Professional Documents
Culture Documents
akan diganti dengan jenis mata bor khusus untuk pengambilan sample core
serta di tambah core barrel untuk tempat penampungan sample core selama
pengambilan (ukuran core barrel lebih kurang 1.60 meter). jadi bila batubara
lebih tebal akan dilakukan pengambilan coring sampai beberapa kali. Ada
teknik khusus dalam melakukan coring ini dan biasanya juru bor atau driller
lebih menguasai teknik ini (seperti kecepatan putaran mata bor dan kecepatan
pompa lumpur bor). Metode ini adalah gabungan dari Open Hole dan Touch
Core.
3. Full Core adalah teknik pemboran yang dilakukan dari atas sampai bawah
kedalaman yang direncanakan dengan mengambil sample coring tanpa
melakukan metode Open Hole. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data
yang lebih mendetail mengenai data variasi batuan (stratigrafi) dari dalam
lubang bor.
Selain yang di atas ada beberapa hal lagi mengenai metode pengeboran,
mulai dari metode 2 hole ( pilot hole dan target hole) dan ada juga yang
menggunakan semi single hole dan single hole. Tergantun anda mau pake
metode yang mana.Hal ini bertujuan untuk mempercepat target waktu yang
akan di capai. karena dengan tercapainya target waktu yang singkat dan
didukung dengan kwalitas data yang baik maka bisa memperkecil pengeluaran
dana operasional. Selain data dari alat pemboran, beberapa perusahaan
menambahkan dengan menggunakan Electrical Logging untuk melihat
ketebalan dari variasi lithology (variasi lapisan batuan didalam lubang bor).
Electrical Logging ini menggunakan pancaran dari sinar Gamma ray (GR) dan
Density terbagi Long Density (LD) dan Short Density (SD) serta menggunakan
Caliper (CL). Mungkin kita akan bahas tersendiri mengenai Electrical logging
tapi bila ada dari bro n sista punya masukan silakan di share.
mungkin itu dari saya jika ada yg kurang mohon dari brotha n sista bisa
menambahkan..Terimakasih
Dalam sejarah eksplorasi telah banyak jenis bor yang dipakai. Berikut adalah
penggolongan jenis bor eksplorasi :
1. Bor Tangan
Bor spiral
Bor bangka
2. Bor Mesin Putar
Bor mesin ringan
Bor inti (core drill)
Bor putar biasa (rotary drill)
Bor-alir balik (counterflush drill)
3. Bor Mesin tumbuk (cable tool)
Sebetulnya sulit untuk melakukan penggolongan metoda pengeboran. Alat bor tangan
banyak yang dikembangkan dengan dilengkapi motor kecil, sedangkan banyak alat bor
mesin yang dipasang pada truk dirancang untuk pemboran dangkal. Alat bor mesin putar
berkisar dari yang portable sampai alat bor raksasa untuk eksplorasi minyak dan gas bumi.
Pemboran tangan
Metoda ini dipakai untuk eksplorasi dangkal seperti placer deposit dan residual deposit.
Metoda ini digunakan pada umumnya pada tahapan eksplorasi rinci, namun adakalanya
secara acak dan setempat dilakukan pada tahap eksplorasi tinjau, terutama pada subtahap
prospeksi umum.
Ada 2 jenis alat ini, yaitu Bor tangan spiral (Auger drilling) dan Bor bangka (BBB).
Pemboran Spiral/Bor Spiral Auger Drilling
Seperti penarik tutup notol, diputar dengan tangan. Contoh melekat pada spiral, dicabut
pada interval tertentu (tiap 30 50 cm).
Hanya sampai kedalaman beberapa meter saja, baik untuk residual deposit (bauxite,
lateritic nickel) dan sebagainya.
Pemboran Bangka/Bor Bangka (BBB)
Suatu alat bor tangan dikembangkan di Indonesia. Suatu alat selubung (casing) diberi
platform, di atas mana beberapa orang bekerja. Pada prinsipnya sama dengan bor spiral dan
tumbuk. Batang bor terdiri dari pipa masif yang disambung-sambung, dengan berbagai bit :
1. Spiral
2. Senduk
3. Pahat/bentuk pahat (dihubungkan)
Pengambilan contoh dalam hal yang ditumbuk dengan bailer. Sambil bor berjalan, dengan
gerakan putar dan tumbuk, casing secara otomatis menurun, karena beban orang di atas
flatform.
