You are on page 1of 10

PORTOFOLIO MEDIS

URETRITIS + VULVO-VAGINOSIS GONORE


Topik : Medis (URETRITIS+VULVO-VAGINOSIS GONORE)
Tanggal kasus : 17 Juni 2015
Presenter : dr. Venansius Ratno Kurniawan
Tanggal Presentasi :

Pendamping :
dr. Ni Made Mardani

Tempat presentasi :
Obyektif Presentasi :
Keilmuan

Keterampilan

Penyegaran

Diagnostik
Neonatus

Manajemen
Bayi
Anak

Masalah
Remaja

Tinjauan pustaka
Istimewa
Dewasa

Lansia

Bumil

Deskripsi : Bayi 6 bulan dengan panas sejak 2 hari yang lalu, pada saat kencing keluar darah
sejak 1 hari yang lalu dan hari ini kencing keluar nanah.
Tujuan :
Mengetahui dan memahami non-sexually transmitted gonorrhoea pada bayi
Mengetahui dan memahami metode diagnosis dan penatalaksanaan gonore pada bayi
Edukasi tentang penyakit, cara penularan, pengobatan, dan pencegahan kekambuhan
Bahanbahasan
TinjauanPustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara membahas
Data Pasien

Diskusi

Presentasi&diskusi

Nama : KU

E-mail

Pos

No. Registrasi : 50-2176

Alamat: Jl. Ngurah Rai - Seririt


Nama RS : RSUD Buleleng

Alamat : Jalan Ngurah Rai No.2 Seririt

Data Utama untuk bahan diskusi

1. Diagnosis/ GambaranKlinis :
Anamnesis (heteroanamnesa):
a. Riwayat Penyakit Saat Ini :
Pasien dibawa ke rumah sakit dengan keluhan panas sejak 3 hari lalu. Awalnya
hanya sumer-sumer kemudian 2 hari terakhir panasnya semakin meningkat.
Pasien telah diberikan sirup parasetamol tapi panas tidak turun. Ibu pasien juga
mengeluhkan bahwa sejak 3 hari yang lalu pasien selalu menangis setiap kali
sedang kencing seperti kesakitan dan kemarin pagi kencing pasien bercampur
darah. Pada saat awal kencing darah lebih banyak dibandingkan dengan pada
akhir kencing. Kencing bercampur darah hanya terjadi satu kali itu saja, setelah
itu kencing pasien jernih seperti biasa. Sejak tadi pagi kencing pasien keruh dan
bercampur nanah. Nanah yang keluar lebih banyak pada saat awal kencing dan
berkurang pada akhir kencing. Sejak saat itu kencing pasien selalu bercampur
nanah seperti itu.
Makan dan minum pasien berkurang semenjak sakit ini. Pasien tidak sedang
batuk, dan pilek. Muntah
Sehari-hari dirumah pasien memakai pampers dan selalu diganti bila basah atau
penuh.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien baru pertama kali ini memiliki keluhan seperti ini. Sebelum sakit ini
pasien tampak sehat seperti anak pada umumnya.
c. Riwayat Pengobatan

Pasien sudah diberikan obat penurun panas (parasetamol sirup) sejak hari
pertama panas.
d. Riwayat Keluarga

Ayah dan ibu pasien tidak ada yang memiliki gejala seperti pasien ini ataupun
sakit kelamin lainnya.
e. Riwayat Sosial
Pasien adalah anak pertama dari pasangan suami-istri yang baru menikah 2

tahun yang lalu.


Ibu pasien berkerja di salon kecantikan.
Ayah pasien bekerja sebagai buruh.
Riwayat perilaku seks yang beresiko disangkal baik oleh ayah maupun oleh ibu

pasien.
Sehari-hari pasien menggunakan handuk yang sama dengan ibunya.

