penafsiran litologi lebih baik dari pengamatan serbuk bor atau pendapatan inti yang
buruk.
3. Korelasi antar lubang bor bersifat jauh lebih oojektif daripada log visual.
4. Untuk eksplorasi batubara log geofisika dapat digunakan untuk mengestimasi parameter
kualitas batubara.
Jenis-jenis log yang dipakai terutama untuk batubara adalah :
1. Log Radioaktif (gamma, neutron, densitas)
2. Log Listrik (Resistivitas/SP)
3. Log Kaliper
Density Log
LSD ; baik untuk korelasi
HRD ; informasi optimum untuk ketebalan batubara
BRD ; kompromi antara LSD dan HRD
Natural Gamma Log
Menunjukkan kadar lempung
Neutron Log
Merespon terhadap hidrogen, karbon dan kelembaban total moisture, derajat porositas
(yang membedakan batupasir dari serpih)
Caliper Log
Jenis log ini memungkinkan untuk memisahkan batuan kompeten dari yang tidak
kompeten. Log ini juga digunakan untuk menentukan kelayakan suatu lapisan batubara
pada lokasi tertentu untuk dapat dilakukan pengintian, berdasarkan atas derajat
keretakannya yang diperlihatkan oleh garis tengah dari lubang bor yang menembus lapisan
tersebut.
Dalam eksplorasi batubara log densitas banyak dipergunakan. Ini disebabkan karena :
Density log dapat menentukan secara teliti selang kedalaman dan ketebalan lapisan
batubara yang ditembusnya.
Density log menghasilkan penentuan kerapatan batuan (density determination) dan
dengan demikian menunjukkan kualitas dari lapisan. Kemudian density dikorelasikan
dengan lubang bor yang telah diambil intinya dan perkiraan kadar abu dapat
diekstrapolasikan dengan lubang bor terbuka yang dilog. Kombinasi dari gamma alami, log

densitas dan log neutron memberikan jalan untuk korelasi lapisan batubara serta lapisan
sedimen yang menyelubunginya.
PEMBORAN MESIN TUMBUK (PERCUSSION DRILLING)
Jenis mesin pemboran ini sudah jarang dipakai lagi dalam eksplorasi. Batuan dipecah
dengan pahat yang ditumbuk, dan conto diambil dengan bailer atau drive sampler. Conto
yang didapat tidak murni.
Pemboran dengan jenis ini umumnya digunakan dalam eksplorasi dasar pada soil, gravel,
endapan pasir. Dimana sebagian besar batuan yang dihasilkan telah mengalami gangguan,
karena proses pemborannya dilakukan dengan menumbuk tanpa menimbulkan moment
putar. Hasil dari pemboran tersebut kemudian dibawa ke laboratorium.
Ada berbagai jenis mesin bor perkusi ini, antara lain yang disebut :
Cable Tool Drilling Rig
Hammer Drill atau Wagon Drill
Downhole Hammer Drilling Rig
Hammer Drilling Rig with Drive Sampler
Alat Bor Tumbuk Talikawat (Cable Tool Rig)
Alat cable tool rig, yang juga disebut churn drilling rig adalah alat bor yang paling tua yang
digunakan untuk pemboran minyak maupun eksplorasi mineral, dan kini masih dipakai.
Alat ini bentuknya sederhana yang terdiri suatu menara, berbentuk segitiga atau bentuk lain
yang pada puncaknya dilengkapi dengan sistim katrol. Pada katrol ini dibentangkan
talikawat baja yang disambungkan dengan suatu mesin motor penggerak lewat suatu roda
gila sehingga memberikan gerakan turun naik pada ujung talikawat di bawah menara bor
ini. Pada ujung talikawat ini digantungkan suatu mata bor berupa pahat yang dilengkapi
batang logam sebagai pemberat diatasnya. Penetrasi pada formasi dilakukan dengan
menarik talikawat ke atas oleh mesin penggerak, dan kemudian melepasnya sehingga pahat
menumbuk formasi di bawahnya. Setelah gerakan ini dilakukan beberapa kali, maka pahat
diganti dengan suatu alat pengambil conto yang disebut bailer suatu tabung atau bumbung
baja yang dibawahnya diberi sistim katup. Dengan menjatuhkannya bailer ini ke dalam
lubang maka hancuran batuan ataupun sedimen lepas masuk ke dalam tabung dan
terperangkap oleh katup dan dapat diangkat untuk memperolehnya. Air sering dimasukkan
ke dalam lubang bor untuk membersihkan lubang, tetapi tidak dalam tekanan yang terlalu
tinggi (maksimum 100 l/menit).
