You are on page 1of 16

Perineum

Cavitas pelvis dibagi dua oleh diagphragma pelvis menjadi


cavitas pelvis utama disebelah atas dan perineum di sebelah
bawah. Bila dilihat dari bawah dengan tungkai atas abduksi,
perineum berbentuk belah ketupat dan dibatasi di anterior oleh
symphisis pubis, di posterior oleh apex ossis coccyges, dan di lateral
oleh tuber ischiadicum.
Secara anatomi, perineum umumnya dibagi menjadi region
analis dan region urogenitalis. Region analis dibelakag dibatasi oleh
apex ossis coccyges dan sisi-sisinya oleh tuber ischiadicum dan
ligamentum sacrotuberosum. Anus atau lubang bawah canalis
analis, terletak di garis tengah, dan di samping kanan dan kirinya
terdapat fossa ischiorectalis.
Regio urogenitalis dibatasi di depan oleh arcus pubicus dan
lateral oleh tuberositas ischiadica. Pada perempuan, di region ini
terdapat genitalia externa dan muara uretra serta vagina.

Organ Genitalia Feminina

Sistem reproduksi perempuan terdiri atas organa genitalia externa, sepasang


ovarium, sepasang tuba uterine, uterus dan vagina.

Organ Genitalia Externa

Organ genitalia externa termasuk mons pubis (kulit beremabut di depan pubis),
labium majus, labium minus, clitoris, dan glandula vestibularis major (glandula
bartholin).

Mons pubis
Merupakan peninggian kulit yang bulat, berambut dan ditemukan di anterior
pubis. Rambut pubis pada peerempuan mempunyai pinggir superioe horizontal

yang jelas, sedangkan pada laki-laki rambut pubis dapat meluas ke atas sampai ke
umbilicalis (Snell, Richard S, 2014).
Labium Majus
Labium majus merupakan lipatan kulit menonjol yang terbentang dari mons pubis
untuk bersatu di poeterior pada garis tengah. Labium majus berisi lemak dan pada
permukaan luarnya ditutupi oleh rambut. Labium majus homolog dengan scrotum
pada laki-laki (Snell, Richard S, 2014).
Labium Minus

Labium minus merupakan dua lipatan kulit kecil tidak berambut, terletak di
antara labium majus. Ujung posteriornya bersatu membentuk lipatan tajam,
frenulum labiorum. Ke anterior labium minus terpisah untuk meliputi clitoris,
membentuk preputium di anterior dan frenulum di posterior (Snell, Richard S,
2014).
Vestibulum Vaginae
Merupakan ruangan di antara labium minus. Merupakan daerah lunak berbentuk
segitiga yang dibatasi si sebelah lateral oleh labium minus dan clitoris pada
apexnya dan frenulus pada basisnya. Pada puncak Vestibulum terdapat clitoris
dan pada biasanya terdapat uara uretra, vagina dan ductus glandula vestibularis
major (Snell, Richard S, 2014).
Aliran Limfe Vulva
Termasuk sepertiga bagian bawah vagina mengalir ke kelompok medial nodi
inguinales superficiales (Snell, Richard S, 2014).

Vagina

Lokasi dan Deskripsi


Merupakan saluran otot yang terbentang ke atas dan belakang dari vulva ke
uterus. Panjang vagina lebih kurang 3 inci (8cm) dan mempunyai dinding anterior
dan posterior, yang dalam keadaan normal terletak berhadapan. Pada ujung
atasanya dinding anterior di tembus oleh servix, yang enonjol ke bawah dan
belakang vagina. Perlu diingat bahwa setengah bagian atas vagina terletak di atas
dasar pangggul dan setengah bagian bawah terletak di dalam perineum. Daerah
lumen vagina yang mengelilingi cervix dibagi atas empat daerah atau fornix :
fornix anterior, posterior, lateralis dexter, dan laterais sinister. Orificium vagina
pada perempuan yang masih perawan mempunyai selapis tipis lipatan mucosa
disebut hymen yang mempunyai lubang ditengahnya. Setelah melahirkan
biasanya hymen hanya tinggal rumbai-rumbai (Snell, Richard S, 2014).
Batas-batas
-