Metoda ini dipakai untuk eksplorasi dangkal, seperti placer deposit dan residual deposit.
Ada 2 jenis alat
ini, yaitu Bor tangan spiral (Auger drilling) dan Bor bangka (BBB).
Pengamatan Dan Perekaman Data Geologi
Data geologi yang didapatkan dari pemboran tangan jarang berupa batuan, tetapi pada
umumnya berupa tanah atau batuan lapuk, dan sedimen lepas. Contoh yang didapatkan
bukan merupakan contoh yang utuh (undisturbed sample), tetapi conto yang terusik
(disturbed sample). Ketelitian lokasi kedalaman conto tergantung pula dari jenis matabor
yang digunakan.
Conto dari bor Spiral berupa tanah/lapukan batuan yang melilit pada spiral, dan mewakili
selang kedalaman setiap kali batang bor dimasukkan sampai ditarik kembali, sehingga
selang kedalamannya dapat diatur, apakah setiap 50 cm atau setiap meter, tetapi maksimal
tentu sepanjang spiral.
Conto dari matabor sendok lebih terancam pencampuran, sedangkan yang menggunakan
bumbung dengan katup lebih mewakili kedalaman yang tepat. Matabor ini lebih banyak
digunakan untuk sedimen lepas, dan setiap conto mewakili selang kedalaman dari mulai
batang dimasukkan sampai ke pencabutan.
Pada sistem bor Bangka, conto yang diambil lebih terpercayya karena penggunaan pipa
selubung yang terus menerus, mengurangi pencampuran dari guguran dinding bor.
Perekaman Data
Pada umumnya data berupa litologi, serta batas-batasnya dan dapat dinyatakan dalam
penampang berkolom atau profil yang dapat pula disebut sebagai log. Selain itu data
kekerasan kualitatif dapat dicatatkan pula, demikian pula data muka air tanah yang
dijumpai.
Pemboran Mesin putar
Ada berbagai macam jenis mesin bor putar, dari yang portable sampai pemboran raksasa
seperti pada pemboran minyak yang dapat mencapai kedalaman beberapa kilometer. Ada
berbagai jenis, dari mulai packsack (dapat diangkat di atas punggung) sampai bor besar
harus dipreteli atau diangkat di truck.
Alat pemboran (yang disebut drilling-rig) dinilai dari kemampuannya untuk mencapai
kedalaman, kemampuan pengambilan conto batuan dan kemampuan menentukan arah.
Selain itu juga kemampuan bergerak di medan merupakan salah satu hal diperhatikan.
Mesin-mesin pemboran putar ini mempunyai prinsip yang sama, namun berdasarkan
kemampuannya dapat dibagi sebagai berikut :
Bor mesin ringan (portable drilling rig)
Bor mesin inti (diamond drilling rig)
Bor mesin rotari (rotary drilling rigs)
Bor mesin alir-balik (counterflush drilling rig)
Prinsip operasi mesin pemboran putar
Pada prinsipnya pemboran mesin putar mempunyai prinsip yang sama, yaitu :
1. Lubang dalam formasi dibuat oleh gerakan putar dari pahat untuk mengeruk batuan dan
menembus dengan suatu rangkaian batang bor yang berlobang (pipa).
2. Rangkaian pipa bor disambungkan pada mesin sumber penggerak dengan berbagai
macam alat
transmisi, seperti kelly dan rotary table, chuck ataupun langsung.
3. Sumber penggerak (mesin bensin, diesel dan sebagainya) atau dengan perantaraan
kompresor/motor listrik.
4. Pelumas/pendingin (air, lumpur, udara). Cairan pelumas dipompakan lewat pipa, keluar
lewat pahar bor kembali lewat lobang bor di luar pipa (casing) atau sebaliknya.
5. Pompa sebagai penggerak/penekan cairan pelumas.
6. Pipa/batang di atas tanah ditahan/diatur dengan menggantungkannya pada suatu
menara/derrick dengan sistem katrol atau dipandu lewat suatu rak (rack) untuk keperluan
menyambungnya atau mencabut serta melepaskannya dari rangkaian.
