You are on page 1of 18

COURSE HISTOLOGI

A. Jaringan Epitel
(dr. Muthmainah)

1. Pendahuluan

Histologi mempelajari jaringan (kumpulan sel yang mempunyai


morfologi dan fungsi sama). Jenis jaringan:
a) Jaringan epitel kumpulan sel polihedral tersusun erat dg sedikit
zat interseluler.
b) Jaringan pengikat/penyambung ditandai oleh banyaknya bahan
interseluler yang dihasilkan oleh sel-selnya.
c) Jaringan otot terdiri dari sel-sel panjang yang mempunyai fungsi
kontraksi.
d) Jaringan saraf terdiri dari sel-sel dengan prosesus/tonjolan
panjang pada permukaan badan sel, dan mempunyai fungsi
menerima, membangkitkan, dan menghantarkan impuls saraf.
Berbagai macam jaringan organ (misal: gaster, hepar, pulmo dsb)
sistem dalam tubuh (misal: sistem kardiovaskuler, respirasi dsb).
Nama bagian-bagian sel antara lain: inti sel (nukleus), sitoplasma,
membran plasma (pasmalemma), dan organel sel (retikulum
endoplasmik, mitokondria, aparatus golgi, dan lisosom).
Komponen jaringan: Sel dan substansia/matriks interseluler (yang
berbentuk/morf contoh: serabut kolagen; yang tidak berbentuk/amorf
contoh: glikoprotein, garam kalsium dsb)
Parenkim dan stroma Organ dapat dibagi menjadi dua bagian utama
yaitu: parenkim dan stroma.
a) Parenkim: tersusun oleh sel-sel yang berperan menjalankan fungsi
utama organ (merupakan komponen fungsional organ).
b) Stroma: jaringan penyokong suatu organ .
c) Contoh: organ hepar parenkim berupa sel-sel hepar (hepatosit)
dan stroma berupa jaringan pengikat retikuler.
Pewarnaan/pengecatan jaringan: Supaya jaringan bisa diidentifikasi
bagian-bagiannya di bawah mikroskop cahaya, maka dilakukan
pewarnaan. Paling sering Hematoksilin Eosin (HE).

2. Definisi
Jaringan epitel adalah jaringan yang terdiri dari kumpulan sel-sel
polihedral yang tersusun erat satu sama lain serta mengandung
sedikit substansia interseluler.

3. Fungsi

Absorpsi epitel usus


Sekresi epitel kel. endokrin/eksokrin
Ekskresi epitel tubulus ginjal
Proteksi epitel epidermis kulit
Rangsang sensoris epitel pd pancaindera
Kontraksi mioepitel

Reproduksi epitel pd ovarium, testis

4. Asal Embriologis

Epitel ektodermal epidermis kulit.


Epitel mesodermal urogenetalia selain uretra.
Epitel entodermal/endodermal tract. digestivus &
tract.respiratorius & kel.nya, kelenjar endokrin pd umumnya.

kel.nya,

5. Sifat-Sifat Umum
Bentuk sel epitel bervariasi: skuamous, kuboid, kolumner (pengamatan
inti penting); hubungan erat; substansia interseluler sedikit.
Adanya lamina basalis & membrana basalis
a) Lamina basalis: Laminin (glikoprotein), kolagen tipe IV,
proteoglikan dg heparan sulfat hanya terlihat dg ME.
b) Membrana basalis: Gabungan lamina basalis dan lamina
retikularis/lamina fibrosa (lamina retikularis: kolagen tipe III &
protein-polisakarida dpt dilihat dg MC, jelas pd pengecatan
impregnasi perak nitrat dan PAS).
Adanya adesi antar sel epitel.
Bersifat avaskuler & mempunyai daya regenerasi yg tinggi.

6. Klasifikasi Epitel
Berdasarkan struktur dan fungsinya
a) Epitel membran/penutup sel-selnya tersusun dlm lapisan spt
membran yg menutupi permukaan luar tubuh/melapisi rongga
tubuh.
b) Epitel kelenjar sel-selnya bersifat sbg kelenjar yg menghasilkan
sekret/ekskret (cairan atau sel).
Jumlah sel penyusun dan bentuk sel penyusun teratas
a) Skuamous
Simpleks
Kompleks
b) Kuboid
Simpleks
Kompleks
c) Kolumner
Simpleks
Kompleks
Pseudokompleks
d) Transisional

7. Epitel Kelenjar
Jumlah sel penyusunnya: Uniseluler (sel goblet/sel piala/sel lendir) &
multiseluler.
Cara pengeluaran sekret: Holokrin (misal kel. sebasea), apokrin (misal
kel. mammae) & merokrin (misal kel. pankreas).
Ada tdknya sel dlm sekret: Sitogenik (ovarium & testis) & non
sitogenik.
Ada tdknya duktus ekskretorius: Eksokrin (misal kel. sebasea) &
endokrin (misal kel. tiroid).
Kelenjar ganda: Eksokrin + endokrin (misal hepar, pankreas, ovarium
& testis).

