Professional Documents
Culture Documents
16)
Pencabutan gigi merupakan suatu proses pengeluaran gigi dari
alveolus, dimana pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan
perawatan lagi. Pencabutan gigi juga merupakan operasi bedah yang
melibatkan jaringan bergerak dan jaringan lunak dari rongga mulut,
akses
yang
dibatasi
oleh
bibir
dan
pipi,
dan
selanjutnya
Sejauh ini gigi yang karies merupakan alasan yang tepat bagi
dokter gigi dan pasien untuk dilakukan tindakan pencabutan.
b. Nekrosis pulpa (9)
Sebagai dasar pemikiran, yang ke-dua ini berkaitan erat
dengan pencabutan gigi adalah adanya nekrosis pulpa atau pulpa
irreversibel yang tidak diindikasikan untuk perawatan endodontik.
Mungkin dikarenakan jumlah pasien yang menurun atau perawatan
endodontik saluran akar yang berliku-liku, kalsifikasi dan tidak
dapat diobati dengan tekhnik endodontik standar. Dengan kondisi
ini, perawatan endodontik yang telah dilakukan ternyata gagal
untuk menghilangkan rasa sakit sehingga diindikasikan untuk
pencabutan.
c. Penyakit periodontal yang parah (9)
Alasan umum untuk pencabutan gigi adalah adanya penyakit
periodontal yang parah. Jika periodontitis dewasa yang parah telah
ada selama beberapa waktu, maka akan nampak kehilangan tulang
yang berlebihan dan mobilitas gigi yang irreversibel. Dalam situasi
penuh pada pasien yang berusia diatas 35 tahun atau pada pasien
dengan usia lanjut, maka gigi impaksi tersebut dapat dibiarkan.
i. Supernumary gigi (9)
Gigi yang mengalami supernumary biasanya merupakan gigi
impaksi yang harus dicabut. Gigi supernumary dapat mengganggu
erupsi gigi dan memiliki potensi untuk menyebabkan resorpsi gigi
tersebut.
j. Gigi yang terkait dengan lesi patologis (9)
Gigi yang terkait dengan lesi patologis mungkin memerlukan
pencabutan. Dalam beberapa situasi, gigi dapat dipertahankan dan
terapi
terapi
endodontik
dapat
dilakukan.
Namun,
jika
m. Estetik (9)
Terkadang pasien memerlukan pencabutan gigi untuk alasan
estetik. Contoh kondisi seperti ini adalah yang berwarna karena
tetracycline atau fluorosis, atau mungkin malposisi yang berlebihan
sangat menonjol. Meskipun ada tekhnik lain seperti bonding yang
dapat meringankan masalah pewarnaan dan prosedur ortodonsi
atau osteotomy dapat digunakan untuk memperbaiki tonjolan yang
parah, namun pasien lebih memilih untuk rekonstruksi ekstraksi
dan prostetik.
n. Ekonomis (9)
finansial
untuk
mendukung
keputusan
dalam
Rahang yang baru saja telah diradiasi, pada keadaan ini suplai
darah menurun sehingga rasa sakit hebat dan bisa fatal.
Toxic goiter
Kehamilan. pada trimester ke-dua karena obat-obatan pada
saat itu mempunyai efek rendah terhadap janin.
Psychosis dan neurosis pasien yang mempunyai mental yang
tidak stabil karena dapat berpengaruh pada saat dilakukan
ekstraksi gigi
Terapi dengan antikoagulan.
b. Kontraindikasi lokal
Radang akut. Keradangan akut dengan cellulitis, terlebih
dahulu keradangannya harus dikontrol untuk mencegah
penyebaran yang lebih luas. Jadi tidak boleh langsung
dicabut.
Infeksi akut. Pericoronitis akut, penyakit ini sering terjadi
pada saat M3 RB erupsi terlebih dahulu
Malignancy oral. Adanya keganasan (kanker, tumor dll),
dikhawatirkan pencabutan akan menyebabkan pertumbuhan
lebih cepat dari keganasan itu. Sehingga luka bekas ekstraksi
gigi sulit sembuh. Jadi keganasannya harus diatasi terlebih
dahulu.