7. Untuk memperdalam lubang bor rangkaian pipa bor ditekan secara hidrolik atau
mekanik maupun karena bebannya sendiri.
8. Conto batuan hasil kerukan mata bor didapatkan sebagai :
a. Serbuk atau tahi bor (drill-cuttings) yang dibawa ke permukaan oleh lumpur bor atau air
pembilas. Serbuk penggerusan batuan dibawa oleh air pembilas ke permukaan sambil
mendinginkan mata bor.
b. Inti bor (drill core) yang diambil melalui bumbung pengambil inti (core barrel).
9. Untuk pengambilan inti mata bor yang digunakan bersifat bolong di tengah sehingga
batuan berbentuk cilinder masuk ke dalamnya dan ditangkap oleh core barrel. Mata bor ini
biasanya menggunakan gigi dari intan atau baja tungsten.
10. Bumbung inti (core barrel) diangkat ke permukaan
a. Dicabut dengan mengangkat seluruh rangkaian batang bor ke permukaan setiap kali
seluruh bumbung terisi.
b. Dicabut lewat tali kawat (wireline) melalui lubang pipa dengan kabel).
11. Pipa selubung penahan runtuhnya dinding lubang bor (casing) dipasang setiap
kedalaman tertentu tercapai, untuk kemudian dilanjutkan dengan matabor yang berukuran
kecil (telescoping). Pipa selubung dipasang untuk mengatasi adanya masalah seperti
masuknya air formasi secara berlebihan (water influks), kehilangan sirkulasi lumpur
pemboran karena adanya kekosongan, dalam formasi, atau lemahnya lapisan yang
ditembus.
Dalam mendesain program pemboran dan memilih jenis alat bor harus diperhatikan :
1. Kapasitas kedalaman (tergantung dari) :
a. Besanya kekuatan mesin sumber pengerak yang dinyatakan dengan Tenaga Kuda (HP).
b. Kekuatan alat penyangga atau menara serta derek untuk menarik beban rangkaian
sampai kedalaman yang dituju.
c. Besarnya garis tengah pipa bor sesuai dengan besarnya inti yang diminta.
d. Kekuatan pompa untuk dapat menyalurkan lumpur sampai kedalaman yang dituju.
2. Mobilitas, dapat bergerak sendiri (skids, truck) atau kemungkinan untuk dipreteli
atau/dan diangkat dengan tenaga manusia ataupun dengan helicopter.
3. Kemampuan pemboran miring.
4. Keperluan dan besarnya inti yang diminta.
5. Perolehan inti (core recovery) (tergantung dari jenis core barrel)
Peralatan Mesin bor
Mata Bor :
a. Macam-macam, terdiri dari intan, baja, dan bentuk, termasuk kadang-kadang untuk
tanpa pengambilan inti.
b. Ukuran mata bor : AX, BX sampai NX, sesuai dengan corebarrel.
Bumbung Inti (Corebarrel) :
Berbagai jenis dan ukuran :
a. Ukuran sesuai mata bor
b. Jenis :
1. Double-tube core-barrel
2. Triple-tube core-barrel (recovery faktor lebih dari 90%)
a. Dengan batang bor
b. Dengan tali-kawat (Wire-line)
Pipa bor dan Selubung :
1. Berbagai ukuran
2. Berbagai jenis logam
Menara Bor : Tergantung tujuan kedalaman akhir pemboran serta kenampakannya maka
mesin pemboran dilengkapi suatu menara untuk mengendalikan pipa bor yang berupa
sistim rak, kaki tiga sederhana maupun derrek.
Cara Penekanan :
1. Mekanis (dongkrak)
2. Hidraulis
3. Bobot rangkaian pipa
Sumber Tenaga Penggerak :
1. Diesel
2. Bensin
3. Pneumatic (compressor)
4. Listrik
Besar/kecilnya sumber penggerak menentukan kapasitas kedalaman.
Sistem pembilas :
Pembilasan dapat dilakukan dengan udara, air maupun lumpur.