Alat Bor Tumbuk Biasa
Ada beberapa macam alat bor tumbuk ini yang terutama digunakan untuk batuan keras
dalam operasi pertambangan. Alat ini biasanya dipasang di atas suatu truk atau traktor, dan
sangat mudah dioperasikan dalam segala arah sudut.
Hammer Drill (Bor Palu)
Mesin bor yang juga disebut Wagon Drill (Chaucier dan Morer, 1987) itu terdiri dari palu
yang bergerak vertikal dan dipasang sepanjang suatu peluncur (slide) yang dipasang pada
suatu kendaraan seperti truk atau traktor. Palu ini memukul-mukul suatu rangkaian batang
bor yang pada ujungnya dipasangi suatu matabor. Jenis Wagon Drills yang ringan (Atlas
BVB) dapat mencapai kedalaman rata-rata 30 meter dan maksimum 50-60 meter. Jenis
Wagon Drills yang besar (Altas Roc 601) rata-rata 70 sampai 100 meter. Conto yang
didapatkan adalah serpihan batuan yang ditiup oleh udara yang dikompresikan melalui pipa
bor, dan ditangkan diluar oleh alat khusus yang disebut cyclone sample chamber.
Kelemahan dari Wagon Drill adalah perolehan conto yang kecil (5kg/m), karena diameter
lubang yang didapatkan adalah 40-50 mm.
Down-Hole Hammer Drill (Alat Bor Palu Dalam Lubang)
Pada alat bor ini palu didapatkan langsung dipasang di atas drive sampler, berbentuk suatu

silinder yang bergerak turun naik secara lancar (smooth) dan digerakan oleh udara tertekan
dari compressor melalui pipa bor. Mata bor disini dapat pula melakukan gerak rotasi atau
putar. Kedalaman rata-rata yang dapat dicapai alat ini adalah 80=100 meter, tetapi dapat
pula dirancang untuk mencapai kedalaman 300-1000 meter, dengan menggunakan pipa
selubung (casing). Diameter lubang yang dibuat adalah 65-170 mm, sehingga dapat
perolehan conto (sample recovery) yang lebih besar daripada Wagon Drill. Namun
biayanya 3 sampai 4 kali biaya pemboran permeter daripada Wagon Drill. Hammer Drill
jenis ini diklasifikasikan sebagai bor palu ringan (Light Hammer Drill, Ingersoll type).
Bor Tumbuk dengan Drive Sampler
Perkembangan dari bor tumbuk atau percussiun drilling adalah pemasangan apa yang
disebut drive sampler sebagai pengganti matabor. Alat bor ini hanya cocok dipergunakan
untuk lapisan tanah atau sedimen lepas. Alat ini berupa sepotong pipa dengan ujungnya
terbuka dan tajam. Tabung baja ini mempunyai bentuk dengan panjang yang berlainan,
kurang lebih 91,44 cm dan diameternya (bagian luar) 7,62 cm. Alat ini dilengkapi dengan
cincin (ring) yang gunanya untuk penyesuaian bila diameternya akan mencapai 12,7 cm.
Sedangkan pada sampler bagian atas terdapat lubang untuk lewat air/lumpur pemboran,
yang dilengkapi dengan katub pengatur, katub ini gunanya untuk :
Masuknya lumpur pemboran pada saat diangkat
Mencegah cebakan udara dan air dalam tabung yang akan menjadi pengganggu naiknya
conto atau rusaknya conto batuan.
Katup bola pengatur tidak selalu effektif penuh, karena kadang-kadang hal itu akan
menyumbat katub dan menahan untuk tetap terbuka. Drive sampler ini yang bertindak
sebagai alat bor, mempunyai dinding dengan ketebalan 5 inci, alat ini diselubungi dengan
pipa pelindung (casing). Ada beberapa macam peralatan drive sampler, alat ini telah
dikembangkan untuk berbagai macam soil, yaitu dengan menggunakan dinding sampler
yang tipis. Membuat dinding yang setipis mungkin ini dimaksudkan untuk pengendalian
sisipan conto batuan. Banyak juga drive sampler telah dikembangkan untuk berbagai
mekanisme guna mendapatkan conto batuan sebaik mungkin.
Pengamanan :
Walaupun bor tumbuk ini biasanya dipasang pada suatu truk atau traktor, namun ada
kalanya mesin langsung dipasang diatas tanah. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama
pekerjaan pemboran yaitu :
Landasan mesin bor, landasan ini harus dipersiapkan dengan letak yang betul. Landasan ini
perlu stabil mesinnya bisa selalu dalam keadaan mantap dan dapat menahan mesin bor
serta peralatannya. Juga memudahkan operator bekerja dengan leluasa. Ukuran landasanya
itu minimum 3,5 X 3,5 meter.
