You are on page 1of 118

Dibagi 2 : I.

Gangguan Ritme Pernapasan


II. Sindrom Gangguan Pernapasan

I. Gangguan Ritme Pernapasan


1. Serangan apnu
Sering pd BKB
Abnormal : > 20 detik
Serangan :

pd hari2 I
berulang2
BB kecil lbh sering

BB lahir 1250 gr : 1500 gr


=3:1

Etiologi
Imaturitas pusat pernapasan
Obstruksi jalan napas oleh lendir / susu, dll
Serangan apnu yg menyertai bbrp kelainan paru
Mis : HMD, PNIE, perdarahan
Ggn SSP perdarahan intrakranial, kernicterus
Ggn metabolik : hipoglikemi, ggn imbang
an : Asam basa
Cairan & elektrolit

Tindakan
Rangsang mekanik
Bersihkan jalan napas
O2 intra nasal
R/ kausal

2. Pernapasan Periodik
Sering pd : BB lahir < 2000 gr
Atau BKB < 36 mgg
Jarang dalam 24 jam I
Dpt berlangsung sampai + 6 mgg
Mirip pernapasan Cheyne Stokes
Sianosis (-)
Bradikardi (-)
Etiologi : maturitas SSP belum sempurna
Tindakan : O2
Perbaiki ventilasi paru
Merangsang timbulnya pernapasan yg
teratur

II. Sindroma Gangguan Pernapasan (= RDN)


Sindrom :
Dispnu / Hiperpnu > 60 x/mnt
Sianosis
Expiratory grunting
Retraksi inspiratoir
Penurunan air entry dalam paru

Kausa
Dalam paru : HMD
Pneumothoraks / pneumomediastinum
Pneumoni aspirasi
Sindrom Wilson Mikity, dll
Luar paru : Kln. Diafragma : hernia paralyse
Kln. Jantung : KJB
Kln intrakranial : perdarahan, depresi obat2an
Kln. Metabolik : hipoglikemi, asidosis metabolik
dll

HMD IRDS RDS


ETIOLOGI
Belum pasti
Dianggap : faktor pertumbuhan atau pematangan paru
belum sempurna oki biasanya menyerang :
Bayi prematur terutama bila ibu menderita ggn perfusi
darah uterus selama kehamilan, mis. ibu menderita :
DM
Pre ekl eklampsia
Hipotensi
Perdarahan antepartum
Seksio sesaria

INSIDENS
Sukar D/ pasti : pem. postmortem
Avery & oppenheimer 3,8% kematian BKB,
BB 1000 2000 gr BK HMD makin kecil BB lahir
makin
Tertinggi : BKB

UK 30 32 mgg
BB 1200 2000 gr

Jarang BCB & BB > 2500 gr

PATOFISIOLOGI

Faktor pematangan paru blm sempurna terutama pembentukan


Pulmonary Surfactant Substance
Merendahkan tegangan pemukaan
Alveolus tak terjadi kolaps & mampu menahan
sisa udara fungsional pd akhir ekspirasi
Anti Atelectatic
Factor

HMD Kolaps paru ventilasi terganggu

Oksigenasi jar. menurun


Kerusakan : Endotel kapiler

Hipoksia
Retensi CO2
Acidosis metabolik

Epitel Ductus Alveolaris


Timbul :
Transudasi ke dlm alveoli
Terbentuk fibrin
Fibrin + jar. Epitel yg nekrotik bentuk suatu lapisan :
Membran hialin

PENYELIDIKAN
Kematangan
paru dpt ditentukan dgn amniocentesis

L / S Ratio

<1

imatur

+ 1,5 intermediate
>2

matur

Tidak disertai HMD

GEJALA KLINIK
Biasa timbul : pd saat lahir
SGP
BKB

dlm waktu 6 jam I


kadang2 asfiksia intra ut.
gejala khas : 24 72 jam

Gambaran radiologis :

air bronchogram
reticulogranuler

Bila : KU baik
Komplikasi (-)

Gejala klinik berkurang


Sembuh sempurna 10 hr 2 mgg

GAMBARAN HISTOPATOLOGI (OTOPSI)


Ada : atelektasis
membran hialin di dlm alveolus atau ductus alveolaris
Ada bagian paru yg emphysema

