You are on page 1of 4

PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN

LAPORAN KEGIATAN INSPEKSI AIR BERSIH


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI MALANG, DESA TIGARUN, HULU
SUNGAI UTARA
DOKTER INTERNSHIP MARET 2015

1. Latar Belakang
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu faktor
lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor keturunan (H.L. Blum,
1974). Lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap derajat kesehatan, faktor
lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan biologis, dan lingkungan sosiokultura.
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang memadai sebagai kebutuhan dasar
masyarakat belum sepenuhnya terwujud dengan baik.
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang menyebabkan masih
tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air bersih dan sanitasi dasar. Di
antaranya adalah cakupan pembangunan yang sangat besar, sebaran penduduk yang tidak
merata dan beragamnya wilayah Indonesia, keterbatasan sumber pendanaan.
Masalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan penduduk
mengakses air minum yang layak. Terakhir adalah buruknya kemampuan manajerial operator
air minum itu sendiri. Sedangkan dari sisi sanitasi, selain masih rendahnya kesadaran
penduduk tentang lingkungan, kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum
adanya kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral, rendahnya kualitas bangunan
septic tank, dan masih buruknya sistem pembuangan limbah.
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan sangat berkaitan erat dengan timbulnya
penyakit-penyakit infeksi dan parasit, khususnya penyakit yang ditularkan melalui air (water
borne diseases), seperti diare. Di negara berkembang, prevalensi yang tinggi dari penyakit
diare merupakan kombinasi dari sumber air yang tercemar, kekurangan protein dan kalori
yang menyebabkan turunnya daya tahan tubuh.Sampai saat ini penyakit diare atau sering
juga disebut gastroenteritis, masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama dari
masyarakat di Indonesia. Disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD, malaria, pes, dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Depkes RI, 2007)

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Banyak program yang dilakukan oleh puskesmas dalam mengurangi angka kesakitan
yang ada pada masyarakat, salah satunya adalah dengan kegiatan insepeksi sanitasi air bersih.
2. TUJUAN

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah untuk mendapatkan gambaran keadaan
kualitas air yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sungai Malang sehingga prevalensi penyakit
yang di tularkan melalui air dapat di turunkan.
3. MANFAAT
- Menurunnya angka penyakit berbasis lingkungan
- Menurunnya kematian akibat penyakit berbasis lingkungan
- Menekan munculnya keracunan makanan/minuman
- Membudayanya perilaku hidup bersih dan sehat baik di masyarakat
4. TEMPAT/WAKTU KEGIATAN/PESERTA
Tempat
: Desa Tigarun
Tanggal Kegiatan : 4 Maret 2015
Pelaksana
: dr. Shelvy Tucunan, Nurul Hayani SKM, Rina W.
5. SARN
yMkarstDegTuni.
6. KEGIATAN PROGRAM
Pengawasan Kualitas Air dan Lingkugan yang terdiri dari :
-

Melakukan survey air bersih


Melakukan inspeksi sanitasi
Melakukan pengambilan dan pemeriksaan sample air dengan menggunakan metode
H2s

Pengawasan dilakukan pada sumber air :


-

Sumur Galian Terbuka (SGT)


PDAM

7. CARA KERJA
Latar belakang pemeriksaan bakteriologis air dengan metode H2S antara lain bahwa
keberadaan bakteri coliform didalam air diasosiasikan dengan organisme penghasil hidrogen
sulfide/H2 S (Allen & Geldreich-1975). Berdasarkan kepastian adanya H2s dalam air tersebut
sekaligus merupakan indikator adanya bakteri coliform.
Pengambilan dan pemeriksaan sampel dapat langsung dilakukan dengan tabung reaksi/botol
yangg telah berisi media yang sudah dipersiapkan. Botol dengan media ini selanjutnya
dieramkan/inkubasi pada suhu ruangan (26oc 37oc) selama 1 3 hari (mulai dari 18 jam).
Untuk menilai hasil pekerjaan ini digunakan indikator dengan adanya perubahan warna botol
media yang menjadi hitam.
8. HASIL
NO

KODE

JENIS SUMBER AIR

PEMILIK

ALAMAT

HASIL

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

SARANA
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10

PDAM
PDAM
PDAM
SGT
PDAM
PDAM
PDAM
PDAM
PDAM
PDAM

Kasmas
A Wildan
Diktia Agusta
Bahrin
Ruslin
Abdullah
Rumlah
Salman
Lg Darul Arjaim
H Samran

Tigarun RT1
Tigarun RT1
Tigarun RT1
Tigarun RT1
Tigarun RT1
Tigarun RT1
Tigarun RT1
Tigarun RT2
Tigarun RT3
Tigarun RT3

IS
+
+
+
+
+
+
+

9. KESIMPULAN DAN SARAN


9.1 KESIMPULAN
Dari kegiatan insepeksi air bersih yang telah dilakukan dan diperiksa, terdapat 7 tempat dari
10 tempat yang memiliki hasil positif menandakan adanya bakteri coliform.
9.2 SARAN
Selanjutnya perlu diberikan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya sanitasi air
terutama air yang akan di konsumsi.
Jangan sembarangan meminum air sumur yang belum dimasak.

Hendaknya bibir sumur dibuat setinggi minimal 70 cm dari permukaan tanah yang dibuat
dari tembok kedap air dan juga penutup sumur agar dapat mencegah kontaminasi dari air
permukaan serta untuk aspek keselamatan.
Hendaknya dilakukan pengecekan berkala terhadap pipi-pipa PDAM sehingga tidak ada
kebocoran pada pipa yang memungkinkan terjadinya pencemaran sumber air bersih.

You might also like