8. Cara Pengeluaran Sekret

Holokrin sekret dikeluarkan bersama-sama dg seluruh bagian


kelenjar (misal kel. sebasea).
Apokrin sekret dikeluarkan bersama-sama dg sebagian dari
sitoplasma sel kelenjar yaitu sitoplasma bag. apikal sel (misal kel.
mammae).
Merokrin sekret dikeluarkan tanpa diikuti oleh keluarnya bagianbagian sel kelenjar (misal kel. pankreas)

9. Berdasarkan Duktus Sekretorius

Kelenjar eksokrin mempunyai duktus ekskretorius.


Kelenjar endokrin / kel. buntu tidak mempunyai duktus ekskretorius.

B. Jaringan Pengikat
(dr. Suyatmi M.Biomed.Sc)

1. Pendahuluan

Embriologis berasal dari jaringan mesenchyme yang dihasilkan oleh


sel-sel mesenchyme dari bagian mesoderm.

2. Fungsi

Fungsi mekanis menjadi media penghubung antar sel-sel dan organorgan tubuh
Fungsi struktural berfungsi memberi dan mempertahankan bentuk
tubuh
Fungsi sbg medium pertukaran nutrisi dan sisa metabolisme antara
sel-sel dan pembuluh darah
Fungsi sbg reservoir bagi hormon yang diperlukan bagi pertumbuhan
dan diferensiasi sel

3. Komponen Seluler

Fibroblast: sintesis matriks ekstraseluler


a) Sel dominan
b) Sintesis komponen penyusun matriks ekstrasel (kolagen, elastin,
glikosaminoglikan,
proteoglican, multiadhesive glycoprotein,
growth factor)
c) Fungsi sintesis fibroblas ditekan oleh kortikosteroid
d) Tipe aktif: fibroblast
inti ovoid, besar, tercat lemah/pucat, kromatin halus dan
sebuah nukleolus yg menonjol
Sitoplasma banyak, banyak percabangan tak teratur, kaya
retikulum edndoplasmik kasar dan golgi kompleks
e) Tipe non aktif (quiescent): fibrosit
Ukuran lebih kecil, bentuk lonjong, sedikit percabangan , inti
memanjang, lebih kecil dan tercat lebih tua
sitoplasma acidofilik, sedikit reticulum endoplasma kasar
f) Dalam proses penyembuhan luka aktifitas fibroblas meningkat dan
terjadi pembentukan jaringan pengikat baru .
Makrofag: sekresi sitokin, fagositosis benda asing, memproses dan
menyajikan antigen ke sel immunokompeten yang lain.
a) Diferensiasi Monosit pada jar. pengikat
b) Makrofag pada organ khusus: sel Kupfer (hepar), sel mikroglial
(sistem saraf), sel langerhans (kulit), sel osteoklas (tulang)

c) Membentuk sistem fagositosis mononuklear, 2 reseptor pada


membran sel
reseptor Fc antibodi
reseptor C3 komplemen
d) Pada kondisi patologis: sel epitheloid, multinuclear giant sel
e) Aktivasi Infeksi atau injeksi benda asing
f) Peran dalam sistem pertahanan tubuh:
Fagositosis sisa-sisa sel, elemen abnormal matriks selular,
sel tumor, bakteri, partikel asing yang tak tercerna
Antigen presenting sel
Pembersihan jaringan dari sisa-sisa kerusakan sel secara
fisiologis (involusi uterus)
Sel plasma: produksi antibodi
a) Berasal dari sel lymfosit B, bertanggungjawab dalam produksi
antibodi (immunoglobulin)
b) Mikroskopis: Sel berbentuk oval, berukuran relatif besar dengan
sitoplasma basofilik dan kaya akan retikulum endoplasma kasar.
Inti sel terletak diperifer dengan kromatin yang tersusun
membentuk gambaran jam dinding
Sel Mast: melepas mediator untuk reaksi allergi
a)
Sintesis dan menyimpan mediator inflamasi (histamin, ECF-A)
b)
Sintesis leukotrienes dan slow reacting substance (SRS-A) dari
phospholipid membran
c)Reseptor IgE pada permukaan membran sel
d)
Dua jenis: sel mast pada jaringan pengikat dan sel mast pada
mukosa
e)
Mikroskopis: bentuk, bulat atau oval dengan sitoplasma basofilik
dan kaya akan granul sekretorik. Inti sel kecil terletak sentral dan sering
tersamar oleh granul sekretorik. Granul sekretorik bersifat metakromatis
(merubah warna toluidin biru menjadi ungu) (junquiera dan Carneiro,
2003)
Leukosit: eosinofil-allergi dan inflamasi,neutrofil-fagositosis.
a) Berasal dari leukosit yang bermigrasi secara diapedesis melalui
pembuluh darah
b) Jumlah meningkat pada proses peradangan.
Limfosit: sel-sel immunokompeten (sel T , Sel B)
Sel Lemak: simpan lemak, sintesis energy
a) Membentuk jaringan pengikat lemak:
JL putih (unilokuler): JPL subkutan, omentum, mesenterium,
retroperitoneal
Sel lemak: signet Ring Cell, oval, inti sel pipih terdesak
ketepi. Sitoplasma tipis terdesak oleh benda inklusi
(tetes lemak), mitokondria lebih sedikit
Fungsi: simpan lemak netral (trigliserida),sintesis lemak
dari gula dan asam amino, dipengaruhi diet.
JL Coklat (multilokuler) : JPL pada leher dan interscapula
pada hewan hibernasi
Sel lemak: lebih kecil, poligonal, inti bulat eksentris,
mitokondira banyak dan berkembang sempurna.

