Professional Documents
Culture Documents
Organ genitalia externa termasuk mons pubis (kulit beremabut di depan pubis),
labium majus, labium minus, clitoris, dan glandula vestibularis major (glandula
bartholin).
Mons pubis
Merupakan peninggian kulit yang bulat, berambut dan ditemukan di anterior
pubis. Rambut pubis pada peerempuan mempunyai pinggir superioe horizontal
yang jelas, sedangkan pada laki-laki rambut pubis dapat meluas ke atas sampai ke
umbilicalis (Snell, Richard S, 2014).
Labium Majus
Labium majus merupakan lipatan kulit menonjol yang terbentang dari mons pubis
untuk bersatu di poeterior pada garis tengah. Labium majus berisi lemak dan pada
permukaan luarnya ditutupi oleh rambut. Labium majus homolog dengan scrotum
pada laki-laki (Snell, Richard S, 2014).
Labium Minus
Labium minus merupakan dua lipatan kulit kecil tidak berambut, terletak di
antara labium majus. Ujung posteriornya bersatu membentuk lipatan tajam,
frenulum labiorum. Ke anterior labium minus terpisah untuk meliputi clitoris,
membentuk preputium di anterior dan frenulum di posterior (Snell, Richard S,
2014).
Vestibulum Vaginae
Merupakan ruangan di antara labium minus. Merupakan daerah lunak berbentuk
segitiga yang dibatasi si sebelah lateral oleh labium minus dan clitoris pada
apexnya dan frenulus pada basisnya. Pada puncak Vestibulum terdapat clitoris
dan pada biasanya terdapat uara uretra, vagina dan ductus glandula vestibularis
major (Snell, Richard S, 2014).
Aliran Limfe Vulva
Termasuk sepertiga bagian bawah vagina mengalir ke kelompok medial nodi
inguinales superficiales (Snell, Richard S, 2014).
Vagina
Ke anterior
diatas vagina berdekatan dengan vesica urinaria dan dibawah berdekatan dengan
uretra.
Ke posterior
Dua pertiga bagian atas vagina berdekatan dengan excavatio rectouterina dan
sepertiga bagian tengah dengan ampulla recti. Sepertiga bagaian bawah
berdekatan dengan corpus perineale yang memisahkan vagina dari canalis analis.
Ke lateral
Pada bagian atas, vagina berbatasan dengan ureter, bagian tengah berbatasan
dengan serabut-serabut anterior musculus levator ani, pada waktu serabut-serabut
ini berjalan ke belakang menuju corpus perinale dan melengkung disekitar
juncture anorectalis. Kontraksi serabut musculus levator ani menekan dinding
vagina satu dengan yang lain. Pada bagian bawah, vagina berbatasan dengan
diaphragm urogenitale dan bulbus vestubuli (Snell, Richard S, 2014).
Orificium vagina
Pada gadis orificium vaginae dilindungi leh lipatan tipis mucosa yang dinamakan
hymen, yang berlubang di tengahnya. Pada coitus pertama, hymen robek,
biasanya di daerah posterior dan posterolateral dan setelah melahirkan hanya
beberapa bagian hymen yang tertinggal (Snell, Richard S, 2014).
Perdarahan
Arteri
Arteri vaginalis cabang dari arteri iliaca interna dan ramus vaginalis arteriae
uterinae.
Vena
Vena vaginae membentuk sebuah plexus venosus disekeliling vagina dan
bermuara ke vana iliaca intrna.
Aliran limfe
Pembuluh limfe dari sepertiga bagian atas vagina bermuara ke nodi iliaci externi
dan interni, dari sepertiga bagian tengah vagina ke nodi iliaci interni, dan dari
sepertiga bawah vagina ke nodi inguinalis superficiales.
Persyarafan
Nervus yang mensyarafi vagina berasal dari plexus hypogastricus inferior.
Penyokong vagina
Bagian atas vagina disokong oleh musculus levator ani dan ligamentum
transversum cervicis, pubocervicale dan sacrocervicale. Struktur-struktur ini
dilekatkan ke dinding vagina oleh fascia pelvis.Bagian tengah vagina disokong
oleh diaphragm urogenitale.Bagian bawah vagina, terutama dinding posterior
disokong oleh corpus perineale (Snell, Richard S, 2014).
Clitoris
Lokasi dan Deskripsi
Clitoris yang mirip dengan penis pada laki-laki, terletak di anterior pad apex
vestibulum. Strukturnya sama denga penis. Glends clitoridis sebagian tertutup
oleh preputium (Snell, Richard S, 2014).
Radix Clitoridis
Terbentuk dari tiga masa jaringan erektil yang disebut bulbus vestibule dan crus
clitoridis dextrum dan sinistrum. Bulbus vestibule sesuai dengan bulbus penis,
tetapi karena adanya vagina, bulbus vestibule melekat pada permukaan bawah
diaphragm urogenitale dan diliputi oleh musculus bulbospongiosus. Crura
clitoridis sesuai dengan crura penis dan di anterior menjadi corpora cavernosa
clitoridis.
