Professional Documents
Culture Documents
(BERFIKIR KRITIS)
yang
Komponen
Analysis
Synthesis
Evaluation
truth seeking
open-mindness
analyticity
systematicity
self-confidence
maturity
Clarity
mampu
mengelaborasi masalah
mampu dengan cepat
menemukan jalan keluarnya
mampu memberikan ilustrasi
mampu memberikan contoh
Accuracy
Apakah
Precision
Mampu
memberikan informasi
lebih detail.
Mampu memebrikan informasi
lebih spesifik
Relevance
Bagaimana
menghubungkan ide
dengan pertanyaan yang timbul ?
Bagaimana menghubungkan
dengan issu ?
Bagaimana relasinya satu ide
dengan ide lainnya
Depth
Bagaimana
menghitung berapa
jumlah problem yang muncul
dalam pertanyaan
Bagaimana menguraikan faktorfaktor yang bermakna
Breadth
Bagaimana
pandangan terhadap
hasil pengamatan dari jawaban
terhadap suatu
pertanyaan/masalah?
Logicalness
Berpikir
logis, membuat
pengertian, menemukan
fakta/bukti/petunjuk.
Significance
Informasi
Fairness
Ketika
Belajar aktif
proses
observasi, pengalaman,
mampu merefleksikan, mampu
pemahaman dan mampu
mengkomunikasikan. (Silberman
Melvin,1996 )
Pepatah Cina.
Mendengar
dan lupa
melihat dan hafal
mengerjakan dan faham
Bagaimana mengajarkan
critical thinking?
Manusia
Ketrampilan penunjang
ketrampilan
untuk menyatakan
pikirannya, mengetahui
bagaimana orang lain menuliskan
pikirannya, serta bagaimana
menyampaikan pikirannya secara
tertulis. Ketrampilan
komunikasi, membaca serta
menulis secara efektif.
Model
Kolaboratif
leraning (Gokhale)
Teori social setting menyatakan bahwa
melalui interaksi sosial siswa dapat
mengobservasi strategi berpikir dari
orang lain untuk dijadikan panutan,
mengkritik dan membentuk performa
individu, serta memberikan semacam
jenjang bagi individu dengan performa
yang kurang, meningkatkan motivasi,
serta membentuk sikap yang
diperlukan (Resnick L, 1990)
Model
Belajar
kontekstual
mengintegrasikan dengan
konteks nyata dan relevan
(Abraham)
Belajar mandiri
kesempatan untuk memahami
lebih mendalam
CRITICAL
CRITICAL
THINKING
REASONING
CLINICAL
REASONING