Fungsi: pembentukan energi (oksidasi 20 x lebih efektif)


Cuaca dingin saraf simpatis norepinefrine
oksidasi lemak

4. Matriks Ekstraseluler

Fiber (serabut)
a) Elastis
Disusun oleh 3 jenis fiber: oxytalan, elaunin, dan elastin.
Komposisi oxytalan dan elastin fiber menentukan karakter
serabut elastik yang dibentuk.
Oxytalan (merupakan kumpulan mikrofibril termasuk
diantaranya fibrilin) bersifat non-elastik, resisten terhadap
tarikan
Elastin bersifat sangat elastis
Distribusi serabut elastic : membrana fenestrata pembuluh
darah, Ligamentum nuchae, ligamentum suspensorium pada
testis
b) Kolagen
Terdiri oleh asam amino: glisin, proline dan hidroksiproline
c) Retikuler
Disusun oleh sabut kolagen type III
Menyusun stroma organ haematopoiesis : lien, sumsum
tulang, nodus lymfatikus serta pada hepar dan berbagai
kelenjar endokrin.
Substansi amorf (Ground substance):
a) glycosaminoglycans hyaluronic acid
b) proteoglycan sindecan, agrecan, fibroglican
c) multiadhesive glycoprotein
(cell adhesion Molecule- CAM)
imunoglobuline like-CAM (lCAM), cadherin,selectin, integrin.
Cairan jaringan
a) plasma protein dgn BM rendah yg menembus dinding kapiler
b) pada kondisi normal, proporsi cairan jaringan relatif sedikit
c) pada keadaan patologis, edema, proporsi meningkat
d) pada periode menstruasi (efek estrogen dan progesteron) hidrasi
jaringan meningkat

5. Klasifikasi Jaringan Pengikat

Jar. Pengikat embrional


a) JP. Mesenkim
b) JP. Mukosa
Jar. Pengikat dewasa
a) JP. Sejati
JP. Longgar
JP. Padat
JP. Padat teratur
JP. Padat tak teratur
b) JP. Khusus
JP. Elastik
JP. Retikuler
JP. Lemak
J. Darah dan Limfe

c) JP. Penyokong
J. Tulang rawan
J. Tulang

6. Jaringan Mesenkim

Terdiri atas sel-sel mesenkim dan matriks ekstraseluler yang bersifat


amorf yang mengandung sedikit serat.
Sel mesenkim berbentuk stelata (bintang) atau fusiform (spindel),
dengan sedikit sitoplasma yang membentuk prosesus protoplasma dan
inti yang relatif besar, pucat dengankromatin halus dan nukleolus yang
menonjol.
Sel-sel saling berhubungan dengan yang lain melalui prosesus
protoplasma.secara sinsitium dan dapat bergerak secara amuboid.
Berasal dari lapisan mesoderm dan merupakan asal dari jaringan
pengikat dewasa.

7. Jaringan Mukosa

Sel satu-satunya adalah fibroblas dengan prosesus protoplasma yang


saling berhubungan dengan sel yang berdekatan
Matriks ekstraselulernya terutama dibentuk oleh substansi dasar yang
didominasi oleh hyaluronic acid dan mengandung sedikit serat-serat
kolagen halus
Substansia interselulernya pucat, homogen seperti jelly bersifat
metakromasi kuat dengan toluidine blue.
Distribusi: umbilical cord (Whartons jelly) dan pulpa gigi susu.

