You are on page 1of 25

Limbah

Pengomposan
Kegunaan dari kompos dan pengomposan

Kompos :
Sumber hara bagi tanaman
Kondisioner tanah
Memperbaiki tekstur dan struktur tanah
Memperbaiki tata udara dan air tanah
Melindungi tanah dari erosi
Mengontrol pH
Melawan kekeringan
Bertindak sebagai buffer terhadap bahan beracun
Merekayasa warna bunga dan daun
Meningkatkan populasi organisme tanah
Pengomposan:

Tindakan mengatasi volume sampah


Melindungi sumber daya alam : air, tanah dan udara
Mengurangi penyakit dan serangga (lalat)
Mengurangi perkembangan tikus
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan teknologi
(metode) pengomposan :

1. Bahan
2. Tempat akan dilaksanakan
3. Aktivator
4. Keadaan iklim
5. Kondisi keuangan
BAHAN UNTUK KOMPOS:

Berdasarkan daya melapuk: cepat, dan lambat melapuk

Berdasarkan warna residu organik dapat dibagi 2


kelompok yakni “green” (hijau) dan “brown” (coklat).

Bahan sesuai untuk kompos HARUS tidak bersaing


dengan manusia maupun hewan

“ Untuk diperhatikan: jangan mengambil bahan pembuat


kompos dari areal hutan lindung, kawasan liar yang
dijaga kealamiannya, karena akan mengakibatkan
kerusakan pada ekologi alami
Jenis residu Keterangan
Feces dan kencing Sebaiknya dihindari kalau tidak menggunakan teknologi yang tepat
manusia (penanganan professional) dan jika feces belum cukup lama/tua
Feces anjing dan Mengandung parasit yang bahaya untuk kesehatan manusia.
kucing Seperti Toxoplasma gondii, yang dapat menyebabkan panyakit
pada otak dan mata bayi melalui ibu yang hamil, atau cacing bulat
Toxocara cati dapat menyababkan penyakit sama pada anak kecil
Sisa makanan Bahan-bahan yang mengandung minyak dan lemak mengundang
yang telah lalat dan belatung
dimasak
Residu dari tempat Boleh dikomposkan, tetapi kompos jangan diaplikasikan pada
yang terpolusi tanaman yang akan dikonsumsi manusia
Residu tanaman Kalau proses pengomposan tidak berhasil membunuh organisme
berpenyakit pembawa penyakit, maka akan terjadi penyebaran penyakit
Residu dari jalan Boleh dikomposkan, tetapi kompos jangan diaplikasikan pada
tol yang tanaman yang akan dikonsumsi manusia
ramai/polusi akibat
emisi gas tinggi
Sampah inorganik, Tidak dapat melapuk. Daur ulang untuk bahan dari produk lainnya
seperti plastik,
kaleng, besi
Mayones, selai Susah terdekomposisi
kacang, salad
dressing
Residu yang dapat menjadi aktivator dan
memperkaya bahan kompos

