Professional Documents
Culture Documents
Kelainan atau penyakit yang menimbulkan gejala gejala klinik atau keluhan
pasien sebenarnya didahului adanya perubahan tingkat molekuler, seluler yang apabila
berlanjut akan terjadi perubahan morfologi jaringan. Perubahan akibat jejas ringan atau
pada masih sangat awal berupa perubahan ultrastruktur yang hanya dapat dilihat dengan
pemeriksaan mikroskop elektron, apabila penyakit berlanjut perubahan morfologi sel atau
jaringan akan dapat dilihat dengan mikroskop atau bahkan secara makroskopik.
Pada praktikum patologi anatomi saluran cerna dan hepatobilier ini mahasiswa
diharapkan dapat memvisualisasikan pengetahuan teori tentang penyakit-penyakit saluran
cerna dan hepatobilier dengan melihat baik secara makroskopik maupun mikroskopik
jaringan atau organ yang mengalami penyakit.. Mahasiswa dapat menerangkan
patogenesis, perjalanan penyakit dan menerangkan hubungan antara perubahan seluler
maupun jaringan dengan gejala gejala klinik maupun penemuan laboratorik.
Kondisi-kondisi yang akan divisualisasikan pada praktikum ini meliputi nyeri
epigastrium, dyspepsia, diare, hematemesis, hematoschezia, kedaruratan medik saluran
cerna dan ikterik.
SALURAN CERNA
(SC)
MAKROSKOPIK
RADANG SALURAN CERNA.
Radang saluran cerna akan menimbulkan gejala gejala sesuai dengan lokasi
radang. Pada radang saluran cerna atas ditandai dengan dyspepsia yang meliputi gejalagejala sebagai berikut nyeri epigastrium, rasa penuh setelah makan (begah), kembung,
sendawa, rasa cepat kenyang, anoreksia, muntah, regurgitasi.
Radang saluran cerna bawah ditandai dengan nyeri abdomen yang letak nyerinya
sesuai dengan lokasi usus yang mengalami radang. Gejala lain adalah kolik, tenesmus,
diare atau perubahan pola buang air besar dan konsistensinya.
Komplikasi dapat terjadi berupa perforasi yang diikuti dengan peritonitis septik sehingga
memberikan gejala berupa nyeri abdomen keras, defans muscular dan tidak ditemukan
lagi suara usus, keadaan ini perlu penanganan emergensi.
Gejala lain adalah perdarahan saluran cerna, perdarahan saluran cerna atas ditandai
dengan hematemesis (muntah darah), perdarahan ini dapat diakibatkan oleh erosi mukosa
lambung dan perdarahan pada ulkus peptikum. Perdarahan saluran cerna bawah
(hematoschezia) dapat terjadi pada ulserasi mukosa pada radang usus akibat infeksi
maupun non infeksi.
1. ULKUS PEPTIKUM (SC1)
Ulkus peptikum adalah ulkus yang ditemukan pada organ lambung dan atau
duodenum. Ulkus berbentuk bulat atau oval, bergaung dengan tepi landai, dasar
ulkus rata dan kedalaman ulkus mencapai lapisan muskularis.
Bagaimana patogenesis ulkus peptikum?.
LESI NEOPLASTIK
Lesi neoplastik saluran cerna dibedakan atas tumor epithelal, mesenkimal dan
tumor dari sistem limfoid. Lesi neoplastik dapat bersifat jinak dan ganas.
8. POLIPOSIS (SC8)
Ditemukan tonjolan-tonjolan polip pada mukosa usus, pada umumnya berupa
polip sesil ( tidak bertangkai) ada pula yang pedunkulata ( berangkai).
Bagaimana patogenesis kelainan ini?
Apakah dapat berubah menjadi lesi neoplastik ganas?
9. KARSINOMA LAMBUNG (SC 9)
Pada lambung ditemukan ulkus yang luas dengan peninggian ditepi ulkus. Selain
bentuk ulseratif karsinoma lambung juga dapat berbentuk polipoid berupa
tonjolan bertangkai atau tidak bertangkai di dalam lumen lambung, dapat juga
berupa penebalan dinding lambung .Apa saja penyebab karsinoma lambung?
MIKROSKOPIK
RADANG SALURAN CERNA
10. KOLITIS AMEBA (SC3)
Mukosa kolon kehilangan epitel permukaan, diatas mukosa terdapat masa
nekrotik yang mengandung Entamoeba histolytica. Pada pulasan PAS jisim ameba
tampak berwarna merah fanta.
GANGGUAN VASKULER
11. HEMORRHOID (SC5)
Jaringan berasal dari anorektal, apabila yang diambil dari anus maka jaringan
dilapisi epitel skuamosa dan disebut hemorrhoid externa, apabila jaringan yang
diambil dari rektum dilapisi mukosa usus/kolon dan disebut hemorrhoid interna.
