You are on page 1of 12

ANAMNESIS BLOK 21 (PSIKIATRI)

Judul Skenario 4 : Sakit Kepala Berkepanjangan


F.41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh

NO.

RIWAYAT PSIKIATRI
Prolog

Selamat Pagi, perkenalkan saya dokter ....


silahkan duduk.
Maaf Bu, sebelumnya apakah ibu keberatan
kalau saya sambil mencatat dan ditemani
perawat?
Yang sakit siapa ya,Bu?
Sebelumnya kita isi identitas ibu dan anak ibu
dulu ya?
Yang sakit siapa pak?
Kita isi identitas dulu ya,Pak...
Pasien:
Nama:
Umur:
Status
Pend.Terakhir:
Pekerjaan:
Suku:
Agama:

Pengantar: (boleh lengkap-boleh engga)


Nama:
Umur:
Status:
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan:
1. Menanyakan keluhan utama pasien (Jiwa dan Ada keluhan apa ya, Bu?
Fisik) Allo/Auto Anamnesa
- Anak saya sakit kepala,Dok.
Sudah berapa lama bu sakit kepalanya?
- Sudah 2 minggu,Dok
Sakit kepalanya terus-menerus setiap hari
atau hilang timbul,Bu?
- terus-menerus setiap hari
Selain sakit kepala, apa ada lagi yang
dirasakan anak ibu?
- Jantungnya berdebar-debar, sesak
nafas, pusing, rasa tidak enak di
perut, diare, dan keringat dingin.
Keluhan tersebut munculnya berbarengan

semua atau bagaimana Bu?


2. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Keluhan yang timbul

Memang 2 minggu yang lalu anak ibu abis


ngapain sampai bisa seperti ini? ( bisa
untuk aksis 4)
- Ngga tau dok, tiba-tiba gini.
b. Hubungan antara keluhan fisik dan Sebelumnya memang ada peristiwa
jiwa
apa,Bu?
Apakah anak ibu sedang sakit? Mungkin
ada demam? Atau;
Apakah ada cedera kepala sampai luka?
c. Menanyakan stresornya
- Stresor Organobiologik
SDA
- Stresor Psikososial
Tidak ada stressor (di skenario)
d. Menanyakan ada tidaknya Hendaya
- Fungsi perawatan diri
Bagaimana
makannya?
Adakah
(Makan, Mandi, BAK & BAB)
perubahan?
Masih bisa sendiri atau harus disuruh dulu
atau sampai harus dibantu orang lain

Fungsi
pekerjaan/akademik/sekolah

BAK dan BAB-nya bagaimana?


Apakah saat ini, anak ibu masih sekolah?
Masih bisa mengikuti pelajaran dengan
baik kan,Bu?
- sulit berkonsentrasi
Selain sulit berkonsentrasi, apakah ada
kondisi berbeda/tidak seperti biasanya
yang ibu lihat dari anak ibu?
- Dia seperti terlihat sangat
khawatir dengan nasib buruk, dan
tidak bisa santai,dok.
Seperti gelisah ya,Bu? Nasib buruk apa ya
bu? Apakah dia sedang mempunyai
masalah?

Fungsi sosial

Fungsi sehari-hari

Bagaimana interaksi anak ibu dengan


teman-temannya di rumah dan di sekolah?
Apakah anak ibu, mengalami gangguan
tidur?

3. Riwayat Penyakit Dahulu


a. Gangguan psikiatrik
b. Gangguan fisik

Apakah anak ibu pernah seperti ini


sebelumnya?
Apakah anak ibu pernah dirawat karena

penyakit serius?
Contoh Penyakit: TBC,DBD, Thypoid Fever,
Ensefalitis, dst.

c. Gangguan zat psikoaktif


d. Skema perjalanan gangguan

Gangguan Fisik:
- Riwayat kejang demam
- Riwayat epilepsi
- Riwayat trauma kepala
- Riwayat hipertensi
- Riwayat DM
- Riwayat nyeri dada/sakit jantung
- Riwayat nyeri ulu hati/sakit maag
- Riwayat pingsan / kehilangan
kesadaran sebelumnya
Apakah anak ibu pengguna obat-obat
terlarang (NARKOBA) ?
Jadi Bu,(sambil digambar, sambil dijelaskan)

