Professional Documents
Culture Documents
USG Nefrolitiasis
Oleh : Fitria Ratna Sari
08310125
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ANATOMI FISIOLOGI
2.1. Anatomi
2.2. Fisiologi
Selain membuang sisa-sisa metabolisme tubuh
melalui urine, ginjal berfungsi juga dalam
a) mengontrol sekresi hormon-hormon aldosteron
dan ADH (anti diuretic hormone) dalam mengatur
jumlah cairan tubuh,
b) mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin
D,
c) menghasilkan beberapa hormon, antara lain :
eritropoetin yang berperan dalam pembentukan sel
darah merah, renin yang berperan dalam mengatur
tekanan darah, serta hormon prostalglandin.
BAB III
USG NEFROLITIASIS
3.1. Nefrolitiasis
A. Definisi
Batu ginjal adalah massa padat yang
terbentuk di dalam ginjal yang
terbuat dari gabungan kristal-kristal
garam dan mineral. Satu atau lebih
batu dapat berada dalam ginjal atau
ureter pada saat yang sama.
B. Etiologi
1. Faktor intrinsik antara lain :
a) Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.
b) Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
c) Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan
dengan pasien perempuan.
2. Faktor ekstrinsik antara lain :
a. Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran
kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah
stonebelt.
b. Iklim dan temperatur
c. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada
air yang dikonsumsi.
d. Diet : diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu
e. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya
banyak duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life.
C. Patofisiologi
Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh
bahan-bahan organik maupun anorganik yang
terlarut dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap
berada dalam keadaan metastable (tetap terlarut)
dalam urine jika tidak ada keadaan-keadaan
tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi
kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan
presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang
kemudian akan mengadakan agregasi dan menarik
bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang
lebih besar.
D. Gambaran Klinis
Batu ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai
dengan gejala berat.
nyeri punggung (nyeri ketok costovertebral) atau kolik
renalis (nyeri kolik yang hebat).
Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut
menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam
air kemih (hematuria makroskopik dan mikroskopik).
Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama
ketika batu melewati ureter, dan pernah mngeluarkan
batu ketika kencing.
Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Polos Abdomen
Secara radiologi, batu dapat radiopak
atau radiolusen.
Jenis Batu
Radioopasitas
Kalsium
Opak
MAP
Semi opak
Urat/ Sistin
Non Opak
3. Ultrasonografi (USG)
dikerjakan bila pasien tidak mungkin
menjalani pemeriksaan IVP, yaitu
pada keadaan-keadaan: alergi
terhadap bahan kontras, faal ginjal
yang menurun, dan pada wanita
yang sedang hamil.
C. Persiapan Pasien
Sebelum pemeriksaan, pasien dipuasakan untuk
meminimalkan gas di usus yang dapat menghalangi
pemeriksaan
Puasa 6 jam sebelum pemeriksaan
Menahan buang air kecil 2 jam sebelum pemeriksaan
Setengah jam sebelum pemeriksaan dianjurkan minum air
minum sebanyak 200-400 ml.
Pasien diperiksa pada kandung kecing dalam keadaan
terisi yang optimal, dalam arti tidak dalam teregang penuh,
kecuali untuk melihat reflux vesicoureteral.
F. Hasil Pemeriksaan
1. Sonogram ginjal normal
Ukuran ginjal normal : untuk ginjal kanan 8-14cm, untuk
ginjal kiri: 7-12cm
Gambaran kapsul ginjal : lemak perirenal tampak sebagai
lapisan berdensitas eko tinggi mengelilingi sisi luar ginjal
Gambaran parenkim ginjal : eko parenkim ginjal relative
lebih rendah dibanding eko sinus ginjal. Eko korteks lebih
tinggi daripada eko medulla, yang relative lebih sonolusen.
Gambaran sinus ginjal : eko sinus ginjal dikenal sebagai
central pelvicaliceal echo complex, terlihat sebagai
kumpulan eko kasar bersonodensitas tinggi dibagian
tengah ginjal.
2. Gambaran Nefrolitiasis
Nefrolitiasis tampak sebagai opasitas dengan
reflektif yang tinggi di daerah sinus ginjal, yang
di sertai suatu acoustic shadow di distalnya.
Kadang-kadang terutama pada keadaan
nondistended urinary tract, eko dari batu
umumnya tidak dapat dibedakan dengan
ekogenik dari sktruktur sinus renalis.
Bila batu penyebabnya, maka dapat ditemukan
gambaran pelebaran kalises atau pelvis ginjal
(hydronefrosis) dan batu lebih mudah terlihat
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi II.EGC: Jakarta5.
Kahle, W., Leonhardt, H., Platszer W., Atlas Berwarna & Teks Anatomi Manusia
Alat-Alat Dalam, Jilid 2, Edisi 6, Jakarta,
Purnomo, Basuki 2007.Dasar-dasar Urologi.edisi kedua. Sagung seto:Jakarta7.
Rasyad, Syahriar, dkk. 1998. Radiologi Diagnostik, Ed.4, Balai PenerbitFKUI:
Jakarta.
Sjamsu hidayat. De jong, wim. Buku ajar ilmu Bedah. Hlmn 1024-1034. EGC:
Jakarta.
Soeparman, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Hlmn 378. BalaiPenerbit
FKUI : Jakarta8.
http://medicastore.com/penyakit/90/Batu_Saluran_Kemih.html.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ureter
http://radiograferatrosumbar.blogspot.com/2011/05/teknik-skening-usg-abdo
men.html
http://www.suaradokter.com/tag/hiperekoik/
terimakasih