Pemeriksaan Fisik:
Vital Sign :

TD :110/70 mmHg
N : 100x/menit
T : 39C
RR : 26x/menit
Status General
KU

: Sedang

Berat badan

: 7 kg

Kesadaran

: compos mentis

Mata

: anemia -/-, ikterus -/-, reflek pupil +/+ isokor

THT

: Tonsil T1/T1, Faring Hiperemis

Thorax

: Simetris, retraksi (-)

Cor

: S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo

:
I : gerak nafas simetris
P : fremitus raba simetris
P:

A:

Abd

Ext

I : Simetris
A : BU + normal
P : Supel
P:

: Hangat, Sianosis (-), Edema (-). Capillary Refill Time < 2 detik

Status lokalis : Regio vulvo-vagina


Tampak hiperemi, edema pada vulva, dengan ekskoriasi +
UOE tampak hiperemi +
Terdapat secret muko-purulent pada OUE dan vagina
Pemeriksaan Penunjang :
DARAH LENGKAP (19-06-2015)
3

Parameter
Hasil
WBC
14,4
5,9
- Lym
2,5
- Mio
6,0
- MID
RBC
3,69
HGB
9,3
HCT
29,5
35.0 47.0MCV
80,0
MCH
25,2
MCHC
31,5
RDW
13,1
PLT
522
MPV
7,5
URINALIS (19-06-2015)
Pemeriksaan

41,0 %
17,5 %
41,5 %

Satuan
103/L
103/L
103/L
103/L
106/L
g/dL
%
fL
Pg
g/dL
%
103/L
fL

Nilai rujukan
3,6 11
1,0 4,4
25,0-40,0
0,0 1,5
6,0-14,0
1,8 7,7
50,0-70,0
3,80-5,20
11.07 15.05
84.0 96.0
28.0 34.0
32.0 36.0
11.5 14.5
150 436
7,2 11,1

Epitel gepeng
Epitel bulat
Lekosit
Eritrosit
Granular cast
Kristal
calcium

Hasil
Satuan
MAKROSKOPIS
10
ml
Kuning
Keruh
7,5
1,015
4+
Negatif (-)
mg/dl
Negatif (-)
mg/dl
Norm
mg/dl
Negatif (-)
mg/dl
Negatif (-)
mg/dl
500
leu/ul
3+
ery/ul
SEDIMEN
12
/lpk
Negatif (-)
/lpk
Penuh
/lpb
20 30
/lpb
Negatif (-)
/lpk
Negatif (-)
/lpk

oxalat
Kristal

Negatif (-)

/lpk

Negatif (-)

Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)

/lpk
/lpk
/lpk
/lpk
/lpk

Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)

Volume
Warna
Kerjernihan
PH
Berat jenis
Albumin
Reduksi
Bilirubin
urobilinogen
Keton
Nitrit
Lekosit
Blood

calcium

pospat
Kristal tripel pospat
Kristal amorf urat
Starch/pati
bakteri
jamur

Nilai normal
Kuning
Jernih
5-7
1,003 1,030
Negatif
Negatif
Negatif (-)
Normal
Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)
25
Negatif (-)
1-2
12
Negatif (-)
Negatif (-)

SWAB VAGINA
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
GRAM
Swab

Pemeriksaan

Hasil

vagina
Epitel
Lekosit
Bakteri batang besar gram +
Bakteri batang besar gram Komentar :
Ditemukan

