Professional Documents
Culture Documents
dari dua sumber utama kobaran api, bahan bakar (kompor, gas, lampu minyak)
serta hubungan arus listrik, yang muncul gara-gara kelalaian. Semua itu makin
diperparah oleh kurangnya kewaspadaan warga.
Padahal, untuk mengurangi bencana kebakaran, yang meningkat dari tahun ke
tahun, Paimin menegaskan perlunya kewaspadaan warga, mulai dari tingkat rumah
tangga sampai lingkungan. Dinas Kebakaran akan bekerja sama dengan Pertamina
dan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
http://www.beritabaru.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=381:penyebab-kebakaran-umumnyakelalaian-manusia&catid=53:berita-peristiwa&Itemid=58
http://satlakpb.tangerangkota.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=24:apa-penyebab-kebakaran&catid=29:kebakaran&Itemid=59
Pencegahan
1. Sudahkah kompor dimatikan? Kompor minyak tanah dan gas harus di rawat dengan baik,
sehinnga api bisa menyala dengan baik. Untuk kompor minyak tanah, pastikan sumbu kompor
masih panjang. Untuk kompor gas pastikan tidak ada kebocoran di selang atau sistem yang
lain. Kalau perlu dipasang gas detector.
2. Lampu penerangan dengan bahan bakar minyak sebaiknya dimatikan sebelum tidur.
3. Apabila menggunakan nyamuk bakar, pastikan ditaruh di tempat yang aman. Jauh dari
benda-benda yang mudah terbakar.
4. Pastikan bahwa instalasi listrik di rumah anda aman. Ketahuilah berapa besar daya yang
bisa dipakai di rumah, dengan melihat circuit breaker di meteran rumah. Apabila tertulis 10A,
secara sederhana berarti daya yang bisa dipakai adalah sebesar 10 x 220 = 2200 Watt. Dan
perhatikan pula pembagian beban dan jebes kabel yang dipakai.
5. Pembebanan yang berlebihan pada satu stop kontak akan menyebabkan kabel panas dan
akan bisa memicu kebakaran. Ini biasanya dilakukan dengan penumpukan beberapa stop
kontak atau T pada satu titik sumber listrik.
6. Pastikan stop kontak dan steker (kontak tusuk) dalam keadaan baik. Sehingga waktu steker
dimasukkan dalam stop kontak, terjadi sambungan yang stabil (tidak bergerak-gerak, orang
Jawa bilang oglak-aglik). Karena ini akan menimbulkan percikan api yang dapat memicu
kebakaran.
7. Pergunakan pemutus arus listrik (sekering) yang sesuai, jangan dibesarkan.
8. Apabila ada kabel listrik yang terkelupas atau terbuka, harus segera diperbaiki. Karena bisa
menyebabkan hubungan pendek.
9. Jangan sekali-kali mencantol listrik, karena anda tidak memiliki sistem pengaman yang
sesuai. Dan PLN biasanya sudah memperhitungkan distribusi beban listrik, apabila ada beban
berlebihan akan mengganggu jaringan listrik yang ada.
Penanggulangan
1. Pasang detektor asap di langit-langit rumah, di luar kamar tidur dan disetiap lantai untuk
rumah betingkat. Alat ini perlu di test setiap bulan untuk memastikan selalu dalam kondisi baik.
2. Sediakan alat pemadam kebakaran di rumah anda. Apabila anda bisa membelinya,
siapkanlah selimut pemadam (fire blanket) untuk di dapur dan kamar tidur. Juga pemadam
kebakaran, untuk rumah pakailah pemadam kebakaran jenis bubuk (powder).
3. Apabila anda tidak mau membeli peralatan di atas, persiapkanlah pemadam kebakaran dari
ledeng rumah. Siapkan selang yang cukup panjang, dan quick connection. Pasang beberapa
qucik connection di keran rumah anda, terutama apabila rumah anda cukup luas. Sehingga ada
beberapa titik untuk bisa memasang selang anda dengan cepat.