PENATALAKSANAAN
Inkubator

O2 bila perlu ventilasi aktif


Intake terjamin
Atasi asidosis
Cegah infeksi

Artificial Surfactant

PROGNOSIS
Mortalitas 20 40 %
Tergantung tingkat : Prematuritas
Beratnya penyakit
Dgn Intensive Care ternyata kepandaian &
perkembangan neurologik sama dgn BKB lain dgn
UK yg sama

PNEUMOTHORAX / PNEUMOMEDIASTINUM
Lebih sering pd masa neonatus
Faktor predisposisi :
Pengembangan paru yg berlebihan ok resusitasi
tak adekuat
Pemberian O2 dgn tekanan berlebih
Adanya aspirasi meconium yg masif
Pd perjalanan peny. paru yg berat : HMD, pneumonia
berat

PATOGENESIS

Pengembangan paru berlebih


Alveolus pecah atau dinding mediastinum robek
Udara ke rongga pleura / mediastinum

Aspirasi darah
meconium

Obstruksi parsial di bronchus /

lendir

cabangnya

Ball valve mechanism

= Inspirasi : timbul ruang udara di daerah distal dari obstruksi


= Ekspirasi : udara tersebut tak bisa keluar
= Inspirasi kuat (mis : nangis, tek. ventilasi )
Ruang udara pecah

Masuk rongga pleura

GAMBARAN KLINIK & DIAGNOSIS


Variasi

Ringan : - tanpa gejala


- kebetulan pd R foto
Berat : - SGP
- Gelisah
- Kadang : penonjolan ddg thorax

Diameter anteroposterior thorax membesar


Perkusi & auskultasi : kurang jelas
Bayi gelisah bbrp jam setelah lahir :
distress pernapasan
penonjolan ddg thorax unilateral atau sternal
Patognomonik diagnosis pasti : Foto thorax

R/ & PERAWATAN
Observasi teliti : pernapasan & nadi
O2 percepat resorpsi
perbaiki hipoksia / asidosis respirator
Sedativum cegah / kurangi :
kegelisahan
usaha bernapas yg berlebih
mis : bayi banyak nangis
Antibiotika profilaksis
Frekuensi pemberian dgn vol. cairan lebih rendah
Tension pneumothorax operatif

PNEUMONIA ASPIRASI
= Meconium Aspiration Syndrome
Ok. Menghisap cairan amnion yg mengandung meconium

GAMBARAN KLINIK
Sering terjadi pd bayi : KMK / SGA
BLB
Sebelumnya : gawat janin
Biasanya : Asfiksia
Riwayat resusitasi aktif
Tanda2 SGP nampak dlm 24 jam I
Tergantung jum. meconium yg terhisap bisa

emfisema
atelektasis

DIAGNOSIS
R Foto toraks : gambaran infiltrasi kasar di ke-2 paru
disertai bagian yg mengalami emfisema

PENGOBATAN
Perawatan umum
Atur suhu & humiditas
Saluran napas harus bersih intubasi
Aspirasi cairan lambung cegah aspirasi lebih lanjut
O2 & keseimbangan asam basa
Antibiotika

PROGNOSIS
Kematian bisa terjadi pd hari2 I ok :
kegagalan pernapasan
asidosis berat
Pd bayi dgn perbaikan : biasanya gejala hiperpnu
menghilang setelah bbrp hr bbrp mgg

Wet Lung
Transient Tachypnoe of the Newborn

Diagnosis : Foto thoraks

Insidens ikterus neonatorum simpleks : 50 % BCB


70 % BKB
Derajat ikterus : Ringan : fisiologis INS
Berat : hiperbilirubinemia
Kern Icterus

Hidup + sequalae

Sebab timbulnya ikterus : penumpukan unconyugated bil /


conyugated bil. dalam darah, dimana kedua ini berbeda
dlm hal penyebab, gejala, perjalanan penyakit & terapi
perlu mengingat : Metabolisme bilirubin

METABOLISME BILIRUBIN
Degradasi
Hb

Produksi

Bil. I (Bil. Indirek)


+
Albumin

Transportasi

Bil I

Prot. Y & Z

O2 gluc. Transt.