bakteri

0 3/lp
2 5/lp
None
+3
diplococcus

Gram

negatif extra dan intra sel 5 30/lp


DaftarPustaka
1. Daili SF.Gonore. In: Daili SF, Makes WI, Zubier F, editor. Infeksi Menular Seksual. Ed
4. Jakarta. Badan Penerbit FKUI; 2011.
2. Miller KE. Diagnosis and Treatment of Neisseria gonorrhoeae Infections. American
Family Physicians. 2006 May 15; 73(10):1779-1784.
3. Mayor MT, Roett MA, Uduhiri K. Diagnosis and Management of Gonococcal
infections. American Family Physicians. 2012 Nov 15; 86(10):931-938.
4. Hammerschlag MR. Chlamydial and Gonococcal Infection in Infants and Children.
CID. 2011; 53(3):99-102.
5. Smith FG. What is The Evidence for Non-sexual Transmission of Gonorrhoea in
Children After The Neonatal Period ? A Systematic Review. Journal of Forensic and
Legal Medicine. 2007; 14:489-502.
6. Bignell C, Unemo M. European Guideline on the Diagnosis and Treatment of
Gonorrhoea in Adults. 2012 Nov 1. 24 p.
7. . Gonorrhea in Prepubertal Children. Commite on Child Abuse and Neglect. American
Academy of Pediatrics; 1998 Jan; 101(1): 4 p.
8. Kosasih EN, Kosasih AS. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik. Ed 2.
Tangerang. Karisma; 2008.
9. Ontario Agency for Health Protection and Promotion (Public Health Ontario).
Guidelines for Testing and Treatment of Gonorrhea in Ontario. Toronto, ON: Queens

Printer for Ontario; 2013.


10. Gonococcal Infections [internet]. Center of Disease Control and Prevention. 2010.
[cited 2015 Sept 6]. Available from :
http://www.cdc.gov/std/treatment/2010/gonococcal-infections.htm
Hasil Pembelajaran
Mengetahui dan memahami non-sexually transmitted gonorrhoea pada bayi
Mengetahui dan memahami metode diagnosis dan penatalaksanaan gonore pada bayi
Edukasi tentang penyakit, cara penularan, pengobatan, dan pencegahan kekambuhan
Rangkuman Hasil Pembelajaran
Kasus URETRITIS+VULVO-VAGINOSIS GONORE
Penyaji: dr. Venansius Ratno Kurniawan
SUBYEKTIF :
Pasien dibawa ke rumah sakit dengan keluhan panas sejak 3 hari lalu. Awalnya hanya
sumer-sumer kemudian 2 hari terakhir panasnya semakin meningkat. Pasien telah diberikan
sirup parasetamol tapi panas tidak turun. Ibu pasien juga mengeluhkan bahwa sejak 3 hari
yang lalu pasien selalu menangis setiap kali sedang kencing seperti kesakitan dan kemarin
pagi kencing pasien bercampur darah. Pada saat awal kencing darah lebih banyak
dibandingkan dengan pada akhir kencing. Kencing bercampur darah hanya terjadi satu kali
itu saja, setelah itu kencing pasien jernih seperti biasa. Sejak tadi pagi kencing pasien keruh
dan bercampur nanah. Nanah yang keluar lebih banyak pada saat awal kencing dan berkurang
pada akhir kencing. Sejak saat itu kencing pasien selalu bercampur nanah seperti itu.
Makan dan minum pasien berkurang semenjak sakit ini. Pasien tidak sedang batuk, dan
pilek. Muntah
Berdasarkan keterangan ibunya pasien baru pertama kali sakit seperti ini. Ibu dan ayah
pasien juga mengatakan bahwa mereka tidak sedang menderita sakit seperti ini. Riwayat
penyakit kelamin ataupun perilaku seksual yang beresiko juga disangkal oleh kedua orang tua
pasien.
OBYEKTIF
Keadaan umum pasien sedang dan pasien dalam keadaan sadar (compos mentis). Pasien
mengalami demam dengan suhu tubuh 39 C. Berat badan pasien sesuai dengan usia yang
sehingga dapat dikatakan pasien memiliki status gizi yang baik. Hasil pemeriksaan regio
thorak (cord an pulmo) dan abdomen pasien dalam batas normal.
Pada pemeriksaan status lokalis regio vulvo-vaginal ditemukan adanya hiperemi,

