You are on page 1of 42

Modul Anastesi

Trigger 2.
Tutorial XIII
Fasilitator : dr. Yanti Fitri Yasa, SpTHT-KL
Ketua
: Hesti Indah Suzeta
Sekretaris : Siska Mardyanti
Anggota : Yori ilham
Lusi seprina lubis
Nurdiah
Putri Ayu Rahmadani
Vera Masari
Novi Dwi Rumani
Pegy Soraya
Sri Wahyuni

Trigger 2
Seorang anak remaja mandi mandi di pantai
Corocok, tanpa disangka terbenam, orang-orang
berteriak dan berlarian menolong dan dibawa ke
pinggir pantai, pengunjung yang lain panik korban
dibolak balik untuk mengeluarkan air yang
terminum, saudara sebagai seorang calon dokter
ada
ditempat
kejadian,
bagaimana
saudara
menolong korban, apa sikap dan tindakan dalam
menggunakan ilmu emergency dan resusitasi.

Step 1. Clarify unfamiliar


terms
1. Emergensi : suatu keadaan di mana
dibutuhkan tindakan yang cepat, tepat
dan cermat dalam menangani pasien.
2. Resusitasi : segala bentuk usaha
medis
yang
dilakukan
terhadap
seseorang
yang
berada
dalam
keadaan gawat.

Step 2. Define the problems


1. Apa tindakan pertama yang harus
dilakukan terhadap korban di trigger?
2. Apa-apa saja tahap-tahap resusitasi?

Step 3. Hyphothesis
1. Lakukan resusitasi
2. - pindahkan pasien ke tempat yang
lebih aman dan sambil menelpon tim
medis
- lepaskan atribut yang menggangu
pasien untuk bernapas
- cek kesadaran pasien dengan cara
memanggil/ menepuk tubuhnya.
- bebaskan jalan napas
- jika tidak sadar juga, beri bantuan
pernapasan dengan cara dari mulut ke
mulut.

Step 4. Arrange explanation


into a tentative solution
Korban
Tenggelam
Tindakan
Emergency
RJP
Tindakan
Lanjutan

Step 5. Learning Objective


Mahasiswa mengerti, mampu memahami dan
menjelaskan tentang :
1. Keadaan emergency pada trigger
2.
Memahami
bermacam-macam
tindakan
emergency
3. Mampu melakukan pertolongan (RKP)
4. Indikasi pasien yang dapat dirawat di ICU

Step 6. Private Study

Prinsip pertolongan
di air

Raih (dengan atau tanpa alat)


Lempar (alat apung)
Dayung ( atau menggunakan perahu
mendekati penderita)
Renang (upaya terakhir harus terlatih
dan menggunakan alat apung)

Penanganan
korban
Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara
teraman
Bila ada kecurigaan cedera spinal, satu penolong
mempertahankan posisi kepala, leher dan tulang punggung
dalam satu garis lurus. Pertimbangkan untuk menggunakan
papan spinal dalam air atau bila tidak memungkinkan
pasanglah sebelum menaikkan penderita ke darat
Buka jalan napas penderita, periksa napas. Bila tidak ada
maka upayakan untuk memberikan nafas awal secepat
mungkin (mouth to mouth)

Penanganan
korban

Upayakan wajah penderita menghadap ke atas


Sampai di darat atau perahu lakukan penilaian
dini dan RJP bila perlu
Jagalah kehangatan tubuh penderita, ganti
pakaian basah dan selimuti
Lakukan pemerikaan fisik, rawat cedera yang
ada
Segera bawa ke fasilitas kesehatan

2. Macam-macam tindakan
emergency
Tanpa Alat

Membuka
jalan napas

Membersihk
an jalan
napas

Dengan Alat

Tanpa Alat

Membuka jalan
napas

Chin Lift
Manuver

Head Tilt
manuver

Tanpa Alat

Membuka jalan
napas

Jaw Thrust
manuver

Tanpa Alat

Membersihkan
jalan napas

Finger sweep

Tanpa Alat

Membersihkan
jalan napas

Abdominal
thrust

Tanpa Alat

Membersihkan
jalan napas

Chest thrust

Tanpa Alat

Membersihkan
jalan napas

Back blow

Dengan Alat

Pemasangan
pipa

Dengan Alat

suctioning

Dengan Alat

crikotirotomi

3. Resusitasi Jantung Paru


Resusitasi
cara pengobatan aktif yang bermaksud
untuk menyelamatkan penderita yang dapat
pulih
Tahap resusitasi :
Amankan posisi korban
korban dalam keadaan terlentang pada dasar yang keras (lantai,
tanah, papan, dsb).