8. Jaringan Pengikat Longgar

Tesusun oleh semua komponen dasar jaringan pengikat.


Sel utamanya adalah fibroblas dan makrofag jenis sel penyusun
jaringan pengikat lainnya juga ditemukan.
Proporsi komponen fiber adalah sedang (moderate) dengan serat
kolagen paling dominan dibandingkan dengan serat yang lain
J. Pengikat longgar mempunyai bahan dasar amorf yang relatif cair dan
menjadi media bagi sel - sel dan serat yang distribusinya tidak teratur.
Distribusi JP Longgar: tersebar secara luas dalam berbagai organ.
Membentuk selubung bundel-bundel otot, lamina propria dari mukosa,
dermis, lapisan dinding pembuluh darah dan vasa limfatika dll.

9. Jaringan Pengikat Padat Teratur

10.

Biasanya dalam bentuk pita yang sangat lebar, didominasi oleh


komponen serabut (sabut-sabut kolagen) yang tersusun dengan
orientasi sejajar, satu-satunya sel yang terdapat disini adalah fibroblas
yang disebut juga sel tendon dengan inti memanjang yang pararel
dengan arah serat.
Contoh : tendon

Jaringan Pengikat Padat Tak Teratur


Jaringan pengikat padat mempunyai komponen yang sama dengan
jaringan pengikat longgar tetapi serat kolagen lebih menonjol dan
jumlah sel lebih sedikit.
Arah seratnya tidak teratur dengan sel utama fibroblas dan makrofag.
JPP tak teratur dapat ditemukan pada dermis

11.

12.

13.

Jaringan Pengikat Retikuler


Jaringan pengikat ini membentuk suatu jala yang serabutnya
bercabang-cabang dan beranastomosa.
Tersusun atas serabut retikuler dan sel-sel fibroblas dengan ciri khusus
yang disebut sel retikuler.
Menyusun stroma organ hematopoietik dan limfoid.

Jaringan Pengikat Lemak


Sel-selnya berbentuk bulat atau oval, sitoplasmanya terdesak ke tepi
oleh vakuola lemak yang besar.
Inti sel lemak menyerupai mata cincin

Jaringan Pengikat Elastis


Tersusun oleh serabut serabut elastis yang tersusun sejajar.
Ruangan antar serabut elastis diisi oleh serabut kolagen dengan
proporsi yang lebih sedikit.
Sel-sel fibroblas terdapat diantara serabut dengan susunan
memanjang . Distribusi:
dinding pembuluh darah, ligamen pada
kolumna vertebralis (tulang punggung) dan ligamentum suspensorium
penis

C.Jaringan Saraf
1. Neuron

Badan sel
Juluran sel
a) Dendrit
b) Akson (neurit)

2. Neuroglia

Makroglia
a) Astrosit protoplasmatik
b) Astrosit fibrosa
Oligodendroglia
Mikroglia/mesoglia

3. Badan Sel

Bentuk stelat, piramid, botol, pipih


Sitoplasma
Organela
a) ERG : Nissl Bodies dan Tigroid Bodies
b) Neurofibril : beranyaman
c) Mitokondria : tersebar, batang atau filamen
d) Golgi :hanya pada
perikaryon
e) Centrosoma : pada embryo
Inklusiones
a) Pigmen :
Melanin : coklat tua/hitam
substansia nigra
nukleus dorsalis vagus
ganglion simpatis
ganglion spinalis

Lipofuhsin : coklat kekuningan


hasil metabolisme abnormal
semakin tua bertambah

b) Lipid :
Berupa tetes lemak
Hasil metabolisme abnormal
c) Glikogen :
Terdapat pada neuron embryonal & pleksus khorioideus
d) Besi :
granula
dewasa lebih banyak
terdapat pada : substansia nigra & globus palidus

4. Klasifikasi Neuron

Berdasarkan jumlah juluran


a) Unipolar
b) Bipolar
c) Multipolar
d) Pseudounipolar
Berdasarkan panjang akson
a) Tipe Golgi I: akson panjang
b) Tipe Golgi II: akson pendek
Berdasarkan Nissl bodies
a) Somatokrom
b) Karyokrom
Berdasarkan Fungsi
a) Motoris
b) Sensoris

5. Neurit = Akson

Juluran panjang
Pangkal akson
a) Axon Hillock (= conus implantasi)
b) Bentuk kerucut
Aksoplasma :
a) dinding : aksolemma
b) neurofibril saling sejajar
Ujung terminal :
a) telodendron (=terminal arborination)
b) banyak mitokondria
Kolateral : cabang akson tegak lurus
Kumpulan akson membentuk serabut saraf