edema dan ekskoriasi pada vulva. Ditemukan adanya secret purulent pada orifisium urethra
eksterna dan pada vagina.
Berdasarkan hasil pemeriksaan darah lengkap pasien ditemukan adanya leukositosis
(leukosit 14.000) sebagai salah satu tanda adanya infeksi oleh kuman (bakteri). Pasien juga
mengalami anemia (hipokrom mikrositer) ringan (Hb 9,3) yang diduga disebabkan oleh
karena terjadinya defisiensi besi (MCV 80,0; MCHC 31,5; MCH 25,2). Trombositosis
(trombosit 522.000) yang diduga hal ini disebabkan oleh karena trombositosis sekunder
sebagai akibat adanya infeksi dan atau anemia defisiensi besi yang terjadi pada pasien.
Berdasarkan hasil pemeriksaan makroskopis urin, ditemukan bahwa urin pasien
berwarna keruh karena terdapat nanah, pyuria (leukosit 500) sebagai tanda terdapatnya
infeksi pada saluran kemih pasien dan hematuria mikroskopis (blood 3 +) yang dapat
disebabkan kerusakan jaringan sebagai akibat dari peradangan yang ditimbulkan oleh adanya
infeksi pada saluran kencing. Pada pemeriksaan sedimen urin ditemukan leukosit penuh dan
eritrosit 20 30 /lpb.
Pada pemeriksaan swab vagina (pewarnaan gram) ditemukan adanya leukosit 2 5/lp
dan adanya bakteri diplococcus gram negatif extra dan intrasel 5 30 /lp. Hal ini menandakan
terjadinya infeksi yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorhoea pada vagina pasien.
ASESSMENT
Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang telah
dilakukan, pasien didiagnosis dengan uretritis + vulvo-vaginosis gonore. Diagnosis ini
ditegakan karena pasien mengeluh panas, nyeri saat kencing, pada kencing terdapat darah dan
nanah, serta ditemukan adanya hiperemi, edema, ekskoriasi dan secret mukopurulen yang
merupakan tanda adanya infeksi pada saluran kencing dan genitalia pasien yang diduga
disebabkan oleh karena adanya infeksi oleh bakteri Neisseria gonorrhoea. Dugaan ini
kemudian dibuktikan dengan pemeriksaan swab vagina dimana ditemukan adanya bakteri
diplococcus gram negatif extra dan intra sel yang mana metode pemeriksaan ini memiliki
sensitifitas dan spesifisitas yang cukup tinggi untuk mendiagnosis adanya infeksi gonore.
Infeksi gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorhoea merupakan bakteri diplococcus
gram negatif dan merupakan salah satu penyakit menular seksual. Walaupun demikian
penyebaran atau penularan gonore dapat juga terjadi secara non-seksual, melalui media
perantara seperti handuk, pakian, ataupun benda-benda lain yang terkontaminasi oleh bakteri
tersebut.
Bayi atau anak prepubertas memiliki resiko yang lebih besar tertular penyakit ini apabila
terdapat kontak dengan bakteri tersebut. Hal ini disebabkan oleh karena beberapa alasan