Ke anterior
diatas vagina berdekatan dengan vesica urinaria dan dibawah berdekatan dengan
uretra.
Ke posterior
Dua pertiga bagian atas vagina berdekatan dengan excavatio rectouterina dan
sepertiga bagian tengah dengan ampulla recti. Sepertiga bagaian bawah

berdekatan dengan corpus perineale yang memisahkan vagina dari canalis analis.
Ke lateral
Pada bagian atas, vagina berbatasan dengan ureter, bagian tengah berbatasan
dengan serabut-serabut anterior musculus levator ani, pada waktu serabut-serabut
ini berjalan ke belakang menuju corpus perinale dan melengkung disekitar
juncture anorectalis. Kontraksi serabut musculus levator ani menekan dinding
vagina satu dengan yang lain. Pada bagian bawah, vagina berbatasan dengan
diaphragm urogenitale dan bulbus vestubuli (Snell, Richard S, 2014).
Orificium vagina

Pada gadis orificium vaginae dilindungi leh lipatan tipis mucosa yang dinamakan
hymen, yang berlubang di tengahnya. Pada coitus pertama, hymen robek,
biasanya di daerah posterior dan posterolateral dan setelah melahirkan hanya
beberapa bagian hymen yang tertinggal (Snell, Richard S, 2014).
Perdarahan
Arteri
Arteri vaginalis cabang dari arteri iliaca interna dan ramus vaginalis arteriae
uterinae.
Vena
Vena vaginae membentuk sebuah plexus venosus disekeliling vagina dan
bermuara ke vana iliaca intrna.
Aliran limfe
Pembuluh limfe dari sepertiga bagian atas vagina bermuara ke nodi iliaci externi
dan interni, dari sepertiga bagian tengah vagina ke nodi iliaci interni, dan dari
sepertiga bawah vagina ke nodi inguinalis superficiales.
Persyarafan
Nervus yang mensyarafi vagina berasal dari plexus hypogastricus inferior.
Penyokong vagina
Bagian atas vagina disokong oleh musculus levator ani dan ligamentum
transversum cervicis, pubocervicale dan sacrocervicale. Struktur-struktur ini
dilekatkan ke dinding vagina oleh fascia pelvis.Bagian tengah vagina disokong
oleh diaphragm urogenitale.Bagian bawah vagina, terutama dinding posterior
disokong oleh corpus perineale (Snell, Richard S, 2014).

Clitoris
Lokasi dan Deskripsi
Clitoris yang mirip dengan penis pada laki-laki, terletak di anterior pad apex
vestibulum. Strukturnya sama denga penis. Glends clitoridis sebagian tertutup
oleh preputium (Snell, Richard S, 2014).
Radix Clitoridis

Terbentuk dari tiga masa jaringan erektil yang disebut bulbus vestibule dan crus
clitoridis dextrum dan sinistrum. Bulbus vestibule sesuai dengan bulbus penis,
tetapi karena adanya vagina, bulbus vestibule melekat pada permukaan bawah
diaphragm urogenitale dan diliputi oleh musculus bulbospongiosus. Crura
clitoridis sesuai dengan crura penis dan di anterior menjadi corpora cavernosa
clitoridis.

Masing-masing

tetap

terpisah

dan

diliputi

oleh

musculus

ischiocavernosus (Snell, Richard S, 2014).


Corpora Clitoridis
Corpus clitoridis
Terdiri dari dua buah corpora cavernosa yang diliputi oleh musculus
ischiocavernosus. Corpus spongiosum pada laki-laki diwakili oleh sedikit
jaringan erektil yang terletak dari bulbus vestibule ke glans clitoridis (Snell,
Richard S, 2014).
Glans Clitoridis
Merupakan jaringan erektil kecil yang menutupi corpus clitoridis. Glans ini
mempunyai banyak ujung serabut sensorik. Sebagian glans clitoridis ditutupi oleh
preputium clitoridis (Snell, Richard S, 2014).
Perdarahan, Aliran Limfe, dan Persyarafan
Perdarahan, aliran limfe dan persyarafan clitoris mirip dengan yang terdapat pada
penis (Snell, Richard S, 2014).