6. Neuroglia

Merupakan jaringan penyokong


Klasifikasi neuroglia
a) Makroglia (Astroglia), neuroglia terbesar :
Astrosit protoplasmatis
prosesus banyak, pendek, tebal
sitoplasma : granula gliosom
ujung melebar : perivasculair feet/foot plate
terdapat pada substansia griscea
Astrosit fibrosa

Prosesus protoplasmatis lebih sedikit


Terdapat foot plate
Terdapat pada substansia alba
b) Oligodendroglia
Ukuran lebih kecil
Prosesus protoplasmatis lebih sedikit
Menempel pada dinding pembuluh darah : perivaskuler
satelit
Terdapat pada substansia griscea dan alba (SSP)
Membentuk selubung mielin
c) Mikroglia (mesoglia / sel Hortega)
Sel kecil berbentuk ireguler
Berasal dari mesoderm
Dalam keadaan patologis : sel Rod, gerak amoeboid &
fagositosis
d) Sel Ependym
Bentuk kolumner
Tersusun epiteloid
Membatasi rongga otak dan medula spinalis

7. Sistem Saraf

Sistem saraf pusat


a) Cerebrum
b) Cerebelum
c) Batang Otak :
diensefalon
mesensefalon
pons
medula oblongata
d) Medula spinalis
Sistem saraf tepi
a) Serabut saraf : kranialis dan spinalis
b) Ganglion : spinalis dan simpatis
c) Akhiran saraf : reseptor dan efektor

8. Serabut Saraf

Merupakan kumpulan akson


Pembungkus akson :
a) Neurolemma (selubung Schwan)
Merupakan selubung tipis
Sel Schwan :
Inti pipih atau oval
Terdapat di antara 2 nodus Ranvier
Sitoplasma : App Golgi & mitokondria
Fungsi : membentuk selubung myelin dan regenerasi
serabut saraf
b) Selubung myelin :
pada akson yang besar
tersusun konsentris
Pembungkus serabut saraf :
a) Endoneurium, melingkari akson
jaringan ikat tipis

fibroblas & makrofag


serabut retikuler : Retzius
b) Perineurium, melingkari fasikulus
jaringan ikat padat
tersusun berlamelair
membentuk septum
terdapat pembuluh darah
c) Epineurium, melingkari beberapa fasikulus
jaringan ikat padat ireguler
Regenerasi :
a) Trauma akson kromatolisis
b) Volume perikaryon meningkat
c) Inti sel ketepi
d) Sel Schwan berproliferasi
e) Segmen proksimal : akson tumbuh dalam sel-sel Schwan
f) Segmen distal : dihancurkan oleh makrofag

9. Selubung Myelin

Disusun : kolesterol, fosfolipid & serebrosid


Berasal dari dinding sel Schwan
Tersusun berlamela
Terputus pada jarak 0.08 - 1 mm (nodus Ranvier)
Tidak terdapat pada axon hillock
Pada sediaan histologis akson mengkerut tipis aksis silindris
Dalam keadaan segar akson : milein = 6 : 1
Pembentukan:
a) Membran sel Schwan melekuk mengelilingi akson
b) Terbentuk mesakson
c) Akson & selubung berputar beberapa kali
d) Terbentuk selubung berlamela
e) Terdapat pada serabut saraf tepi
Dengan pewarnaan asam osmiat :
a) terdapat celah sempit
b) berjalan serong
c) disebut insisura Schmidt Laterman
d) merupakan membran sel Schwan

10.

Akhiran Saraf
Akhiran saraf eferen (efektor)
a) Somatik eferen : motor end plate
b) Viseral eferen
Akhiran saraf aferen (reseptor)
a) Reseptor tak berkapsul
diskus Merkel
peritrikial
organ Corti
organ pengecap
retina
organ olfaktoria
b) Reseptor berkapsul :
Corpusculum Meissner

11.

Corpusculum Vater Paccini


Corpusculum Krauze
Corpusculum Ruffini
Muscle spindle

Motor End Plate

Akhiran saraf eferen pada otot lurik


Bagian Akson :
a) merupakan terminal akson
b) ujung akson melebar & menempel sarkolemma
c) endoneurium bergabung dengan sarkolemma
d) mengandung banyak mitokondria vesikel berisi asetilkolin
Bagian Otot :
a) sarkolemma banyak tonjolan
b) banyak mengandung mitokondria dan inti sel

12.

Reseptor

Diskus Merkel :
a) Dalam epidermis kulit
b) Saraf subepitel menembus membran basal bercabang-cabang,
ujung menebal
Reseptor berkapsula :
a) Ujung saraf menebal (end bulbs)
b) Dilingkungi jaringan tipis sebagai kapsula.
c) Ruang dalam kapsula inner bulbs

13.