4. Riwayat Kehidupan Pribadi


a. Riwayat perkembangan fisik
b. Riwayat perkembangan kepribadian
- Masa kanak-kanak
- Masa remaja
- Masa dewasa

c. Riwayat pendidikan

Bu, apakah dulu anak ibu lahirnya cukup


bulan? Normal? Sehat?
Bagaimana dengan perkembangan anak
ibu dari masa kanak-kanak, remaja, hingga
dewasa?
-dia ini anaknya manja banget dok sama saya,
dan apapun selalu bergantung kepada saya.
Apakah terlihat berbeda dengan orang
lain?

Selama anak ibu menempuh pendidikan,


bagaimana interaksi anak ibu dengan
teman-temannya/ gurunya?
Apakah dia berperestasi di sekolah?
d. Riwayat pekerjaan
e. Kehidupan beragama
Apakah anak ibu melakukan ibadah seharihari?
Mis: sholat 5 waktu, pergi ke gereja, pergi ke
wihara, dst.
f. Riwayat kehidupan seksual dan Apakah anak ibu sudah mempunyai pacar?
perkawinan
Apakah berpacarannya sudah sampai
berhubungan seksual?

5. Riwayat Keluarga
a. Gambar silsilah/pohon keluarga

Bu, dikeluarga ada yang seperti ini tidak?


Jika IYA, dari siapa?
Mis: dari paman suami saya, paman dari ayah
atau ibu?
Ibu punya anak berapa? Laki-laki/perempuan?
(lalu digambarkan)
: Laki-laki
: Perempuan
Cat: Pasien sakit diarsir.

Contoh :

b. Identitas anggota keluarga


SDA
6. Situasi kehidupan sosial sekarang (kondisi Bu, bagaimana dengan kondisi tempat
tempat tinggal, jumlah penghuni, pencari tinggal yang ibu tempati sekarang? Apakah
nafkah)
nyaman?
Siapa saja yang tinggal dirumah ibu?
Yang mencari nafkah siapa, Bu?
No.

STATUS MENTAL
Prolog
1.

Halo X, selamat pagi...perkenalkan saya dokter...(sambil


berjabat tangan), kita ngobrol-ngobrol sebentar ya,X...

Deskripsi umum
a. Penampilan

Refleksi dari postur, sikap, cara berpakaian dan


berdandan.
- Rapi atau lusuh
- Tegang atau santai
- Perhatikan tatapan mata, kerutan dahi,

tremor, keringat di muka yang merupakan


tanda adanya kecemasan.

2.

Laporan: tampak sehat, tampak tenang, tampak lebih


tua, tampak lebih muda, sesuai dengan usia, tidak rapi,
kekanak-kanakan,dst.
b. Kesadaran
Compos mentis/jernih/bingung/berkabut
-kesadaran jernih
c. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Tenang/kooperatif/gelisah/hiperaktif/dependent,dst.
-sikap: kooperatif
-tingkah laku: gelisah
d. Pembicaraan
(kuantitatif
dan Sedikit bicara/banyak bicara
kualitatif)
Dapat dimengerti/tidak dimengerti
Alam perasaan
X...bagaimana perasaan kamu hari ini?
a. Afek
b. Hidup emosi

- afek disforik : penurunan gairah hidup, terlihat sedih


- hidup emosi serasi
Cat: Distim adalah perasaan tidak enak, kesal, bete,dst.

3.

