Professional Documents
Culture Documents
SIFILIS
GONORHEA
TRICHOMONIAS
IS
KELOMPOK 2
Anggota :
1. Agus Harya
Pakpahan
2. Wahyudi Saputra
Lubis
3. Fauzia Fachri
4. Dhita Aulia Sari
Junaidi
5. Jingga Olga Puspita
6. Wulan Perwita Sari
7. Febri Lusiana
8. Hercegovina
9. Septaria
10. Nathania puri
Definisi
Infeksi menular seksual (IMS)
Penyakit Menular Seksual (PMS)
Sexually Transmitted Disease (STDs),
Sexually Transmitted Infection (STI) atau
Venereal Disease (VD).
adalah infeksi menular lewat hubungan
dengan pasangan yang sudah tertular.
- genital
Oro - genital
Ano - genital
Mano - genital
seksual
Etiologi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Gonore
Sifilis
Bakteri
Vaginitis bakterial
Herpes simplex
Virus hepatitis B
Virus
Kondiloma akuminata
Moluskum kontagiosum
HIV
Trikomoniasis
Protozoa
Kandidosis vaginal
Jamur
Skabies
Pedikulosis pubis
Ektoparasit
ANAMNESIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Perempuan
Pemeriksaan laboratorium
Pasien dg gejala duh genital
laki-laki
Perempuan
SIFILIS
DEFINISI
Sifilis adalah penyakit menular seksual
yang
sangat
infeksius,
oleh
bakteri
berbentuk spiral,
Treponema pallidum
subspesies pallidum.
Schaudinn dan Hoffmann pertama kali
mengidentifikasi
Treponema
pallidum
sebagai penyebab sifilis pada tahun 1905.
Schaudin memberi nama organisme ini dari
bahasa Yunani trepo dan nema, dengan kata
pallida dari bahasa Latin.
EPIDEMIOLOGI
Sejak
tahun
1980,
di
US
peningkatan pesat sifilis primer
dan sekunder dan puncaknya
1990 yaitu 20,3 kasus per
100.000
populasi.
Penurunan
kasus sifilis 3,2 kasus per 100.000
populasi pada tahun 1997
Faktor risiko
usia muda,
sosial ekonomi rendah,
kurangnya
pemeriksaan
selama
kehamilan
yang adekuat,
pernah menderita penyakit menular
seksual,
perilaku seksual tinggi,
pemakai obat narkotika.
ETIOLOGI
Bakteri Treponema pallidum.
Bahasa Yunani yaitu trepo dan
nema yang artinya turning thread
(benang bergulung).
Treponema pallidum merupakan
salah satu bakteri Spirochetes
patogen dominan.
Panjang mikroorganisme 5-20 mm
dan diameternya 0,092-0,5 mm.
KLASIFIKASI
Klasifikasi menurut
epidemiologi :
WHO
berdasarkan
faktor
Sifilis dini
Perjalanan penyakit < 2 tahun
Bersifat menular
Masih ditemukan kuman Treponema pallidum di lesi kulit
Sifilis lanjut
Perjalanan penyakit > 2 tahun
Bersifat tidak menular
Tidak ditemukan kuman di lesi kulit, kecuali ibu hamil yang
menderita stadium lanjut, Treponema pallidum dapat
melalui plasenta masuk ke tubuh janin.
Sifilis Kongenital
Sifilis bawaan
Orang tua positif menularkan sifilis ke anak
yang dikandungnya, menimbulkan kecacatan
pada bayi, pada hidung yang disebut juga
sebagai Saddle Nose.
Treponema pallidum dapat melalui placenta
dan masuk ke peredaran darah janin. Plasenta
pada janin yang menderita sifilis memiliki
bentuk abnormal yang sangat besar dan berat
dengan warna kekuningan pucat.
Stigmata
Terlihat pada sudut mulut berupa garis-garis yang jalannya radier, gigi
Hutcinson, gigi molar pertama berbentuk seperti murbei dan penonjolan
tulang frontal kepala (frontal bossing).