4. Juga sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung goni (karung beras yang terbuat dari
serat manila hennep). Basahi karung goni sebelum dipakai untuk memadamkan api.
5. Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor penting dekat
telephone, atau program telephone untuk nomor-nomor penting. Ingat bahwa mereka tidak
akan datang dalam waktu singkat, kemungkinan api telah berkobar lebih besar.
Penyelamatan diri
Kasus seperti yang saya uraikan di blog sebelum ini tidak perlu terjadi apabila penghuni rumah
sudah melakukan pengenalan dan pengecekan rumah dengan seksama.
1. Buat rencana penyelamatan diri bersama dengan keluarga, dengan menentukan sedikitnya
dua jalur keluar dari setiap kamar. Ini bisa melalui pintu ataupun jendela, jadi perhatikan apakah
teralis rumah akan mengganggu rencana ini. Buatlah denah penyelamatan diri di rumah
bersama dengan keluarga.
2. Persiapkan lampu senter di dekat tempat tidur.
3. Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan tidak dapat
bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di bawah, tutup mulut dan hidung
dengan kain yang dibasahi.
4. Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman. Pastikan
bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat, demikian pula jika harus
melalui jendela.
5. Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang dibasahi. Ini
hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan lain kecuali menerobos kobaran
api.
terdekat dan apabila ada hydrant disekitar perlu dicheck apakah masih berfungsi. Lingkungan
yang aman bisa terwujud apabila warga sekitar memiliki kesadaran akan keselamatan.
Semoga bermanfaat
Baca posting lainnya yang berkaitanan:
http://sbaskoro.wordpress.com/2007/11/01/pencegahan-danpenanggulangan-kebakaran-serta-serta-penyelamatan-diri/
PROSEDUR PENANGANAN KEBAKARAN DAN KEJADIAN DARURAT
Jika anda mendengar bunyi sirine tanda kebakaran
atau teriakan API.. dan tanda bahaya lainnya, maka jangan panik, tetapi
ikuti instruksi dibawah ini :
1. Hentikan semua pekerjaan, matikan
semua peralatan yang menggunakan arus listrik, kompor masak atau sumber api
lainnya.
2. Selamatkan barang-barang
berharga anda termasuk dokumen-dokumen penting lainnya, jangan membawa
barang
yang berat selama evakuasi.
3. Pada saat anda keluar, tutup
pintu kantor dan mess anda agar asap tidak menyebar Tetapi jangan dikunci
dan segera tinggalkan, serta cari jalan keluar.
4. Berjalan dengan tenang,
jangan berlari dan panik saat meninggalkan kantor atau mess, jika pandangan
terasa gelap, mendekatlah ke dinding, sambil bergerak maju mencari jalan keluar
yang terdekat.
5. Karyawan yang ditugaskan
sebagai Team, Evakuasi jangan meninggalkan kantor atau mess sebelum
memastikan
bahwa tidak seseorang pun tertinggal dikantor, toilet, gudang dan kamar.
6. Semua karyawan diminta untuk
ikut membantu menanggulangi semua kemungkinan yang dapat merugikan
penghuni
mess serta perusahaan.
7. Tetap berkumpul di
Evacuation Point sampai situasi aman.