Pemboran dengan udara (air drilling) : untuk daerah-daerah yang sulit air, ataupun
atasnya, sehingga kadangkala diketemukan lebih dari 2 jenis litologi yang berasal
kedalaman yang berbeda. Untuk ini persen berbagai jenis litologi ini harus dicatat untuk
mengetahui litologi mana merupakan guguran dan mana yang dari kedalaman asli. Untuk
ini dapat pula dilakukan pembandingan dengan hasil tafsiran litologi dari log talikawat
maupun data lain seperti laju kecepatan pemboran.
3. Conto ini merupakan serbuk, keratan atau hancuran dari batuan, sehingga hanya
deskripsi tekstur dan susunan mineral yang dapat diamati, sedangkan gejala-gejala geologi
seperti struktur, kekompakan dan lain-lain tidak teramati.
Pengamatan litologi dari serbuk pemboran adalah bersifat baku dalam eksplorasi minyak
dan gasbumi, dan juga dilakukan pada pemboran eksplorasi batubara terutama pada selang
kedalaman yang tidak dilakukan pengintian. Adakalanya dalam eksplorasi batubara tidak
dilakukan pengintian yang disebut openhole, sehingga data geologi didapatkan dari
penafsiran log talikawat/geofisika dan dibantu dari pengamatan conto ini. Namun pada
pemboran eksplorasi cebakan mineral tidak lazim dilakukan karena lebih mengandalkan
pada pengamatan conto inti dilakukan secara penuh dari permukaan sampai kedalaman
akhir.
Inti bor (drill core)
Pada eksplorasi cebakan mineral termasuk batubara data geologi biasanya didasarkan atas
pengamatan dan pendeskripsian conto inti bor.
Pengintian Penuh (Full Coring). Pengambilan inti dilakukan secara penuh dari permukaan
sampai kedalaman akhir pemboran. Ini yang biasa dilakukan dalam eksplorasi untuk
cebakan mineral.
Pengintian Setempat (Spot Coring). Pemboran dilakukan sebagai lubang terbuka (open
hole) yang kemudian diikuti dengan pengintian hanya dilakukan pada selang kedalaman
tertentu yang diinginkan, misalnya beberapa meter di atas zone cebakan dan beberapa
meter dibawahnya. Untuk ini sering diperlukan lapisan petunjuk stratigrafi berdasarkan log
geofisika dari sumur terdekat yang sengaja dibor sebagai pilot drill hole, untuk operasi ini
sering dilakukan pilot and part-coring.
Pengintian Sentuh (Touch Coring). Pengintian dimulai segera setelah matabor mencapai
beberapa meter di atas target pengintian (bentuk pengintian setempat yang kurang dapat
dipercayai).
Pengintian Inti Terorientasi (Oriented Core Sample). Dengan menggunakan alat tertentu,
dimungkinkan dimana orientasi kedudukan asli dari conto didalam tanah dapat ditentukan.
Hal ini sering dilakukan untuk mempelajari kedudukan struktur geologi dari lapisan
maupun dari rekahan atau jalur-jalur mineralisasi.
Perolehan Inti (Core Recovery). Dalam operasi pengambilan inti pemboran tidak selalu
seluruh selang kedalaman dapat diwakili oleh panjang inti yang diperoleh. Hal ini
disebabkan kemungkinan gugurnya bahagian bawah dari inti sewaktu diangkat dalam
bumbung inti (core barrel). Besarnya perolehan inti (core recovery) dinyatakan dalam
persen (% core recovery), dengan mengukur panjang conto inti yang diperoleh dan
membandingkannya dengan panjang bumbung. Perolehan inti yang buruk dapat
disebabkan karena adanya jalur-jalur retak atau keadaan batuan yang rapuh dan dapat
dipakai sebagai indikator untuk keadaan struktur dari batuan, dan menggunakan bumbung
inti yang diperbaiki seperti triple tube core-barrel.
Keunggulan dari conto inti pemboran adalah :
1. Pengamatan litologi lebih lengkap dan terperinci sehingga perselingan berbagai jenis
litologi, dapat dideskripsi secara rinci, centimeter demi centimeter.
2. Pengamatan rinci dapat dilakukan terhadap struktur maupun tekstur batuan dalam 3Dimensi, terutama jika menggunakan conto yang terorientasikan, misalnya adanya
rekahan, urat-urat kecil, penjaluran mineral (mineral zoning), dsb.
