You are on page 1of 4

DIAGNOSTIC IMAGING / PENCITRAAN DIAGNOSTIK

Pencitraan diagnostik adalah suatu cara untuk menghasilkan gambar atau


citra organ bagian dalam tubuh manusia dengan menggunakan suatu
peralatan dan hasil gambaran itu digunakan dokter untuk menegakkan
diagnosa suatu penyakit.
Contoh pencitraan diagnostik dalam ilmu radiologi:
1. Radiografi Konventional
2. USG
3. MRI
4. CT Scan
5. PET
1. Radiografi Konvensional
adalah suatu pemeriksaan radiografi sederhana yang biasa dilakukan sehari-hari.
Radiografi konvensional dapat berupa pemeriksaan kontras dan non kontras.
Kelebihan : Cepat, Mudah, dan Murah
Kekurangan : Gambar yang dihasilkan sering kurang jelas karena superposisi
dengan objek lain.
Prinsip terbentuknya bayangan :
Citra atau gambaran untuk pencitraan diagnostik didapatkan dari permukaan film
fotografi. Citra terbentuk karena perbedaan intensitas radiasi/sinar-x yang sampai
ke permukaan film. Perbedaan itu terjadi karena perbedaan ketebalan objek
sehingga penyerapan (atenuasi)nya pun berbeda. Bagian tubuh yang rapat,
misalnya Tulang (mengandung Kalsium) akan menyerap banyak radiasi sehingga
kuantitas sinar yang sampai ke film akan menjadi berkurang. Gambaran tulang
itulah yang membuat bayangan putih (radioopaque) pada film. Sedangkan
gambaran hitam (radiolusen) dihasilkan dari sinar-x yang langsung terpapar di
film/objek yang sedikit menahan radiasi.
Berbagai jenis pemeriksaan radiografi konvensional antara lain:
1. X-Ray Unit : alat radiologi untuk pemeriksaan secara umum yang
diletakkan permanen di ruangan radiologi. Alat ini yang sering
dijumpai di instalasi radiologi rumah sakit.

2. Dental Unit : alat radiologi yang digunakan untuk pemotretan gigi


persatuan.
3. Mobile Unit : alat radiologi yang bisa dibawa-bawa (mobile)
4. Mammografi : alat radiologi khusus pemeriksaan kelenjar mamae
5. Panoramix : alat radiologi untuk pemotretan gigi secara
keseluruhan tana overlapping.
2. USG
adalah suatu alat radiologi yang menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk
menghasilkan gambaran bentuk, gerak, ukuran suatu organ dalam tubuh manusia
Kelebihan : tidak menggunakan radiasi pengion, tidak menimbulkan rasa sakit,
pemeriksaannya cepat, aman, dan mudah serta memiliki nilai diagnostik yang
tinggi.
Kekurangan : tidak mampu menilai tulang, tidak dapat digunakan untuk melihat
organ tubuh berongga yang berisi gas.
Prinsip terbentuknya bayangan pada monitor USG:
1. Gelombang ultrasonik yang dipancarkan oleh transducer akan
menumbuk berbagai objek didalam tubuh manusia.
2. Gelombang ultrasonik itu akan dipantulkan kembali dalam bentuk
energi mekanik (getaran frekuensi tinggi) dan diterima lagi oleh
transducer.
3. Transducer bertindak sebagai penerima akan mengubah energi
mekanik itu menjadi energi listrik dan mentransfernya ke CPU
untuk diubah menjadi gambar yang tampil di monitor.
4. Warna hitam putih yang tampil disebabkan karena perbedaan
getaran/pantulan objek karena gelombang ultrasound.
Fungsi gel pada USG : gel berfungsi sebagai perantara gelombang suara dari
transducer ke permukaan tubuh, gel membuat kontak antara transducer dan
permukaan tubuh menjadi baik atau tidak terhalangi udara karena gelombang
USG tidak dapat melalui udara, serta gel mempermudah pergerakan transducer.
3. CT Scan