Bahan aktivator maksudnya bahan yang dapat


mengaktifkan proses pelapukan/pengomposan
Bahan Pemerkaya maksudnya bahan yang dapat
meningkatkan kualitas (hara) atau mengatur pH
kompos
2 cara yang dilakukan aktivator dalam mempengaruhi
pengomposan
1. Menambahkan strain mikroorganisme yang
efektif dalam merombak bahan organik
2. Meningkatkan konsentrasi nitrogen di tumpukan
kompos, sehingga memberikan makanan ekstra
bagi mikroorganisme
Organik aktivator, artificial aktivator dan bioaktifator
Jenis aktivator Contoh
Organik Kotoran hewan, darah kering, humus atau
aktivator tanah atas, potongan rumput, daun yang
muda (terutama tanaman leguminosae),
dan tumbuhan air (azolla, kiambang)
Artificial Pupuk ammonium sulfat, ammonium
aktivator phosphate, urea, ammonia
Bioaktifator Trichoderma sp, Thiobacillus sp,
Pseudomonas sp,
Beberapa contoh sumber pemerkaya alami untuk hara nitrogen dan phosphate
Pemerkaya Unsur Bahan Konsentrasi
Alami Nitrogen Kotoran lembu 0.29% N
Urine lembu 0.58% N
Kotoran ayam 1.63% N
Kulit telur 1% N
Kepala udang 7.8% N
Batang tembakau 2.5-3.7% N
Kulit kentang 0.6% N
Clover 2% N
Batang&daun kedelai 1.5-3% N
Batang &daun kacang tanah 1.5-2.5% N
Phosphate Kotoran lembu (kering) 1.0% H2PO4
Kotoran ayam (kering) 1.5-2.0% H2PO4
Guano kelelawar 9% H2PO4
Kulit kacang tanah (abu) 3% H2PO4
Bone meal (Tulang) 21% H2PO4
Abu Kulit kentang 5.2% H2PO4
Sisa udang (kulit) 10% H2PO4
Kalium Batang tembakau 7% K2O
Abu kulit kentang 27.5% K2O
Abu batang sagu 14% K2O
Kotoran ayam (kering) 1.2% K2O
Kotoran lembu (kering) 1.5% K2O
Buatan N Urea, ammonium sulfat 46% N, 21%N
K K2SO4, KCl 50% K2O
P Ammonium phosphate
Cara / metode pengomposan yang dikerjakan dipengaruhi
oleh bahan dan modal yang tersedia, maupun kualitas /
bentuk kompos yang diinginkan

Beberapa metode pengomposan”


Aerob
anaerob
Windrows and piles
Sheet composting
Mulching
Commercial composting
com-POSTHOLE-ing
Tea compost (liquid fertilizer)
vermicompost
CARA PENGOMPOSAN
PENGOMPOSAN LIMBAH PABRIK TEBU
PENGOMPOSAN DI BARIS
ATAS DENGAN
MENGGUNAKAN
PERALATAN MODERN
DAN PENGOMPOSAN DI
BARIS BAWAH DENGAN
TEKNOLOGI SEDERHANA
PENGGUNAAN JANJANG KOSONG KELAPA SAWIT, LIMBAH
PABRIK KELAPA SAWIT
JENIS - JENIS TEMPAT (REAKTOR) KOMPOS
KUALITAS KOMPOS
Kualitas kompos dilihat dari :
1. Kandungan hara yang tersedia
2. Ada tidaknya mikroorganisme bermanfaat
3. Sesuai dipakai untuk media pembibitan benih atau transplanting
4. Tidak menambah kontaminan
5. Mampu menyimpan air, memperbaiki struktur tanah, kandungan bahan
organik yang tinggi, dapat menahan hara di dalam tanah (KTK yang
tinggi)
6. Tidak meningkatkan salinitas tanah
7. Tidak berbau
Tabel 4. Komposisi dan kualitas indeks (QI) dari beberapa residu tanaman
Residu tanaman C/N Lignin (%) Polyphenol (%) PRQI
Daun Dactyladenia 29.9 24.5 3.86 4.2
Pangkasan Dactyladenia 28.0 47.6 4.09 3.0
Daun Albizia 13.9 11.8 3.40 8.7
Daun Alchornea 17.2 8.7 5.30 8.4
Daun Anthonatha 18.5 33.3 4.36 4.3
Daun Calliandra 13.5 10 5.61 9.2
Daun Cajanus 12.2 25.2 2.86 6.1
Daun Senna siamea 16.2 6.5 1.57 10.1
Daun Senna spectabilis 12.5 7.4 1.08 11.5
Daun Centrosema 8.00 10.1 1.50 12.5
Daun Diallium 24.3 14.5 4.84 5.8
Daun Flemingia 14.3 26.4 2.67 5.6
Daun Gliricidia 9.40 8.6 2.12 12.4
Pangkasan Gliricidia 13.1 11.6 1.62 9.2
Daun Leucaena 7.80 7.1 4.90 14.1
Pangkasan Leucaena 12.8 13.4 5.02 8.3
Daun Mucuna 7.50 16.8 4.00 9.0
Daun Parkia 25.3 49.3 4.85 3.0
Daun Pterocarpus 15.1 24.1 2.63 5.8
Jerami padi 42.3 5.2 0.55 4.9
Residu Gandum 42.6 6.8 0.56 4.7
Janjang kosong kelapa sawit* 2.1
(Tian et al, 1996), * Sabrina (2007)
Tabel 5. Nilai standard dari suatu kompos

Indicator Quality Standard for Finished Compost


Visual All material is dark brown (black indicates possible
burning).
Parent material is no longer visible.
Structure is mixture of fine and medium size particle and
humus crumbs.
Physical Moisture: 30-40%, Fine Texture (all below 1/8" mesh)
Odor Smells like rich humus from the forest floor; no ammonia
or anaerobic odor.
Nutrient Carbon:Nitrogen Ratio <17:1
Total Organic Matter 20-35%
Total Nitrogen 1.0-2.0%
Nitrate Nitrogen 250-350 PPM
Nitrite Nitrogen 0 PPM
Sulfide 0 PPM
Ammonium 0 or trace
pH 6.5-8.5
Cation Exchange >60 meq/100g
Capacity (CEC)
Humic Acid Content 5-15%
Electrolic conductivity 5,000-15,000 mS/cm
Microbiological Heterotrophic Plate 1 x 108 - 1 x 1010 CFU/gdw
Count
Anaerobic Plate Count Aerobes: Anaerobes at 10:1 or
greater
Yeasts and Molds 1 x 103 - 1 x 105 CFU/gdw
Actinomycetes 1 x 106 - 1 x 108 CFU/gdw
Pseudomonads 1 x 103 - 1 x 106 CFU/gdw
Nitrogen-Fixing Bacteria 1 x 103 - 1 x 106 CFU/gdw
Compost Maturity >50% on Maturity Index at
dilution rate appropriate for
compost application.
Compost Stability <100 mg O2/Kg compost dry
Organisme yang digunakan sebagai aktivator

Jamur : Trichoderma spp, Aspergillus niger, A. nidulans


brown root fungi, Penicillium, Chaetomium abuanse,
Bakteria : Bacillus subtillus, Cellulomonas, Clostridium,
Cytophaga sp
Actinomycetes : Nocardia, Streptomyces
Fauna tanah: cacing tanah, enchytraede, rayap,
arthropoda, collembola
Jenis mikrobe yang hidup berbeda pada temperatur yang berbeda:
1.Psycrophilic
2.Mesophilik
3.Termophilik
Populasi mikroba berubah selama proses pengomposan
mesophilic thermophilic stabilization No. spesies
Organisme stage stage curing stage present
   (CFU g-1 dry matter)  

Bakteri
Mesophilik 108 106 1011 6
Thermophilik 104 109 107 1
Actinomycetes
Thermophilk 104 108 105 14
fungi
Mesophilik 106 103 105 18
Thermophilik 103 107 106 16
Pada masa temperatur tinggi pada kompos hanya
beberapa genera dan spesies mikroorganisme yang hadir

Bacillus (subtilis, circulans, sterothermophilus)


Thermophilic fungi (Aspergillus fumigatus, Mucor pusillus,
Chaetomium thermophile, Thermoascus
aurantiacus, yeast, Torula thermophila,
Humicola lanuginosa, Absidia ramosa,
Sporotrichum thermophile )
Actinomycetes (Streptomyces spp, Thermoactinomyces spp,
Thermomonospora spp dan Micropolyspora
spp)
AIR OXYGEN

Subtrate dapat melalui


microbe Membran sitoplasma
untuk diproses lanjut
dengan enzim
microbe intracellular

microbe
ENZYMES
KOMPOS
(hydrolytic extra cellular enzymes)

KOMPOS, PANAS GAS, BIOMASS MIKROBA


ENZIM – ENZIM YANG BERPERAN :
Cellulase
Lipase
Protease
Amylase
TUGAS

Jelaskan penanganan
pengomposan dari
sampah kota, kotoran
manusia, dan limbah
industri.

Dibuat oleh satu kelompok


terdiri dari 5 orang,
beserta presentasinya

You might also like