Konyugasi

glukosa
Bil II

Ekskresi

Stercobilin

Bil I
I
I
Bil
idase
n
o
i
o
k
glu

Peningkatan bil I yg bebas BERBAHAYA ok dpt melekat


pd sel2 otak kaerusakan otak KERN ICTERUS

Hiperbilirubinemia
Kadar bil. serum mencapai nilai yg mempunyai potensi
menimbulkan Kern Icterus, bila tdk ditanggulangi dgn baik
BCB : > 10 mg%
BKB

: 12,5 mg%

Tanda klinik Kern Icterus


Letargi, tak mau isap, kejang, leher kaku, opisthotonus
Kebanyakan : , bila hidup dgn gejala sisa :
cerebral palsy, atetosis dgn ketegangan otot, tuli,
ggn. bicara, retardasi mental

ETIOLOGI IKTERUS
Bisa : berdiri sendiri
bbrp faktor
1. Produksi berlebih : ok hemolisis
ketidakselarasan gol. darah
def. G6PD
perdarahan tertutup
infeksi / sepsis
2. Transpor terganggu :
Konsentrasi alb. serum
Ion-ion organik : sulfa, salicilat
Konsentrasi ion hidrogen me mis : asidosis
Mempengaruhi bil. binding capacity

3. Gangguan dlm proses uptake & konyugasi


enzim (-) / berkurang
imaturitas hepar
ggn fungsi hepar : asidosis, hipoksi, infeksi
4. Gangguan ekskresi :
obstruksi dlm / luar hepar
infeksi, dll

kelainan bawaan

PENGELOLAAN
I. Menentukan kemungkinan penyebab :
pendekatan dgn menggunakan saat timbulnya ikterus
(HARPER + YOON)
1. Timbul 24 jam I :
Inkompatibilitas darah
Infeksi intrauterin
Kadang2 def. G6PD

2. Sesudah 24 72 jam sesudah lahir :


Fisiologis
Masih kemungkinan inkomp. darah
Def. G6PD
Polisitemia
Hemolisis perdarahan tertutup
Hipoksi
Dehidrasi asidosis

3. > 72 jam Akhir Minggu I :


Infeksi / sepsis
Dehidrasi + asidosis
Def. G6PD
Pengaruh obat2an dll
4. Akhir Minggu I dstnya :
Ikterus obstruktif
Hipotiroidisme
Beast Milk Jaundice
Infeksi
Neonatal hepatitis, dll

Ikterus yang kemungkinan besar jadi patologik


Timbul 24 jam I
Kadar bil. > 10 mg% BCB
> 12,5 mg% BKB
Pean bil. > 5 mg% / hr
Menetap sesudah 2 mgg I
Bil. Direk > 1 mg%
Ada hubungan dgn hemolisis, infeksi atau
keadaan patologik lain yg telah diketahui

II. Terapi
1. Percepat konyugasi luminal
2. Perlancar : - transpor
- konyugasi

substrat

albumin
plasma 10cc/kgBB
glucosa : sumber energi

3. Terapi sinar / foto terapi :


Bil > 10 mg%
Efeknya :
1. Dekomposisi bilirubin (Fotooksidasi) dipirol
larut dalam air
2. Mekanisme lain lebih penting dp dekomposisi /
fotooksidasi :
Terjadi isomerisasi bil. indirek yg mudah larut
di dlm plasma & lebih mudah diekskresi oleh
hati ke dlm saluran empedu

4. Transfusi tukar tujuan :


Mengganti eritrosit
Membuang antibodi yg menyebabkan hemolisis
Menurunkan kadar bil. Indirek

III. Tindakan Umum


R/ kausal
Pemberian makanan dini & adekuat
Iluminasi ruangan

PENCEGAHAN
Dpt dicegah & dihentikan peningkatannya dgn :
1. Pem. antenatal yg baik
2. Hindari obat2an pd masa kehamilan & persalinan :

Sulfa furazole

Novobiocin

Oxytocin dll

3. Cegah & atasi hipoksi janin & neonatus


4. R/ luminal ibu hamil 1 2 hr sebelum partus
5. Iluminasi yg baik
6. Pemberian makanan dini
7. Cegah infeksi

KRAMER

Daerah IKT
BCB :

BKB :

1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.

Range Kdr Bil


4,3 7,8 mg%
5,4 12,2
8,1 16,5
11,1 18,3
> 15 - .
4,1 7,5 mg%
5,6 12,1
7,1 14,8
9,3 18,4
> 10,5

Sering : pd BBLR
lahir di RS tanpa RG
Patogenesis melalui bbrp cara :
1. Antenatal :
Trans palac.

