You are on page 1of 2

Avian Influenza: Status Darurat Membahayakan

Kasus avian influenza kembali merebak di wilayah Indonesia. Kasus yang dulupertama kali masuk di
Indonesia pada tahun 2005, kini kembali terulang pada tahun 2013.Avian influenza yang
dikenal sebagai flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virusyang pada umumnya akan
menyerang burung (unggas) dan mamalia. Dalam beberapa kasusyang terjadi, penyebaran virus ini
dapat terjadi melalui udara ataupun kontak langsung antarhewan yang sehat dengan hewan yang
terkena penyakit ini. Virus yang menjadi penyebabdari penyakit ini dikenal sebagai virus
H5N1.Seperti yang dilansir, bahwa status kasus flu burung di Indonesia kini kembalimenjadi
status darurat, dikarenakan adanya kasus kematian pada itik yang mencapai jumlah200 ribu
lebih. Data dari Pusat Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, mengungkapkanbahwa
sebanyak 242.368 ekor itik mati akibat merebaknya flu burung dengan jenis baru,yaitu AI
H5N1 clade 2.3.2
1
. Kasus Avian Influenza juga terjadi di wilayah DI Yogyakarta.Data dari Local Disease
Control Center (LDCC) Yogyakarta, menyebutkan bahwa setidaknyakurang lebih 1.300 ekor
itik di daerah DI Yogyakarta positif terhadap flu burung
2
.
Informasi masyarakat yang lambat
Flu burung pada umumnya telah banyak diketahui oleh masyarakat. Selain itu,banyaknya
penyuluhan yang telah dilakukan oleh kementerian terkait, seharusnya mampumenjadikan
masyarakat paham mengenai gejala-gejala yang terjadi jika ada unggas yangdiduga terkena
penyakit ini. Namun, sayang pada umumnya masyarakat mencoba untuk menyimpan kasus
yang terjadi, bahkan secara tersirat berusaha untuk menutup-nutupi kasusyang terjadi.Seperti
yang dilansir dalam surat kabar yang beredar, sebenarnya kasus kematian itik yang terjadi di
wilayah DI Yogyakarta telah terjadi sejak di awal Januari
2
. Namun, adamasyarakat tidak langsung melaporkan kejadian atas kematian iti tersebut
terhadap dinasyang menangani masalah tersebut.Sikap positif masyarakat Indonesia terutama
para peternak mandiri sangat diperlukandi sini, terutama hal ini berhubungan dengan para
peternak unggas yang notabene merupakanmasyarakat yang memiliki lapangan kerja sendiri,
dan menghasilkan perekonomian mandiri.
Viru AI Baru, Status Darurat Membahayakan
1
Kematian 200 Ribu Lebih Itik Akibat Flu Burung Clade Baru. www.republika.co.id.Akses 5
Februari 2013.
2
Virus AI Pada itik Serang Seluruh DIY. www.jogja.tribunnews.com.Akses 5 februari 2013.

Avian Influenza Virus sendiri, yang dikenal sebagai virus H5N1, merupakan virusyang sangat
aktif, dan memiliki tingkat penyebab kematian tertinggi di dunia. Dalambeberapa informasi
yang diperoleh, virus ini memiliki potensi untuk menyebabkan pandemik di suatu wilayah.
Selain itu, dalam beberapa kasus yang pernah terjadi, virus ini bahkanmampu mengalamin
transfer yang cepat dari unggas (aves) ke mamalia, bahkan sampai kemanusia.Dalam kasus
yang saat ini sedang melanda negeri ini, virus AI yang menyerang itik merupakan virus Avian
Influenza dengan tipe H5N1 yang memiliki clade baru. Hal ini tentusaja akan sangat

membahayakan jika penanganan yang diberikan terlambat, dan tidak terjadihubungan positif
antara para peternak, dengan dinas atau kementerian terkait yang menanganimengenai kasus
Avian Influenza. Status darurat yang kini sedang disandang dengan adanyakasus Avian Influenza yang
sedang menyerang itik, dapat membahayakan semua sektor dinegeri ini. Bagi sektor
perekonomin, adanya kasus ini dapat menyebabkan banyaknya unggasyang akan mati, dan
menurunkan produksi hasil ternak unggas. Selain itu, kasus mutasi AIyang begitu cepat, dan
menyebabkan penularan pada manusia, akan menyebabkankekhawatiran tersendiri karena adanya
potensi menyebabkan penyakit pandemik, yangmampu mematikan tidak hanya populasi
unggas, bahkan manusia itu pun sendiri.Oleh sebab itu, perlu adanya dukungan penuh yang diberikan
oleh masyarakat,terutama para peternak unggas, untuk turut bekerja sama aktif dengan dinas
terkait terutama,dalam hal mengurangi dampak penularan Avian Influenza, dan meningkatkan
statusketahanan penyakit pada ternak di Indonesia. Selain itu, dari masyarakat peniliti,
dibutuhkanusaha yang lebih terutama dalam memperdalam dan melakukan banyak penelitian
mengenaipenyakit flu burung ini, sehingga pada akhirnya dapat melakukan pemetaan
mengenaipenyebaran virus ini. Dari pihak pemerintah, diperlukan usaha yang serius untuk
merangkulmasyarakat peternak unggas, para peneliti, dan membuka jalan peluang kerja sama
yang lebihbaik antar ketiga sektor tersebut, serta memberikan solusi penengah untuk
menyelesaikanmasalah kompensasi pembayaran untuk ternak unggas yang dimusnahkan
karena seranganpenyakit tersebut.

You might also like