Professional Documents
Culture Documents
1.1
Pendahuluan
Penyakit Buerger (Tromboangitis Obliterans) merupakan penyakit oklusi
pembuluh darah perifer yang lebih sering terjadi di Asia dibandingkan di Negaranegara barat. Penyakit ini merupakan penyakit idiopatik, kemungkinan merupakan
kelainan pembuluh darah karena autoimmune, inflamasi yang hasil akhirnya
menyebabkan stenosis dan oklusi pada pembuluh darah.
Laporan pertama kasus Tromboangitis Obliterans telah dijelaskan di Jerman
oleh von Winiwarter pada tahun 1879 dalam artikel yang berjudul A strange form of
endarteritis and endophlebitis with gangrene of the feet. Kurang lebih sekitar
seperempat abad kemudian, di Brookline New York, Leo Buerger mempublikasikan
penjelasan yang lebih lengkap tentang penyakit ini dimana ia lebih memfokuskan
pada gambaran klinis dari Tromboangitis Obliterans sebagai presenile spontaneous
gangrene.
1.2
Epidemiologi
Hampir
100%
kasus
Tromboangitis
Obliterans
(kadang
disebut
dilaporkan di Amerika Serikat berdasarkan penyebab kematian, bulan, ras dan jenis
kelamin (International Classification of Diseases, Tenth Revision, 1992), telah
dilaporkan total dari 9 kematian berhubungkan dengan Tromboangitis Obliterans,
dengan perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 2:1 dan etnis putih dan hitam
adalah 8:1.
1.3
Pembahasan penyakit
kapiler.
Tempat
hubungan
seperti
ini
dinamakan
anastomosis
arteriovenosa.
Anatomi pembuluh darah
1.4 Definisi
Penyakit Buerger atau Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah penyakit oklusi
kronis pembuluh darah arteri dan vena yang berukuran kecil dan sedang. Terutama
mengenai pembuluh darah perifer ekstremitas inferior dan superior. Penyakit
pembuluh darah arteri dan vena ini bersifat segmental pada anggota gerak dan jarang
pada alat-alat dalam
Etiologi
Belum diketahui pasti
1.6
Merokok
Faktor autoimun
Gangguan vasodilatasi endotel dependen.
Patogenesis
Dalam kasus tromboangitis obliteran, hubungan dengan merokok adalah salah
satu yang paling berpengaruh. Dimana terjadi toksisitas sel endotel langsung oleh
sebagian produk tembakau yang menyebabkan reaksi hipersensitvitas. Reaksi inilah
yang memicu terjadinya disfungsi endotel. Selanjutnya akan terjadi inflamasi segmen
dari ke2 arteri dan vena. Iskemi (obtruksi aliran darah perifer ) hipoksia jaringan,
sehingga kebutuhan seluruh tubuh akan nutrisi dan oksigen yang di angkut oleh darah
tidak dapat terpenuhi, kemudian sekitar 4-6 jam atau lebih penurunan kolateral
pembuluh darah, terjadi gangguan peredaran darah, penyempitan lumen pembuluh
5
darah, terjadi perpindahan siklus aerob yang berubah menjadi anaerob- nekrosis dan
gangren dan dapat melibatkan pembuluh darah serta saraf-saraf yang ada disekitar
luka.
1.7
Manifestasi klinis
1. Rasa Nyeri
a. Klaudikasio intermiten, yaitu rasa nyeri yang muncul setelah bejalan
beberapa saat dan kemudian hilang setelah istirahat. Gejala ini
progresif
1.8
Kriteria Diagnosis
6
Mudah ditegakan bila gejalanya khas. Penyakit lain yang mirip dengan
TAO perlu diperhatikan seperti aterosklerosis yang memberi gambaran
insufisiensi arteri dengan koreng yang menahun. Terlihat bahwa ada
perbedaan antara penyakit pembuluh darah ukuran kecil kurang 2mm yang
biasanya hanya terdapat diperifer sekali, dengan penyakit sumbatan pembuluh
darah ukuran besar.
Beberapa hal di bawah ini dapat dijadikan dasar untuk mendiagnosis penyakit
Buerger :
1. Adanya tanda insufisiensi arteri
2. Umumnya pria dewasa muda
3. Perokok berat
4. Adanya gangren yang sukar sembuh
5. Riwayat tromboflebitis yang berpindah
7. Yang terkena biasanya ekstremitas bawah
8. Diagnosis pasti dengan patologi anatomi
Penyakit Buergers juga harus dicurigai pada penderita dengan satu atau lebih
tanda klinis berikut ini :
A. Jari iskemik yang nyeri pada ekstremitas atas dan bawah pada laki-laki
dewasa
B. Klaudikasi kaki
C. Tromboflebitis superfisialis berulang
D. Sindrom Raynaud
1.9
Diagnosis Banding
tromboangitis obliteran
Penyakit Peripheral aterosklerotik
Tromboflibitis superfisial
Penyakit raynaud
7
1.10
Pemeriksaan Penunjang
Tidak terdapat pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk mendiagnosis
penyakit Buerger. Tidak seperti penyakit vaskulitis lainnya, reaksi fase akut (seperti
angka sedimen eritrosit dan level protein C reaktif) pasien penyakit Buerger adalah
normal.