Virus
Spirochaeta

Bakteri
Cairan / selaput amnion yg tercemar
2. Intranatal
Kuman asenderen
Kontak langsung

Partus lama
KPD

3. Post natal
Lanjutan 1 & 2
Segera setelah lahir
Sebagian besar fatal ok. kuman sudah resisten
thd semua AB
Gejala klinik :
Tdk khas
Kemungkinan besar curiga bila :
NOT DOING AS WELL AS BEFORE"

Gejala
infeksi
:
Biasanya
tidak khas
Yg mungkin ditemukan :
Malas minum / bayi lemah
Pe BB
Gerakan kurang
Muntah, diare
Ikterus
Hepatomegali
Suhu : N / /
Bisa timbul udem, tanda2 perdarahan
Pd BBLR : sering hipotermi & sclerema neonatorum

P.U. : kemungkinan besar bayi menderita infeksi bila


bayi nampak
NOT DOING AS WELL AS BEFORE

Diagnosis
Atas dasar :
Observasi teliti
Anamnese kehamilan & persalinan
Pemeriksaan fisik
Laboratorium

Sering diagnosis didahului dgn persangkaan adanya infeksi


Atau adanya Faktor Predisposisi
Bila (+)

lakukan pemeriksaan selanjutnya

Faktor predisposisi :
1. Infeksi intrapartum :
Suhu > 380 C
Lekositosis
Air ketuban keruh & berbau
2. Partus lama
3. KPD
4. Tindakan resusitasi aktif
5. Partus lama evaluasi dulu

Pemeriksaan selanjutnya :
Darah tepi :
Lekositosis suspek inf.
Sediaan hapus ada tanda2 hemolisis
Air kemih : lekosit > 5 10/LPB
kultur air kemih bila perlu dgn SPP
Foto toraks
Bila mungkin : kultur dari apusan / swab :
Hidung
Tenggorok
Kulit
Umbilikus, dll

Bila faktor predisposisi (+) beri antibiotika profilaksis


untuk kuman gram (+) & (-) yaitu kombinasi :
Ampicillin

atau

50 100 mg/kgBB

Penicillin
100.000 IU/kgBB

Dengan :
Kanamycin
15 mg/kgBB

atau

Gentamycin
2 4 mg/kgBB

Pembagian Infeksi Perinatal


Dibagi atas 2 golongan menurut berat ringannya :
1. Infeksi berat
Sepsis neonatorum, meningitis, pneumonia, diare
epidemik, pyelonefritis, tetanus neonatorum, dll
2. Infeksi ringan
Pada kulit, mata, umbilikus, mulut, dsb

Impetigo neonatorum :
= Pemphigus neonatorum
Biasanya sbg impetigo bullosa mula2 sbg vesikel yg jernih
Purulent dikelilingi daerah kemerahan
Bisa multipel timbulkan gejala2 sistemik yg berat
R/ :
Isolasi + perawatan asepsis
A.B : Cloxacillin 50 mg/kgBB
Bulla diincisi
Lesi kulit ringan

R/ lokal

salf A.B

Ophthalmia neonatorum :
= Blenorrhoe = conjunctivitis gonorrhoica
Infeksi gonorrhoe waktu melalui jalan lahir / melalui
tangan perawat yg sudah terkontaminasi
Gejala klinik :
Mula2 hiperemis
Palpebra : udem
Mata lengket ok. sekret purulen
Bisa bilateral
stadium lanjut : menyerang cornea sebabkan kebutaan

R/ :
Isolasi
Salf mata A.B.
Kadang2 perlu + A.B. sistemik
D/ : periksa sekret mata pew. gram diplococcus
gram (-)

Infeksi umbilicus
Ok. Staphylococcus aureus, bagian pangkal umbilikus
meradang sekitarnya merah + udem, keluar nanah
Kelainan berat menjalar ke hepar melalui lig. falciforme
timbul absces multipel
Kelainan kronik : timbul granuloma pd umbilicus
R/ :
Lokal : salf A.B
Untuk granuloma : dioles nitras argenti 3%