Ereksi Clitoris
Rangsangan seksual menghasilkan pembesaran jaringan erektil di dalam clitoris
dengan cara yang sama dengan yang terjadi pada laki-laki (Snell, Richard S,
2014).

Orgasme pada perempuan


Seperti pada laki-laki, rangsangan penglihatan, pendengaran, penciuman,
perabaan dan rangsangan psikis lainnya menimbulkan intensitas rangsangan
seksual. Selama proses ini, dinding vagina menjadi basah oleh transduksi cairan
dari tunica mucosa yang mengalami kongesti. Selain itu, glandula vestibularis
major pada orificium vaginae mengeluarkan cairan pelumas (Snell, Richard S,
2014).
Bagian atas vagina yang terletak di rongga pelvis disarafi oleh plexsus
hypogastricus dan hanya peka terhadap regangan. Daerah ostium vaginae, labium
minus, dan clitoris sangat peka terhadap rabaan dan disarafi oleh nervus
ilioinguinalis dan nervus dorsalis clitoridis (Snell, Richard S, 2014).
Rangsangan sexual pada daerah ini, diperkuat dengan impulas saraf aferen dari
kelnjar mamma dan daerah lainnya, menimbulkan impuls sensorik klimaks pada
system saraf pusat. Kemudian impulas berjalan turun melalui medulla spinlis
mencapai system saraf simpatik (T1-L2) (Snell, Richard S, 2014).
Impuls saraf yang berjalan ke organa genitalia diduga meninggalkan medulla
spinalis dari segmen lumbal satu dan dua di dalam serabut-serabut preganglionic
simpatik.

Kebnayakan

seerabut-serabut

ini

bersinaps

dengan

neuron

posganglionik di dalam ganglia lumbalis pertama dan kedua. Serabut lainnya


mungkin bersinaps didalam ganglia truncus symphaticus bagian lumbal bawah
atau bagian pelvicus. Serabut-serabut posganglionik kemudian menuju ke otot
polos dinding vagina, yang akan berkontraksi secra ritmik. Selain itu. Impuls
saraf

berjalan

melalui

nervus

pudendus

untuk

mencapai

musculus

bulbospongiosus dan musculus ischiocavernosus, yang juga mengalami kontraksi


ritmik. Pada banyak perempuan, orgasme tunggal menimbulkan kepuasan

seksual, tatapi pada perempuan lainnya membutuhkan orgasme berkali-kali untuk


merasakan kepuasan (Snell, Richard S, 2014).

Glandula Vestibulares majors (Glandula Bartholini)


Merupakan sepasang kelenjar mucosa kecil yang letaknya tertutup oleh bagian
posterior bulbus vestibule dan labium majus. Masing-masing glandula
mengalirkan sekretnya ke dalam vestibule melalui saluran kecil yang bermuara
pada alur di antara hymen dan bagian posterior labium minus. Glandulae ini
menghasilkan cairan pelumas selama hubungan seksual (Snell, Richard S, 2014).
Muara glandula Bartholin
Terdapat beberapa lubang kecil pada setiap sisi pada alur diantara hymen dan
bagian posterior labium minus. Clitoris terletak pada apex anterior vestibulum
vaginae. Glans clitoridis sebagian tertutup oleh preputium. Uretra bermuara ke
dalam vestibulum pada meatus externus. Meatus ini kurang lebih 1 inci (2,5 cm)
di bawah clitoris (Snell, Richard S, 2014).

Urethra

Panjangnya kurang lebih 1,5 inci (3,8 cm). Urethta terbentang dari collum vasicae
urinariae sampai meatus uretrae externus, di tempat urethra bermuara ke dalam
vestibulum kurang lebih 1 inci (2,5 cm) dibawah clitoris. Urethra menembus
spinchter uretrae dan terletak tepat di depan vagina. Di samping meatus urethra
externus terdapat muara kecil dari ductus glandulae parauretrales .Urethra dapat
dileberkan dengan mudah.

Glandula paraurethrales

Homolog dengan prostat pada laki-laki bermuara ke dalam vestibulum melalui


ductus-ductus kecil pada kedua sisi orificium urethrae.