Angiogram pada ekstremitas atas dan bawah dapat membantu dalam
mendiagnosis penyakit Buerger. Pada angiografii tersebut ditemukan gambaran
corkscrew dari arteri yang terjadi akibat dari kerusakan vaskular, bagian kecil arteri
tersebut pada bagian pergelangan tangan dan kaki. Angiografi juga dapat
menunjukkan oklusi (hambatan) atau stenosis (kekakuan) pada berbagai daerah dari
tangan dan kaki.
Terapi
Terapi medis penderita penyakit Buerger harus dimulai dengan usaha intensif
untuk meyakinkan pasien untuk berhenti merokok. Jika pasien berhasil berhenti
merokok, maka penyakit ini akan berhenti pada bagian yang terkena sewaktu terapi
diberikan. Sayangnya, kebanyakan pasien tidak mampu berhenti merokok dan selalu
ada progresivitas penyakit. Untuk pembuluh darahnya dapat dilakukan dilatasi
(pelebaran) dengan obat vasodilator, misalnya Ronitol yang diberikan seumur hidup.
Perawatan luka lokal, meliputi mengompres jari yang terkena dan menggunakan
enzim proteolitik bisa bermanfaat. Antibiotic diindikasikan untuk infeksi sekunder.
Terapi bedah untuk penderita buerger meliputi debridement konservatif
jaringan nekrotik atau gangrenosa , amputasi konservatif dengan perlindungan
panjang maksimum bagi jari atau ekstremitas, dan kadang-kadang simpatektomi
lumbalis bagi telapak tangan atau simpatetomi jari walaupun kadang jarang
bermanfat.
Revaskularisasi arteri pada pasien ini juga tidak mungkin dilakukan sampai
terjadi penyembuhan pada bagian yang sakit. Keuntungan dari bedah langsung
(bypass) pada arteri distal juga msih menjadi hal yang kontroversial karena angka
kegagalan pencangkokan tinggi. Bagaimanapun juga, jika pasien memiliki bebrapa
iskemik pada pembuluh darah distal, bedah bypass dengan pengunaan vena autolog
sebaiknya dipertimbangkan.
Bypass arteri
10
Gunakanlah alas kaki yang dapat melindungi untuk menghindari trauma kaki
dan panas atau juga luka karena kimia lainnya.
Lakukanlah perawatan lebih awal dan secara agresif pada lula-luka ektremis
untuk menghindari infeksi
Prognosis
Pada pasien yang berhenti merokok, 94% pasien tidak perlu mengalami
amputasi; apalagi pada pasien yang berhenti merokok sebelum terjadi gangrene,
angka kejadian amputasi mendekati 0%. Hal ini tentunya sangat berbeda sekali
dengan pasien yang tetap merokok, sekitar 43% dari mereka berpeluang harus
diamputasi selama periode waktu 7 sampai 8 tahun kemudian, bahkan pada mereka
harus dilakukan multiple amputasi. Pada pasien ini selain umumnya dibutuhkan
11
amputasi tungkai, pasien juga terus merasakan klaudikasi (nyeri pada saat berjalan)
atau fenomena raynauds walaupun sudah benar-benar berhenti mengkonsumi
tembakau.
12
BAB II
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Buerger Disease (Tromboangitis Obliterans) merupakan penyakit oklusi
pembuluh darah perifer yang lebih sering terjadi di Asia (Korea, Jepang, Indonesia,
India dan Negara lain di Asia Selatan, Asia tenggara dan Asia Timur) dibandingkan di
Negara-negara barat. Merupakan penyakit idiopatik, kemungkinan merupakan
kelainan pembuluh darah karena auto imun, panangitis yang hasil akhirnya
menyebabkan stenosis dan oklusi pada pembuluh darah.
Biasanya mengenai perokok pada usia muda. Oleh karena ini resiko terjadinya
penyakit ini bisa di kurangi dengan Mengubah kebiasan atau faktor risk seperti
berhenti merokok.
Prognosis,bergantung pada faktor pencetus dari penyakit. Pada penyakit ini
Kebiasaan merokok memeliki andil yang sangat besar.misalnya
berhenti merokok, 94% pasien tidak perlu mengalami amputasi; apalagi pada pasien
yang berhenti merokok sebelum terjadi gangren, angka kejadian amputasi mendekati
0%. Dan berbeda berbeda sekali dengan pasien yang tetap merokok, sekitar 43%
harus diamputasi selama periode waktu 7 sampai 8 tahun kemudian, dan apabila
sudah sangat berat akan dilakukan amputasi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Brunicardi, F. Charles. Schwartzs Principles of Surgery, ninth edition. The McGrawHill Companies, Inc. United States of America. 2010.
Dambro, Mark R. 5-Minute Clinical Consult 2006. Lippincott Williams & Wilkins.
USA. 2006.
Silbernagl Stefan, Florian Lang. Color Atlas of Pathophysiology at a Glance.
Thieme Flexibook. New York. 2000
Robbins, dkk. Buku Ajar Patologi. Volume 2. Edisi 7. Jakarta : EGC. 2007.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000172.htm (3/22012 jam 20.30
wib)
14