Stomatitis atau oral thrush

Bercak putih di lidah, bibir + mukosa mulut


DD/ sisa susu mudah dilepas
E/ fungus : Candida albicans saprofit
Bila : daya tahan tubuh
A.B. lama

Overgrowth
Infeksi

corticosteroid lama
diare +

Moniliasis

Bahkan infeksi parenteral/sepsis

D/ : sediaan hapus mycellium + spora yg khas


R/ :
Gentian violet 0 5 1 %
Borax glicerin
Nistatin oral sol 3 x 100.000 U/hr
Bila hebat : amphotericin / fungilin

Sepsis neonatorum
Suatu keadaan dimana terjadi infeksi umum atau sistemik
pd bayi
Pasien sepsis neonatal secara garis bersar dibagi 2 klpk :
Sepsis awitan dini (Early onset neonatal sepsis)
85% terjadi dlm 24 jam pertama, 5% pd 24 48 jam,
sedangkan sisanya terjadi setelah hari ke-2 sampai 6

Di negara maju kuman yang tersering adlh :


Kelompok B Streptococcus (GBS), Escherichia coli,
Haemophilus influenzae, Listeria monocytogenes
Di FK-UI RSCM selama thn 2002 : Enterobacter sp.,
Acinetobecter sp. & Coli sp.

Sepsis awitan lambat (Late onset neonatal sepsis) :


Infeksi terjadi stllh hr ke-7 kuman penyebab biasanya
berasal dr lingkungan disekitarnya. Kuman yg sering
adl Staphylococcus aureus, E. coli, Klebsiella,
Pseudomonas, Enterobacter, Candida, GBS, Serratia,
Acinetobacter, & kuman Anerob

Sebagaimana halnya di Indonesia/RSCM hampir sebagian


besar kuman penyabab negara berkembang adl kuman
gram (-) berupa kuman enterik mis : Enterobacter sp,
Klebsiella sp & Coli sp.

Disamping adanya perbedaan antara negara, pola


kuman juga selalu berubah dari waktu ke waktu
Perbedaan pola kuman ini mempunyai arti yg penting
dalam penatalaksanaan penderita sepsis

Diagnosis :
Dibutuhkan berbagai informasi al :
1. Faktor risiko
2. Gejala klinik bervariasi
3. Pemeriksaan penunjang
Ketiga faktor ini saling menunjang karena salah satu faktor
saja sulit dipakai sebagai pegangan sbg diagnosis

Faktor risiko sepsis neonatorum


Dapat bervariasi tergantung awitan sepsis yg diderita pasien
pd umumnya dibagi dlm 2 klpk :
1. Faktor risiko mayor
Ketuban pecah > 24 jam
Ibu demam; saat intrapartum suhu > 380C
Korioamnionitis
Denyut jantung janin yg menetap > 160 x/menit
Ketuban berbau

2. Faktor risiko minor


Ketuban pecah > 12 jam
Ibu demam; saat intrapartum suhu > 37,50C
Nilai Apgar rendah (menit ke-1 < 5, menit ke-5 < 7)

Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) < 1500 gr


Usia gestasi < 37 mgg
Kehamilan ganda
Keputihan pd ibu yg tidak diobati
Ibu dgn ISK / tersangka ISK yg tidak diobati

Bila terdpt faktor risiko mayor & 2 faktor risiko


minor maka diagnosis sepsis harus dilakukan
secara proaktif dgn memperlihatkan gejala
klinis serta dilakukan pemeriksaan penunjang
sesegera mungkin

Pd awitan lambat faktor risiko infeksi sangat


tergantung pd lingkungan tempat perawatan
bayi, al : adanya infeksi silang, infeksi
nosokomial, pelayanan antisepsis yg tdk
optimal, serta petugas/sarana/prasarana yg
tdk memadai

Gambaran klinis
Sangat bervariasi & tidak ada yg spesifik, namun tragisnya
keterlambatan dalam menegakkan diagnosis dapat
berakibat fatal bagi kehidupan bayi
Gejala klinis sangat berhubungan dgn krakteristik kuman
penyebab & respons tubuh terhadap masuknya kuman
dpt berupa :

Gangguan minum
Letargi / tampak sakit berat
Gangguan napas / dispnea
Ikterus / hiperbilirubinemia
Jittery / iritabel
Kejang
Gangguan serebral (spastis, paresis)
Hipertermia / hipotermia
Serangan apnea
Gangguan gastrointestinal