Masing-masing
tetap
terpisah
dan
diliputi
oleh
musculus
Ereksi Clitoris
Rangsangan seksual menghasilkan pembesaran jaringan erektil di dalam clitoris
dengan cara yang sama dengan yang terjadi pada laki-laki (Snell, Richard S,
2014).
Kebnayakan
seerabut-serabut
ini
bersinaps
dengan
neuron
berjalan
melalui
nervus
pudendus
untuk
mencapai
musculus
Urethra
Panjangnya kurang lebih 1,5 inci (3,8 cm). Urethta terbentang dari collum vasicae
urinariae sampai meatus uretrae externus, di tempat urethra bermuara ke dalam
vestibulum kurang lebih 1 inci (2,5 cm) dibawah clitoris. Urethra menembus
spinchter uretrae dan terletak tepat di depan vagina. Di samping meatus urethra
externus terdapat muara kecil dari ductus glandulae parauretrales .Urethra dapat
dileberkan dengan mudah.
Glandula paraurethrales
Perkembangan Gonad
Gonad bukanlah pabrik sel-sel kelamin seperti yang dipikirkan, dan karenanya,
bukan kelenjar dalam arti sebenarya, melainkan tempat sel germinal dalam
perjalanannya di ductus genitals mengalami diferensiasi spesiik. Sel-sel
germinal primordial kemungkinan mengembara dari yolk sac melalui tangkai
penghubung atau juga dari epiblas ke dalam rongga tubuh bakal embrio pada
tahap dini. Sel-sel yang cepat bertambah banyak melalui mitosis, bergerak dan
(kira-kira pada hari ke-28) ke bakal gonad yang mula-mula dapat ditemukan
diepitel permukaan yang juga disebut epitel benih. Sel- sel epitel cepat tumbuh
kedalam dan kemudian membawa sel-sel germinal dan kemudian selalu
mempertahankan hubungan sel yang erat dengan sel-sel germinal tersebut yang
penting untuk diferensiasi sel-sel ini. Sel epitel coelom menunjang metabolism
sel germinal dan mengatur perkembangan selanjutnya dengan cara spesifik. Sel
epitel coelom berdiferensiasi didalam testis menjadi sel sertoli, dan di dalam
ovarium menjadi sel epitel folikel. Dengan cara ini, pada bakal gonad embrio
terbentuk dua daerah yang berhadapaan dan memiliki zat penginduksi yang
berbeda, yaitu kortek dan medulla. Sel-sel germinal mulai tetap berada di
korteks dalam pengaruh sel-sel sertoli atau sel epitel folikel. Medulla sebaiknya
lebih di pengaruhi inhibisi dari blastema mesonefros (Rohen, Johannes,W ,
2009).
Masih belum diketahui mekanisme pengaturan sel-sel germinal primer dari
mesoderm ekstraembrional ke bakal gonad. Namun sel-sel benih karnanya tetap
memiliki faktor transkripsi yang di ekespresikan pada semua sel-sel blastomer
yang totipotent. Faktor ini juga diekspresikan pada sel-sel benih tahap ke-3 dan
pada oosit, namun tidak di ekspresikan pada sperma. Pada permukaan gonad,
sel-sel germinal mirip seperti hemositoblas dan sel-sel krista neuralis yang
mengembara yang mempunyai faktor sel tunas, yang melindungi sel-el germinal
dan terjadinya apoptosis (Rohen, Johannes,W , 2009).
Perkembangan yang berlawanan sepenuhnya
perempuan, yaitu pada ovarium. Diluar fakta bahwa diferensiasi spesifik mulai
terjadi belakangan secara keseluruhan, epitel coelom pada orang dewasa
membentuk korda epitel ke dalam blastema gonad, namun tidak ada yang
menembus sampai ke medulla, namun tetap tinggal didaerah korteks. Di korteks
sel tersebut berubah menjadi gumpalan sel, dengan oogoni yang diferensiasi
didalamnya melalui pembelahan mitosis yang cepat dan berurutan. Secara
keseluruhan terbentuk 7 juta sel benih, namun dari jumlah tersebut menjelang
kelahiran, 5-6 juta sel akan mati (Rohen, Johannes,W , 2009).
Dari minggu ke-12 sampai ke-16, penggolongan lapisan lambat laun dapat
dikenali di bakal gonad. Diluar daerah korteks jaringan tebal dari sel penunjang
yang gelap berkembang dengan oogoni yang aktif berproliferasi. Kemudian
terbentuk zona yang bertambah lebar, tempat oosit muncul pertama kalinya,
yang dimuali didalam bola telur berepitel dengan pembelahan pematangan
pertama (meiosis), namun tertahan pada stadium proliferase. Pada daerah
korteks, anyaman lebar mesenkim zona medulla menutup dan akhirnya menutup
kedalam rete blastema, dimana tidak ada sel telur yang tersisa. Oleh karena
didalam ovarium tidak terjadi perkembangan duktus genitalis, transportasi sel
telur harus terjadi ke arah luar yang berkebalikan dengan testis. Oleh sebab itu,
perlu adanya sistem duktus besar kedua dari bakal indiferen, yakni duktus
Muller yang berdiferensiasi menjadi tuba uterine dan uterus setelah terjadinya
induksi hormonal (Rohen, Johannes,W , 2009).