sebagai berikut :
Vulva pada bayi atau anak prepubertas tidak memiliki proteksi oleh lapisan lemak
labial seperti pada dewasa dan labia minora lebih terbuka ketika dalam posisi
jongkok.
Kulit vulva pada bayi lebih tipis, halus dan sensitive
Lingkungan vagina pada bayi dan anak prepubertas merupakan lingkungan yang
cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan bakteri ini karena hangat, lembab, dan
pHnya netral atau cenderung basa bila dibandingkan dengan dewasa normal.
Mukosa vagina lebih tipis karena belum adanya estrogen
Bayi dan anak memiliki local hygene yang lebih buruk (dalam hal ini local hygene
yang buruk terutama pada bayi-bayi yang memakai pampers).
Infeksi gonore umumnya bersifat local sehingga jarang memiliki gejala yang bersifat sistemik
kecuali terjadi komplikasi seperti disseminata gonore. Ketika terjadi komplikasi ini maka
dapat muncul gejala sistemik seperti demam. Pada pasien ini terdapat demam dan pada
pemeriksaan darah terdapat leukositosis. Oleh karena itu diduga pasein ini telah mengalami
komplikasi berupa disseminated gonorhoea (bakterimia).
PLAN
Diagnosis
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakan diagnosis penyakit ini adalah darah
lengkap, urinalisis, pewarnaan gram (swab vagina dalam kasus ini), kultur, dan NAATs
(Nucleic Acid Amplification Tests). Akan tetapi dalam kasus ini hanya darah lengkap,
urinalisis dan pewarnaan gram yang dilakukan pada pasien ini oleh karena pemeriksaan gram
telah memiliki nilai diagnostik yang cukup tinggi pada kasus ini dan pada tahap pengobatan
ini, belum dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan lainnya tersebut.
Pengobatan
19-06-2015
- IVFD D5 1/4NS 12 tpm
- PCT 3 x 70 mg iv
- Ampicilin 4 x 150 mg iv
- Gentamicin 2 x 15 mg iv
Follow Up
20-06-2015
S : panas + (turun), nanah saat kencing +
O : temp 37,8C
P:
- IVFD D5 1/4NS 12 tpm
- PCT syr 3 x 1 cth (oral)
8

- Ampicilin 4 x 150 mg iv
- Gentamicin 2 x 15 mg iv
21-06-2015
S : panas + (turun), nanah saat kencing + (berkurang), menangis saat kencing +
O : temp 37,5C
P:
- IVFD D5 1/4NS 12 tpm
- PCT syr 3 x 1 cth (oral)
- Ampicilin 4 x 150 mg iv
- Gentamicin 2 x 15 mg iv
22-06-2015
S : panas -, nanah saat kencing - , menangis saat kencing O : temp 36,8C
P:
- IVFD D5 1/4NS 12 tpm
- PCT syr 3 x 1 cth (kp)
- Ampicilin 4 x 150 mg iv
- Gentamicin 2 x 15 mg iv
23-06-2015
S : panas -, nanah saat kencing +
O : temp 36,5C
P:
- IVFD D5 1/4NS 12 tpm
- PCT syr 3 x 1 cth (kp)
- Ceftriaxon 2 x 150 mg iv
24-06-2015
S : panas -, nanah saat kencing O : temp 36,5C
P:
- IVFD D5 1/4NS 12 tpm
- PCT syr 3 x 1 cth (kp)
- Ceftriaxon 2 x 150 mg iv
25-06-2015
S : panas -, nanah saat kencing O : temp 36,5C
P:
- IVFD D5 1/4NS 12 tpm
- PCT syr 3 x 1 cth (kp)
- Ceftriaxon 2 x 150 mg iv
26-06-2015
S : panas -, nanah saat kencing O : temp 36,5C
P:
- IVFD D5 1/4NS 12 tpm
- PCT syr 3 x 1 cth (kp)
- Ceftriaxon 2 x 150 mg iv
27-06-2015
S : panas -, nanah saat kencing O : temp 36,5C
9

P : BPL
Pendidikan
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini (gonore) disebabkan oleh bakteri
Neisseria gonorhoea. Penularan kuman ini umumnya melalui hubungan seksual akan tetapi
dapat pula ditularkan tanpa adanya hubungan seksual, yakni melalui pakian, handuk yang
terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh penyakit ini
antara lain seperti infeksi pada panggul, infeksi pada saluran kencing bagian atas, atau dapat
terjadi penyebaran secara sistemik.
Sangat penting untuk mencari sumber penularan yang terjadi pada pasien ini dan yang
paling mungkin menjadi sumber penularan adalah ayah dan ibu pasein. Oleh karena itu
dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit-kelamin.
Hal yang tidak kalah penting lainnya adalah menjaga kebersihan diri dan pasien (anak).
Memakai pampers merupakan salah satu

faktor resiko terjadinya infeksi pada saluran

kencing dan genital.

10

You might also like