Sifilis Akuisita
Sifilis yang didapat atau ditulari melalui
hubungan seksual ini terbagi menjadi :
Stadium I
Stadium II
Stadium laten :
Dini : bersifat menular
Lanjut : bersifat tidak menular
Stadium III
Stadium kardiovaskular dan neurosifilis
PATOGENESIS
Treponema pallidum melalui plasenta masuk
ke dalam peredaran darah janin dan
menyebar ke seluruh jaringan. Kemudian
berkembang biak dan menyebabkan respons
peradangan selular yang akan merusak
janin. Kelainan yang timbul dapat bersifat
fatal sehingga terjadi abortus atau lahir mati
atau terjadi gangguan pertumbuhan pada
berbagai tingkat kehidupan intrauterine
maupun ekstrauterin.
MANIFESTASI KLINIS
Sifilis Sekunder
Apabila tidak diobati, gejala timbul dalam 2 sampai 6
bulan setelah pajanan, 2 sampai 8 minggu setelah
chancre muncul. Sifilis sekunder adalah penyakit
sistemik dengan spirokaeta yang menyebar dari chancre
dan kelenjar limfe ke dalam aliran darah dan ke seluruh
tubuh. Sistem yang paling sering terkena adalah kulit,
limfe, saluran cerna, tulang, ginjal, mata, dan susunan
saraf pusat. Tanda ---- ruam kulit makulopapula.
Sifilis Tersier
Sifilis tersier sekitar 3-15 tahun setelah infeksi awal dan
tiga bentuknya yaitu; sifilis gumatous sebanyak 15%,
neurosifilis lanjut (6,5%) dan sifilis kardiovaskular
sebanyak 10%.
Sifilis gumatous merupakan lesi yang granulomatous,
nodular dengan nekrosis sentral, muncul paling cepat.
setelah dua tahun infeksi awal, meskipun guma bisa juga
muncul lebih lambat. Lesi ini bersifat merusak biasanya
mengenai kulit dan tulang, meskipun bisa juga muncul di
hati, jantung, otak, lambung dan traktus respiratorius atas.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan lain
PENGOBATAN
INFEKSI MENULAR
SEKSUAL
GONORRHEA
GONORE
Definisi:
Synonym
Gonore ; Kencing Nanah
Drupper ; Clap ; Blenorrhoea
History
Etiologi
Sifat
Simtomatologi
Pria
Simtomatologi
Pria
Uretritis posterior:
Disuria (nyeri saat berkemih )/ polakisuria
(kencing sedikit-sedikit dan sering akibat
kandung kemih tidak dapat menampung urin
lebih dari 500 ml karena mukosa yang
meradang)
Terminal hematuria (darah yang terlihat pada
akhir proses berkemih)
Duh tubuh <
95% resolusi spontan (pendarahan berat)
Infeksi asimptomatik
Komplikasi lokal & metastatik (hematogen/
penyebaran mikroorganisme patogen yang
masuk melalui darah yang terdapat kuman
Simtomatologi
Pria
Komplikasi : (pada anatomi genitalia pria)
Simtomatologi
Wanita
Urethra
Kelenjar Skene
Kelenjar Bartholini
Masa tunas: ?? (c.s gejala +)
Gejala :
Fluor albus yang masif (banyak)
Rasa sakit/ berbau
Kering di celana kuning hijau
Simtomatologi
Wanita
Simtomatologi
Wanita
Komplikasi utama :
1. Skenitis
2. Bartholinitis
3. Wanita hamil :
a. Abortus spontan
b. Prematur (o.k. pecahnya selaput amnion)
c. Chorio-amnionitis
4. Proctitis: 35 50%
(ano-rectal : 100% homosex)
5. Pharingitis Gonore: 90% asymptomatik
6. Urethritis
7. Endometritis, Salpingitis, Oophoritis
8. Steril (obstruksi bilateral)
9. Kehamilan Ektopik (perlekatan/
penyempitan)
10. Vulvo-vaginitis pada bayi/ balita dan wanita
Gejala Infeksi
Infeksi Anorektal
Anorektal ::
Gejala
Pruritus ani,
ani, defekasi
defekasi sakit,
sakit, tenesmus
tenesmus
Pruritus
Fissura ani/
ani/ lecet
lecet
Fissura
Faeces +
+ nanah
nanah &
& darah
darah
Faeces
Proctoskopi:
Proctoskopi:
Eksudat muko-purulen
muko-purulen
Eksudat
Dinding rektum
rektum eritem
eritem dan
dan oedem
oedem
Dinding
Mudah berdarah
berdarah
Mudah
PATOLOGI
Bacter
y
Pili
melekat
Mucosa (fossa
naviculare)
2 x 24 jam
akut
Eksudasi PMN
>>
Pernanahan
Chronic inflammation MN (Monosit
>>)
Complicatio
n
Strain GO
Infeksi asimptomatis
Auxotypes A: Arginine
H: Hypoxantine
U: Uracyl
DGI (Disseminated
Genital
Infection )
Negro > White skin
DIAGNOSIS
Anamnesis:
- CS 3-5 hari sebelumnya
- : Asimptomatis
-:
- Rasa panas/gatal distal uretra
- Disuria, polakisuria, nyeri waktu ereksi
Pemeriksaan fisik
Uretritis
gonore
Servisitis gonore
Pemeriksaan penunjang
1.