Gangguan persepsi
a. Halusinasi

1. Halusinasi Visual: X, apakah kamu melihat


sesuatu yang orang lain tidak bisa lihat? Apa
yang kamu lihat?
2. Halusinasi Auditorik : Apakah kamu
mendengar sesuatu yang orang lain tidak bisa
dengar? Suara apa yang kamu dengar?
3. Halusinasi Olfaktorik : Apakah kamu mencium
suatu bau?
4. Halusinasi Gustatorik : Apakah kamu
merasakan sesuatu di mulut, padahal tidak
sedang makan atau minum apapun?
5. Halusinasi Somatik : Apakah kamu merasa
seperti ada yang meraba-raba tubuh kamu?
-halusinasi negatif (di skenario)
X, yang saya pegang ini apa ya? (Pulpen, Tangan
pasien,dll)
X, apakah kamu merasa ada yang berubah dari diri
kamu?
Di sekeliling kamu, ada yang berubah ngga?

b. Ilusi
c. Depersonalisasi
d. Derealisasi

4.

Sensorium dan Kognisi


intelektual)
a. Taraf pendidikan
b. Pengetahuan umum
c. Kecerdasan

(fungsi
Pertanyaan yang UPTODATE!
Presiden kita saat ini siapa?

d. Konsentrasi
e. Perhatian

f.

100-7 = .... lalu dikurang 7 lagi = ....


5 X 4 = .....
Kalo misalnya kamu beli sabun diwarung
harganya 5000, kamu membawa uang
10.000, jadi kembaliannya berapa?

-Sulit berkonsentrasi (di skenario)


Tempat : X, sekarang kamu lagi dimana?

Orientasi

Waktu : Sekarang itu Pagi, Siang, Sore atau Malam?


Orang : X, yang suka pakai baju putih seperti saya ini,
siapa sih?

g. Daya ingat

h. Pikiran abstrak

i. Visuospasial
j. Bakat kreatif
k. Kemampuan
sendiri

menolong

Pendek : X, tadi kesini kamu pakai apa? dengan siapa?


Segera : X, nanti inget angka yang saya sebutin ya..
2793... coba X di ulang, angka yang tadi saya sebutkan?
Kalo urutanya dari belakang, coba X sebutkan lagi?
Panjang : Ulang tahun X kapan? (lalu tanya kepada
pengantar, betul atau tidak?)
X, Istilah hidung belang itu maksudnya apa ya?
X, istilah panjang tangan itu maksudnya apa ya?
X, istilah buah tangan itu maksudnya apa ya?
Dst...(Cukup 1 pertanyaan)
X, tolong gambarkan jam 3 dikertas ini...
X hobi kamu apa sih?
diri Misalnya X berada di suatu hutan dan tersesat, apa yang
akan X lakukan? (Dr.Luana)
Tidak usah ditanya lagi, sudah termasuk di Hendaya.
(Dr.Dwi Karlina)

5.

Proses pikir
a. Bentuk pikir

b. Arus pikir
c. Isi pikir

Tidak dalam bentuk bertanya. Selama wawancara dinilai.


Laporan: Realistik/Tidak Realistik/Autistik (bicara sendiri)
Tidak dalam bentuk bertanya. Selama wawancara dinilai.
Laporan : lancar, tersendat-sendat
WAHAM :
1. Waham Kebesaran : X, apakah kamu merasa
ada kelebihan di dalam diri kamu?
2. Waham Aneh/Bizzare : X, apakah kamu merasa
pikiran kamu bisa di ketahui orang lain? Atau
disiarkan? Atau diserap?
3. Waham Kejaran : X, apakah kamu merasa ada
yang ingin jahat sama kamu? Seperti digunaguna, di racuni,dll

-waham negatif (di skenario)


Cat: jika pasien menunjukkan waham (+), patahkan apa
yang pasien kemukakan. Mematahkannya jangan terlalu
panjang.
Misalnya:

6.

Pengendalian impuls

D: X, apakah kamu merasa ada kelebihan di dalam diri


kamu?
B: Iya, aku ini keturunan darah biru, yang amat kaya raya
D: Memang benar seperti itu, Bu? (Crosscheck pada
yang mengantar)
I: Ngga dok, ngga seperti itu. Kami keluarga biasa aja.
D: Tuh X, kata ibu ngga begitu.
B: Ibu aja Dok yang ngga tau, dia sok tau tuh,Dok.
Selama wawancara dinilai
Baik/tidak baik (Dr.Luana)
Terkendali/tidak terkendali (Dr.Dwi Karlina)

7.