Perkambangan Organ Genitalia

Suatu fenomena pada perkembangan embrional organ kelamin adalah kenyataan


bahwa proses ini berasal dari keadaan yang indiferen, dengan kedua jenis
kelamin yang sama sampai awal minggu ke-7 dan barulah kemudian organ polar
yang spesifik berdiferensiasi dalam berbagai sudut pandang (Rohen,
Johannes,W , 2009).
Pada dinding dorsal perut sebelah medial dari mesonefros tampak suatu tonjolan
cembung mirip rigi (gonadal ridge) pada minggu ke-5 yang membentang dari
diaphragma sampai ke panggul dan ditengahnya terdapat bakal gonad yang agak
menonjol ke depan. Bagian kranial dan kaudal gonadal ridge membentuk
ligamen gonad atas dan bawah yang hanya berasal dari penebalan mesenkim
(ligament genital/ gubernaculum). Ligamen ini kelak mempunyai peranan
penting untuk penurunan gonad, terutama testis. Di daerah bakal gonad,
membrane basal epitel coelom menghilang sehingga dapat tumbuh ke dalam
tanpa halangan sehingga sel-sel kelamin dengan organnya dapat mengalami
suatu situasi penting bagi diferensiasi gamet yang sangat spesifik dan terjadi
kemudian. Namun jaringan mesonefros tumbuh cepat pada bakal gonad, yang

menginduksi dan mengatur perkembangan lebih lanjut pada gonad melalui


ekspresi faktor-faktor spesifik. Tanpa faktor ini, bakal gond tidak akan
berkembang lebih lanjut. Mesonefros dengan demikian tetap ada pada kedua
jenis kelamin di daerah bakal gonad yang mula-mula menerimanya, namun
segera mengalami degenerasi di kranial dan kaudal (Rohen, Johannes,W ,
2009).
Disebelah lateral dari mesonefros akhirnya terbentuk ductus genitals yang lebar,
yaitu ductus Muller. Dengan demikian, mula-mula terbentuk lekukan pada epitel
coelom, yang lalu bertambah dalam menjadi saluran epitel yang tumbuh di
samping ductus Wollf ke arah kaudal sampai ke sinus urogenitalis (Rohen,
Johannes,W , 2009).
Karenanya, tercipta dasar duktus bersama bagi kedua jenis kelamin untuk
diferensiasi organ kelamin bagian dalam lebih lanjut, yakni keadaan indiferen
yang merupakan asal perkembangan laki-laki dan perempuan dan dimulai pada
bulan ke-3 (Rohen, Johannes,W , 2009).

Perkembangan Gonad

Gonad bukanlah pabrik sel-sel kelamin seperti yang dipikirkan, dan karenanya,
bukan kelenjar dalam arti sebenarya, melainkan tempat sel germinal dalam
perjalanannya di ductus genitals mengalami diferensiasi spesiik. Sel-sel
germinal primordial kemungkinan mengembara dari yolk sac melalui tangkai
penghubung atau juga dari epiblas ke dalam rongga tubuh bakal embrio pada
tahap dini. Sel-sel yang cepat bertambah banyak melalui mitosis, bergerak dan
(kira-kira pada hari ke-28) ke bakal gonad yang mula-mula dapat ditemukan

diepitel permukaan yang juga disebut epitel benih. Sel- sel epitel cepat tumbuh
kedalam dan kemudian membawa sel-sel germinal dan kemudian selalu
mempertahankan hubungan sel yang erat dengan sel-sel germinal tersebut yang
penting untuk diferensiasi sel-sel ini. Sel epitel coelom menunjang metabolism
sel germinal dan mengatur perkembangan selanjutnya dengan cara spesifik. Sel
epitel coelom berdiferensiasi didalam testis menjadi sel sertoli, dan di dalam
ovarium menjadi sel epitel folikel. Dengan cara ini, pada bakal gonad embrio
terbentuk dua daerah yang berhadapaan dan memiliki zat penginduksi yang
berbeda, yaitu kortek dan medulla. Sel-sel germinal mulai tetap berada di
korteks dalam pengaruh sel-sel sertoli atau sel epitel folikel. Medulla sebaiknya
lebih di pengaruhi inhibisi dari blastema mesonefros (Rohen, Johannes,W ,
2009).
Masih belum diketahui mekanisme pengaturan sel-sel germinal primer dari
mesoderm ekstraembrional ke bakal gonad. Namun sel-sel benih karnanya tetap
memiliki faktor transkripsi yang di ekespresikan pada semua sel-sel blastomer
yang totipotent. Faktor ini juga diekspresikan pada sel-sel benih tahap ke-3 dan
pada oosit, namun tidak di ekspresikan pada sperma. Pada permukaan gonad,
sel-sel germinal mirip seperti hemositoblas dan sel-sel krista neuralis yang
mengembara yang mempunyai faktor sel tunas, yang melindungi sel-el germinal
dan terjadinya apoptosis (Rohen, Johannes,W , 2009).
Perkembangan yang berlawanan sepenuhnya

terjadi pada bakal gonad

perempuan, yaitu pada ovarium. Diluar fakta bahwa diferensiasi spesifik mulai
terjadi belakangan secara keseluruhan, epitel coelom pada orang dewasa
membentuk korda epitel ke dalam blastema gonad, namun tidak ada yang
menembus sampai ke medulla, namun tetap tinggal didaerah korteks. Di korteks

sel tersebut berubah menjadi gumpalan sel, dengan oogoni yang diferensiasi
didalamnya melalui pembelahan mitosis yang cepat dan berurutan. Secara
keseluruhan terbentuk 7 juta sel benih, namun dari jumlah tersebut menjelang
kelahiran, 5-6 juta sel akan mati (Rohen, Johannes,W , 2009).
Dari minggu ke-12 sampai ke-16, penggolongan lapisan lambat laun dapat
dikenali di bakal gonad. Diluar daerah korteks jaringan tebal dari sel penunjang
yang gelap berkembang dengan oogoni yang aktif berproliferasi. Kemudian
terbentuk zona yang bertambah lebar, tempat oosit muncul pertama kalinya,
yang dimuali didalam bola telur berepitel dengan pembelahan pematangan
pertama (meiosis), namun tertahan pada stadium proliferase. Pada daerah
korteks, anyaman lebar mesenkim zona medulla menutup dan akhirnya menutup
kedalam rete blastema, dimana tidak ada sel telur yang tersisa. Oleh karena
didalam ovarium tidak terjadi perkembangan duktus genitalis, transportasi sel
telur harus terjadi ke arah luar yang berkebalikan dengan testis. Oleh sebab itu,
perlu adanya sistem duktus besar kedua dari bakal indiferen, yakni duktus
Muller yang berdiferensiasi menjadi tuba uterine dan uterus setelah terjadinya
induksi hormonal (Rohen, Johannes,W , 2009).
Mulai minggu ke-5 folikel primordial yang tipikal berkembang dikorteks
ovarium. Dibawah pengaruh hormone plasenta, dapat terbentuk juga folikel
sekunder. Akan tetapi, segera setelah lahir, tidak dibentuk lagi, jumlah oosit
terus berkurang. Oosit yang terbentuk pada stadium pertama tetap terbentuk
pada stadium ini dan tidak berubah sampai pubertas. Diyakini bahwa produksi
faktor penghambat meosis dari folikel epitel menjadi tidak aktif setelah
dimulainya pubertas melalui hormonal dan zona pelusida yang menebal. Baru

kemudian terjadi pembentukan folikel tersier dan ovulasi meosis baru berakhir
setelah pembuahan (Rohen, Johannes,W , 2009).