TERJADINYA API :
KEBAKARAN :
1. TIDAK DIBUTUHKAN
2. SULIT DIKENDALIKAN
3. MERUGIKAN
KEBAKARAN :
SUATU PERISTIWA YANG DISEBABKAN DARI API YANG TIDAK DAPAT
DIKENDALIKAN ATAU DIKUASAI BAIK BESAR MAUPUN KECIL, DISENGAJA
ATAU TIDAK DAN MENIMBULKAN KERUGIAN HARTA BENDA, CACAT
BAHKAN KORBAN JIWA MANUSIA
SEBAB KEBAKARAN :
1. KELALAIAN
2. KURANGNYA PENGERTIAN DALAM PENANGGULANGAN
3. PERISTIWA ALAM
4. DISENGAJA/ULAH MANUSIA
AKIBAT KEBAKARAN :
KLASIFIKASI KEBAKARAN :
PENANGGULANGAN KEBAKARAN :
A. TINDAKAN PENCEGAHAN/PREVENTIF
SEGALA UPAYA YANG DILAKUKAN AGAR KEBAKARAN TIDAK TERJADI KEBAKARAN :
B. TINDAKAN PEMADAMAN/REPRESIF
TINDAKAN YANG DILAKUKAN UNTUK MEMADAMKAN KEBAKARAN SEBAGAI UPAYA
MEMPERKECIL KERUGIAN YANG DITIMBULKAN DAN MENCEGAH AGAR KEBAKARAN TIDAK
MELUAS
SISTEM PEMADAMAN
A. SISTEM ISOLASI
CARA PEMADAMAN DENGAN TIDAK MEMBERI OKSIGEN PADA BENDA YANG TERBAKAR
B. SISTEM PENDINGINAN
CARA PEMADAMAN DENGAN MENURUNKAN SUHU PADA BENDA YANG TERBAKAR
C. SISTEM URAI
CARA PEMADAMAN DENGAN MEMBAGI-BAGI BENDA YANG TERBAKAR MENJADI BAGIAN
KECIL SEHINGGA API MUDAH DIKENDALIKAN
BILA SISTEM ISOLASI DAN PENDINGINAN TIDAK DAPAT DILAKUKAN
1. MEMADAMKAN DENGAN ALAT PEMADAM YANG SESUAI, JIKA API TIDAK PADAM,
PANGGIL TEMAN TERDEKAT
1. ARAH ANGIN
2. JENIS BENDA YANG TERBAKAR
3. VOLUME BENDA YANG TERBAKAR
4. BERAPA LAMA TELAH TERBAKAR
5. SITUASI, KONDISI DAN LINGKUNGAN
6. KESELAMATAN DIRI :
1. PASIR
2. TANAH
3. AIR
4. DLL
1. KIMIA: -DCP
o
-CO2
-BUSA
-HERMATIC
2. HIDRANT KEBAKARAN
PEGANG UJUNG SLANG PADA SISI BETINA DAN LEMPARKAN GULUNGAN SLANG
KE ARAH API,
2. PEGANG NOZLE:
AMBIL POSISI DENGAN BENAR (KUDA-KUDA) SETELAH SIAP BERI KODE AGAR
AIR SEGERA DIALIRKAN,
TANGAN KIRI PEGANG UJUNG NOZLE, TANGAN KANAN PADA PANGKAL NOZLE
SAMBIL DIJEPIT DENGAN KETIAK.
3. MENGALIRKAN AIR:
o
KEUNTUNGAN:
KELEMAHAN:
UNTUK KEBAKARAN MINYAK HARUS DENGAN CARA SPRAY DAN TEKNIK YANG BENAR
http://mick182.blogspot.com/2008/01/pedoman-penanggulangan-bahayakebakaran_23.html
7. Karbondioksida (CO2)
Sebelum era industrialisasi, kadar karbondioksida di udara masih rendah, yaitu hanya 280 ppm
pada tahun 1860. Dengan semakin banyaknya pembakaran batu bara, minyak bumi, dan gas alam
berakibat kadar gas itu meningkat hingga 315 ppm pada tahun 1960. Dewasa ini, terjadi
peningkatan kadar CO2 diatmosfer sebesar 1 ppm per tahun. Batu bara terdiri atas sebagian besar
karbon, yang apabila dibakar akan bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbondioksida. Gas
alam dan minyak bumi termasuk senyawa hidrokarbon. Pembakaran gas alam dan minyak bumi
menghasilkan karbondioksida dan uap air.