Gigi yang masih dapat dirawat/dipertahankan dengan
perawatan konservasi, endodontik dan sebagainya
hal
ini,
pemilihan
anastetik
lokal
juga
perlu
antibakterial
ini
mengandung
cincin
asam
para
atas
pertimbangan
mengenai
pasien,
dan
adalah
lateral/bukal,
tetapi
akhirnya
bias
II.4.4. Molar
Untuk mengekspansi alveolus pada gigi molar diperlukan
tekanan terkontrol yang besar. Kunci keberhasilan pencabutan gigigigi molar adalah keterampilan menggunakan elevator untuk luksasi
dan ekspansi alveolus, sebelum menggunakan tang. Tekanan yang
diperlukan untuk mencabut molar biasanya lebih besar dari pada gigi
premolar.
a. Pencabutan gigi molar atas
Gigi molar atas dicabut dengan menggunakan tang #150, #53
atau #210, dipegang dengan telapak tangan ke atas dan pinch
grasp.apabila ukuran mahkotanya cocok, lebih sering dipakai #53
daripada #150, karena adaptasi akar lebih baik dengan paruh
anatomi. Tang #210 walaupun ideal untuk pencabutan molar ketiga
atas, dianggap universal dan dapat digunakan untuk mencabut
molar pertama dan kedua kanan dan kiri atas. Tekanan pencabutan
utama adalah kea rah bukal, yaitu arah pengeluaran gigi.
b. Pencabutan gigi molar bawah
yang
sedang
berkembang.
Misalnya,
tang
#23
apabila
pengambilan
fraktur
akar
dianggap
ditunda
karena
rasio
manfaat/resiko
tidak
menguntungkan.
b. Gigi molar susu yang ankilosis
Gigi
molar
bawah
susu
lebih
sering
mengalami
mewaspadai
segala
kemungkinan
dan
berusaha
untuk
karies
dan
tambalannya
goyang
atau
mengaung
sebelum
tekanan
dilakukan
pada
gigi
pencabutan.
yang
Tidak
boleh
berdekatan
selama
penggunaan
tenaga
saat
mencabut
gigi
dan
cara
Instrumen ekstraksi
Tang dan elevetor adalah dua jenis alat yang biasa digunakan dalam
pencabutan gigi sulung. Pendekatan pembedahan harus segera
dilakukan ketika mengeluarkan gigi dan alat;alatnya juga harus di
autoclave sebelu m digunakan.
Tang
Pemilihan dari tang ter gantung dari bentuk gigi, anatomi akar,
jumlah akar, dan lokasinya di dalam mulut. Tang yang tersedia di
pasaran dibentuk untuk memenuhi faktor-faktor tersebut. Tang yang
digunakan dalam gigi sulung dibentuk secara spesifik dan lebih kecil
dari tang yang biasa digunakan pada gigi permanen.
Tang rahang atas
Tang yang digunakan ekstraksi gigi pada rahang atas memiliki handle
yang sejajar dengan blade pada sumbu aksial, meskipun handle pada
tang molar atas lebih
Tang rahang bawah
Semua tang yang digunakan pada rahang bawah memiliki handle
yang lurus dan sudut terhadap blade. Bentukan dari blade untuk tang
yang digunakan untuk ekstraksi gigi anterior (insisiv & caninus) dan
sisa akar sama dengan tang rahang atas, contohnya memiliki ujung
yang membulat untuk mencapai permukaan lingual dan labial dari
gigi dengan satu akar. Tang yang digunakan untuk molar sulung
bawah memiliki dua beak pada blade yang didisain agar sesuai
dengan bagian bukal dan lingual bifurkasi akar, diantara akar mesial
dan distal.
Teknik
Teknik ekstraksi yang sukses tergantung dari :
1. Penggunaan yang hati-hati dari kekuatan pencabutan yang
terkontrol
Eksodonsia
Eksodonsia adalah salah satu cabang ilmu bedah
mulut yang bertujuan untuk mengeluarkan seluruh
bagian gigi bersama jaringan pathologisnya dari dalam
socket
komplikasi
yang
mungkin timbul.
Eksodonsia yang sempurna menunjukan bahwa
bagian gigi dan jaringan pathologisnya yang melekat
seluruhnya harus ikut terambil keluar dari dalam
socket.Sisa akar gigi granuloma apikalis dan serpihan
jaringan gigi serta tulang alveolar harus diangkat keluar
socket.
Indikasi Eksodonsia
1.
periodontal.
Sebagai
berlebih
tidak normal
9.
yang
tumbuh
secara
pencabutan
ketika
gigi
menjadi
karies,
oral,
pencabutan,
paparan
gigi
atau
radiasi
osteomelitis.
yang
tidak
sehat
pengangkatan
yang
membutuhkan
untuk
berhubungan
mereduksi
dengan
Kontraindikasi Eksodonsia
Beberapa kontraindikasi,baik itu relative
maupun mutlak yang sifatnya local atau sistemik harus
dipertimbangkan
dalam
pencabutan
gigi.