3. Penentuan kedalaman serta selang-selang kedalaman dari berbagai batas perubahan
litologi lebih baik daripada serbuk pemboran. Namun masih tetap kurang akurat jika
dibandingkan dengan hasil penlogan talikawat, disebabkan kemungkinan perolehan inti
yang buruk selain juga terjadinya dekompaksi seperti halnya dalam batubara.
4. Keuntungan conto inti bor ini adalah selain mendapatkan kedalam conto yang lebih
teliti, juga dimungkinkan untuk dilakukan uji kualitas yang berkisar luas (wide range of
quality test), untuk menentukan sifat-sifat keteknikan batuan, misalnya kekuatan lantai dan
atap dari cebakan (batubara) dan batuan penutup (overburden rocks).
Keburukan dari pengambilan conto inti adalah :
1. Operasi pengambilan inti bor sangat memperlambat operasi pemboran, terutama jika
tidak menggunakan wireli corebarrel.
2. Harus menggunakan matabor dari intan atau baja tungsten yang lebih mahal daripada
matabor jenis lainnya.
Secara keseluruhan pemboran inti jauh lebih mahal dan lebih lambat dari operasi pemboran
lainnya, sehingga harus benar-benar diperhitungkan dalam menentukan taktik eksplorasi.
Keunggulan jenis data yang diperoleh harus diperhitungkan terhadap biaya yang harus
dikeluarkan.
Pemprosesan Dan Penyimpanan Inti Bor
Inti bor dicuci dan dikeringkan, kemudian dipatahkan meter demi meter. Setelah
dipatahkan setiap meter maka batang-batang inti disimpan dalam peti kayu/aluminium
yang dirancang khusus, dan disusun sedemikian rupa sehingga atas bawahnya jelas, serta
kedalamannya diperlihatkan dengan tanda-tanda yang ditulikan dengan spidol pada
penyekat antar inti. Waktu dilakukan pengamatan harus hati-hati untuk menempatkan
setiap conto dalam urutan, arah dan susunan yang sama.
Batang inti yang akan dianalisa di laboratorium, seperti selang yang termineralisasi inti
batuan ini
dibelah (split) menjadi 2 (1 dipakai untuk essay, 1 untuk dokumentasi). Conto inti untuk
analisa laboratorium harus diambil dari inti yang telah dibelah ini. Penanganan conto inti
ini harus dijaga supaya tidak terkontaminasi, terutama yang diperuntukan assay
mineralisasi logam. Dalam hal batubara conto inti untuk dianalisa di laboratorium harus
segera dibungkus dengan kertas parafin yang kedap udara, untuk menjada kelembaban
aslinya (moiture content). Untuk setiap conto yang akan dianalisa di laboratorium perlu
dicatat kode nama/nomor lubang bor dan kedalamannya.
Pencatatan/Perekaman Data Bor : Penlogan Lubang Bor
Ada dua cara mencatat atau merekam data geologi yang dihasilkan pemboran :
Penlogan Visual (Visual Logging)
Penlogan visual dilakukan terhadap pengamatan dan deskripsi litologi dari conto serbuk
pemboran dan dari conto inti bor. Jika dilakukan pengeboran inti penuh (full core drilling)
penlogan dilakukan hanya dari pengamatan conto inti, sedangkan jika dilakukan spotcoring maka hanya bagian yang tidak diinti pengamatan dari serbuk bor yang dicatat.
Pencatatan dilakukan dalam kolom-kolom kertas panjang yang disebut Log Pemboran
(drilling-log) dan jika khusus berdasarkan inti saja disebut Log Inti (Core-log). Data
geologi pada Log Inti tidak terbatas pada deskripsi litologi saja, tetapi menyangkut
struktur, mineralisasi dan sebagainya. Selain data geologi juga dicatat data teknis lainnya,
seperti data laju kecepatan pemboran, data perolehan inti (core-recovery), keadaan air
pembilas, pergantian matabor, selang pengambilan inti-bor, titik-titik penempatan pipa
selubung (casing) serta tanggalnya. Setiap jenis catatan pengamatan diberi kolom
tersendiri, dan sedapat mungkin dalam bentuk simbol grafis. Khususnya jenis litologi
diberi kolom yang di isi simbol grafis, laju pemboran dengan kurva, perolehan inti dalam
bentuk kolom sempit yang memperlihatkan % inti terhadap kedalaman. Struktur geologi
digambarkan pada kolom litologi maupun dicatat dalam kolom tersendiri, demikian juga
selang-selang mineralisasi, jenis mineralisasi serta estimasi persen juga dicatat. Sebetulnya
tidak ada standard bentuk log yang baku, tergantung dari jenis cebakan yang dijadikan
obyek pemboran, maupun juga tergantung perusahaannya masing-masing. Sering kolom
densitas dan log neutron memberikan jalan untuk korelasi lapisan batubara serta lapisan
sedimen yang menyelubunginya.