Pewarnaan Gram
Lab/ Pemeriksaan
Pembantu
2. Tes Thomson: Tes 2 gelas bed side
Gelas
II
Normal
Jernih
Jernih
Uretritis Anterior
Keruh
Jernih
Uretritis Posterior
Keruh
Keruh
Syarat :
- V.U > 100 ml urin
- Urin pagi
Lab/ Pemeriksaan
Pembantu
3. Kultur:
Koloni abu-abu bening
Media tranfer: M. Stuart, M. Transgrow
Media pertumbuhan: M. Thayer Martin
+ Vancomycin m.o gram +
Colistimethate m.o gram (-), kecuali
proteus
Nystatin
jamur candida
Trimethoprim
proteus
4. Tes Oksidasi:
Koloni + sol. Tetrametil paraphenil diamine 1%
+ : koloni merah muda hitam
golongan Neisseria; gol. Vibrio; gol. Brucellae
Lab/ Pemeriksaan
Pembantu
Maltosa
Sukrosa
Lactosa
N. catarrhalis
N. gonorrhoea
N. meningitidis
N. pharyngis sicca
N. lactamica
Neisseria
KOMPLIKASI
Pria:
Lokal:
- Tysonitis
- Para uretritis
- Littritis
- Cowperitis
Asenden:
- Prostatitis
- Vesikulitis
- Vas deferentis
- Epididimitis
- Trigonitis
Wanita:
Bartholinitis
Salpingitis
P.I.D
Gonore disseminata
Proktitis
Orofaringitis
Konjungtivitis
Terapi
Tanpa Komplikasi dosis tunggal epidemiologik
1. Penisilin
a. 2,4 juta unit pp
+ 1 gram
b. 4,8 juta unit pp
probenesid
2. Ampicillin: 3,5 g + 1 gram probenesid
3. Amoxycillin: 3 g
4. Thiamphenicol (utk PPNG)
Single dose 2,5 3,5 + 4 x 500 mg/ hari (4 5
hari)
5. Tetracycline !!!
Dulu 8 capsul = 2 g single dose
6. Cotrimoxazole:
Terapi
7. Kanamycin 2 g i.m single dose
8. Spectinomycin 2 g i.m single dose
9. Azithromycin 500 mg + 1 x 250 mg/ hari 4 5
hari
+ 2 x 250 mg
4 hari
10. Kuinolon (Quinolone)
Siprofloksasin 250 500 mg o.d
Ofloksasin
400 mg o.d
Norfloksasin 800 mg o.d
Dengan Komplikasi:
Penicilline
5 10 hari
Thiamphenicol 10 14 hari
Tetracycline
10 14 hari
Penicillinase Producing
Neisseria Gonorrhoea (PPNG)
Trichomoniasi
s
Trichomonas vaginalis
Class : Flagellata
Family :
Trichomonadidae
Genus : Trichomonas
Species : Trichomonas
vaginalis
Pendahuluan
Cont...
Cont...
Cont...
Morfologi
Cont...
Cont...
Siklus Hidup
Cont...
Cont...
Cont...
Cont...
Epidemiologi
Cont...
Cont...
Cont...
Gejala Trikomoniasis
Diagnosa penyakit
Cont...
1)
2)
Cont...
