You are on page 1of 29

SUBDIVISI HEMATOLOGI

Leukemia
- Keganasan sel progenitor
hematopoetik
____________________________
____
Kanker sel darah putih
- Pertumbuhan tak terkendali sel
lekosit

LEUKEM
IA

AKUT

ANLL/
AML

KRONIK

ALL

CLL

CML

Leukemia akut
LLA :
- L1
-L2
-L3
LMA

M
M
M
M
M
M
M

1
2
3
4
5
6
7

:
:
:
:
:
:
:

L
L
L
L
L

Mieloblastik akut tanpa pematangan


Mieloblastik akut dengan pematangan
Promielositik akut
Mielo-monositik akut
Monoblastik akut
Eritroleukemia
Megakaryoksitik leukemia

Leukemia kronik
CML
CLL

________________________________
- Sel abnormal tak mampu mencapai tahap
maturasi & tak dpt.berdeferensiasi secara
sempurna berproliferasi secr.tak
terkendali mengganti elemen SST
normal
________________________________

________________________________
Seringkali tak jelas
Bahan yg terbukti bersifat leukemogenic :
1. Radiasi
2. Toksin (derivat Benzene)
3. Kemotx (Procarbazin,Melphalan dll)
4. Herediter
___________________________________

_________________________________
L.Limfoblastik Akut (LLA) 80 % pd.
anak
Puncak insidens pd.usia 3 & 7 th.
20 % pd.dewasa.
L.Mieloblastik Akut (LMA)/Non-limfoblastik
Umumnya pd.dewasa.
Median usia 50 th

Subtype
L1
L2
L3

Morphology
Occurrence (%)
Small round blasts
75
clumped chromatin
Pleomorphic larger blasts
20
clefted nuclei, fine chromatin
Large blasts, nucleoli,
5
vacuolated cytoplasm

Dengan analisis penanda-penanda sel


(surface markers) secara morfologik
paling kurang dapat dibedakan 5
fenotip ALL :
Null-ALL
Common ALL
Pre-B ALL
B-ALL
T-ALL

Ciri-ciri
fisiologis

L1

L2

L3

Ukuran sel

Predominan, sel
kecil

Besar, ukuran
heterogen

Besar dan
homogen

Kromatin
nukleus

Homogen pada
setiap kasus

Variasi heterogen Berbintik-bintik


pada setiap
halus dan
kasus
homogen

Bentuk nukleus Reguler, kadang


terbelah atau
berlekuk

Irreguler,
terbelah dan
sering berlekuk

Reguler, oval
sampai bulat

Nukleolus

Tidak terlihat,
kecil, tidak jelas

Tampak satu
Prominen, satu
atau lebih, sering atau lebih
besar

Sitoplasma

Sedikit

Variasi, sering
kali berlebihan

Sitoplasma
basofil

Ringan atau
sedang, jarang
nyata

Variasi, beberapa Sangat gelap


tampak gelap

Vakuola
sitoplasma

Variasi

Variasi

Sering kali
berlebihan

Sering prominen

1. Anemia timbulnya mendadak dan


progresif
2. Tanda2 keggln SST :
Kelemahan umum, perdarahan, infeksi.
- Perdrh (umumnya o.k. trombositopenia)
kulit & mukosa : epistaksis, perdrh.
ginggiva, menoragi.
L.Promielositik & L.Monositik (AML)
DIC perdrhan luas dan hebat.

Sbg.akibat neutropenia
Resiko infeksi bila neutrofil < 500 /
mm3
Neutrofil < 100 / mm3 pasti infeksi
Kuman penyebab :
Gram (-) : E Coli,Klebsiella,
Pseudomonas
Fungi : Candida, Aspergillus

1. Cellulitis
2. Pneumonia
3. Infeksi peri-rectal
___________________________________
Septikemia pd.pend.neutropenia berat
merupkan keadaan gawat-darurat
fatal.

Kulit anemis
Tanda perdrhan (petekiae / purpura)
Berbagai tanda infeksi (demam dsb)
Hepato splenomegali
Pembsr.kel.getah bening
Nyeri tulang (sternum, tibia)

Apusan darah tepi:


anemia normositik normokrom
Kadang-kadang normoblast
Limfoblast ( pada hitung jenis)
Hampir 100%
Darah Rutin :
Trombositopenia
Retikulositopenia
Bleeding time memanjangntic
BMP (Bone Marrow Punction)
pendesakan eritropoiesis,
trombopoesis, granulopoesis

Ditegakkan berdasar :
___________________________________
1. Adanya sitopenia atau pansitopenia
2. Adanya keggl.SST
(anemi,infeksi,perdrh)
3. SST : ditemukan > 30 % sel blast
___________________________________

Pewarnaan sitokimia / histokimia :


___________________________________
LLA petanda permukaan
(surface markers) sel limfoid primitif.
95 % penderita : TdT (+)
Terminal de-oxynucleotidal
Transferase.