Ganglion

Kumpulan sel-sel bodi di luar susunan saraf pusat


Bentuk oval
Kapsula :
a) membentuk trabekula anyaman stroma
b) lanjut sebagai epineurium & perineurium
Badan sel :
a) dikelilingi selapis sel satelit/amfisit
b) dibungkus jaringan ikat tipis lanjut sbg. Endoneurium
Klasifikasi :
a) Ganglion cerebrospinal (ganglion spinale)
Diameter 15 100 mikron
Neuron pseudounipoler
Badan sel kecil saraf tak bermyelin
Badan sel besar :
saraf bermyelin
akson membentuk glomerolus intrakapsularis
Badan sel bergerombol dekat kapsula
Bagian tengah sel bodi sedikit, banyak serabut saraf
Akson membentuk saraf aferen
b) Ganglion otonom (trunkus simpatikus)
Diameter 15 50 mikron
Sel bodi tersebar, inti eksentris
Akson membentuk saraf eferen
Denrit membentuk pleksus interkapsularis

14.

Cerebrum
Substansia griscea :

a)
b)
c)
d)

Membentuk korteks cerebri


Berwarna kelabu
Disusun : sel bodi, denrit, awal neurit, neuroglia
Lapisan korteks cerebri :
Stratum molekulare (fleksiformis)
Stratum granulosum eksternum
Stratum piramidale eksternum
Stratum granulosum internum
Stratum piramidale internum (ganglionare)
Stratum multiformis
Substansia Alba
a) Disebut medula
b) Serabut saraf bermyelin & tak bermyelin
c) Neuroglia
d) Berwarna putih

15.

Cerebellum

Substansia Griscea
a) Membentuk korteks cerebelli
b) Terdiri atas 3 lapisan
Stratum molekulare :
sel stelat kecil (luar)
sel keranjang (dalam)
Stratum ganglionare :
sel Purkinye (sel botol)
Stratum granulosum :
sel granula besar & kecil
Substansia Alba
Serabut aferen :
Mossy fibers
Climbing fibers

16.

Medula Spinalis
Substansia Griscea
a) Di sebelah dalam
b) Berbentuk huruf H :
kornu anterior neuron motorik
kornu posterior neuron sensorik
c) Di tengah terdapat kanalis sentralis :
dibatasi sel-sel Ependym
tersusun epiteloid kolumner selapis
berisi cairan cerebro spinal
d) Substansia gelatinosa sentralis :
daerah bergranula di sekitar ependym
disusun neuroglia
e) Substansia gelatinosa Rolandi :
pada kornu anterior, tampak jernih
di luarnya terdapat:
zona spongiosa : anyaman saraf bermyelin
zona terminalis Lissauer :
saraf
bermyelin berjalan
longitudinal

17.

Substansia Alba
a) Fisura mediana anterior
b) Septum medianum posterior
c) Sulkus dorso-lateralis posterior kanan-kiri
d) Funikulus dorsalis : belakang substansia griscea
e) Funikulus ventro-lateralis :
depan substansia griscea
dibagi 2 oleh kornu anterior :
funikulus anterior
funikulus lateralis

Mening
Merupakan bungkus SSP
Terdiri atas 3 lapisan :
a) Duramater :
- jaringan ikat padat
- luar : - lamina endostisialis
- melekat pada tulang
- dalam : - lam. Meningealis
- epitel mesenkim
- ruang subdural sempit
b) Arakhnoid :
- jar. ikat avaskuler
- ruang subarachnoid
- dilapisi epitel mesenkim
c) Piamater :
- sangat vaskuler
- dilapisi epitel mesenkim

COURSE FISIOLOGI
(Dr.Kiyatno,dr.,PFK.,M.Or.,AIFO)

A. DASAR FISIOLOGI
1. Fisiologi

Physios: kehidupan, logos : ilmu


Ilmu yang mempelajari fungsi atau gejala kehidupan normal
Proses fisiologis untuk mempertahankan kehidupan tidak disadari
Contoh:
a) Kedinginan menggigil
b) Kepanasan berkeringat
c) Cemas, tegang berdebar-debar
d) Kekurangan cairan haus
Mengapa? Pendekatan teleologis: menggigil untuk menghangatkan
tubuh

Bagaimana? Pendekatan mekanistik (fisiko kimia): Dingin reseptor


dingin syaraf aferen pusat pengatur suhu (otak) syaraf eferen
ke otot kontraksi otot(proses fisika-kimia) - menghasilkan panas