Metode serologi
Beberapa studi mengatakan bahwa uji
serologis kurang sensitif daripada kultur
atau pemeriksaan sediaan basah.Pada
metode serologi ini dapat digunakan
teknik ELISA, tes latex agglutination yang
menggunakan antibodi poliklonal Antigen
detection immunoassay yang
menggunakan antibodi monoklonal dan
nucleic acid base test.
a.
b.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Spekulum
Pemeriksaan spekulum untuk menginspeksi vagina
dan serviks secara langsung. Ada beberapa macam,
speculum metal cusco, atau bivalve adalah yang
paling popular. Speculum ini terdiri dari dua daun
yang dimasukkan dalam keadaan tertutup, dan
kemudian dibuka dengan menekan pegangannya. 2
macam speculum dua daun yaitu :
1. Graves (speculum cocor bebek), speculum yang
lebih umum digunakan. Daun daunnya lebih lebar
dan melengkung pada
sisinya.
2. Pedersen, mempunyai daun yang lebih sempit dan
rata, dipakai
untuk wanita dengan introitus kecil.
Teknik Penggunaan :
1. pasien dibaringkan dalam posisi litotomi
2. cuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir
3. keringkan tangan dengan handuk bersih
4. gunakan sarung tangan dengan benar
5. bersihkan vulva dan perineum dengan kasa
kering
6. ambil spekulum cocor bebek (sesuaikan
dengan
ukuran yang dibutuhkan) dengan
tangan kanan dan
masukkan ke dalam
introitus vagina dengan posisi lebar spekulum
pada sumbu vertikal (anteroposterior)
Pemeriksaan Penunjang :
pH vagina
Menentukan pH vagina dengan mengambil
apusan yang berisi sekret vagina pada kertas
pH dengan range 3,5 5,5. pH yang lebih dari
4,5 dapat disebabkan oleh Trichomonas
vaginalis dan bacterial vaginosis.
Apusan basah/Wet mount
Apusan basah dapat digunakan untuk
identifikasi dari flagel, pergerakan dan bentuk
teardrop dari protozoa dan untuk identifikasi
sel. Tingkat sensitivitasnya 4060 %, tingkat
spesifiknya mendekati 100% jika dilakukan
dengan segera.
Pap Smear
Test Whiff
Tes ini digunakan untuk menunjukkan adanya amina-amina dengan
menambahkan Potassium hidroksid ke sampel yang diambil dari
vagina dan untuk mengetahui bau yang tidak sedap.
Kultur
Dari penelitian Walner Hanssen dkk, dari insiden Trikomoniasis
dapat deteksi dengan kultur dan tidak dapat dideteksi dengan Pap
Smear atau apusan basah.Kebanyakan dokter tidak mengadakan
kultur dari sekresi vagina secara rutin.
Direct Imunfluorescence assay
Cara ini lebih sensitive daripada apusan basah, tapi kurang
sensitive dibanding kultur. Cara ini dilakukan untuk mendiagnosa
secara cepat tapi memerlukan ahli yang terlatih dan mikroskop
fluoresesensi.
Polimerase Chain Reaction. Cara ini telah dibuktikan merupakan
cara yang cepat mendeteksi Trichomonas vaginalis.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan dapat topical maupun sistemik :
1. Topikal
a. Bahan cairan berupa irigasi, misalnya hidrokarbon peroksida
1-2% dan larutan asam laktat.
b. Bahan berupa suposituria, bubuk yang bersifat
trikomoniasidal.
c. Gel atau krim yang bersifat trikomoniasidal
2. Sistemik
Golongan obat Nitromidazol seperti :
1. Metronidazol : dosis tunggal 2gr atau 3 x 500mg/hari selama
7 hari.
2. Nimorazol : dosis tunggal 2gr
3. Tinidazol : dosis tunggal 2gr
4. Omidazol : dosis tunggal 1.5 gr
Regimen alternatif :
a. Metronidazol 500 mg, 2 kali sehari selama 7
hari. Regimen ini dianjurkan untuk penderita
yang tidak sembuh dengan pengobatan dosis
tunggal
b. Metronidazol 2 g dosis tunggal selama 3-5
hari. Di- anjurkan untuk penderita yang gagal
dengan
pengobatan ulangan
c. Regimen metronidazol multidosis selama 7
hari sangat efektif untuk penderita pria
d. Metronidazol 250 mg, 3 kali sehari selama 7
hari
Pencegahan
~ Thank You ~