Demikian pula pada pemboran dasar sungai, untuk memudahkan dan keamanan, maka
sesuai jaminan perlu dibuat andang-andang (scaffolding), dalam suatu rencana pekerjaan
pemboran dasar sungai dan ini berarti penambahan biaya maupun waktu.
Keunggulan Bor Tumbuk
Bor tumbuk mempunyai keunggulan karena dapat menembus bongkah dalan cebakan
pasir/kerikil dengan cepat dengan memecahkannya, conto yang didapatkan dalam drive
sampler atau bailer cukup akurat dan relatif murah dan peralatannya cukup sederhana.
Pekerjaan ikutan sehubngan dengan pemboran tumbuk memberikan keunggulan sebagai
berikut :
Dapat mengukur Bulk Density dari tanah, lempung (clay), pasir (sand), kerikil (gravel)
dan lain-lain, dalam keadaan asli di lapangan.
Dapat mengukur koefisien perbandingan antara tanah terpadat dengan yang tak terpadat
langsung di lapangan.
Pengamatan dan Perekaman Data Geologi
Diskripsi litologi hasil pemboran
Setiap conto yang diambil dari bailer harus langsung diamati seketika itu juga mutlak
dikerjakan oleh geologist di lapangan maupun kemudian diverifikasi di laboratorium.

Mengingat conto hasil pemboran tumbuk pengamatan khusus meliputi :


a. Mengenai berbagai jenis batuan yang mudah pecah dan yang mudah menyambung
kembali.
v Litologi (warna, tekstur dsb), sifat kelunakan, kepadatan dan perlapisan.
v Banyaknya air yang terkandung dalam batuan tersebut.
v Keterangan mengenai batuan dari seluruh yang pecah seperti, sifat kebulatan,
prosentase jenis batuan dari keseluruhan volume jenis batuan itu, juga keterangan dari
sudut petrografi.
v Keterangan-keterangan mengenai keistimewaan setiap lapisan batuan seperti kadar
humus dalam suatu lapisan batuan, perubahan warnanya dan lain-lain.
v Pengambilan macam-macam batuan tersebut seperti tempat pengambilan batuan, susunan
struktur batuan yang rusak dan struktur batuan yang tidak rusak.
b. Mengenai berbagai jenis batuan yang keras sampai agak keras dalam suatu lapisan
batuan.
v Litologi (warna, tekstur dsb), dari fragmen batuan dan semen batuan. Keterangan
mengenai zat-zat kecil yang terkandung dalam batuan seperti susunan mineralogi, bentuk
dan ukuran maupun letaknya, perubahan-perubahan yang mungkin ada.
v Tingkat kekerasan batuan dan prosentase pengambilan dari lubang bor.
v Tingkat kerusakan dan lain-lain.
Perekaman/Catatan Data Pemboran
Setelah diadakan pengamatan batuan seperti ini kemudian dilakukan pencatatan, catatan ini
harus akurat, nyata, jelas, sistematis dalam format yang telah ditentukan serta bisa
dijadikan dokumen yang dijamin kelamaannya. Pencatatan dilakukan pada format yang
sudah tersedia yang disebut log, yang dan pencatatan dilakukan pada kolom-kolom dan
kedalaman yang bersangkutan.
Pemerian batuan hasil pemboran ini akan menghasilkan catatan ringkas yang sebagian
akan dimasukkan dalam Boring record, kadangkala disebut Drilling Record atau Drilling
Log.
Penyimpanan Conto (Sample Storage)
Demikian pula tentang penyimpanan conto (sample) hasil pemboran, diberi kolom-kolom
sesuai dengan pengambilan sample sehingga kelak bila diadakan pemerian ulang tidak
akan terjadi kericuhan.