Check
respon
pasien
(sadar/tidak)

Minta
pada
sekitar

bantuan
orang

Buka jalan napas


dengan head lift
& chin lift atau
jaw thrust pada
paien
dengan
trauma kepala

Check
pernapasan
dengan
look,
listen and feel,
untuk
melihat
napas
normal
/tidak.
sambil telp tim
medis

Look
Agitasi/penurunan
kesadaran
Gerak dinding dada dan dinding
perut
Retraksi sela iga, supra klavikula atau
sub kostal
Sianosis

Listen

Suara Napas
Suara napas tambahan

Feel
Raba udara ekspirasi melalui hidung
atau mulut
Adanya getaran di leher waktu
bernapas
Bagaimana posisi
trachea
Trauma

Lakukan
kompresi 30 x
dengan
kec
minimal
100x/menit

Dengan
cara
letakkan 1 tangan
di bagian tengah
dada dan tangan
lain
menimpa
tangan
pertama
dan
silangkan.
Pompa
dengan
cepat dan keras
dengan
kedalaman min 2
inchi ( 5 cm) dan
biarkan
dada

Raba nadi carotis, jika tidak teraba : beri


napas buatan sebanyak 2x dengan cara,
jepit hidung korban, lalu ambil napas
dalam, dan berikan pada mulut korban
hingga dadanya naik (kembang) lalu
biarkan paru kembali turun dan berikan
lagi napas buatan. Ulangi langkah diatas
hingga tim medis datang

Tanda-tanda keberhasilan teknik RJP :


Nadi karotis mulai berdenyut
Pernafasan mulai spontan,
Kulit yang tadinya berwarna keabuabuan mulai menjadi merah.
RJP dihentikan jika :
Penolong kelelahan dan sudah tidak kuat
lagi
Pasien sudah menunjukkan tanda-tanda
kematian (kaku mayat)
Bantuan sudah datang
Teraba denyut karotis

Posisi pemulihan
Tujuan :
- Memastikan jalan napas korban tetap
terbuka
- Mencegah
muntahan/benda
asing
masuk ke jalan pernapasan
- Membuat kepala tersangga dengan baik
dan tidak ada penekanan pada bagian
dada.
- Sebelum melakukan posisi pemulihan
terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
fisik korban dari kepala sampai kaki

- Luruskan kedua kaki


korban dan berlutut
di samping korban.
-

Tangan
korban
yang
dekat
penolong
diposisikan
membentuk sudut
siku

Raih dan pegang


tangan korban yang
lain ke arah pipi
korban
dekat
penolong.

Tangan
yang
lain
meraih dan menekuk
kaki
korban
yang
terjauh
dan
menariknya ke arah
penolong
Atur
kaki
korban
membentuk
sudut
siku
Atur kepala korban
agar jalan napas tetap
terbuka

Selalu periksa tanda


sirkulasi/vital
korban secara dan
rubah posisi korban
ke arah berlawanan
setiap 30 menit.

4. Indikasi Pasien Masuk ICU

Prioritas I
Penyakit atau gangguan akut pada organ vital
yang memerlukan terapi intensif dan agresif.
- gangguan atau gagal nafas akut
- gangguan atau gagal sirkulasi
- gangguan atau gagal susunan saraf
- gangguan atatu gagal ginjal

4. Indikasi Pasien Masuk ICU


Prioritas II
Pemantauan atau observasi intensif secara
eksklusif atas keadaan-keadaan yang dapat
menimbulkan ancaman atau gangguan pada
sistem organ vital.
- observasi intensif pasca bedah dan operasi
Prioritas III
Pasien dalam keadaan sakit kritis dan tidak
stabil yang mempunyai harapan kecil untuk
penyembuhan.
Pasien kelompok ini mungkin butuh terapi
intensif untuk mengatasi penyakit akutnya.

Kesimpulan
Keadaan emergency yaitu suatu keadaan di mana
dibutuhkan tindakan yang cepat, teapat dan
cermat dalam menangani pasien. Seseorang
yang mengalami henti napas dan henti jantung
harus segera dilakukan resusitasi jantung paru
yang harus didahului dengan primary survey.

Terima Kasih... ^^

You might also like