Dalam
tidak terkontrol
Perikoronitis akut
Pada infeksi ini sering sekali melibatkan bakteri
campuran dan perikoronitis pada gigi molar mempunyai
akses ke daerah yang lebih profundus pada daerah
orofaring.
Penyakit
diabetes
mellitus
yang
tidak
hipertensi
dan
dekompensasi
jantung.
Kelainan-kelainan
darah
seperti
anemia
Penyakit-penyakit
diketahui
asal
demam
penyebabnya
dan
yang
tidak
ditakutkan
Nephritis,
sebelum
dilakukannya
pencabutan penderita sebaiknya melakukan perawatan
yang intensif terlebih dahulu terhadap ginjalnya.
oksigen.
Banyak
ahli
kandungan
berpendapat
neurosis,
penderita
dasar
yang
pemeriksaan ialah :
a.
Pinset
permukaan
yang
digunakan
KG
bergores
pada
waktu
atau
tanpa
dengan
pada
ujung
penjepit.
Sonde
(dental
Probe)
lurus
dan
Handle/pegangan,
merupakan
bagian
untuk
pegangan operator
b. Tang rahang atas
Gigi-gigi rahang atas dibagi atas regio depan
(anterior), tengah atau belakang
Bentuk lurus
Bentuk S
tang
Bentuk bayonet
yang
mempunyai
ciri
digunakan
antara
untuk
paruh
gigi-gigi
dan
RB
pegangan
dipergunakan
untuk
mencabut
gigi
yang
tidak
2. Elevator/pengungkit
Alat ini digunakan untuk mengungkit gigi dari
alveolus.
Untuk
pengungkit
gigi/akar
dengan
titik
2. cross Bar
Alat ini mempunyai bentuk antara handle dan
shank, membentuk sudut 90 . Alat ini berpasangan
mesial/distal atau kiri/kanan.
3. Angular
Alat
ini
mempunyai
bentuk
dimana
blade
Tang trismus
Tang M3 Rahang Atas
Tang cow horn
atas,
150).
Gerakan
awal
ekstraksi
gigi
caninus
(no.
150).
Sebagai
alternatif,
bias
juga
Beberapa
dokter
gigi
memilih
untuk
besar
atau
restorasi
yang
besar.
Untuk
dibandingkan
yang
kearah
palatal.
Gaya
Rahang
bawah
dianjurkan
untuk
biasanya
2.
Pada
bawah,
unutuk
memperluas
socket
gigi
dan
secara
klinis
maupun
radiografis
berkenaan
menutup
diperlukan
pula
kemungkinan
cara-cara
bahwa
lain
secara
seperti
rutin
perubahan
dengan
maksud
menggerakkan
gigi
dari
dan
tang.
Menggunakan
tekanan
yang
pencabutan
dan mengurangi
terjadinya
komplikasi.
pencabutan
open
method
extraction
pertama
mukoperiostal
teknik
dengan
ini
adalah
desain
membuat
flap
envelope
flap
yang
dilakukan
pengambilan
tulang
pada
ke
ruang
ligamen
periodontal,
maka
pengambilan
sebagian
tulang
alveolar.
seminimal mungkin
Pencabutan
extraction
pemotongan
2003)
gigi
tanpa
tulang
teknik
open
pengambilan
dengan
method
tulang
tang
dan
(Peterson,
Pengambilan
tulang
alveolar
dapat
dilakukan
dengan
ujung
tang
akar
bagian
bukal
dengan
Setelah
akar
menghaluskan
bur
untuk
gigi
penempatan
terangkat,
elevator.
selanjutnya
Pencabutan
gigi
teknik
open
method
Teknik
Pencabutan
Gigi
Akar
Multipel
Atau
Akar
Divergen
Pencabutan gigi akar multipel dan akar divergen
perlu pengambilan satu persatu setelah dilakukan
pemisahan pada bifurkasinya. Pertama pembuatan flap
mukoperiostal
diperluas.
dengan
desain
Selanjutnya
flap
melakukan
envelop
yang
pemotongan
Teknik
open
pemotongan
method
mahkota
extraction
gigiarah
dengan
linguo-bukal
( Peterson, 2003)
Cara lain adalah dengan pengambilan sebagian
tulang alveolar sebelah bukal sampai dibawah servikal
gigi.