Pada proses pengeboran peranan lumpur bor (drilling mud) sangat penting, karena lumpur
pengeboran ini memiliki beberapa fungsi, yaitu :
a. Mengangkat serbuk bor ke permukaan, hal ini sangat penting sebab juka serbuk
pengeboran tidak terangkat ke permukaan maka dapat menyebabkan buntunya saluran
pengeboran dan akhirnya dapat menyebabkan terjepitnya pipa bor.
b. Mendinginkan dan melumasi pahat/biit dan rangkaian pipa bor; proses pendinginan dan
pelumasan pada sebuah kegiatan pengeboran tidak boleh diabaikan sebab jika proses ini
diabaikan dapat mengakibatkan lelehnya biit atau rangkaian pipa akibat gesekan dengan
bidang bor, terlebih lagi jika kita menggunakan kecepatan rotasi tinggi dan dibarengi
dengan pelumasan yang tidak baik maka hal ini akan lebih mempercepat lelehan bit.
c. Mengontrol tekanan formasi; dengan lumpur bor yang baik maka tekanan formasi dapat
terkontrol dengan baik, oleh karena itu perbandingan antara lumpur dengan air harus
seimbang, lumpur tidak boleh terlalu kental atau terlalu encer.
d. Mencegah runtuhnya dinding lubang bor; dengan adanya lumpur bor yang baik dapat
membantu penyanggan dinding sehingga keruntuhan dinding dapat kita hindari.
e. Melapisi dinding lubang bor dengan kerak lumpur; dengan teknologi yang ada kita dapat
membuat lumpur bor yang dapat mengering pada dinding lubang bor sehingga dapat
mengurangi longsor pada dinding bor.
f. Menahan serbuk bor dan material-material pemberat dalam bentuk suspensi bila sirkulasi
atau pemboran dihentikan sementara; pada proses pengeboran jika terjadi sesuatu hal yang
mengakibatkan sirkulasi lumpur terpaksa harus dihentikan. Kita tidak perlu khawatir

terhadap serbuk bor yang mengendap sebab lumpur yang baik akan dapat menahan serbuk
pengeboran dalam bentuk suspensi, tetapi jika lumpur bor yang kita gunakan kurang baik
kemungkinan material pemberat dan serbuk bor mengendap cukup besar dan kemungkinan
terjepitnya rangkaianpun menjadi besar pula.
g. Mengurangi beban rangkaian pipa bor dan selubung yang ditanggung oleh menara/rig;
pengeboran yang dilakukan tanpa lumpur. Bor yang baik, misalnya lumpur bor yang
digunakan terlalu encer hal ini akan menyebabkan proses pelumasan kurang berjalan baik
adan juga fungsi lumpur bor sebagai pembantu penyanggaan beban yang ditanggung oleh
rig juga akan berkurang, oleh karena itu pemilihan lumpur bor harus benar-benar
diperhatikan.
h. Untuk media loging I; maksudnya adalah penyampelan dengan bentuk sampel seperti
log (silinder).
Berdasarkan bahan dasarnya lumpur bor dapat dibedakan menjadi tida macam, yaitu :
1. Lumpur dasar air tawar (fresh water base mud)
2. Lumpur dasar air asin (salt water base mud)
3. Lumpur dasar air minyak (oil water base mud)
Selama proses pengeboran berlangsung tentunya tidak terlepas dari masalah, masalah yang
mungkin timbul selama pengeboran diantaranya :
a. Semburan liar, semburan liar biasanya terjadi pada pengeboran minyak bumi. Hal ini
terjadi saat bor kita menembus batauan pengurung gas sehingga gas menekan lumpur bor
ke atas dan gas akhirnya keluar permukaan. Jika pada saat pengeboran terjadi sembur liar
sebaiknya kita segera meninggalkan lokasi pengeboran untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan.
b. Runtuh dinding, runtuhnya dinding dapat disebabkan oleh kondisi batuan yang kurang
stabil atau dapat pula disebabkan oleh penggunaan lumpur yang kurang tepat.
c. Hilang lumpur (mud loss) :
- Lumpur di dalam lubang sumur hilang atau masuk ke dalam lapisan sebagian atau
seluruhnya.
- Dapat terjadi karena berat jenis lumpur bor terlalu besar, sehingga tekanan lumpur lebih
besar dari tekanan lapisan.
- Hilangnya lumpur dapat diikuti oleh blow out.
d. Sloughing shale, dinding sumur disekitar lapisan shale (serpih) mengembang sehingga
menyempitkan atau menyumbat lubang bor, pengembangan lapisan shale terjadi karena
shale bereaksi dengan air yang berasal dari lumpur pengeboran, kejadian ini dapat
mengakibatkan terjepitnya rangkaian pipa bor.
e. Bit leleh, lelehnya bit atau mata bor yang dapat terjadi akibat kurang lancarnya proses
pelumasan atau putarannya terlalu tinggi.
f. Rod putus, putusnya rod dapat diakibatkan dari sloughing shale yang mengakibatkan rod
terjepit sedangkan putaran tidak dihentikan.
g. Rangkaian pipa yang terjepit, hal ini dapat terjadi jika viskositas diperbesar, tekanan
fluida besar atau dapat pula disebabkan oleh sloughing shale.

You might also like