Daya nilai

8.

RTA ( Reality Testing of Ability)

9.

Tilikan

Baik/Terkendali : Marah tetapi bisa ditahan


Tidak baik/Tidak terkendali : meludah, memukul
X, kamu tau ngga apa perbedaan bola dengan
semangka?
Baik : tidak ada waham atau halusinasi
Terganggu : karena ada waham dan halusinasi
Tilikan 1 : menyangkal dirinya sakit
Contoh X, sekarang kamu dimana? kamu dibawa
kesini kenapa?
Pasien menjawab: di RS, ngga tau ngapain, ibuku
kayanya sakit tuh dok.
Tilikan 2 : ambivalensi terhadap penyakit.
Maksudnya seperti awalnya mengakui kalo dirinya sakit,
tapi akhirnya menyangkal
Contoh X, sekarang kamu dimana? Kamu dibawa
kesini kenapa?
Pasien menjawab: di RS, aku sakit kali ya dok? Ah tapi
ngga ah, aku sehat Ibu kali tuh dok yang sakit.
Tilikan 3 : Menyalahkan faktor lain sebagai penyebab
penyakitnya.
Contoh X, sekarang X dimana? X dibawa kesini
kenapa?
Pasien menjawab: di RS,aku sakit karena abis digunaguna dok sama orang.
Tilikan 4 : menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan
namun tidak memahami penyakitnya

Tilikan 5 : menyadari penyakitnya dan faktor-faktor


yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak
menerapkan dalam perilaku praktisnya.
Contoh tau dirinya sakit, tapi tidak mau berobat
Tilikan 6 (Sehat) : menyadari sepenuhnya tentang
situasi dirinya
Contoh tau dirinya sakit, dan pergi berobat
10. Reabilitas

Dapat dipercaya/ tidak


Pada umumnya pasien kejiwaan/psikotik dapat
dipercaya, kecuali pasien Hysteric, pasien Neurotik

Setelah melakukan wawancara terhadap pasien :


Dokter berbicara kembali dengan orang yang mengantar pasien tersebut, lalu menjelaskan kalau pasien mengalami
gangguan kejiwaan yang dikenal dengan Gangguan Cemas Menyeluruh. Jelaskan apa itu gangguan cemas
menyeluruh, dimulai dari definisi, penyebab, dan juga gejala yang mungkin timbul pada penderita psikotik.
Definisi
Gangguan alam perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan
dalam menilai realitas (reality testing ability), masih baik, kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan
pribadi/splitting personality), perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas normal
Etiologi
-

Faktor Biologi
Faktor Genetik
Faktor Psikoanalitik
Faktor Kognitif- perilaku

Kecemasan : Khawatir akan bernasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit berkonsentrasi
Ketegangan motorik : Gelisah, sakit kepala, gemeteran, tidak dapat santai
Overaktivitas otonomik : Kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan
pada lambung, kepala pusing, mulut kering, dsb

Gejala
-

Setelah itu jelaskan pula penatalaksanaan, yakni bisa berupa farmakoterapi dan psikoterapi. Tujuan farmakoterapi
adalah untuk menenangkan pasien, setelah pasien tenang maka bisa diberikan psikoterapi.
Pasien gangguan cemas menyeluruh (3A) harus di rujuk ke spesialis kejiwaan (Sesuai SKDI)
Jangan lupa untuk memberikan edukasi kepada keluarga pasien, agar selalu memberikan dukungan untuk pasien
selama berlangsungnya terapi.
Kemungkinan penguji akan bertanya:
Laporkan status mental pasien, maka deskripsikan mulai dari poin 1 ( penampilan) sampai poin 10 (reabilitas).