Bagian
horizontal
mahkota
dibawah
dipotong
servikal.
dengan
Kemudian
bur
arah
akar
gigi
gigi
diangkat.
Tepian
tulang
atau
septum
method
extraction,
dimana
dilakukan
Pencabutan
gigi
molar
atas
dengan
Kolmplikasi Eksodonsia
Pencabutan dengan tang
Perdarahan
Sedikit perdarahan setelah dilakukan pencabutan
gigi merupakan keadaan yang normal. Perdarahan yang
masih terjadi setelah 30-60 menit dilakukan penekanan
dengan menggigit tampon perlu perawatan lanjut hal
ini disebut
hemorrhage
).
a.
b.
salin
c.
penjahitan
d.
Fraktur akar
Keadaan ini sering terjadi pada pencabutan dengan
tang, pada gigi yang mati oleh karena rapuh, akar gigi
yang bengkok, atau adanya hipercementosis dll. Bila
akar yang fraktur amat kecil dan letaknya jauh
terbenam
dalam
tulang
dapat
dibiarkan
dengan
Fraktur
dari
tuberositas
maxilaris
Terjdi pada waktu pencabutan gigi molar tiga
rahang atas. Perlu dihindari oleh karena tuberositas
diperlukan sebagai retensi pada pembuatan gigi palsu.
tulang
antara
akar
dan
sinus
terlibat
Maxillaris
Bila terjadi, dapat dicoba untuk mengambil bagian
tersebut dengan jalan :
a.
Alveolitis
Komplikasi
bedah
pencabutan
pasca
Perdarahan
sumber
bekuan
perdarahannya.
darah
tadi
Setelah
dibersihkan
dan
Hematom
Perdarahan
setempat
membentuk
massa
yang
yang
padat.
membeku
Bermula
dan
sebagai
penjelasan
kepada
pasien
tentang
beberapa
pasien
tertentu
bisa
diberikan
antibiotic
propilaktik
karena
hematom
ini
mudah
dari
setiap
terinfeksi.
Edema
Merupakan
kelanjutan
normal
Yang
umum
bermanifestasi
adalah
sebagai
alergi
ruam
kulit
aspirin
yang
(aurtikaria),
terutama
alergi
dari
penisilin)ndpat
obat
bisa
mematikan.
diatasi
dengan
Subcutan emphysema
tinggi.
Terjadi
amat
cepat,
terdapat
Bentuk bayonet
Untuk pencabutan gigi molar tiga atau sisa akar gigi-gigi posterior.
Tang untuk pencabutan gigi molar rahang atas atau mahkota
dibedakan atas kiri dan kanan sesuai bentuk beak. Sedangkan tang
untuk gigi insisivus, kaninus dan premolar tidak dibedakan atas kanan
atau kiri.
2. Elevator/pengungkit
Alat ini digunakan untuk mengungkit gigi dari alveolus. Untuk
pengungkit gigi/akar dengan titik fulcrum, dimana letak fulcrum
tergantung dari lokasi objek yang diungkit.
a. bagian-bagian alat pengungkit
- blade, merupakan ujung yang tajam untuk mengungkit gigi
- shank, merupakan bagian yang menghubungkan blade dan handle
- handle, merupakan bagian yang digunakan untuk pegangan
Menurut bentuknya elevator dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. straight ( lurus )
Alat ini mempunyai bentuk dimana handle, shank dan blade
membentuk suatu garis lurus.
2. cross Bar
Alat ini mempunyai bentuk antara handle dan shank, membentuk
sudut 90 . Alat ini berpasangan mesial/distal atau kiri/kanan.
3. Angular
Alat ini mempunyai bentuk dimana blade membentuk sudut terhadap
shank dan handle.
Menurut penggunaannya elevator diklasifikasikan atas :
1. elevator yang didesain untuk menyingkirkan segala gigi
Tang trismus
Tang M3 Rahang Atas
Tang cow horn
Tentukan titik tengah garis khayal yang ditarik antara tepi gingiva
molar ketiga atas di sepanjang akar palatalnya terhadap garis tengah
rahang. Injeksikan obat anestesi sedikit mesial dari titik tersebut dari
sisi kontralateral.
Karena hanya bagian dari nervus palatinus mayor yang keluar dari
foramen palatinum posterior yang akan dianestesi, jarum tidak perlu
diteruskan sampai masuk ke foramen. Injeksi ke foramen atau
penyuntikkan obat anestesi dalam jumlah besar pada orifisium
foramen akan menyebabkan teranestesinya nervus palatinus medius
sehingga palatum molle menjadi kebal. Akibatnya akan timbul
gagging.