2. Tingkat Organisasi Tubuh

Atom
a) O2 : Carbon : Hidrogen : Nitrogen
b) Beberapa atom membentuk molekul kehidupan seperti protein,
karbohidrat, lemak dan asam nukleat
Sel
a) Satuan fungsional terkecil yang melaksanakan proses kehidupan
b) Sel telur + sperma multiplikasi sel punca mudigah (embryonic
stem cell) diferensiasi sel punca spesifik jaringan (tissue
specific stem cell)
Jaringan
a) gabungan sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama
b) j.otot, saraf, epitel, kelenjar, ikat
Organ
a) beberapa tipe jaringan tersusun bersama untuk melakukan fungsi
tertentu
Sistem Organ
a) Kumpulan beberapa organ
Organisme
a) beberapa sistem tubuh dikemas bersama menjadi keseluruhan
tubuh yang fungsional
b) sel tunggal: bakteri, amoeba
c) multisel: manusia, binatang, tumbuhan

3. Fungsi Dasar Sel

Perlu O2 dan nutrien


Membentuk energi (ATP)
Eksresi
Membentuk protein dan komponen sel lainya
Kontrol perpindahan zat dng.lingkunganya
Mengangkut zat ke seluruh sel
Merespon lingkungan
Berkembang biak

B. HOMEOSTASIS
1. Pendahuluan

Saat menghadapi situasi sulit atau menegangkan jantung berdebar


kencang, untuk mempersiapkan mekanisme pertahanan diri agar siap
menghadapi situasi: fight (menghadapi) atau flight (melarikan diri).
Mekanisme pertahanan diri yang melibatkan organ tubuh yang bersifat
dinamis (dynamic steady state) pada nilai normal (setpoint) disebut
homeostasis.
bahasa Yunani homeo: sama, stasis :mempertahankan keadaan

2. Jenis Homeostasis

Sistem tertutup keseimbangan statis : lingkungan dalam tidak


berubah seperti botol tertutup
Sistem terbuka keseimbangan dinamis : Lingkungan dalam yang
konstan walaupun sistem ini terus berubah contohnya seperti sebuah
kolam di dasar air terjun

3. Lingkungan Hidup Manusia

Lingkungan luar(milleu exterieur) : alam semesta yaitu lingkungan


yang mengelilingi organisme secara keseluruhan. Organisme hidup
(biotik) dan objek-objek yang mati (abiotik).
Lingkungan dalam (milleu interieur) yaitu cairan ekstra sel ( CES terdiri
atas cairan plasma dan cairan interstisial)
Pentingnya lingkungan dalam yang stabil atau konstan diperkenalkan
pertamakali oleh ahli fisiologi Perancis tuan Claude Bernard th.1859.

4. Faktor yang Diatur Secara Homeostasis

Konsentrasi Nutrien
Konsentrasi O2 dan CO2
Konsentrasi Zat sisa
pH
Konsentrasi garam, air, elektrolit
Volume dan Tekanan
Suhu

Mendeteksi Penyimpangan dari nilai normal(set poin)


Integrasi informasi
Memulihkan penyimpangan ke set poin
Kontrol dapat dilakukan secara lokal (intrinsik) dan diluar organ
(ekstrinsik: saraf dan endokrin)

5. Sistem Kontrol Homeostasis

6. Umpan Balik (Feedback)

Kontrol intrinsik dan ekstrinsik bekerja berdasarkan umpan balik


negatif (terutama)untuk melawan perubahan awal dan positif (kadang
justru merugikan) untuk memperkuat perubahan awal
Umpan Balik Negatif (negative feedback):Perubahan variabel
terkontrol mencetuskan respon yang melawan perubahan awal
sehingga mengembalikan parameter kearah normal (set poin)
Umpan Balik Positif (positive feedback):Perubahan variabel terkontrol
memicu respon ke arah yang sama sehingga perubahan semakin
besar.

7. Penutup

Semua penyakit terjadi akibat kegagalan proses homeostasis.


Tugas dokter dan paramedis adalah membantu mempertahankan
homeostasis.
Berbagai indikator homeostasis dipantau secara intensif di unit gawat
darurat seperti frekwensi denyut jantung, frekwensi nafas, suhu tubuh,
kimia darah dan volume cairan tubuh.
Tujuan unit gawat darurat untuk mengambil alih fungsi homeostasis
yang gagal dilakukan oleh pasien yang sakit parah.

