You are on page 1of 2

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era modernisasi saat ini, jumlah penderita stroke terus meningkat setiap
tahunnya. Stroke merupakan penyakit yang menyerang otak dimana timbul secara
mendadak akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak. Menurut data WHO,
ada 15 juta populasi terserang stroke setiap tahun di seluruh dunia dan terbanyak adalah
usia tua dengan rentang usia antara 55 - 85 tahun. Di Amerika Serikat, stroke menjadi
penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Diperkirakan ada
700.000 kasus stroke di Amerika Serikat setiap tahunnya, dan 200.000 diantaranya
dengan serangan berulang. [1].
Demikian pula jumlah penderita stroke di Indonesia kini semakin meningkat
dari tahun ke tahun. Penyakit mematikan ini tidak hanya menyerang orang-orang yang
berusia tua, tetapi juga orang-orang muda pada usia produktif. Menurut riset kesehatan
dasar 2014, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 12,1 per 1000 orang. Jumlah
penderita stroke diperkirakan terus meningkat sejalan dengan melonjaknya faktor risiko
dan penduduk usia lanjut. Di samping itu stroke juga merupakan penyebab utama
kecacatan ringan maupun berat, sehingga keadaan tersebut menempatkan stroke sebagai
masalah kesehatan yang serius.
Untuk menghindari serangan stroke, seseorang bisa melakukan berbagai
tindakan pencegahan, termasuk membiasakan diri menjalani gaya hidup yang
sehat. Tetapi bagi penderita stroke, terdapat salah satu cara untuk mengobatinya dengan
cara melakukan terapi dengan air hangat. Dasar utama penggunaan air hangat untuk
pengobatan adalah efek hydrostatic dan hydrodynamic. Hydrotherapy merupakan salah
satu bentuk terapi latihan dengan menggunakan modalitas air hangat. Therapeutical
pool adalah terapi latihan di kolam bagi si penderita. Terapi ini merupakan salah satu
metode terapi penyembuhan terhadap penyakit persendian yang kaku akibat stroke.
Oleh sebab itu, pada penelitian ini menemukan ide untuk membantu mengurangi
penderita penyakit stroke dengan cara membuat kolam hidroterapi yang menggunakan
air hangat bersuhu rata-rata 31 - 34 celsius dimana therapeutical pool yang dirancang
akan menggunakan teknologi solar tube untuk memanfaatkan sinar matahari sebagai

sumber panasnya. Energi sinar matahari dapat menghemat konsumsi daya listrik yang
biasanya digunakan pada pemanas air. Hal tersebut dikarenakan matahari merupakan
sumber energi yang tidak terbatas dan tersedia secara gratis.

Dalam perancangan

pemanas air solar tube pada kolam hidroterapi membutuhkan sistem kontrol otomasi.
Sistem kontrol otomasi yang akan digunakan pada alat pemanas air solar tube
menggunakan sistem kontrol berbasis PLC (Programmable Logic Controller). PLC
dipakai sebagai solusi untuk mengontrol suatu objek pemanas air. Pengontrolan
pemanas air menggunakan sensor arus dan sensor suhu. Pemakaian sensor tersebut
untuk mendeteksi suhu serta arus yang digunakan dalam pengoperasian pengontrolan
pemanas air tersebut.
1.2 Tujuan Penelitian
1.3 Batasan Masalah
1.4 Metode Penelitian
1.5 Sistematika Penulisan

You might also like