May 6, 2009 Wednesday
makalah anastesi lokal maksila
Current mood: calm
Teknik-teknik anastesi blok pada maksila
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kontrol nyeri sangat penting dalam praktek operasi kedokteran gigi.
Kontrol nyeri yang baik akan membantu operator dalam melakukan
operasi dengan hati-hati, tidak terburu-buru, tidak menjadi
pengalaman operasi yang buruk bagi pasien dan dokter bedah.
Sebagai tambahan pasien yang tenang akan sangat mambantu bagi
seorang dokter gigi. Operasi dentoalveolar dan prosedur operasi gigi
minor lainnya yang dilakukan pada pasien rawat jalan sangat
tergantung pada anestesi lokal yang baik. (1)
Menurut istilah, anestesi local (anestesi regional) adalah hilangnya
rasa sakit pada bagian tubuh tertentu tanpa desertai dengan hilangnya
TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip dasar dari anestesi lokal juga berlaku untuk anestesi blok
syaraf serta untuk teknik lainnya. Larutan anestesi lokal didepositkan
didekat atau disekitar bundel serat syaraf, untuk mendapatkan anestesi
jaringan yang disuplai oleh bundel nerovaskular. Perbedaan pertama
pada kasus anestesi blok syaraf adalah diperlukannya sejumlah besar
larutan anestetik lokal untuk memperoleh anestesi yang memadai.
Selain itu, ukuran anatomi dari bundel syaraf membuat larutan
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menembus bagian
tengahnya, jadi harus diberikan waktu yang lebih lama sebelum
prosedur operasi dilakukan. (2)
Pada teknik anastesi ini kita lakukan penghambatan jalannya
penghantar rangsangan dari pusat perifer. (2)
Dikenal dua cara yaitu :
Nerve blok yaitu : anestesi lokal dikenakan langsung pada syaraf,
sehingga menghambat jalannya rangsangan dari daerah operasi yang
diinnervasinya.
Field blok yaitu: disuntikkan pada sekeliling lapangan operasi,
sehingga menghambat semua cabang syaraf proksimal sebelum
masuk kedaerah operasi. (2)
Anastesi blok berfugsi untuk mengontrol daerah pembedahaan.
Kontraindikasi dari anastesi blok yaitu pada pasien dengan
pendarahan, walaupun perdarahan terkontrol. Kesuksesan anastesi
blok tergantung pada pengetahuan anatomi local dan teknik yang
baik. (2)
II.1 Macam-macam Anestesi Lokal Pada Maksila : (4)
Anestesi Gigi Geligi Permanen
Molar ketiga atas, molar kedua, dan akar distobukal serta palatal
molar pertama diinervasi oleh cabang-cabang saraf gigi superior
posterior. Cabang-cabang kecil dari saraf yang sama akan meneruskan
sensasi jaringan pendukung bukal pada daerah molar dan
mukoperiosteum yang melekat padanya. Deposisi larutan anestesi di
dekat saraf setelah saraf keluar dari kanalis tulang, akan menimbulkan
efek anastesi regional dari struktur yang disuplainya. Teknik ini
disebut blok gigi superior posterior.
Sejak diperkenalkannya agen anastesi lokal modern, teknik infiltrasi
sudah lebih sering digunakan untuk daerah tersebut karena deposisi
larutan 1 ml, normalnya memberikan efek anastesi tanpa resiko
kerusakan pleksus venosus pterigoid atau arteri-arteri kecil yang ada
di daerah ini.
Akar mesiobukal dari molar pertama, kedua gigi premolar dan
jaringan pendukung bukal serta mukoperiosteum yang berhubungan
dengannya mendapat inervasi dari saraf gigi superior tengah. Teknik
infiltrasi biasanya digunakan untuk menganastesi struktur-struktur
tersebut. Deposisi 1 ml larutan sudah cukup untuk menganastesi
lingkaran saraf luar yang mensuplai premolar kedua. (4)
Anastesi Gigi-gigi Anterior Permanen
Gigi-gigi insicivus dan kaninus atas diinervasi oleh serabut yang
berasal dari saraf gigi superior anterior. Saraf ini naik pada kanalis
tulang yang kecil untuk bergabung dengan saraf infraorbital 0,5 cm di
dalam kanalis infraorbitalis. Gigi insicivus sentral, insicivus lateral
atau kaninus dapat teranestesi bersama dengan jaringan
pendukungnya, pada penyuntikan 1 ml larutan anestesi di dekat apeks
gigi yang dituju. (4)
Anastesi Jaringan Palatal
Teknik ini berdasar pada fakta bahwa larutan akan didepositkan pada
orifice foramen infraorbital, berjalan sepanjang kanalis ke saraf gigi
superior anterior dan superior tengah, menimbulkan anastesi pada
gigi-gigi insicivus, kaninus dan premolar serta struktur
pendukungnya. Larutan ini kadang-kadang dapat mencapai ganglion
speno-palatina dan menganastesi lingkaran saraf dalam, namun
seringkali masih diperlukan suntikan palatum tambahan.