C.PENGATURAN SUHU TUBUH


1. Kaidah Fisika

Dikenali sebagai kaidah fisik karena pengaturan lebih banyak kepada


penggunaan otot-otot tubuh dan secara fisik. Di antara kemungkinan
yang akan terjadi ialah:
a) Suhu badan tinggi melebihi normal
b) Suhu badan rendah melebihi normal
Apabila suhu badan tinggi, termoreseptor akan mentransfer suhu pada
kulit, di otak, hipotalamus akan berfungsi sebagai termostat untuk
mengatur suhu darah yang melaluinya, mekanisme koreksi akan
diarahkan atau dirangsang oleh hipotalamus dengan menggunakan
koordinasi tubuh.
Mekanisme koreksi apabila suhu badan tinggi ialah:

a) Vasodilatasi yaitu pembuluh darah mengembang untuk berdekatan


dengan kulit (lingkungan luar) yang memungkinkan panas
dibebaskan keluar.
b) Bulu kulit dilemaskan untuk mengurangi udara yang terperangkap
pada kulit supaya panas mudah dibebaskan karena udara adalah
konduktor panas yang baik. Bulu kulit diatur oleh otot erektor.
c) Lebih banyak darah pada kulit (kulit kelihatan merah) Memudahkan panas darah terbebas keluar melalui proses
penyinaran.
d) Berpeluh - Air keringat yang dirembes oleh kelenjar keringat
mempunyai panas pendam tentu yang tinggi dapat menyerap
panas yang tinggi dan terbebas ke lingkungan sekitar apabila air
peluh menguap.
Apabila suhu tubuh rendah, termoreseptor akan menaikkan suhu pada
kulit, di otak hipotalamus akan berfungsi sebagai termostat mengatur
suhu darah yang melaluinya, mekanisme koreksi akan diarahkan atau
dirangsang oleh hipotalamus dengan menggunakan koordinasi badan.
Mekanisme koreksi apabila suhu badan rendah ialah:
a) Vasokonstriksi yaitu pembuluh darah menyempit untuk menjauhi
kulit agar panas tak banyak keluar ke lingkungan sekitar.
b) Bulu kulit ditegakkan agar lebih banyak udara yang terperangkap
pada kulit supaya panas sukar dibebaskan karena udara adalah
konduktor panas yang baik. Bulu kulit diatur oleh otot erektor.
c) Kurang darah pada kulit (Kulit kurang kelihatan kemerahan atau
pucat) - Kurang mengalami proses penyinaran untuk mencegah
panas terbebas keluar lingkungan.
d) Kurangnya keringat - Saat kurang air keringat dirembeskan oleh
kelenjar peluh maka panas tak banyak dibebaskan melalui
penguapan air peluh.

2. Kaidah Metabolik

Dikenal sebagai kaidah metabolik karena pengaturan lebih kepada


penggunaan kimia badan daripada secara fisik walaupun terdapat
pengaturan yang melibatkan otot-otot.
Melibatkan peranan:
a) Otot rangka
b) Kelenjar adrenal
c) Kelenjar tiroid
Dalam keadaan sejuk, hipotalamus akan mengatur otot rangka untuk
vasokonstriksi secara aktif. Hal ini akan menyebabkan seseorang
mengigil dan meningkatkan suhu badan. Pada saat yang sama,
kelenjar adrenal akan mensekresikan hormon adrenalin dan
noradrenalin sedangkan kelenjar tiroid akan mensekresikan hormon
tiroksin, semua hormon ini bertujuan untuk meningkatkan suhu badan
dengan cara meningkatkan metabolisme tubuh.

Dalam keadaan panas, aktivitas otot rangka akan berkurang, begitu


juga dengan sekresi hormon-hormon tertentu oleh kelenjar adrenal
dan kelenjar tiroid akan berkurang.
Hormon epinefrin dan norepinefrin bertindak dengan:
a) Meningkatkan kadar detak jantung dan kadar pernafasan.
b) Meningkatkan tekanan darah
c) Meningkatkan metabolisme badan
d) Meningkatkan kadar gula darah dengan merangsang pengubahan
glikogen ke glukosa.
Pengaturan kadar gula sedikit dalam darah atau glukosa
a) Kadar gula atau glukosa terlampau banyak
Apabila kadar glukosa terlampau banyak, lebih dari jumlah
normal, sel beta pada Pulau Langerhans akan mensekresikan
lebih banyak hormon insulin, kadar glukosa dalam darah
akan turun, proses ini akan berlanjut hingga kadar glukosa
dalam darah berada pada jumlah yang normal.
Fungsi hormon insulin ialah:
Merangsang pengubahan glukosa ke glikogen untuk
disimpan dalam hati.
Merangsang oksidasi glukosa untuk tujuan respirasi dalam
sel.
b) Kadar gula atau glukosa terlampau sedikit
Apabila kadar glukosa terlampau rendah, kurang dari jumlah
normal, sel alfa pada kelenjar pulau-pulau Langerhans akan
mensekresikan lebih banyak hormon glukagon, kadar
glukosa dalam darah akan naik, proses ini akan berlanjut
sehingga kadar glukosa dalam darah berada pada jumlah
normal.
Fungsi hormon glukagon ialah: Merangsang pengubahan
glikogen ke glukosa dalam darah.
Sel-sel Langerhans terletak dalam pankreas

You might also like