Kayu dan tumbuh-tumbuhan merupakan senyawa karbohidrat. Karbohidrat terdiri dari unsurunsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Apabila karbohidrat itu bereaksi dengan oksigen didalam
badan kita maka akan dihasilkan energi. Jadi, pertambahan penduduk dunia akan menyebabkan
semakin banyak karbon dioksida yang dibuang ke udara.
Demikian juga dengan semakin luasnya pembabatan hutan, pemanfaatan kembali karbondioksida
dari udara dan pengubahannya menjadi oksigen semakin berkurang.
Pada dasarnya karbon dioksida tidak berbahaya bagi manusia. Namun, kenaikan kadar CO2 di
udara telah mengakibatkan peningkatan suhu di permukaan bumi. Fenomena ini disebut dengan
efek rumah kaca, yang disebut juga dengan pemanasan global. Pemanasan global mengakibatkan
mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air
laut yang dapat mengancam pemukiman pinggir pantai.
8. Nitrogen Oksida (NOx)
Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx karena oksida nitrogen mempunyai 2 bentuk yang
sifatnya berbeda, yakni gas NO2 dan gas NOx. Sifat gas NO2 adalah berwarna dan berbau,
sedangkan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan
dan berbau tajam menyengat hidung. Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati
karena gas tersebut tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara
mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya coklat kemerahan. Udara yang
mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak berbahaya, kecuali jika gas NO
berada dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan
pada system saraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut akan
dapat menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih berbahaya apabila gas itu
teroksidasi oleh oksigen sehinggga menjadi gas NO2.
Sumber utama NOx pada atmosfer adalah dari jalan lalu lintas. Ini bertanggung jawab untuk
sekitar setengah dari total emisi yang ada di Eropa. Sumber utama lainnya adalah dari
pembangkit tenaga listrik, pabrik pemanas, dan proses industri.
Udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya berbahaya bagi manusia dan
hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman. Pengaruh gas NOx pada tanaman
antara lain timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi gas
tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun. Dalam keadaan seperti
ini daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai temapat terbentuknya karbohidrat melalui
proses fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat berproduksi seperti yang diharapkan.
Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm sudah dapat menurunkan kemampuan fotosintesis daun
sampai sekitar 60% hingga 70%.
Pencemaran udara oleh gas NOx dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil Nitrates yang
disingkat dengan PAN. Peroxy Acetil Nitrates ini menyebabkan iritasi pada mata yang
menyebabkan mata terasa pedih dan berair. Campuran PAN bersama senyawa kimia lainnya
yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya kabut foto kimia atau Photo Chemistry Smog
yang sangat menggangu lingkungan.
Pada sangat konsentrasi tinggi, dimana mungkin hanya dialami pada kecelakaan industri yang
fatal, paparan NO2 dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru yang berat dan cepat. Pengaruh
kesehatan mungkin juga terjadi pada konsentrasi ambien yang jauh lebih rendah seperti pada
pengamatan selama peristiwa polusi di kota. Bukti yang didapatkan menyarankan bahwa
penyebaran ambient kemungkinan akibat dari pengaruh kronik dan akut, khususnya pada subgrup populasi orang yang terkena asma.
NO2 terutama berkelakuan sebagai agen pengoksidasi yang kemungkinan merusak membran sel
dan protein. Pada konsentrasi tinggi, saluran udara akan menyebabkan peradangan yang akut.
Ditambah lagi, penyebaran dalam waktu-singkat berpengaruh terhadap peningkatan resiko
infeksi saluran pernapasan.
Untuk penyebaran yang akut, hanya konsentrasi yang sangat tinggi (>1880 Mg/m3, 1ppm)
mempengaruhi kesehatan orang ; bilamana, orang dengan asma atau penyakit paru-paru yang
akut lebih rentan pada konsentrasi lebih rendah.