adalah suatu alat radiologi yang menggunakan radiasi dan rekonstruksi oleh
komputer untuk untuk membuat citra secara tomografi (potongan).
Tujuan CT Scan :untuk menghasilkan gambaran berupa potongan-potongan
(slices), gambaran yang dihasilkan tajam, dan bebas superposisi dengan objek
lain.
Kelebihan : mampu memberikan gambaran secara potongan dan tanpa
superposisi yang tidak mampu dilakukan alat rontgen biasa, mampu membuat
gambaran 3 D objek tertentu, serta dapat memperkirakan jumlah cairan (dapat
berupa darah) pada kasus tertentu
Kekurangan : radiasi yang diterima relatif besar, pemeriksaannya mahal.
Prinsip kerja CT Scan dan terbentuknya bayangan pada Ct Scan:
1. Berkas sinar mengelilingi objek.
2. Sinar-x akan mengalami atenuasi (perlemahan sinar) setelah
melewati objek
3. Berkas sinar itu akan diteruskan ke detektor yang sangat peka
terhadap perbedaan atenuasi sinar.
4. Berkas sinar-x itu akan diubah menjadi sinyal listrik kemudian
sinyal lisrik tersebut diperkuat oleh potomultiplier tube lalu sinyal
listrik itu diubah menjadi data digital
5. Data-data itu direkonstruksi oleh komputer lalu ditampilkan ke
layar monitor dalam bentuk slice.
6. Perbedaan warna pada citra disebabkan oleh perbedan atenuasi
gambar sehingga membuat CT Number (koefisien atenuasi mutlak)
menjadi berbeda.
Tulang memiliki CT Number tertinggi yaitu 1000 Haunsfield Unit, Cairan
memiliki CT Number 0 HU, dan udara memiliki Ct Number -1000 HU.
4. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
adalah suatu alat radiologi yang digunakan untuk menampilkan citra berupa
potongan gambar tubuh manusia yang bekerja dengan prinsip resonansi (getaran)
magnetik inti atom hidrogen dalam tubuh.

Kelebihan : tidak menggunakan radiasi pengion, memberikan gambaran dari


berbagai posisi tanpa mengubah posisi pasien, mampu melihat jaringan lunak
(otot, sumsum tulang belakang, atau saraf) dengan jelas.
Kekurangan : tidak bisa dilakukan pada pasien yang menggunakan bahan logam
dalam tubuhnya, pemeriksaannya mahal, pemeriksaannya lebih lama.
Prinsip kerja MRI
1. 75 % dalam tubuh kita mengandung air yang didalamnya terdapat
atom hidrogen. Struktur atom hidrogen dalam tubuh manusia saat
di luar medan magnet mempunyai arah yang acak dan tidak
membentuk keseimbangan.
2. Bila tubuh diposisikan dalam medan magnet yang kuat, inti-inti
hidrogen tubuh akan searah dan berotasi mengelilingi arah/vektor
medan magnet.
3. Bila signal frekuensi radio dipancarkan melalui tubuh, beberapa
inti hidrogen akan menyerap energi dari frekuensi radio tersebut
dan mengubah arah, atau dengan kata lain mengadakan resonansi.
4. Bila signal frekuensi radio dihentikan pancarannya, inti-inti
tersebut akan kembali pada posisi semula, melepaskan energi yang
telah diserap dan menimbulkan signal yang ditangkap oleh antena
dan kemudian diproses komputer dalam bentuk radiograf.
Terbentuknya bayangan hitam dan putih pada MRI karena perbedaan
resonansi jaringan atau perbedaan kuat signal MRI yang dihasilkan jaringan.
Kekuatan signal itu berhubungan dengan jumlah atom pada setiap jaringan. Signal
MRI yang kuat akan menghasilkan bayangan terang, signal MRI yang lemah akan
menghasilkan bayangan gelap.

You might also like