You are on page 1of 4

2.3.

4 Penularan dan Patogenesis


A. Transmisi dan Penularan
Hospes definitif dari penyakit ini adalah hanya manusia. Penularan penyakit ini
melalui vektor yang sesuai yaitu nyamuk Culex fatigans di perkotaan atau nyamuk
aedes dan anopheles di pedesaan. Cacing dewasa tinggal di pembuluh limfe dan
mikrofilaria terdapat di pembuluh darah dan limfe. Lingkaran hidup filaria meliputi
pengisapan mikrofilaria dari darah atu jaringan oleh serangga penghisap darah,
metamorfosis mikrofilaria di dalam hospes serangga yang mula-mula membentuk
rabditiform lalu membentuk larva filariform aktif, penularan larfa filariform aktif ke
hospes yang baru melalui gigitan serangga.
B. Patogenesis
Perubahan patologis utama diakibatkan oleh kerusakan akibat peradangan sistem
limfatik, yang biasanya disebabkan oleh cacing dewasa dan bukan oleh mikrofilaria.
Cacing dewasa tinggal di limfatik aferen atau sinus dari kelenjar getah bening dan
menyebabkan dilatasi dan penebalan dinding pembuluh limfe. Infiltrasi sel plasma,
eosinofil, dan makrofag di dalam dan sekitar pembuluh yang terinfeksi, bersamaan
dengan proliferasi endotel dan jaringan ikat, menyebabkan pembuluh limfe jadi
berlekuk-lekuk dan inkompetensi atau kerusakan katup pembuluh limfe. Limfedema
dan perubahan stasis kronis dengan edema yang keras dan membengkak berkembang
di permukaan kulit atasnya. Konsekuensi dari Filariasis ini disebabkan baik untuk
efek langsung dari cacing dan respon peradangan host untuk parasit. Respon
inflamasi diyakini menyebabkan proses granulomatosis dan proliferasi

yang

mendahului obstruksi limfatik total. Diperkirakan bahwa pembuluh limfatik akan


tetap paten sepanjang cacing tetap hidup dan kematian cacing ini menyebabkan
peningkatan reaksi granulomatosa dan fibrosis. Meskipun terjadi kolateralisasi dari
pembuluh limfatik, obstruksi limfatik ini menyebabkan fungsi limfatik terganggu.

2.3.5 Manifestasi Klinik dan Penatalaksanaan


A. Manifestasi klinik
Manifestasi dini penyakit ini adalah peradangan, sedangkan bila sudah lanjut
akan menimbulkan gejala obstruktif. Moktofilia yang tampak dalam darah pada
stadium akut menimbulkan gejala sama sekali terutama bagi penduduk yang sejak
kecil sudah berdiam di daerah andemik. Gejala peradangan tersebut sering timbul
setelah bekerja berat dan dapat berlangsung natara beberapa hari hingga beberapa
minggu (2-3 minggu). Gejala dari limfadenitis adalah nyeri lokal, keras didaerah
kelenjar limfe yang terkena dan biasanya disertai demam, sakit kepala dan badan,
muntah-muntah, lesu, dan tidak nafsu makan. Stadium akut ini lambat laun akan
beralih ke stadium menahun dengan gejala gejala hidrokel, kiluria, limfedema, dan
elephantiasis.
Gejala Filariais Akut dapat berupa:

Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan
muncul lagi setelah bekerja berat

Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha,
ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit

Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang
menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde
lymphangitis)

Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah


bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah

Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak
kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)

Gejala klinis yang kronis berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada
tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).
B. Penatalaksanaan
Perawatan Umum
Istirahat di tempat tidur, pindah tempat ke daerah yang dingin akan
mengurangi derajat serangan akut
Antibiotic dapat diberikan untuk infeksi sekunder dan abses
Pengikatan di daerah pembendungan akan mengurangi edema
Pengobatan Spesifik
Pengobatan Infeksi
Focus pengobatan yang terbukti efektif adalah pengobatan di komunitas.
Hal ini dilakukan melalui penurunan angka mikrofilaremia dengan
pemberian dosis satu kali per tahun. Pengobatan perorangan ditujukan
untuk menghancurkan parasit dan mengeliminasi, mengurangi, atau
mencegah kesakitan. Hingga saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menetapkan Dietilcarbamazine (DEC) sebagai satu-satunya obat yang
efektif, aman, dan relative murah. Pengobatan dilakukan dengan pemberian
DEC 6 mg/kgBB/hari selama 12 hari. Pengobatan ini dapat diulang 1
hingga 6 bulan kemudian bila perlu, atau DEC sleama 2 hari per bulan (6-8
mg/kgBB/hari).
Obat lain yang dapat digunakan adalah Ivermektin. Meski Ivermektin
sangat efektif menurunkan kadar mikrofilaremia, tampaknya tidak dapat
membunuh cacing dewasa (non-mikrofilarisidal), sehingga terapi tersebut
tidak diharapkan penyembuhan infeksi secara menyeluruh. Albendazol
bersifat makrofilarisidal untuk W. bancrofti dengan pemberian setiap hari
selama 2-3 minggu. Namun, dari penelitian dikatakan obat ini masih belum
optimal. Jadi untuk mengobati individu, DEC masih digunakan.
Pengobatan Penyakit

Hidorkel besar yang tidak mengalami regresi spontan sesudah terapi


adekuat harus dioperasi dengan tujuan drainase cairan dan pembebasan
tunika vaginalis yang terjebak untuk melancarkan aliran limfe. Tindakan
untuk mengatasi cairan hidroel adalah dengan aspirasi dan operasi. Aspirasi
cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya
tinggi, kadang kala dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi.

2.3.6 Pencegahan dan Pemberantasan


2.3.7 Komplikasi
Penyakit ini bersifat menahun ( kronis ) dan bila tidak mendapatkan
pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan
alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat
bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga
menjadi beban keluarga dan masyarakat.

You might also like