PEMBORAN MESIN TUMBUK (PERCUSSION DRILLING)
Jenis mesin pemboran ini sudah jarang dipakai lagi dalam eksplorasi. Batuan dipecah
dengan pahat yang ditumbuk, dan conto diambil dengan bailer atau drive sampler. Conto
yang didapat tidak murni.
Pemboran dengan jenis ini umumnya digunakan dalam eksplorasi dasar pada soil, gravel,
endapan pasir. Dimana sebagian besar batuan yang dihasilkan telah mengalami gangguan,
karena proses pemborannya dilakukan dengan menumbuk tanpa menimbulkan moment
putar. Hasil dari pemboran tersebut kemudian dibawa ke laboratorium.
Ada berbagai jenis mesin bor perkusi ini, antara lain yang disebut :
Cable Tool Drilling Rig
Hammer Drill atau Wagon Drill
Downhole Hammer Drilling Rig
Hammer Drilling Rig with Drive Sampler
Alat Bor Tumbuk Talikawat (Cable Tool Rig)
Alat cable tool rig, yang juga disebut churn drilling rig adalah alat bor yang paling tua yang
digunakan untuk pemboran minyak maupun eksplorasi mineral, dan kini masih dipakai.
Alat ini bentuknya sederhana yang terdiri suatu menara, berbentuk segitiga atau bentuk lain
yang pada puncaknya dilengkapi dengan sistim katrol. Pada katrol ini dibentangkan
talikawat baja yang disambungkan dengan suatu mesin motor penggerak lewat suatu roda
gila sehingga memberikan gerakan turun naik pada ujung talikawat di bawah menara bor
ini. Pada ujung talikawat ini digantungkan suatu mata bor berupa pahat yang dilengkapi
batang logam sebagai pemberat diatasnya. Penetrasi pada formasi dilakukan dengan
menarik talikawat ke atas oleh mesin penggerak, dan kemudian melepasnya sehingga pahat
menumbuk formasi di bawahnya. Setelah gerakan ini dilakukan beberapa kali, maka pahat
diganti dengan suatu alat pengambil conto yang disebut bailer suatu tabung atau bumbung
baja yang dibawahnya diberi sistim katup. Dengan menjatuhkannya bailer ini ke dalam
lubang maka hancuran batuan ataupun sedimen lepas masuk ke dalam tabung dan
terperangkap oleh katup dan dapat diangkat untuk memperolehnya. Air sering dimasukkan
ke dalam lubang bor untuk membersihkan lubang, tetapi tidak dalam tekanan yang terlalu
tinggi (maksimum 100 l/menit).
Alat Bor Tumbuk Biasa
Ada beberapa macam alat bor tumbuk ini yang terutama digunakan untuk batuan keras
dalam operasi pertambangan. Alat ini biasanya dipasang di atas suatu truk atau traktor, dan
sangat mudah dioperasikan dalam segala arah sudut.
Hammer Drill (Bor Palu)
Mesin bor yang juga disebut Wagon Drill (Chaucier dan Morer, 1987) itu terdiri dari palu
yang bergerak vertikal dan dipasang sepanjang suatu peluncur (slide) yang dipasang pada
suatu kendaraan seperti truk atau traktor. Palu ini memukul-mukul suatu rangkaian batang
bor yang pada ujungnya dipasangi suatu matabor. Jenis Wagon Drills yang ringan (Atlas
BVB) dapat mencapai kedalaman rata-rata 30 meter dan maksimum 50-60 meter. Jenis
Wagon Drills yang besar (Altas Roc 601) rata-rata 70 sampai 100 meter. Conto yang
didapatkan adalah serpihan batuan yang ditiup oleh udara yang dikompresikan melalui pipa
bor, dan ditangkan diluar oleh alat khusus yang disebut cyclone sample chamber.