Leukemia akut hrs dianggap kedaruratan.


- Sepsis (pd.pend neutropenia) harus
mendpt. antibiotika spektrum luas.
- Leukostasis Leukapheresis +
Kemotx.
- DIC Transfusi konsentrat trombosit,
faktor koagulasi, fibrinogen.

Capai remisi sempurna /complete


remission
yaitu : - a. darah tepi kearah normal
- b. sitopenia menghilang
- c. SST kearah normal
- d. blast SST tidak meningkat
- e. status klinis kearah normal

Remisi sempurna (complete remission)


bukan berarti telah terjadi
penyembuhan !
Perlu tx. lanjutan utk.cegah rekurensi.

A. PROTOKOL 1A.
1. Induksi
Sistemik :
* Vincristin ( VCR ) 2 mg/m2/minggu I.V. diberikan 4-6 kali,
bila setelah 6 kali tidak remisi dianggap gagal.
* Prednison 40 mg/m2/hari peroral selama 4-6 minggu,
kemudian tapering of selama 1 minggu.
SSP :
Profilaksis: diberikan Metotrexate ( MTX ) intratekal 10
mg/m2/minggu, diberikan 5 kali berturut-turut dimulai setelah
pemberian VCR pertama.
Radiasi : radiasi kranial dengan dosis total 2400 rad,
dimulai setelah satu minggu MTX intratekal terakhir.

II. Rumat ( Maintenance ):


a. 6-merkaptopurine (6-MP) dosis 65 mg/m 2/hari peroral
b. Methotrexata (MTX) dengan dosis 20 mg/m 2/minggu
III. Reinduksi :
Diberikan tiap 3 bulan sejak VCR terakhir.
Sistemik :
a. VCR dosis sama dengan induksi, diberikan sebanyak dua kali.
b. Prednison dosis sama dengan induksi diberikan selama 2 minggu ( satu minggu
dosis penuh, satu minggu tapering off ).
c. SSP, MTX intratecal dengan dosis sama dengan induksi diberikan dua kali / 2
minggu berturut-turut.
IV. Immunoterapi :
BCG diberikan dua minggu setelah VCR kedua pada reinduksi, pertama dengan dosis
0,6 cc intrakutan, diberikan pada 3 tempat masing-masing 0,2 cc. BCG diberikan 3
kali dengan interval waktu 4 minggu. Selama itu sitostatika maintenance diteruskan.
V. Pengobatan seluruhnya dihentikan setelah 3 tahun remisi terus menerus.

B. PROTOKOL I B.
I. Induksi :
6-Merkaptopurine (6-MP) dengan dosis 65mg/m 2/hari peroral
selama 4-6 minggu.
Prednison 40mg/m2/hari peroral selama 4-6 minggu.
Profilaksis pada SSP bila mungkin seperti pada protokol 1a.
II. Maintenance :
Cyclophosphamide ( CPA ) 250 mg/m 2/minggu/oral.
III. Reinduksi.
Tidak diberikan.
IV. Imunoterapi.
Dosis dan cara sama seperti pada protokol 1a.
V. Bila terjadi relaps, diberikan sitostatika sbb:
MTX 20mg/m2/minggu peroral dibagi 2 dosis dan prednison 40
mg/m2/hari peroral. Keduanya diberikan seperti pada induksi
pertama ( 4-6 minggu).
VI. Pengobatan dihentikan setelah 3 tahun remisi terus
menerus.

Kemotx long term disease free survival


(DFS) pada 20-30 % kasus.
TST allogenik (muda,donor cocok HLA)
kuratif pada 50 % kasus.
LLA. dws :
80 %
remisi-sempurna
30-50 % kuratif dg.kemotx post-remisi

parameters

Good

poor

WBC

low

High(>50x10 9 /l)

Gender

Girls

Boys

Immunophenotype

C-ALL

B-ALL

Age

Child

Adult or infant.

Cytogenetic

Normal,hyperdiploi
d,

Ph+,11q23rearrang
ements.

Time to clear blast


from blood

< 1week

>1week

Time to remission

<4weeks

>4weeks

Cns disease at
presentation

Absent

Present

Minimal residual
disease.

Negative at 1-3
months

Still positive at 3-6


months.

You might also like