Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks,
dimana terdapat kelompok abnormal yang terbentuk oleh sel-sel jaringan
disekitarnya
tidak
dapat
berfungsi
sebagaimana
mestinya
(Lukman
dan
Sorensen, 1999).
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut
rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol
dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut
rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol
dan merusak jaringan normal sekitarnya. Kanker serviks terdapat dua jenis
utama kanker uterus: karsinoma serviks, dan karsinoma endometrium yang
mengenai korpus dan badan uterus. Biasanya kondisi ini terjadi paling sering
pada usia 30-45 tahun, tetapi dapat terjadi di usia dini yaitu 18 tahun.
EPIDEMIOLOGI
Menurut Snyder (1976), NIS umumnya ditemukan pada usia muda setelah
hubungan seks pertama terjadi. Selang waktu antara hubungan seks pertama
dengan ditemukan NIS adalah 2-33 tahun. Untuk jarak hubungan seks pertama
dengan NIS 1 selang waktu rata-rata adalah 12,2 tahun, NIS 1 dengan NIS 2
rata-rata13,9 tahun dan NIS 2 samppai NIS 3 rata-rata 11,7 tahun. Sedanhkan
menurut Cuppleson LW dan Brown B (1975) menyebutkan bahwa NIS akan
berkembang sesuai dengan pertambahan usia, sehingga NIS pada usia lebih
dari 50 tahun sudah sedikit dan kanker infiltratif meningkat 2 kali.
Dari laporan FIGO (Internasional Federation Of Gynecology and Obstetrics)
tahun 1988, kelompok umur 30-39 tahun dan kelompok umur 60-69 tahun
terlihat sama banyaknya. Secara umum, stadium IA lebih sering ditemukan
pada kelompok umur 30-39 tahun, sedangkan untuk stadium IB dan II sering
ditemukan pada kelompok umur 40-49 tahun, stadium III dan IV sering
ditemukan pada kelompok umur 60-69 tahun.
Inseden kanker leher larim (Age Standarized Cancer Incidence Rate / ASR)
penduduk Kota Semarang, tercatat pada tahun 1980-1981 menunjukkan ASR
27,9 dan data tahun 1985-1989 ASR 24,4. Dibandingakan dengan berbagai
daerah diluar negeri angka ini sedikit berbeda, seperti di Thailand (Chiang Mai)
dilaporkan ASR tahun 1983-1987 adalah 33,2 dan di Korea Selatan 13,2 tahun
1982-1983. India menunjukkan angka lebih tinggi yaitu 41,7 tahun 1982.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSCM Jakarta tahun 1997-1998
ditmukan bahwa stadium IB-IIB sering terdapat pada kelompok umur 35-44
tahun, sedangkan stadium IIIB sering didapatkan pada kelompok umur 45-54
tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Litaay, dkk dibeberapa Rumah Sakit di
Ujung Pandang (1994-1999) ditemukan bahwa penderita kanker rahim yang
terbanyak berada pada kelompok umur 46-50 tahun yaitu 17,4%.
KLASIFIKASI
A. KLASIFIKASI KANKER SERVIKS berdasarkan jenis :
1. Karsinoma sel skuamosa
Karsinoma sel skuamosa berasal dari sel yang melapisi eksoserviks.
Sebagian besar kanker serviks yang ditemukan atau sebanyak 80% 90% kasus merupakan jenis ini. Karsinoma sel skuamosa dibagi
kembali menjadi tipe keratinasasi, nonkeratinisasi, dan tipe small cell
berdasarkan gambaran histologisnya.
2. Adenokarsinoma
Adenokarsinoma serviks berasal dari sel kelenjar mukosa pada
endoserviks, adalah sel sekretorik berbentuk kolumner tinggi yang
tersusun
dalam
pola
adenomatosa
dengan
penunjang
sel-sel
jumlah
adenokarsinoma
serviks
mulai
mengalami
peningkatan.
Andenoma serviks diberi tingkatan sebagai diferensiasi baik, sedang
dan buruk. Besarnya variabilitas di berbagai tempat membuat penentu
tingkatan penyakit yang lebih tepat menjadi tidak memungkinkan.
Sayangnya adenokarsinoma sampai terjadi ulserasi, misalnya penyakit
lanjut .