Kelemahan dari Wagon Drill adalah perolehan conto yang kecil (5kg/m), karena diameter
lubang yang didapatkan adalah 40-50 mm.
Down-Hole Hammer Drill (Alat Bor Palu Dalam Lubang)
Pada alat bor ini palu didapatkan langsung dipasang di atas drive sampler, berbentuk suatu
silinder yang bergerak turun naik secara lancar (smooth) dan digerakan oleh udara tertekan
dari compressor melalui pipa bor. Mata bor disini dapat pula melakukan gerak rotasi atau
putar. Kedalaman rata-rata yang dapat dicapai alat ini adalah 80=100 meter, tetapi dapat
pula dirancang untuk mencapai kedalaman 300-1000 meter, dengan menggunakan pipa
selubung (casing). Diameter lubang yang dibuat adalah 65-170 mm, sehingga dapat
perolehan conto (sample recovery) yang lebih besar daripada Wagon Drill. Namun
biayanya 3 sampai 4 kali biaya pemboran permeter daripada Wagon Drill. Hammer Drill
jenis ini diklasifikasikan sebagai bor palu ringan (Light Hammer Drill, Ingersoll type).
Bor Tumbuk dengan Drive Sampler
Perkembangan dari bor tumbuk atau percussiun drilling adalah pemasangan apa yang
disebut drive sampler sebagai pengganti matabor. Alat bor ini hanya cocok dipergunakan
untuk lapisan tanah atau sedimen lepas. Alat ini berupa sepotong pipa dengan ujungnya
terbuka dan tajam. Tabung baja ini mempunyai bentuk dengan panjang yang berlainan,
kurang lebih 91,44 cm dan diameternya (bagian luar) 7,62 cm. Alat ini dilengkapi dengan
cincin (ring) yang gunanya untuk penyesuaian bila diameternya akan mencapai 12,7 cm.
Sedangkan pada sampler bagian atas terdapat lubang untuk lewat air/lumpur pemboran,
yang dilengkapi dengan katub pengatur, katub ini gunanya untuk :
Masuknya lumpur pemboran pada saat diangkat
Mencegah cebakan udara dan air dalam tabung yang akan menjadi pengganggu naiknya
conto atau rusaknya conto batuan.
Katup bola pengatur tidak selalu effektif penuh, karena kadang-kadang hal itu akan
menyumbat katub dan menahan untuk tetap terbuka. Drive sampler ini yang bertindak
sebagai alat bor, mempunyai dinding dengan ketebalan 5 inci, alat ini diselubungi dengan
pipa pelindung (casing). Ada beberapa macam peralatan drive sampler, alat ini telah
dikembangkan untuk berbagai macam soil, yaitu dengan menggunakan dinding sampler
yang tipis. Membuat dinding yang setipis mungkin ini dimaksudkan untuk pengendalian
sisipan conto batuan. Banyak juga drive sampler telah dikembangkan untuk berbagai
mekanisme guna mendapatkan conto batuan sebaik mungkin.
Pengamanan :
Walaupun bor tumbuk ini biasanya dipasang pada suatu truk atau traktor, namun ada
kalanya mesin langsung dipasang diatas tanah. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama
pekerjaan pemboran yaitu :
Landasan mesin bor, landasan ini harus dipersiapkan dengan letak yang betul. Landasan ini
perlu stabil mesinnya bisa selalu dalam keadaan mantap dan dapat menahan mesin bor
serta peralatannya. Juga memudahkan operator bekerja dengan leluasa. Ukuran landasanya
itu minimum 3,5 X 3,5 meter.
Demikian pula pada pemboran dasar sungai, untuk memudahkan dan keamanan, maka
sesuai jaminan perlu dibuat andang-andang (scaffolding), dalam suatu rencana pekerjaan
pemboran dasar sungai dan ini berarti penambahan biaya maupun waktu.