Contoh : Seorang anak perempuan sesuai dengan usianya berpenampilan rapi. Dengan kesadaran jernih, kontak
positif. Sikap kooperatif dan tingkah laku gelisah. Berbicara sedikit dan dapat dimengerti. Afek disforik, hidup emosi
serasi . Tidak ada halusinasi, tidak ada ilusi, tidak ada depersonalisasi dan tidak ada derealisasi. Sensorium dan
kognitifnya baik. Bentuk pikir pasien realistik. Arus pikirnya lancar, dan isi pikirnya baik (tidak ditemukan waham).
Pengendalian impuls terkendali (hipoaktif). Daya nilai baik. RTA baik. Tilikan 4. Realibiltas pasien dapat dipercaya.
Pedoman Diagnostik
1. Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk
beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi
khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau mengambang)
2. Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:
a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi);
b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan
c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar,sesak napas,
keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering,dsb).
3. Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhankeluhan somatik berulang yang menonjol.
4. Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak
membatalkan diagnosis utama gangguan anxietas menyeluruh , selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria
lengkap dari episode depresif (F32-), gangguan anxietas fobik (F40-), gangguan panik (F.41.0) atau gangguan
obsesif kompulsif (F.42.-)

Membuat Status Psikiatri


Dihadapkan seorang pasien perempuan remaja, usia 18 tahun, agama islam, suku jawa, pelajar SMA, anak ke-1, belum
menikah, ke poliklinik psikiatri dengan keluhan 2 minggu mengeluh sakit kepala setiap hari, jantung berdebar-debar,
sesak nafas, pusing, rasa tidak enak di lambung, diare, dan keringat dingin. Keluhan tersebut silih berganti tanpa sebab
yang jelas. Penderita sering merasa kuatir akan nasib buruk, sulit konsentrasi dan tidak bisa santai. Penderita
merupakan anak yang manja dan sangat tergantung pada ibunya.
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan :
Status mental : kesadaran jernih, kontak positip, wajar dapat dipertahankan, sikap kooperatif, tingkah laku gelisah, afek
disforik, hidup emosi serasi, halusinasi (-), waham (-), tilikan 4, RTA baik.
Tentukan diagnosis multiaksial
Aksis I

: F.41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh

Aksis II

: F.60.7 Gangguan Kepribadian Dependen

Aksis III

: Sakit Kepala, Jantung berdebar-debar, sesak nafas, pusing, rasa tidak enak dilambung, diare, dan
keringat dingin.

Aksis IV

: Free floating

Aksis V

: GAF (Global Assesment of Functional) 70 (beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik.

Diagnosa Banding
1.
2.
3.
4.

F.40 Gangguan Anxietas Fobik


F.41.0 Gangguan Panik (Anxietas Paroksismal Episodik)
F.42 Gangguan Obsesif Kompulsif
F.43.1 Gangguan Stress Pasca Trauma

5.
6.
7.
8.

F.43.2 Gangguan Penyesuaian


F.45 Gangguan Somatoform
F.45.2 Gangguan Hipokondrik
F.60.7 Gangguan Kepribadian Dependen

Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi
Obat ANTI-ANXIETAS
SINONIM
PENGGOLONGAN

INDIKASI

Psycholeptics,minor tranquillizers, anxiolytics,


antianxiety drugs, ansiolitika
1. Benzodiazepine
Diazepam, Chlordiazepoxide, Lorazepam,
Clobazam, Bromazepam, Alprazolam
2. Non- Benzodiazepine
Sulpride, Buspirone, Hydroxyzine
SINDROM ANXIETAS
- Adanya perasaan cemas atau
khawatir yang tidak realistik terhadap
2 atau lebih hal yang dipersepsi sbg
ancaman, perasaan ini menyebabkan
individu tidak mampu istirahat dengan
tenang (inability to relax)
- Terdapat paling sedikit 6 atau 18 dari
gejala berikut:
Ketegangan Motorik
- Kedutan otot/rasa gemetar
- Otot tegang/kaku/pegal linu
- Tidak bisa diam
- Mudah menjadi lelah
Hiperaktivitas otonom
- Nafas pendek/terasa berat
- Jantung berdebar-debar
- Telapak tangan basah-dingin
- Mulut kering
- Kepala pusing/rasa melayang
- Mual,mencret, perut tak enak
- Muka panas/badan menggigil
- Sering miksi
- Sukar menelan/rasa tersumbat
Kewaspadaan berlebihan & penangkapan
berkurang
- Perasaan jadi peka/mudah ngilu
- Mudah terkejut/kaget
- Sulit konsentrasi pikiran
- Sukar tidur
- Mudah tersinggung
Hendaya
bermakna
dalam
kehidupan sehari-hari: penurunan
kemampuan kerja, hub.sosial, dan
melakukan
kegiatan
rutin.