3. Karsinoma adenoskuamosa
Karsinoma adenoskuamosa menempati bagian terbesar dari kanker
serviks ( 11 % sampai 16%), terutama pada wanita berusia di bawah
35 thaun
Klassifikasi berdasarkan histologik kanker serviks :
WHO 1975
Karsinoma Sel skuamosa :
- Dengan pertandukan
- Tipe sel besar berdasarkan
pertandukan
WHO 1994
Karsinoma sel skuamosa :
- Dengan pertandukan
- Tanpa pertandukan
- Tipe verukosa
Adenokarsinoma :
-
Tipe endoserviks
Tipe endometrioid
Karsinoadenoskuamosa
( adenoepidermoi ) :
-
Tumor mesenkim
-
Tipe kondilomatosa
Tipe kapiler
Tipe limfoepitelioma
Adenokarsinoma :
-
Tipe
Tipe
Tipe
Tipe
Tipe
musinosa
mesonefrik
clear cell
serosa
endometrioid
Karsinoadenoskuamosa:
-
Tumor mesenkim :
-
seks berada pada resiko yang lebih tinggi terinfeksi virus HPV.
Aktivitas seksual dini : Wanita yang telah memiliki aktivitas seksual dini,
sebelum usia 18 tahun lebih beresiko tinggi sebab sel-sel serviksnya sangat
seks.
Berhubungan seks dengan laki-laki yang tidak disunat
Kanker Serviks.
c. Riwayat keularga kanker serviks : Terutama yang mempunyai ibu atau
saudara perempuan yang telah menderita kanker serviks. Beberapa
keluarga menunjukkan insiden yang lebih tinggi menderita kanker serviks.
Beberapa ilmuean percaya bahwa mereka membawa kondisi genetik
sehingga membuat mereka lebih rentan terinfeksi HPV.
d. Umur tampaknya memainkan peran tertentu, sebab kanker ini lebih sering
terjadi di usia 40 th keatas dan sangat jarang terjadi pada wanitakurang
dari usia 15 th. Kanker serviks juga banyak menyerang perempuan usia
manula, yang mungkin karena alasan sederhana bahwa tidak perlu lagi
untuk melakukan tes Pap Smear.
e. Mekanisme bagaimana kontrasepsi oral meningkatkan resiko kanker serviks
masih dalam perdebatan. Guven et al ( 2009 ) menghipotensikan bahwa
kekentalan lendir pada serviks akibat penggunaan pil KB menyokong
terjadinya kanker serviks. Hal ini karena dengan kekentalan lendir ini akan
memperlama keberadaan suatu agen karsinogenik ( penyebab kanker ) di
serviks yang terbawa melalui hubungan seksual, termasuk adanya virus
f.
HPV.
Merokok : wanita yang merokok memiliki resiko dua kali lebih besar
terhadap kanker serviks daripada non perokok. Bahan bahan kimia yang
ditemukan dalam roko setelah terhisap melalui paru-paru dapat terdistribusi
luas ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Beberapa senyawa tersebut
dapat dijumpai pada lendir serviks wanita yang merokok. Peneliti meyakini
bahwa bahan bahan kimia tersebut dapat merusak DNA pada sel-sel
virus
Adanya sel abnormal : sel seperti Dyskaryosis meningkatkan tingkat resiko
j.
kanker \
Sering hamil : Melahirkan anak banyak dan sering hamil juga dapat
meningkatkan resiko kanker serviks pada wanita.
k. DES : Anak perempuan dari seorang ibu yang menggunakan obat DES
( dietilstilbestrol ) pada awal 1970-an berdasarkan hasil penelitian beresiko
tinggi terkena kanker serviks. DES adalah obat penguat kehamilan, agar
janin tidak gugur.
STADIUM SECARA KLINIS
Stadium (tingkat keganasan) dibagi menurut klasifikasi FIGO 2000
sebagai berikut :
Table ini menunjukkan Tingkat keganasan klinik menurut FIGO, 1978
Stadiu
Kriteria
m
0
Ia
Invasi
kanker
ke
stroma
hanya
dapat
dikenali
secara
Ia2
Ib
Ib1
Ib2
II
IIa
IIb
Infiltrasi
ke
parametrium,
tetapi
belum
mencapai
dinding
panggul
III
IIIa
IIIb
IV
IVa
IVb
MANIFESTASI KLINIK
Tidak khas pada stadium dini. Sering hanya sebagai fluos dengan
sedikit darah, pendarahan pastkoital atau perdarahan pervagina yang
disangka sebagai perpanjangan waktu haid. Pada stadium lanjut baru terlihat
tanda-tanda yang lebih khas, baik berupa perdarahan yang hebat (terutama
dalam bentuk eksofitik), fluor albus yang berbau dan rasa sakit yang sangat
hebat.
Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang
khas. Namun, kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :
1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari
vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis
jaringan
2. Perdarahan setelah sanggama (post coital bleeding) yang kemudian
berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal.
3. Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.
4. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau
dan dapat bercampur dengan darah.
5. Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.
6. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang
panggul. Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan
terjadi hidronefrosis. Selain itu, bisa juga timbul nyeri di tempat-tempat
lainnya.
Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki,
timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum),
terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal, atau timbul gejala-gejala
akibat metastasis jauh.
KOMPLIKASI
-
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostic
Dalam 4 dekade terakhir, kejadian dan kematian akibat kanker serviks menurun
kurang lebih 70%. Keberhasilan ini antara lain terjadi karena program penapisan
(dengan uji pap). Apabila penyakit pra-kanker atau dysplasia diobati sedini
mungkin,
angka
penyembuhan
akan
mencapai
80-95%.
dari
genetalia
wanita.
Uji
PaP
telat
terbukti
dapat
seperti
tidak
terdeteksinya
penyakit
atau
kesalahan
melaporkan individu yang sehat. Kesalahan pada uji pap sering terjadi
karena ketidaksempurnaan pengumpulan sediaan. Tujuan Uji pap adalah
menemukan sel abnormal atau sel yang dapat berkembang menjadi
kanker termasuk infeksi HPV. Diagnostic sistologi adalah kualitas suatu uji
penapisan diukur dengan sensitivitas (kelompok wanita dengan uji positif
diantara yang sakit) dan spesivitas (kelompok wanita dengan uji negative
lebih
dari
90%
jika
dibandingkan
dengan
pemeriksaan
histopatologi. Hal ini terjadi, terutama pada lesi yang lebih berat, yaitu
pada dysplasia keras/karsinoma in situ. Kesalahan yang sering terjadi
adalah sebagai berikut.
a. Sediaan apus terlalu tipis, hanya mengandung sangat sedikit sel.
b. Sediaan apus terlampaui tebak dan tidak dioleskan merata, sel
bertumpuk sehingga menyulitkan pemeriksaan.
c. Sediaan apus telah kering sebelum difiksasi
d. Cairan fiksasi tidak memakai alcohol 95%.
Skrining tidak diperlukan lagi bagi wanita pasca histerektomi untuk
penyakit
jinak,
uji
Pap
sebelumnya
negative,
serviks
diangkat
peradangan
berat,
pengambilan
sediaan
ditunda
sampai
pengambilan
perubahan
sediaan.
seluler karena
atrofi
Pada
menopause,
sehingga
dapat
diperlukan
terjadi
pemberian
estrogen sebelumnya.
membuat
foto
sel abnormal. Secara komputerisasi pada gelas kaca, hasil uji Pap yang
mengandung sel abnormal dievaluasi ulang oleh ahli patologi/sitologi.
5. Uji DNA-HPV. Telah dibuktikan bahwa lebih dari 90% kondiloma serviks, NIS
dan kanker serviks mengandung DNA-HPV. Hubungannya dinilai kuat dan
tiap tipe HPV mempunyai hbungan patologi yang berbeda. Tipe 6 dan 11
termasuk tipe HPV risiko rendah, jarang ditemukan pada karsinoma
invasive, kecuali karsinoma verukosa. Sementara itu, tipe 16,18,31, dan
45 tergolong tipe HPV risiko tinggi.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Rujuk pasien dengan kanker serviks ke ruang ginekolog.
2. Panduan antisipatif : yang menunjukkan pohon keputusan
untuk
secara
pascapartum.
konservatif
Karsinoma
dengan
terapi
mikroinvasif
yang
yang
dimulai
minggu
terdiagnosis
selama
dan
kehamilan
(22-26
minggu)
dapat
diinterupsi
untuk
memungkinkan terapi.
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Kaji kembali tingkat kecemasan klien terkait terapi radiasi yang sudah
dilakukan
Pasiendisarankan untuk mematuhi anjurandokter dan rutin mengikuti
DAFTAR PUSTAKA
Buku saku obsterti dan ginekologi / Ralph C. Benson, Martin L,. Pernol ; alih
bahasa Indonesia, Srie sisca Primarianti, titiek Resmisari. Ed. 9.
2003
Brunner dan suddrath. 2001. Keperawatan medikal bedah vol 2. Jakarta:
EGC
Smeltzer,Suzanne C.2001.Buku ajar keperawatan Medikal-bedah Brunner
Komputindo
Otto,Shirley E.2003.Buku keperawatan onkologi.Jakarta : EGC
Nurwijaya, Dra Hartanti, dkk. 2008. Cegah dan Deteksi Kanker Serviks.
EGC. Jakarta
Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan