You are on page 1of 14

PRAKTIKUM VIII

Topik

: Lumut

Tujuan

: Untuk mengamati morfologi gamet (n) sporofit (2n) lumut dari


kelas Hepaticeae dan Musci

Hari/Tanggal

: Rabu, 14 November 2012

Tempat

: Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin.

I.

ALAT dan BAHAN


I.1 Alat

a.

Mikroskop Binokuler

b.

Kaca benda

c.

Kaca penutup

d.

Loupe (kaca pembesar)

e.

Silet/cutter

f.

Pipet tetes

g.

Gelas kimia

h.

Nampan/ baki

I.2 Bahan

: Lumut daun (Pogonatum sp)


Lumut hati (Marchantia polymorpha)

II. CARA KERJA


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Gambar dan amati bentuk morfologi lumut hati dengan menggunakan lup.
3. Gambar dan amati bentuk lumtu daun dengan menggunakan lup.
4. Gambar hasil pengamatan, beri keterangaan pada gambar dengan jelas bahas
hasil pengamatan dan simpulkan.

III. TEORI DASAR


Ciri-ciri lumut (Bryophyta) yaitu berklorofil, belum memiliki akar, daun
dan batang sejati, berspora, sudah membentuk embrio, memiliki gametofit
yang dominan dan memiliki alat pembiakan yang multi sel. Sel-sel alat
pembiakan tersebut membentuk selubung luar yang steril dan di dalamnya
terdapat gamet. Struktur yang demikian penting agar gamet terlindung dan
tidak kekeringan. Alat kelamin betina (arkegonium) bentuknya seperti botol
dan berisi satu ovum, alat kelamin jantan (anteridium) bentuknya lonjong
bertangkai pendek dan menghasilkan banyak spermatozoid.
Berdasarkan letak alat kelaminnya, lumut dibagi menjadi dua yaitu
lumut berumah satu (jika pada satu individu terdapat anteridium dan
arkegonium) dan lumut berumah dua (jika pada satu individu hanya terdapat
anteridium saja atau arkegonium saja, sehingga ada lumut jantan dan lumut
betina).
Berdasarkan habitus (perawakan) lumut ada dua yaitu:
2. Lumut daun (musci); bentuk tallusnya seperti tumbuhan kecil yang
mempunyai batang semu tegak dan lembaran daun yang tersusun spiral.
Baik batang maupun daun belum memiliki jaringan pengangkut. Pada
bagian dasar batang semu terdapat rhizoid yang berupa benang dan halus
yang berfungsi sebagai akar. Pada bagian pucuk terdapat alat pembiakan
seksual berupa anteridium dan arkegonium. Contohnya Spaghnum yang
hidup di rawa dan merupakan komponen pembentuk tanah gambut.

3. Lumut hati (Heaticeae); bentuk tallusnya pipih seperti lembaran daun.


Pada permukaan ventral terdapat rhizoid dan pada permukaan dorsal
terdapat kuncup. Anteridium memiliki tangkai yang disebut anteridiofor
dan tangkai arkegonium disebut arkegoniofor. Lumut hati dapat dipakai
indikator daerah lembab dan basah.

IV. HASIL PENGAMATAN


1. Lumut daun (Pogonatum sp)
Morfologi

Sumber: Anonim A http//image.polytricum.com. Diakses tanggal 18 November


2012

Anatomi
Keterangan:
1.
2.
3.
4.

Rhizoid
Daun
Seta
Kotak spora

Siklus Hidup Lumut Daun :

Sumber; http://1.bp.blogspot.com/-

KocuAY8BRGY/T8zEaMU_GsI/AAAAAAAAAGM/kEzXcN1YsZw/s1600/daur
-hidup-lumut.jpg

2. Lumut hati (Marchantia polymorpha)


Morfologi

Sumber: Anonim B http://www.bio.miami.edu/dana/dox/altgen.html. Diakses


tanggal 18 November 2012
Keterangan:
1. Rhizoid
2. Thallus

Anatomi

Sumber: Anonim C http://www.bio.miami.edu/dana/dox/altgen.html. Diakses


tanggal 18 November 2012
Keterangan:
1. Dinding sel
2. Inti sel
3. Sitoplasma

Siklus Hidup Lumut Hati :

Sumber: Anonim D http://www.botany.ubc.ca/bryophyte/march2.htm Diakses


tanggal 18 November 2012

V. ANALISIS DATA
1. Lumut daun (Pogonatum sp)
Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Bryophyta

Classis

: Musci

Ordo

: Bryales

Familia

: Bryaleceae

Genus

: Pogonatum

Spesies

: Pogonatum sp

(Sumber: Gembong; 1989)


Lumut daun dapat ditemukan di antara rumput-rumput, diatas batubatu cadas, pada batang dan cabang pohin, rawa-rawa, tetapi jarang dalam air.
Lumut daun dapat hidup di daerah yang basah, namun ada pula yang dapat
tumbuh di tempat-tempat kering. Pada tempat kering biasanya lumut
membentuk badan berupa bantalan karena tidak memiliki akar sehingga tidak
menghisap air dari tanah, sedangkan di daerah hutan membentuk tubuh seperti
permadani.
Lumut daun merupakan tumbuhan yang sangat kecil namun meyerupai
tumbuhan tingkat tinggi karena mempunyai daun, batang serta rhizoid untuk
melekat pada substratnya. Walaupun demikian lumut daun tidak memiliki
jaringan penyokong (akar) dan pengangkut.
Lumut daun hidup berkelompok. Lumut daun memiliki batang yang bulat
yang panjangnya sekitar 2 cm, sepanjang batangnya dikelilingi oleh daun.
Daun pada lumut daun tersusun spiral serta mempunyai struktur yang sangat
tipis dengan ketebalan satu sel, kecuali pada bagian tengah daun yang
menebal. Bila lumut daun dicabut, pada bagian bawah batang terdapat rambutrambut yang berfungsi menempelkan tubuh tumbuhan lumut daun

pada

medium serta menyerap unsur hara dan air yang disebut rhizoid. Rhizoid juga
berfungsi untuk menyokong posisi batang supaya tegak sebagai pengganti

akar. Struktur rhizoid pada lumut terdiri dari selapis sel yang bersekat dan
tidak mempunyai berkas pengangkut.
Spora lumut daun yang cocok berkecambah merupakan protonema,
yang terdiri atas benang-benang berwarna hijau, bersifat fototrop positif,
banyak bercabang-cabang, dan dengan mata biasa kelihatan seperti hifa
cedawan yang berwarna hijau. Protonema itu mengeluarkan rizoid-rizoid yang
tidak berwarna, terdiri atas banyak sel dengan sekat-sekat miring, bersifat
fototrop negatif, masuk kedalam tanah dan bercabang-cabang. Rizoid telah
mulai terbentuk spora yang pertama pada sisi yang tidak terkena cahaya. Jika
cukup mendapat cahaya, pada protonema lalu terbentuk kuncup-kuncup yang
akan berkembang menjadi tumbuhan lumut. Pada musci alat kelamin
terkumpul pada ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun yang
letaknya paling atas. Kemudian alat-alat kelamin tersbut dikatakan banci atau
berumah satu apabila dalam kelompok itu terdapat arkegonium dan
anteredium, dan dinamakan berumah dua jika tempat keduanya terpisah.
Diantara alat-alat kelamin itu biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang
terdiri atas banyak sel dan dapat mengeluarkan suatu cairan. Rambut-rambut
steril ini dinamakan parafis.
Lumut daun memiliki gametofit, dimana di ujung tangkai yang berdaun
terdapat organ reproduksi seksual. Organ reproduksi berupa anteredium yang
menghasilkan sperma dan arkegonium yang menghasilkan sel telur. Saat ada
tetesan air, sperma bergerak menuju anteredium untuk membuahi sel telur.
Kemudian terbentuklah zigot di dalam organ betina yang menandai
dimulainya tahap sporofit atau tahap aseksual. Selanjutnya sporofit tumbuh
serta membentuk tangkai dan kapsul pada bagian ujungnya.
Spongarium membentuk spora di dalam kapsul spora. Spongarium
ditutupi oleh operkulum kapsul memiliki tudung yang disebut kaliptra. Spora
merupakan cikal bakal dari protonema. Protonema memiliki struktur
becabang,

multisel,

berbentuk

filamen

yang

dihasilkan

sewaktu

perkecambahan. Lumut daun juga berkembang dengan gemma dan


memperbanyak diri dengan fragmentasi.

2. Lumut hati (Marchantia polymorpha)


Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Bryophyta

Classis

: Hepaticeae

Ordo

: Marchantiales

Familia

: Marchantiaceae

Genus

: Marchantia

Spesies

: Marchantia polymorpha

(sumber: Gembong. 1989)