Pemeriksaan penunjang

Harus segera dilakukan pemeriksaan al :

Pemeriksaan darah Septic work up al :


Pem. biakan darah baku emas dlm menentukan
diagnosis sepsis
Kelemahan :
Hasil dlm waktu 3 5 hari
Dipengaruhi oleh kemungkinan pemberian
antibiotika sebelumnya
Kemungkinan kontaminasi kuman nosokomial

Pewarnaan gram dpt dipakai sbg penunjang


diagnosa dini pasien sepsis kira-kira 61%
disebabkan kuman gram (-) dpt diagnosis
melalui pem. ini

Pem. komponen darah :


1. Lekopeni / lekositosis (normal 5.000 25.000/uL)
2. Trombosit : 10 60% didaapatkan trombositopenia
yaitu < 100.000 yg terjadi 1 3 mgg setelah
diagnosis sepsis ditegakkan
3. Ratio antara neutrofil imatur & neutrofil total
(rasio I/T).
Sensitifitas rasio ini 60 90% shg perlu disertai
gambaran klinik & pem. penunjang lain

4. Pem. C-Reactive Protein : adl protein yg timbul pd fase


akut kerusakan jaringan & biasanya meningkat pd
50 90% pasien sepsis neonatal
Peninggian kadar CRP terjadi 24 jam setelah terjadi
sepsis, meningkat pd hr 2, 3 & menetap tinggi sampai
infeksi teratasi & menurun kembali setelah penyembuhan
o.k.i. lebih bermanfaat bila dilakukan secara serial

Pemeriksaan cairan serebrospinal


Pem. cairan serebrospinal dgn melakukan PL merupakan
indikasi yg perlu dikerjakan pd bayi tersangka sepsis
Kecuali pd bayi yang tidak stabil mis. : penderita sidroma
ggn napas atau bayi dgn penyakit berat lainnya

Pemeriksaan penunjang lainnya


Antara lain :
- Pem. Biomolukuler
- Respon imun

Teknologi canggih &


mahal

Terapi :
1. Kombinasi antara :
Ampicillin 100 - 200 mg/kgBB/hari
Gentamisin 5 mg/kgBB/hari
2. Gol. Ceftasidim 50 100 mg/kgBB/hari tergantung
berat ringannya gejala diberikan 2 x sehari
3. Beberapa kuman gram (-) saat ini hanya sensitif
terhadap imipenem atau meropenem dgn dosis
25 mg/kgBB/dosis diberikan 2 x sehari

Selanjutnya disesuaikan hasil sensitivity test


Lamanya pengobatan tergantung pd jenis kuman penyebab
dianjurkan 10-14 hari
Prognosis :
Angka ketan
Terutama bila komplikasi (+) :
Meningitis, ggn sirkulasi asidosis + shock,
DIC

Banyak macam, dari ringan berat kematian


Faktor predisposisi :
Makrosomi, FPD, distocia cervicis, partus lama,
kelainan letak & persalinan buatan
Kejadian : 2-7/1000 kelahiran
Hasil otopsi dari bayi lahir di bbrp negara sebab
kematian nomor 4
INDONESIA ?

I. Trauma jaringan lunak


1. Eritema & abrasio :
Bisa di : - kepala
- muka

curam
vacum extractic

- genitalia
- bokong

persalinan sungsang

R/ cegah infeksi
Bersihkan + anti septikum
2. Petechiae :
Di kepala, leher, dada bagian atas ok :

Tekanan jalan lahir

Lilitan tali pusat

3. Echymoses :
Pada : letak muka & letak sunsang
Gejala : anemi, shock
reabsorbsi timbul hiperbilirubin
R/ : ringan sembuh + 1 mgg
luas transfusi darah & R/ hiperbilirubin
4. Luka sayat :
Pada : SC tersayatnya kulit
5. Nekrosis lemak subkutan :
Pada : bayi gemuk ok. tekanan pd kulit oleh daun
cunam atau manipulasi kasar pd pertolongan
persalinan yg berlangsung lama

II. Trauma kepala


1. Caput succedaneum
Udem ok penekanan jalan lahir
Cairan serosanguinosa dlm jar. subkutis
Nampak segera setelah lahir
Tak ada batas yg tegas melewati sutura
Menghilang beberapa jam 48 jam