Home
Halaman Muka
Sajian Utama
Sajian Khusus
Komunikasi
Instrumentasi Artikel "Penyebab Kebakaran Karena Listrik" tulisan Ir. Deni Almanda
yang dimuat dalam ELEKTRO No. 23, telah membahas mengenai penyebab
kebakaran karena listrik. Misalnya akibat kualitas produk rendah, atau hubung
singkat (kontsleting), kotak kontak yang tidak disambung dengan sempurna, faktor
"human error", beban lebih pada kotak kontak (stop kontak) dsb.nya.
Menurut Mr. David Latimer; Chairman IEC-TC 64 dalam ceramahnya di BSN tahun yang lalu,
Beliu menerangkan bahwa di negaranya U. K. dan pasti juga di negara-negara yang lain, pada
umumnya dinas kebakaran tidak mempunyai pengalaman dalam bidang kelistrikan, dan
meskipun tidak ada tanda bekas sisa-sisa aktivitas listrik dalam rongsokan (wreckage), bila tidak
ada bukti yang nyata dan cepat, terjadinya kebakaran dianggap karena akibat listrik.
Dari statistik DKI (Lihat Gambar1 dan 2) penyebab utama kebakaran selama periode Januari September 1998 adalah listrik (48%) dan obyek yang banyak terbakar adalah perumahan (di
Perancis gedung-gedung perkantoran). Kejadian-kejadian dari kebakaran tersebut di atas ini
dapat dikurangi hanya dengan mendidik pemakai dan tak dapat dihalangi dengan persediaan
peraturan untuk instalasi listrik dan persediaan peralatan canggih. Tetapi kerusakan dalam
instalasi dapat dan mengakibatkan kebakaran dan dalam tulisan ini ditinjau apa penyebab
kebakaran dan bagaimana dapat dicegah dengan perencanaan dan seleksi pemasangan peralatan
untuk instalasi listrik.
Seperti juga disebut dalam tulisan ELEKTRO No. 23, kebakaran dapat terjadi karena adanya tiga
unsur :
1. bahan-bahan yang mudah menyala serta harus adanya suhu cetusan api
(biasanya 200 - 500),
2. energi menyala menghasilkan suatu sumber panas dengan daya yang cukup
dan lama pengaruhnya,
3. adanya gas oksigen dalam jumlah yang cukup.
Bila tiga unsur di atas tidak lengkap, maka persyaratan bahwa dapat terjadinya
kebakaran tidak dapat dipenuhinya. Jadi hubung singkat dan gangguan listrik ke
bumi adalah kemungkinan sebab terjadinya kebakaran, tetapi belum tentu sumber
kebakaran.
Bersamaan dengan koneksi atau sambungan kabel yang tak sempurna, suatu fenomena yang
disebut bersamaan dengan "tracking" (jejakan) adalah sumber utama dari kebakaran yang akan
dibahas di bawah ini.
Tracking adalah suatu gejala atau kejadian alam, di mana suatu lapisan konduktif didirikan
(established) di atas permukaan bahan isolasi. Bila terdapat kerusakan pada isolasi kabel, maka
pada mulanya arus yang sangat kecil (miliamps atau microamps) secara sebentar-bentar
(intermittant) mengalir di atas permukaan bahan isolasi.
Percikan api yang terjadi karena kesalahan isolasi ini sangat minimal dan gejala tersebut dapat
berjalan sangat lama, berbulan-bulan kadang-kadang bertahun-tahun. Jadi tiap-tiap waktu arus
mengalir di atas permukaan bahan isolasi, bila sifatnya organik, akan terjadi karbonasi, tetapi
sangat sedikit.
Bila lembab bertemu dengan kotoran (debu yang kotor di atas permukaan isolasi), maka akan
menghasilkan hubungan konduktif jembatan. Dalam keadaan tersebut, arus rambat (creepage
current) yang juga disebut arus tracking akan mengalir dalam tiap-tiap peristiwa tersebut dan
kerusakan yang terjadi karenanya akan menambah sampai arus tracking dipertahankan (Gambar
3).