Mulai minggu ke-5 folikel primordial yang tipikal berkembang dikorteks
ovarium. Dibawah pengaruh hormone plasenta, dapat terbentuk juga folikel
sekunder. Akan tetapi, segera setelah lahir, tidak dibentuk lagi, jumlah oosit
terus berkurang. Oosit yang terbentuk pada stadium pertama tetap terbentuk
pada stadium ini dan tidak berubah sampai pubertas. Diyakini bahwa produksi
faktor penghambat meosis dari folikel epitel menjadi tidak aktif setelah
dimulainya pubertas melalui hormonal dan zona pelusida yang menebal. Baru
kemudian terjadi pembentukan folikel tersier dan ovulasi meosis baru berakhir
setelah pembuahan (Rohen, Johannes,W , 2009).
Organ genitalia embrio masih bersifat indiferen sampai minggu ke-7. Lalu
dalam pengaruh hormone estrogen yang dibentuk didalam blastema gonad,
duktus muller terus berkembang menjadi tuba uterine, uterus dan bagian
proksimal vagina pada saat yang sama, mesonefros dan duktus wolf mengalami
degenerasi (Rohen, Johannes,W , 2009).
Pada awal perkembangan, mesenkim embiogenik tumbuh disekeliling
membrane cloaca dan menyebabkan ectoderm yang terdapat di atasnya
menonjol ke atas membentuk tiga tonjolan. Satu tonjolan timbul diantara
membrane cloaca dan funiculus umbilicalis di garis tengah dan disebut
tuberculum genital. Kanan dan kiri dari membrane, timbul tonjolan lain, disebut
lipatan genital. Pada usia 7 minggu, tuberculum genital memanjang membentuk
glans clitoridis. Pada anterior membrane cloaca, membrane urogenitalia,
kemudian rupture, sehingga sinus urogenitalis terbuka ke permukaan. Sel-sel
endoderm sinus urogenitalis berproliferasi dan tumbuh kea rah radix phallus,
membentuk lamina urethralis. Sementara itu, timbul sepasang tonjolan lateral
sekunder, disebut tonjolan genitalia, yang timbul lateral terhadap lipatan genital.
Pada stadium perkembangan ini, genitalia dari kedua jenis kelamin identik.
Perubahan pada perempuan tidak seluas perubahan pada laki-laki. Phallus
mengecil dan membentuk clitoris. Lipatan genital tidak bersatu membentuk
uretra seperti pada laki-laki, tetapi berkembang menjadi labium minus. Labium
majus dibentuk oleh pembesaran tonjolan genital (Snell, Richard S, 2014).
Pada kedua jenis kelamin, bakal gonad mengalami suatu penurunan ketika
legamen genital bertindak sebagai penuntun. Gonad perempuan pada proses
penurunan ini hanya mencapai pelvis minor yang juga berda di rongga perut.
Degenerasi duktus muller diinduksi oleh suatu hormone yang dibentuk oleh selsel sertoli (Rohen, Johannes,W , 2009).
Duktus muller berkembang dari suatu invaginasi epitel coelom pada janin
perempuan (antara hari ke-44 dan ke-56) yang kelak menjadi ostium tuba
uterine. Saluran epithelial iini tumbuh dari segmen torakal ke 3 ke arah kaudal
yang sangat dekat dengan duktus wolff sehingga terhubung oleh suatu
membrane basal bersama. Pada pelvis minor, hubungan tersebut mennghilang
kembali. Kedua duktus muller terdorong kearah medial dan menyatu datu
dengan yang lain dan membentuk satu saluran dengan lumen bersama, yaitu
bakal utrus. Bakal uterus segera dilapisi mesenkim yang menjadi asal
terbentuknya otot uterus dan perimetrium. Pada dinding dorsal sinus
urogenitalis, terjadi suatu proliferasi sel, yani Muller hill, yang membentuk
bakal bagian proksimal vagiana. Duktus wolff pada perempuan tidak seluruhnya
berdegenerasi, namun tersisa sebagai saluran yang berdiferensiasi serta tidak
berfungsi letaknya di belakang uterus dan vagina (duktus gartner). Sisa
mesonefros duktus dan vesikel berepitel yang tidak berarti hampir selalu
dijumpai pada perempuan dewasa diantara tuba dan ovarium dan disebut
epooforon dan paraooforon (Rohen, Johannes,W , 2009).