Baik cara intraoral maupun ekstraoral dapat digunakan untuk blok
infraorbital. Teknik infraorbital umumnya lebih popular dan
memungkinkan jarum ditempatkan di luar lapang pandang pasien.
Suntikan tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
Dengan ujung jari telunjuk lakukanlah palpasi linger infraorbital dan
takikan infraorbital, kemudian geser jari sedikit ke bawah agar
terletak tepat di atas foramen infraorbital. Dengan tetap
mempertahankan posisi ujung jari tersebut, ibu jari dapat digunakan
untuk membuka bibir atas dan mengekspos daerah yang akan
disuntik. (4)
II.2 Teknik-teknik Anestesi Blok Pada Maksila
II.2.1 Blok Nervus Alveolaris Superrior Anterior
Titik suntik terletak pada lipatan mukolabial sedikit mesial dari gigi
kaninus, Arahkan jarum keapeks kaninus, anastetikum dideponir
perlahan ke atas apeks akar gigi tersebut.
Injeksi yang dilakukan pada kedua kaninus biasanya bisa
menganastesi keenam gigi anterior. Injeksi N.Alvolaris Superrior
Anterior biasanya sudah cukup untuk prosedur operatif. Untuk
ekstraksi atau bedah, diperlukan juga tambahan injeksi palatinal pada
region kaninus atau foramen incisivum. (2)
II.2.2 Blok Nervus Alveolaris Superrior Posterior
Incisivus papilla ini sangat sensitif, eleh karena itu pada penusukan
jarum yang pertama harus disuntikkan beberapa tetes anestetikum.
Kemudian jarum tersebut diluncurkan dalam arah paralel dengan
longaxis gigi incisivus, dan tetap dalam garis median.
Jarum tersebut diluncurkan kira-kira 2 mm kemudian larutan anestesi
dikeluarkan secara perlahan-lahan sebanyak 0,5 cc.
Jarum yang digunakan adalah jarum yang pendek
Analgesia palatum pada salah satu sisi sampai kekaninus dapat
diperoleh dengan mendepositkan 0,5-0,75 ml larutan pada syaraf
palatina besar ketika syaraf keluar dari foramen palatina besar.
Secara klinis, jarum dimasukkan 0,5 cm. Suntikan diberikan perlahan
karena jaringan melekat erat. Mukosa dapat memutih, dan ludah dari
kelenjar ludah minor dapat dikeluarkan.
II.2.5 Blok Nervus Palatinus Anterior
Syaraf ini keluar dari foramen palatinus major. Daerah yang
teranestesi adalah bagian posterior dari palatum durum mulai dari
premolar(2)
Anatomi Landmark : (2)
Molar dua dan tiga maxilla
Tepi gingiva sebelah palatinal dari molar dua dan molar tiga maxilla
Garis khayal yang kita buat dari 1/3 bagian tepi gingiva sebelah
palatinal ke arah garis tengah palatum.
Indikasi : (2)
Untuk anestesi daerah palatum dari premolar satu sampai molar tiga
Untuk operasi daerah posterior dari palatum durum.
Tekniknya : (2)
Injeksi Lingual
Teknik Anestesi Gigi - Untuk gigi premolar dan gigi anterior,
karena jaringan lunak pada permukaan lingual mandibula
tidak teranestesi dengan injeksi foramen mental dan injeksi
mandibular.
Jarum disuntikkan pada mukoperiosteum lingual setinggi
setengah panjang akar gigi yang dianestesi. Karena posisi dari
gigi insisivus, daerah ini sulit dicapai dengan jarum lurus. Jadi
jarum sebaiknya dibengkokkan dengan cara menekannya di
antara ibu jari dan jari lain.