Perkembangan organ genitalia interna dan eksterna

Organ genitalia embrio masih bersifat indiferen sampai minggu ke-7. Lalu
dalam pengaruh hormone estrogen yang dibentuk didalam blastema gonad,
duktus muller terus berkembang menjadi tuba uterine, uterus dan bagian
proksimal vagina pada saat yang sama, mesonefros dan duktus wolf mengalami
degenerasi (Rohen, Johannes,W , 2009).
Pada awal perkembangan, mesenkim embiogenik tumbuh disekeliling
membrane cloaca dan menyebabkan ectoderm yang terdapat di atasnya
menonjol ke atas membentuk tiga tonjolan. Satu tonjolan timbul diantara
membrane cloaca dan funiculus umbilicalis di garis tengah dan disebut
tuberculum genital. Kanan dan kiri dari membrane, timbul tonjolan lain, disebut
lipatan genital. Pada usia 7 minggu, tuberculum genital memanjang membentuk
glans clitoridis. Pada anterior membrane cloaca, membrane urogenitalia,
kemudian rupture, sehingga sinus urogenitalis terbuka ke permukaan. Sel-sel
endoderm sinus urogenitalis berproliferasi dan tumbuh kea rah radix phallus,
membentuk lamina urethralis. Sementara itu, timbul sepasang tonjolan lateral
sekunder, disebut tonjolan genitalia, yang timbul lateral terhadap lipatan genital.
Pada stadium perkembangan ini, genitalia dari kedua jenis kelamin identik.
Perubahan pada perempuan tidak seluas perubahan pada laki-laki. Phallus
mengecil dan membentuk clitoris. Lipatan genital tidak bersatu membentuk

uretra seperti pada laki-laki, tetapi berkembang menjadi labium minus. Labium
majus dibentuk oleh pembesaran tonjolan genital (Snell, Richard S, 2014).

Organ Genitalia Interna

Pada kedua jenis kelamin, bakal gonad mengalami suatu penurunan ketika
legamen genital bertindak sebagai penuntun. Gonad perempuan pada proses
penurunan ini hanya mencapai pelvis minor yang juga berda di rongga perut.
Degenerasi duktus muller diinduksi oleh suatu hormone yang dibentuk oleh selsel sertoli (Rohen, Johannes,W , 2009).
Duktus muller berkembang dari suatu invaginasi epitel coelom pada janin
perempuan (antara hari ke-44 dan ke-56) yang kelak menjadi ostium tuba
uterine. Saluran epithelial iini tumbuh dari segmen torakal ke 3 ke arah kaudal
yang sangat dekat dengan duktus wolff sehingga terhubung oleh suatu
membrane basal bersama. Pada pelvis minor, hubungan tersebut mennghilang
kembali. Kedua duktus muller terdorong kearah medial dan menyatu datu
dengan yang lain dan membentuk satu saluran dengan lumen bersama, yaitu
bakal utrus. Bakal uterus segera dilapisi mesenkim yang menjadi asal
terbentuknya otot uterus dan perimetrium. Pada dinding dorsal sinus
urogenitalis, terjadi suatu proliferasi sel, yani Muller hill, yang membentuk
bakal bagian proksimal vagiana. Duktus wolff pada perempuan tidak seluruhnya
berdegenerasi, namun tersisa sebagai saluran yang berdiferensiasi serta tidak
berfungsi letaknya di belakang uterus dan vagina (duktus gartner). Sisa
mesonefros duktus dan vesikel berepitel yang tidak berarti hampir selalu

dijumpai pada perempuan dewasa diantara tuba dan ovarium dan disebut
epooforon dan paraooforon (Rohen, Johannes,W , 2009).

Organ Genitalia eksterna

Diferensiasi organ genitalia eksterna juga didahului oleh keadaan indiferen.


Setelah terjadi pemisahan rectum oleh septum urorectale. Hanya pars phallica
dan pars pelvina yang tersisa dibagian bawah sinus urogenitalis. Membrane
cloacalis robek akibat tekanan air seni yang terbentuk dari mesonefros sehingga
air seni dihasilkan dalam jumlah kecil dapat mengalir kedalam rongga amnion.
Pada perempuan kedua sinus urogenitalis berdiferensiasi menjadi pars pelvina.
Hal tersebut berkaitan dengan kenyataan bahwa janin permpuan , lipatan genital
yang terbentuk di ostium sinus urogenitalis tetap mempertahankan bentuk
asalnya, sedangkan pada pria tumbuh menjadi penis (Rohen, Johannes,W ,
2009).
Secara detail, mula-mula dua lipatan genitalia, dua genitalswelling (tonjolan
labioskrotal) dan bagian atas suatu tuberkulum yang tidak berpasangan
berkembang yang mash berada dalam tahap indeferen. Pada janin perempuan
lipatan genital berdiferensiasi emnjadi bibir kemaluan kecil (labium minus)
sedangkan genital swelling menjadi labium majus dan genital tubercle menjadi
clitoris dan corpus cavernosum clitoridis (Rohen, Johannes,W , 2009).
Vagina berkembang dari dinding sinus urogenitalis. Gabungan ujung bawah
ductus paramesonephros membentuk corpus dan cervix uteri dan begitu ujung
padat gabungan ductus mencapai dinding posterior sinus urogenitalis, timbul dua
tonjolan keluar dari sinus di sebut bulbus sinovaginalis. Sel-sel bulbus

