Professional Documents
Culture Documents
Stroke adalah penyebab kematian kedua di Indonesia dan penyebab utama kecacatan didunia.
Cukup banyak orang di Indonesia dirawat di rumah sakit karena stroke dankomplikasinya.
Biasanya stroke menyerang orang yang telah berusia diatas 50tahun tetapi pada kenyataannya
sekarang ini banyak menyerang orang di usia mudabahkan di usia kurang dari 30 tahun.
Stroke terjadi apabila suplai darah ke otak mendadak terhenti. Darah dibawa ke otakmelalui
pembuluh darah arteri. Arteri ini dapat tersumbat sehingga menyebabkanischemic stroke
(penyumbatan) atau arteri ini dapat pecah dan menyebabkanhemorrhagic stroke
(pendarahan). Akibat suplai darah ke otak terganggu makasel-sel otak tidak lagi menerima
oksigen dan sari-sari makanan sehinggaterjadilah kematian/kerusakan sel-sel otak. Sel-sel
otak yang rusak masih tetapdapat bertahan hidup dalam beberapa saat. Jika penanganan
stroke dapatdilakukan sedini dan setepat mungkin maka sel-sel otak yang rusak
dapatdiselamatkan. Gejala yang dialami seseorang sangat tergantung dari bagian manadari
otak yang mengalami kerusakan dan beberapa besar areanya.
Ada beberapa faktor resiko yang menjadi pencetus terjadinya stroke. Tetapi adafaktor resiko
yang tidak dapat kita deteksi atau hindari. Hal itu termasukbertambahnya usia seseorang dan
jenis kelamin pria yang cenderung terkenastroke dibandingkan wanita. Walaupun begitu, ada
banyak faktor-faktor resikoyang dapat menjadi perhatian kita, diantranya adalah:
-
Gejala dari strokesangat tergantung pada bagian otak yang rusak atau tidak mendapat suplai
darah.Beberapa gejala umumnya adalah:
Penglihatan berkurang
Penglihatan ganda
Dalampengobatan stroke di rumah sakit, keadaan jaringan otak akan dimonitor secaraketat
karena 20% pasien keadaanya menjadi memburuk beberapa jam sesudahnyasetelah
mendapatkan serangan stroke. Pengaturan obat dan pengaturan dietmakanan yang tepat
sangat diperlukan untuk mengontrol faktor-faktor resiko yangada seperti tekanan darah, kadar
gula darah dan kolesterol darah yang tinggi.Selain itu asupan nutrisi yang adekwat juga
sangat diperlukan untuk membantuproses penyembuhan sehingga pasien yang tidak dapat
menelan makanan dan minumanakan dipasang selang yag dimasukan melalui hidung.
Setelah keadaan medis pasien stabil maka programrehabilitasi akan segera dimulai dan terus
berlanjut sampai keluar rumah sakit.Tujuan rehabilitasi pada pasien stroke adalah membantu
pasien agar dapatmencapai tingkat kemandirian yang maksimal dengan cara mencegah
komplikasi danberperan dalam membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup yang lebih
baik.
melakukan rehabilitasi pascastroke. Salah satu upaya penanganan rehabilitasi pasien stroke
terhadap kondisikecacatan fisiknya adalah dengan latihan (exercise). Pada umumnya
programlatihan bagi penderita stroke meliputi ditempat tidur, keluar dari tempat tidurdan
diluar tempat tidur (duduk dikursi, belajar berdiri dan belajar berjalan).
Pada saat pasien tidak dalam pengawasan rumah sakit lagi,macam-macam program latihan
dalam menjaga kondisi pasien harus tetap dilakukansehingga komplikasi seperti kontraktur
sendi, subluksasi dan kaku pada bahu,luka tekan, edema (pembengkakan) pada tangan dan
pengecilan otot dapatdihindari. Tindakan seperti latihan gerak sendi dan pengaturan atau
pergantian posisi pada saat di tempat tidur merupakan hal yangpenting yang patut dilakukan
oleh anggota keluarga pasien.
Tindakan latihan gerak sendi dapat dilakukan secara aktif(oleh pasien) atau pasif (oleh
keluarga) dengan tujuan untuk memelihara setiappersendian agar tidak timbul nyeri dan kaku
sendi. Latihan ini juga dapatdikombinasikan dengan tambahan latihan beban (resisted).
Latihan ini dapatbermanfaat untuk memelihara atau meningkatkan otot sehingga tidak
terjadipengecilan otot (diuse atrofi). Namun, latihan ini hanya bisa diberikanbilamana kondisi
pasien sudah dapat menggerakan lengan dan tungkainya secara aktif.
Tindakanpengaturan atau pergantian posisi bermanfaat untuk menghindari luka
tekan(dekubitus) dan mencegah pemendekan otot dan ligamen. Pada umumnya
dikarenakanfase pemulihan stroke yang cukup lama dan berefek pada
terimmobilisasinyapasien, luka tekan pada tonjolan- tonjolan tulang tidak terhindari.Daereahdaerah seperti tulang ekor, punggung, panggul, dan tumit merupakantempat paling sering
untuk terjadinya luka tekan. Hal itu dapat dicegah denganpenggantian posisi pasien saat
berbaring ditempat tidur dengan pengaturan posisimiring ke kanan atau kekiri setiap 2
jamsekali atau sebagai alternatif lain dengan penggunaaan alat bantu sepertisarung tangan
plastik yang di isi air atau bantal yang berrongga. Yang perludiperhatikan dalam pengaturan
posisi miring terutama ke arah ke sisi yang sakitadalah posisi yang diberikan jangan sampai
terjadi penekanan terhadap sendibahu karena akan terjadi penekanan pada struktur sendi dan
akan menyebabkanterjadinya perlengketan atau kaku sendi yang akan menimbulkan nyeri.
Untuk mencegah pemendekan otot dan ligamen pada penderitastroke pengaturan posisi saat
berbaring diberikan posisi anti rotasi, posisiitu meliputi:
Selain pengaturan posisi berbaring, posisi pada saat duduk di kursi (bila pasien sudahdapat
duduk) juga harus diperhatikan. Sikap duduk yang baik untuk pasien strokeadalah:
Lengan disangga