2. Perdarahan subaponeurotika
Ok ekstraksi vakum
Darah dlm jar. subkutis sebelah luar periost
Derajat perdarahan ?
Perdarahan banyak transfusi darah
Bisa timbul hiperbilirubinemi

3. Cephal hematoma
Akibat robekan pembuluh darah a/ tulang kepala & perios
Ok penekanan kepala oleh dinding pelvis pd persalinan
sulit, lama / persalinan oleh cunam
Perdarahan pelan2
Batas tegas, tak melewati sutura

Nampak bbrp hari setelah lahir


Palpasi : fluktuasi
Lokalisasi : 1 / ke 2 tulang parietal
R/ Resorbsi hematom berlangsung lama sampai 3 bln
Bisa timbul hiperbilirubinemi

Perdarahan intrakranium :
Bisa lahir atau pd masa neonatus
Ok persalinan sulit :
Bayi kurang bln
Partus lama
Partus precipitatus

buatan
sunsang

Tempat perdarahan :
Ekstradural sangat jarang
Subdural
Subaraknoid
Intraventrikel

Gejala :
Tergantung pd letak & derajat perdarahan
Kelainan banyak lahir
Gejala tdk khas :
Asfiksi
Kejang
Bradikardi

Oligopnoe
Criencephalique
Sianosis
Kesadaran menurun
Bila perdarahan banyak : fontanel tegang

Tindakan :
Perawatan intensif
Dalam inkubator
Tidak boleh digerakkan
Intake personde / IVFD
O2 bila sianosis
Untuk kejang : sedativa
Vit. K1
Bila tekanan intrakranial me R/ dexamethasone
atau manitol

Fraktura tulang kepala


Jarang
Gejala2 : ok perdarahan intrakranium yg menyertai frak. Ini

Paralisis fasialis
Gejala : paralisis sentral paralisis spastis yg kontra
lateral
paralisis perifer paralisis flasid homolateral

Trauma pada mata


Udem, perdarahan kelopak mata, perdarahan / fraktura
orbita, perdarahan intraokular tu diretina

III. Trauma Col. Vertebralis & Medulla Spinalis


Jarang
Ok persalinan sunsang

IV. Trauma Leher + Pergelangan


bahu
Fraktura klavikula tersering
Duchene Erb
Brachial palsy
Klumpke
Paralisis N. phrenicus

Total

Trauma pd otot sterno kleido mastoid muscular torticollis

V. Trauma Alat2 Intra abdomen


Ruptura : - hepar
- lien
- anak ginjal

VI. Trauma Alat Gerak


Fraktura humerus fraktura tulang ke-2 yg sering
Fraktura femur
Dislokasi

VII. Trauma Genital


Scrotum & Lab. mayora
Hematocal
Testis

Penyebab KB
Pada umumnya dapat dibagi :
Sebab genetik
Sebab khromosomal
Pengaruh lingkungan diantara masa pembuahan &
kelahiran, mis :

Radiasi
Virus
Zat kimia
Kelainan metabolik ibu : DM, hipotiroid
Kelainan kardiovaskuler ibu

KELAINAN
1. Saluran pencernaan
2. Saluran urogenitalis
3. Fraktur tulang tengkorak
4. Atresia choana
5. Meningocele, meningomyelocele,
encephalocele
6. CHD

Khusus : yg perlu tindakan bedah segera


Pemeriksaan
&

dlm 48 jam I

Pengawasan

R/ bedah terbaik :
2 hari I ok :

volume darah relatif >

hemolisis fisiologis belum dimulai


Bila ditunda : KU makin jelek ok. Muntah, ggn pernapasan,
dehidrasi, infeksi, dsb

Kelainan saluran pencernaan


Curiga bila : ibu dgn polihidramnion

atresia oesophagus &/tanpa fistula tracheooesophagus :


90% ujungnya buntu
1/4 1/3 oesophagus bgn bawah berhub.
dgn trachea

D/ : hipersalurasi
kadang2 cyanosis ok saliva masuk sal. pernapasan
batuk seperti tercekik
BBLR : beri minum cyanosis & apnu, tanpa batuk
Kl. Fistula tracheo-oesoph. (+) perut buncit, berisi udara
Masukkan sonde lambung 7,5 10 cm buntu
D/ pasti : larutan kontras foto thorax