SINDROM ANXIETAS DAPAT TERJADI PADA

MEKANISME KERJA

ESO

PENGATURAN DOSIS

1. SINDROM ANXIETAS PSIKIK


Gang.anxietas
umum,
Gang.panik,
Gang.fobik,
Gang.Obsesif-kompulsif,
Gang.Stres Pasca Trauma.
2. SINDROM ANXIETAS ORGANIK
Hiperthyroid, Pheochromocytosis, dll
3. SINDROM ANXIETAS SITUASIONAL
Gang.penyesuaian
+
anxietas,
Gang.cemas perpisahan.
4. SINDROM ANXIETAS PENYERTA
Gang.Jiwa + Anxiety: Skizofrenia,
Gang.Paranoid, dll
Penyakit fisik +Anxiety: Stroke, MCI,
Kanker,dll.
HIPOTESIS:
Sindrom anxietas disebabkan hiperaktivitas dari
sistem limbik SSP yang tdd dopaminergic,
noradrenergik, serotoninergic neurons yang
dikendalikan oleh GABA-ergic neurons (suatu
inhibitory neurotransmitter)
Obat anti-anxietas benzodiazepine yang bereaksi
dengan reseptor-nya (benzodiazepine receptors)
akan meng-reinforce the inhibitory action of
GABA-ergic neuron, sehingga hiperaktivitas
tersebut diatas mereda.
- Sedasi (mengantuk, kewaspadaan
berkurang,
kinerja
psikomotor
menurun,
kemampuan
kognitif
melemah)
- Relaksasi otot(lemas, cepat lelah)
- STEADY STATE (keadaan jumlah
obat yang masuk kedalam badan =
jumlah obat yang keluar dari badan)
dicapai setelah 5-7 hari dengan dosis
2-3x/hari (half life = <24jam) onset of
action
cepat
dan
langsung
memberikan efek.
- Efek klinis terlihat bila kadar obat
dalam darah telah mencapai steady
steate
- Pengaturan dosis tidak perlu seperti
neuroleptika dan antidepresan
- Mulai dengan dosis awal (dosis
anjuran) naikkan dosis 3-5 hari
sampai mencapai dosis optimal
dipertahankan
2-3
minggu
diturunkan 1/8x setiap 2-4 minggu

LAMA PEMBERIAN

dosis minimal yang masih efektif


(maintenance dose) bila kambuh
dinaikkan lagi dan bila tetap efektif
pertahankan 4-6 minggu tappering
off.
Pada sindrom anxietas yang
disebabkan faktor situasi eksternal,
pemberian obat tidak lebih dari 13bulan
Pemberian yang sewaktu-waktu
dapat dilakukan apabila sindrom
anxietas dapat diramalkan waktu
datangnya dan hanya pada situasi
terntentu (anticipatory anxiety), serta
terjadinya tidak sering
Penghentian selalu secara bertahap
(stepwise) agar tidak menimbulkan
gejala lepas obat (withdrawal
symptoms)

2. PSIKOTERAPI
A. Terapi kognitif-perilaku
Pendekatan kognitif dengan mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi kognitif dan pendekatan
perilaku, mengenali gejala somatik secara langsung. Teknik utama yang digunakan pada pendekatan
behavioral adalah relaksasi dan biofeedback.
B. Terapi suportif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi-potensi yang ada dan belum tampak,
didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan pekerjaanya

You might also like