Mukosa bisa utuh bisa juga kehilangan epitel permukaan dan menunjukkan
radang menahun. Submukosa mengandung pembuluh-pembuluh darah yang
melebar dengan lumen berisi eritrosit, kadang-kadang ada yang berisi thrombus.
Pada stroma submukosa juga dapat ditemukan perdarahan, fibrosis dan sebukan
sel-sel radang kronik.
TUMOR NEOPLASTIK DAN NON NEOPLASTIK
12. ADENOMA (SC7)
Neoplasma jinak dengan makroskopik berupa lesi polipoid, mikroskopik
menunjukkan proliferasi kelenjar, kelenjar dapat berbentuk tubuler juga bisa
berbentuk viliformis atau bentuk campuran. Kelenjar dilapisi epitel kolumner
bertumpuk dapat ditemukan displasia epitel ringan hingga keras. Mengapa
adenoma disebut lesi pre kanker?
PRAKTIKUM HEPATOBILIER
MAKROSKOPIK
PENYAKIT HATI NON NEOPLASMA
Hati merupakan organ terbesar dan berfungsi sangat vital sebagai tempat
metabolisme dan detoksifikasi bahan beracun serta berfungsi sekretorik Kelainan pada
hati dapat terjadi pada struktur parenkim, struktur bilier maupun struktur vaskuler, dapat
bersifat kongenital maupun didapat. Pada praktikum ini hanya akan divisualisasikan
sebagian kecil kelainan yang dapat terjadi pada organ hati.
14. ABSES HATI. (HB1)
Abses hati ditandai adanya rongga tidak teratur, permukaan dalam abses compang
camping. Pada keadaan segar rongga ini berisi pus atau jaringan nekrotik
Apa penyebab abses hati?
Bagaimana patogenesis abses amuba pada hati?
Bagaimana patogenesis abses hati piogenik?
15. PERLEMAKAN HATI (HB2)
Hati membesar berwarna kekuningan permukaan rata dan tepinya tumpul.
Jaringan hati mengapung di cairan di dalam botol.
Apa penyebab fatty liver? Bagaimana patogenesis terjadinya perlemakan hati?
16. SIROSIS HEPATIS (HB3)
Permukaan jaringan hati kasar, noduler tidak sama besar. Makroskopik sirosis hati
ada 2 tipe, sirosis mikronoduler dan makronoduler.
Apa penyebab sirosis mikronoduler dan apa penyebab sirosis makronoduler?
Apa komplikasi sirosis?
NEOPLASMA HATI
17. KARSINOMA HATI PRIMER (HB4)
Tampak jaringan hati yang sirotik dan ditemukan tonjolan putih yang besar dan
rapuh. Apakah karsinoma hati hanya bisa terjadi pada hati yang sirosis? Apakah
makroskopik mudah membedakan karsinoma hati primer dan sekunder?
18. TUMOR HATI SEKUNDER (HB5)
Adalah penyebaran atau metastasis tumor ganas organ lain ke jaringan hati. Pada
sediaan ini beberapa nodul berwarna hitam berukuran kecil hingga besar.
Keganasan pada organ apa saja yang sering menjadi menyebar ke hati?
KANDUNG EMPEDU
Kandung empedu tempat penampungan empedu yang dihasilkan hati untuk
keperluan pencernaan lemak.
19. KOLELITIASIS (HB6)
Kandung empedu melebar dinding menebal dan ditemukan batu berwarna hitam
(batu empedu). Ada berapa jenis batu empedu?
Bagaimana patogenesisnya?
MIKROSKOPIK
PENYAKIT HATI NON NEOPLASTIK
20. SIROSIS MAKRONODULER (POST NEKROTIK) (Hb4)
Tampak susunan sel hati yang tidak teratur dalam pseudolobulus berukuran besar,
yang dikelilingi jaringan ikat. Pada pseudolobulus tersebut sel-sel hati masih
tersusun radier namun tanpa vena sentralis. Kadang kadang pada sediaan juga
dapat ditemukan bendungan kanalikuli sehingga ditemukan endapan empedu pada
kanalikuli atau bahkan pada duktus bilier
NEOPLASMA HATI
21. KARSINOMA HEPATIS PRIMER (Hb5)
Pada sediaan ini tampak sel-sel tumor yang pleomorfik dengan mitosis abnormal.
Struktur radier sel sel hati menjadi kacau, kadang kadang masih ditemukan
trabekula namun dala trabekula sudah lebih dari 2 lapis sel. Stroma diantara
trabekula mengandung banyak pembuluh darah.