Sebagian lumut hati tergolong dalam bangsa ini memiliki susunan talus
yang rumit. Salah satu contohnya adalah Marchantia polymorpha mempunyai
talus seperti pita, lebarnya 2 cm, agak tebal dan berdaging, bercabang-cabang
menggarpu, dan mempunyai suatu rusuk tengah yang tidak begitu jelas menonjol.
Pada sisi bawah talus terdapat selapis sel-sel yang menyerupai daun yang
dinamakan sisik-sisik perut atau sisik-sisik ventral. Selain itu pada sisi bawah
talus terdapat rizoid-rizoid, yang bersifat fotottrop negatif dan dinding selnya
mempunyai penebalan le dalam bentuknya seperti sekat-sekat yang tidak
sempurna.
Permukaan atas talus mempunyai kutikula sehingga air tidak dapat masuk.
Jika dilihat dari atas, talus kelihatan berpetak-petak. Dibawah petak-petak itu
terdapat suatu ruang udara., dan ditengah petak terdapat suatu liang udara yang
menghubungkan ruang udara tadi dengan dunia luar. Pada dasar ruang udara
terdapat sel-sel yang mengandung kloroplas dan merupakan jaringan asimilasi.
Sel-sel lainnya, bahkan sel epidermis memiliki kloroflil, tetapi tidak seberapa.
Sisa jaringan talus berupa sel-sel yang tidak mengnadung klorofil atau miskin
klorofil berguna sebagai tempat cadangan makanan atau tempat penimbunan
minyak. Pada sisi atas rusuk tengah, umumnya terdapat badan-badan seperti piala
dengan tepi bergerigi, yang merupakan piala eram atau keranjang eram, dengan di
dalamnya terdapat kuncup-kuncup eram yang berguna sebagian pembiakkan
vegetatif bagi gametofit. Gametangium Marchantiales disukung oleh suatu

cabang talus yang tumbuh tegak. Bagian bawah cabang talus ini tergulung,
merupakan suatu tangkai. Di dalam gulungan ini terdapat suatu saluran dengan
benang-benang rizoid. Marchantiales berumah dua, yaitu antara arkogenium dan
anteredium terpisah. Pendukung arkegonium dinamakan arkegoniofor, sedangkan
pendukung anteredium disebut anterediofor.
Pembuahan pada Marchantiales berlangsung sewaktu hujan. Oleh percikan
air hujan cairan yang mengandung spermatozoid terlempar dari anterediofor ke
arkegoniofor. Sel-sel epidermis badang pendukung arkegonium mempunyai
papilla dan membentuk suatu system kapiler pada permukaan alat tersebut yang
memudahkan tergelincirnya spermatozoid masuk ke dalam arkegonium.
Spermotozoid iru bereaksi kemotaksis terhadap zat putih telur. Setelah selesai
pembuahan, zigot berkembang menjadi embrio yang terdiri atas banyak sel, dan
akhirnya tumbuh menjadi sporangium bertangkai pendek, kecil, berbentuk
lonjong, dan berwarna hijau. Kemudian sel teratas hasil pembelahan zigot
pertama, akhirnya berkembang menjadi kapsul spora. Kapsul spora itu
mempunyai dinding atas selapis sel, dengan pembelahan-pembelahan seperti
serabut. Pada ujung kapsul, dindingnya terdiri atas dua lapis sel. Ditempat itu
kapsul spora akan masak dan akan robek, tutup terpecah, dan dinding berkerut
membentuk gigi-gigi. Kapsul spora pada Marchantiales dapat menghasilkan
beberapa ratus ribu spora. Spora itu jika jatuh ditempat yang cocok akan
berkecambah menjadi protonema yang mengandung klorofil, dan selanjutnya
akan berkembang menjadi talus.

VI. KESIMPULAN
1. Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk
dalam divisio Bryophyta (dari bahasa Yunani bryum, "lumut").
2. Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap
hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati.
3.

Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Sebagai


pengganti akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa
akar").

4. Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan


tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain
mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi
membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan
yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang
lainnya.
5. Secara umum bentuk morfologi gametofit kelas Musci berbentuk seperti daun,
sedangkan kelas Hepaticea berbentuk seperti hati.
6. Lumut hati dan lumut daun termsuk pada tumbhan beru,ah dua karena alat
kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda
7. Sporofit dari lumut daun memiliki tangkai yang disebut seta, pada sporofitnya
terdapat anulus, operkulum, dan kapsul.

VII.DAFTAR PUSTAKA
Anonim A http//image.polytricum.com. Diakses tanggal 18 November 2012
Anonim B http://www.bio.miami.edu/dana/dox/altgen.html. Diakses tanggal
18 November 2012
Anonim C http://www.bio.miami.edu/dana/dox/altgen.html. Diakses tanggal
18 November 2012
Anonim D http://www.botany.ubc.ca/bryophyte/march2.htm Diakses tanggal
18 November 2012
Sri, Amintarti. 2012.Botani tumbuhan rendah. PMIPA FKIP UNLAM.
Banjarmasin
Tjitrosoepomo, Gembong.1994.Taksonomi Tumbuhan
Yogyakarta: UniversitasGajah Mada.

Obat

obatan.

You might also like