Semula arus kecil sekali (kurang dari 1 mA) dan tak menimbulkan banyak panas, yang pada
mulanya cukup untuk mengeringkan lembab, sehingga arus rambat tersebut berhenti mengalir
dan baru muncul lagi bila adanya pengaruh lembab yang baru, di mana terdapat percikan api
pada celah-celah yang tadinya dalam keadaan kering. Karena proses tersebut berlangsung cukup
lama terhadap permukaan isolasi, dan dengan demikian dapat merusak isolasi, sehingga
terbentuknya jembatan-jembatan arang (coal bridges). Titik-titik gangguan ini perlahan-lahan
pasti akan memperbesar, begitu pula arus gangguan dan bila terdapat lembab berikutnya, akan
menghasilkan arus yang lebih besar, kira-kira 5-50 mA dan mengalir pada kerusakan permukaan
di mana adanya jembatan-jembatan arang (Gambar 4).
Untuk arus yang lebih besar lagi melebihi 150 mA dan kemungkinan di sekitarnya adanya bahan
yang mudah terbakar, karena pengembangan panas pada titik-titik gangguan (P=UxI) = 230 x
150 mA = 33 Watt, jumlah percikan api bertambah pula.
Karena jembatan ini yang juga disebut "tahanan konduktif panas", yang dalam keadaan panas
lebih banyak mengalirkan arus dari pada dalam keadaan dingin, maka proses tersebut akan
dipercepat. Dengan menambah jumlah percikan api, permukaan arang akan melebar, dan arus
rambat akan terus berkembang dan akan mencapai nilai 300 - 500 mA. Antara jembatanjembatan arang akan timbul jembatan cetusan api yang panas, dan arus gangguan tiba-tiba akan
berobah menjadi busur api. Bila busur api menyala, maka terbentuk kelompok-kelompok arang
dan setelah setengah gelombang, arang atau karbon tersebut akan menyala dan memancarkan
juga elektron-elektron, sehingga busur api tepat menyala dan material akan membakar.
Busur api menyala, sampai arus sisa (leakage current) dapat dieliminir atau diputuskan hanya
oleh SPAS (Sakelar Pemutus Arus Sisa) atau elcb (earth leakage circuit breaker) 500 mA atau
padam sendiri. Jadi pengamanan pertama untuk menghindari tracking dalam instalasi listrik
adalah memilih dengan tepat instalasi dan peralatan supaya cocok dalam lingkungannya di mana
peralatan tersebut dipasang.
Pengamanan yang kedua adalah dengan dipasangnya SPAS, karena pengamanan dengan
dipasangnya SPAS adalah sangat efektif bila adanya gangguan isolasi ke bumi. Seperti telah
dikatakan di atas bahwa gangguan tracking adalah gangguan antara penghantar dan netral atau
bumi, maka akan menyebkan elcb atau SPAS bekerja.
SPAS (elcb)
Sesuai PUIL 1987 - Pasal 910, bahwa untuk mencegah bahaya kebakaran harus
dipasang SPAS dalam instalasi listrik. Dalam banyak hal suatu pengaman lebur
(sekering) atau APP hanya mengamankan arus lebih atau arus hubung singkat dan
memutus seketika dalam 3 detik bagian sirkuit listrik yang berbaha. Sedangkan
dalam hal kerusakan isolasi (penuaan, retak dsb.nya) di mana periode arus rambat
beroperasi sangat lama dan karena arus bocor selalu mengalir ke bumi, maka gejala
ini hanya dapat dideteksi oleh SPAS atau elcb, red 300 mA dengan waktu tunda
(time delay) dari 50 mdet. Di beberapa negara Eropa seperti Jerman dan Perancis,
dalam instalasi listrik diharuskan untuk dipasang elcb dari 500mA maupun dalam
gedung-gedung perkantoran, sedangkan di U.K. dan Malaysia dengan rating 100mA.