R/ : Konservatif : isap saliva


posisi duduk
Operasi
P/ tergantung : ada tidaknya kelainan bawaan yg lain
perawatan

Hernia Diaphragmatica
Etiologi
Sebgn diafragma tak terbentuk sering : penutupan
Sinus pleuro peritoneal (Foramen Bochdalek) tak sempurna

Gejala
Tergantung banyaknya isi perut yg masuk ke rongga thorax
Bila banyak :

RDN
Perut cekung
BP melemah
Bising usus bisa (+)

D/ : foto paru
R/ : Konservatif : O2
Kepala & dada harus lbh tinggi
Operasi

Obstruksi usus
Curiga bila : ibu polihidramnion
Bila sonde sampai lambung :
cairan 15 cc obstruksi letak tinggi
bila di duodenum : gejala tbl setelah bbrp jam
di usus halus & usus besar : > 24 jam

Meconium :
Bila obstruksi bgn atas usus halus : meconium (+)
Bila obstruksi di bawah sal. empedu meconium
pucat
Gejala umum :
Muntah
Perut buncit
Kadang2 obstipasi

Atresia Duodeni
Biasa terjadi di bawah ampulla vateri
Muntah proyektil & hijau
Perut di sub epigastrium : buncit sesaat sebelum
muntah
Foto abdomen : double bubble (+)
R/ kosongkan lambung, infus, operasi

Hirschsprungs disease
Oleh karena :
Sel ganglion parasimpatik (-)
Sebagian besar : mengenai rectum & bag. bawah colon
sigmoid
Terjadi : hipertrofi & distensi yg berlebih pd colon yg
lbh atas

Gejala utama : Bowring & Kern 1972


Muntah hijau
Perut buncit
Meconium (+)
RDN
Dehidrasi
D/:
Barium enema
Biopsi rectum
R/ : operasi

Tbl 2 3 hr sesudah lahir

Anus imperforata
Ada beberapa jenis :
1. Stenosis rectum lebih rendah / pd anus
2. Membran anus menetap

3. Ujung rectum buntu, pd bermacam2 jarak dari perineum


Hampir selalu fistula (+)
o : fistula :
+
recto vaginal
jarang : recto-perineal
recto-urinarius (-)
o

: sering : recto-urinarius
berakhir di :
vesica-urinarius
urethra

D/ :
Masukkan termometer melalui anus
Bila sumbatan lebih tinggi :
Gejala tbl dalam 24-48 jam :
gembung, muntah
meconium (-)
tegak
R : plain foto abdomen : posisi
Pem. urin : meconium (+) fistula (+)
R/ : operasi

terbalik

Omphalocele
Kegagalan viscera utk kembali ke rongga abdomen
Kelainan berupa : kantong berisi usus melalui umbilicus
Bahaya : infeksi, pecah
R/ :
Oles desinfektans
Operasi

Kista Urachus
Obliterasi bagian tengah urachus tak sempurna kista
Diketahui

segera setelah lahir


bayi lebih besar
sesudah infeksi

Lokalisasi : a/ umbilicus & simphisis


extra peritoneal
a/ m. transversalis & peritoneum
R : jar. Lunak : massa bundar di bawah dinding abdomen
lebih jelas : kontras (+)
R/ : operasi

Meningocele; Meningomyelocele, Encephalocele


Oleh karena defek pd penutupan spina disertai
pertumbuhan spinal cord & penutupannya yg tak normal
Lokalisasi : digaris tengah
Meningocele : Cervical
Thoracal atas
Kantong berisi : selaput otak
Ggn sensorik & motorik (-)

Meningomyelocele : Lumbosacral
Kantong berisi : spinal cord / serabut saraf
Ditutupi oleh : selaput neuro-epithelium
pembuluh darah abdomen
75% derita Hydrocephalus

Encephalocele : Occipital
Kantong berisi : cairan
jaringan saraf /
sebagian dari otak
sering : kelainan mental
mikrocephal

Bilateral choana atresia


Jarang
Tapi dpt menimbulkan :
ggn pernapasan ok. hidung tersumbat oleh selaput
di choana posterior
nafas dgn mulut
sering sianosis
D/ :
letakkan kapas di depan masing2 lubang hidung
gerakan (-)
sonde tak masuk melalui hidung
R/ operasi

You might also like