Keunggulan Bor Tumbuk
Bor tumbuk mempunyai keunggulan karena dapat menembus bongkah dalan cebakan
pasir/kerikil dengan cepat dengan memecahkannya, conto yang didapatkan dalam drive
sampler atau bailer cukup akurat dan relatif murah dan peralatannya cukup sederhana.
Pekerjaan ikutan sehubngan dengan pemboran tumbuk memberikan keunggulan sebagai
berikut :
Dapat mengukur Bulk Density dari tanah, lempung (clay), pasir (sand), kerikil (gravel)
dan lain-lain, dalam keadaan asli di lapangan.
Dapat mengukur koefisien perbandingan antara tanah terpadat dengan yang tak terpadat
langsung di lapangan.
Pengamatan dan Perekaman Data Geologi
Diskripsi litologi hasil pemboran
Setiap conto yang diambil dari bailer harus langsung diamati seketika itu juga mutlak
dikerjakan oleh geologist di lapangan maupun kemudian diverifikasi di laboratorium.
terhadap serbuk bor yang mengendap sebab lumpur yang baik akan dapat menahan serbuk
pengeboran dalam bentuk suspensi, tetapi jika lumpur bor yang kita gunakan kurang baik
kemungkinan material pemberat dan serbuk bor mengendap cukup besar dan kemungkinan
terjepitnya rangkaianpun menjadi besar pula.
g. Mengurangi beban rangkaian pipa bor dan selubung yang ditanggung oleh menara/rig;
pengeboran yang dilakukan tanpa lumpur. Bor yang baik, misalnya lumpur bor yang
digunakan terlalu encer hal ini akan menyebabkan proses pelumasan kurang berjalan baik
adan juga fungsi lumpur bor sebagai pembantu penyanggaan beban yang ditanggung oleh
rig juga akan berkurang, oleh karena itu pemilihan lumpur bor harus benar-benar
diperhatikan.
h. Untuk media loging I; maksudnya adalah penyampelan dengan bentuk sampel seperti
log (silinder).
Berdasarkan bahan dasarnya lumpur bor dapat dibedakan menjadi tida macam, yaitu :
1. Lumpur dasar air tawar (fresh water base mud)
2. Lumpur dasar air asin (salt water base mud)
3. Lumpur dasar air minyak (oil water base mud)
Selama proses pengeboran berlangsung tentunya tidak terlepas dari masalah, masalah yang
mungkin timbul selama pengeboran diantaranya :
a. Semburan liar, semburan liar biasanya terjadi pada pengeboran minyak bumi. Hal ini
terjadi saat bor kita menembus batauan pengurung gas sehingga gas menekan lumpur bor
ke atas dan gas akhirnya keluar permukaan. Jika pada saat pengeboran terjadi sembur liar
sebaiknya kita segera meninggalkan lokasi pengeboran untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan.
b. Runtuh dinding, runtuhnya dinding dapat disebabkan oleh kondisi batuan yang kurang
stabil atau dapat pula disebabkan oleh penggunaan lumpur yang kurang tepat.
c. Hilang lumpur (mud loss) :
- Lumpur di dalam lubang sumur hilang atau masuk ke dalam lapisan sebagian atau
seluruhnya.
- Dapat terjadi karena berat jenis lumpur bor terlalu besar, sehingga tekanan lumpur lebih
besar dari tekanan lapisan.
- Hilangnya lumpur dapat diikuti oleh blow out.
d. Sloughing shale, dinding sumur disekitar lapisan shale (serpih) mengembang sehingga
menyempitkan atau menyumbat lubang bor, pengembangan lapisan shale terjadi karena
shale bereaksi dengan air yang berasal dari lumpur pengeboran, kejadian ini dapat
mengakibatkan terjepitnya rangkaian pipa bor.
e. Bit leleh, lelehnya bit atau mata bor yang dapat terjadi akibat kurang lancarnya proses
pelumasan atau putarannya terlalu tinggi.
f. Rod putus, putusnya rod dapat diakibatkan dari sloughing shale yang mengakibatkan rod
terjepit sedangkan putaran tidak dihentikan.
g. Rangkaian pipa yang terjepit, hal ini dapat terjadi jika viskositas diperbesar, tekanan
fluida besar atau dapat pula disebabkan oleh sloughing shale.