Hipertensi dengan gangguan fungsi ginjal Pada keadaan ini penting diketahui derajat gangguan fungsi ginjal ( CCT, kreatinin) dan derajat proteinuri. PAda CCT < 25 ml/menit diuretic golongan thiazid (kecuali metolazon) tidak efektif. Pemakaian golongan ACEI/ ARB perlu memperhatikan penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium. Pemakaian golongan BB dan CCB relative aman.7 Hipertensi akibat gangguan ginjal/ adrenal Pada gagal ginjal terjadi penumpukan garam yang membutuhkan penurunan asupan garam/diuretic golongan furosemid/diaslisis. Penyakit ginjal renovaskuler baik stenosis arteri renalis maupun aterosklerosis renal dapat ditanggulangi secara intervensi (stening/opererasi) ataupun medical (pemakaian ACEI dan ARB tidak dianjurkan bila diperlukan terapi obat). Aldosteronisme primer (baik adenoma maupun hyperplasia kelenjar adrenal) dapat ditanggulangi secara medical (dengan obat antialdosteron) ataupun intervensi. DIsamping hipertensi, derajat proteinuri ikut menentukan progresi gangguan fungsi ginjal, sehingga proteinuri perlu ditanggulangi secara maksimal dengan pemberian ACEI/ARB dan CCB golongan non hdihidropiridin. Pedoman pengobatan hipertensi dengan gangguan fungsi ginjal: (1) tekanan darah diturunkan sampai <130/80 mmHg (untuk mencegah progresi gangguan fungsi ginjal). (2) bila ada proteinuria dipakai ACEI/ARB (sepanjang tak ada kontraindikasi).(3)bila proteinuria > 1g/24 jam tekanan darah diusahakan lebih rendah ( 125/75 mmHg).(4)perlu diperhatikan untuk perubahan fungsi ginjal pada pemakaian ACEI/ARB (kreatinin tidak boleh naik > 20%) dan kadar kalium (hiperkalemia).7