sinovaginalis berproliferasi dengan cepat dan membentuk lamina vaginae.


Lamina vaginae menebal dan memanjang serta meluas disekeliling gabungan
ujung padat ductus paramesonephros. Kemudian, lamina mengalami kanalisasi
seluruhnya dari fornix vaginae terbentuk (Snell, Richard S, 2014).

Rohen, Johannes,W . 2009. Embriologi Fungsional. Jakarta : Buku Kedoketeran


ECG. Hal : 108-116.
Snell, Richard S, 2014. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta : Buku
Kedokteran ECG. Hal :805-828.
Pada akhir minggu ke-7 diferensiasi seksual bakal gonad baru dikenali. Pada testis,
sel-sel epitelcoelum yang tumbuh didalamnya, membentuk korda yang letaknya
sedemikian dekat satu sama lain dan saling terjalin satu dengan yang lain., yang
merupakan tempat tinggal sel germinald an terhambatnya diferensiasi sel tersebut
lehih lanjut oleh faktor inhibitorik. Di dalam mesenkim yang tumbuh dari mesonefros
muncul sel-sel yang lebih besar dan memproduksi hormone, yaitu sel leydig janin,
contohnya untuk perubahan mesonefros menjadi epididymis untuk diferensiasi organ
genitalia externa serta untuk pembentukan ciri-ciri seks sekunder. Pada minggu ke-10,
anyaman korda seksual mulai memudar. Struktur tersebut membentuk tubulus
seminiferous yang independen dan sangat berliku-liku yang memisahkan korteks dari
epitel benih melalui lapisan jaringan ikat yang kasar (tunika albuguinea). Kini sel-sel
germinal tidak dapat lagi mencapai testis. Sisa sel yang tersebar dikorteks mulai
berdegenerasi. Oleh karena saluran kecil sperma berakhir buntu dan simpai testis
menebal melalui tunica albuginea, pengeluaran sel germinal hanya dapat terjadi
kearah dalam. Agar penyaluran sperma dapat terjadi, terjadi diferensiai duktus
mesonefros yang berbatasan dengan tstis menjadi ductuli eferentes dan bersatu diatas
rete testis dengan tubulus seminiferous. Dibawah pengaruh testosterone, duktus wolf
didaerah gonad menjadi saluran epididymis dan terus kearah distal, menjadi saluran
sperma. Dari minggu ke-20, pada dasarnya testis sudah mencapa tahap diferensiasi
tersebut, yang setelah lahir ettap berlangsung, smapai pematangan seksual (pubertas)
terjadi.
Pada janin laki-laki, terjadi hal seblaiknya, duktus muller mengalami degenerasi
dalam pengaruh anti-mullerian hormone (AMH) yang dibentuk oleh sel sertoli,
sedangkan dalam pengaruh testoseteron yang diproduksi oelh sel-sel leydig pada
bakal testis, mesonefros didaerah bakal gonad terus berdiferensiasi menjadi
epididymis dan duktus wolff menjadi vas deferens.
.Testis mengembara lebih jauh melalui kanalis inguinalis sampai ke scrotum sehingga
ligament gonadal ridge memendek dan testis tertarik kebawah melalui canalis
inguinalis. Dari duktus muller hanya tersisa suatu vesikel pada puncak atas testis,
begitu juga pada bagian awal uretra, yaitu utruculus prostaticus. Dari bagian akhir
duktus wolff, yang kelak menjadi vasdeferen vesicular seminalis tumbuh dengan
salurannya yang disebut ducyus ejaculatorius dan bermuara ke dalam uretra.

You might also like