You are on page 1of 8

5 Fakta & Informasi Menarik tentang Brom

(Bromin)
Amazine | Online Popular Knowledge

Brom atau bromin adalah unsur kimia yang merupakan anggota keluarga
halogen bersama dengan fluor, yodium, klorin, dan astatin.
Dalam tabel periodik, brom ditempatkan dalam grup 7 bersama dengan klorin dan yodium.
Brom dilambangkan dengan simbol Br dan ditemukan pada tahun 1826.
Menariknya, dua ilmuwan berhasil mengisolasi unsur ini pada waktu yang sama, meskipun
mereka bekerja secara independen.
Brom berasal dari kata Yunani bromos yang berarti berbau. Unsur ini memang memiliki bau
kuat yang menyengat (pesing).
Fakta tentang Brom
Berikut adalah fakta dan informasi menarik tentang brom:
1. Unsur brom dapat diidentifikasi sebagai cairan kental dengan warna coklat kemerahan dan bau
yang kuat.
Brom merupakan satu-satunya unsur bukan logam dalam tabel periodik yang ditemukan dalam
keadaan cair pada suhu kamar.
Keadaan cair ini mudah berubah menjadi uap berwarna kemerahan dengan bau yang menyengat.
2. Pada dasarnya, brom tersedia berlimpah di alam. Namun, unsur ini tidak ditemukan dalam
keadaan bebas melainkan selalu berikatan membentuk garam bromida.
Garam-garam tersebut sangat larut dalam air dan akan terakumulasi dalam badan air.

3. Brom memiliki nomor atom 35 dengan massa atom adalah 79,90. Jumlah elektron per orbit
adalah 2, 8, 18, 7.
Brom hanya memerlukan satu elektron untuk melengkapi oktet pada kulit terluarnya.
Untuk alasan ini, bentuk murni bromin sebagian besar ditemukan sebagai molekul diatomik
dengan rumus Br2.
4. Brom larut dalam air tetapi memiliki kelarutan tinggi dalam berbagai pelarut organik seperti
metanol, karbon disulfida, alkohol alifatik, asam asetat, dll.
5. Dibandingkan dengan halogen lain seperti fluor atau klor, brom sedikit kurang reaktif di alam.
Karena sifat oksidasi yang kuat, brom bereaksi kuat dengan logam, terutama jika terdapat
kehadiran air, untuk membentuk garam bromida.[]

http://www.amazine.co/23911/5-fakta-informasi-menarik-tentang-brom-bromin/

c. Unsur-Unsur Golongan Halogen


Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan VIIA di tabel
periodik. Kelompok ini dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I), astatin (At), dan unsur
ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Halogen menandakan unsur-unsur yang
menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam. Istilah ini berasal dari istilah ilmiah bahasa
Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani. Sifat unsure-unsur golongan ini
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Sifat

Flour

Klor

Brom

Massa atom

19

35,5

80

127

210

Jari-jari atom (A)

72

99

115

133

155

Titik leleh (0C)

-220

-101

-7

-113

302

Titik didih (0C)

-188

-35

59

183

337

Keelektronegatipan

4,1

2,8

2,8

2,5

2,2

Wujud

gas

gas

cair

padat

Padat

Kuning

Hijau

Merah

muda

kekuningan

coklat

Warna

Iodium Astatin

ungu

Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui sifat unsur-unsur golongn hologen sebagai
berikut:
Sangat reaktif (oksidator kuat), beracun.
Oksidator : F2>Cl2>Br2>I2
Reduktor : I->Br->Cl->F Jari-jari atomnya dari bawah ke atas semakin kecil.
Elektronegatifanya dari kiri kekanan semakin besar.
Energi ionosasi dadari kiri ke kanan semakin besar.
Afinitas electron dari bawah keatas semakin kecil

Golongan VIIA atau Halogen


a.

Unsur Klor Klorin dibuat dengan beberapa cara, antara lain seperti berikut ini.

b.

Senyawa Hidrogen Klorida Hidrogen klorida (HCl) dapat dibuat dari garam dapur dan asam
sulfat. Reaksi yang terjadi seperti berikut. HCl dapat juga dibuat dari sintesis hidrogen dan klor.
Kedua gas ini diperoleh sebagai hasil samping pembuatan NaOH dari elektrolisis larutan NaCl.
c. Garam Hipoklorit dan garam klorat Garam-garam hipoklorit terbentuk bersama-sama dengan
garam-garam klorida, jika gas klorin dialirkan ke dalam suatu larutan basa.

c.

Unsur Brom Secara teknis brom dihasilkan terutama dari garam singkiran. Garam-garam ini
dilarutkan dalam air dan kemudian diuapkan. Sebagian besar dari garam-garamnya menghablur,
sedangkan MgBr2 masih tertinggal dalam larutan (Mutterlauge). Selanjutnya gas klorin dialirkan
ke dalam Mutterlauge ini, dengan reaksi seperti berikut. Bromin yang terjadi dimurnikan dengan
penyulingan. Bromin berupa zat cair berwarna cokelat tua, memberikan uap merah cokelat yang
berbau rangsang.

d.

Unsur Iod Garam-garam iodat direduksi na-hidrogensulfit menjadi iodin, dengan reaksi seperti
berikut. Hablur-hablur iodin berbentuk keping-keping berwarna abu-abu tua. Iod tidak mudah
larut dalam air, tetapi mudah larut dalam kalium alkohol dan eter.

e.

Senyawa Hidrogen Fluorida Hidrogen fluorida (HF) diperoleh dengan mereaksikan fluorit dan
asam sulfat pekat kemudian dipanaskan dalam bejana dari timbal atau platina. Reaksi yang
terjadi seperti berikut. HF di bawah suhu 20 oC berupa zat cair dan di atas suhu 20 oC berupa
gas

Halogen merupakan golongan non-logam yang sangat reaktif, sehingga unsur-unsurnya


tidak dijumpai pada keadaan bebas. Pada umumnya ditemukan dialam dalam bentuk senyawa
garam-garamnya. Garam yang terbentuk disebut Halida. Sebenarnya dalam tubuh manusia pun
terdapat senyawa-senyawa halogen. Misalnya Ion clorida (Cl) merupakan anion yang
terkandung dalam plasma darah, cairan tubuh, air susu, air mata, air ludah, dan cairan eksresi.
Ion Iodida (I) merupakan suatu komponen dalam pembentukan lapisan email gigi.
Halogen (Halogen)
Unsur Halogen (Golongan VIIA) adalah unsur-unsur nonlogam yang reaktif. Halogen terdiri dari
unsur Fluor (F), Klor (Cl), Brom (Br), Iod (I), dan Astatin (At). Astatin adalah unsur radioaktif
dengan waktu hidup (life time) yang sangat singkat dan mudah meluruh menjadi unsur lain.
Dalam pembahasan ini, kita hanya akan membicarakan empat unsur pertama Halogen. Secara
umum, unsur Halogen bersifat toksik dan sangat reaktif. Toksisitas dan reaktivitas Halogen
menurun dari Fluor sampai Iod. (klik di sini untuk melihat sifat Halogen dalam Tabel Periodik)
Dalam satu golongan, dari Fluor sampai Iod, jari-jari atom meningkat. Akibatnya, interaksi antar
atom semakin kuat, sehingga titik didih dan titik leleh pun meningkat. Dalam keadaan standar
(tekanan 1 atm dan temperatur 25C), Fluor adalah gas berwarna kekuningan, Klor adalah gas
berwarna hijau pucat, Brom adalah cairan berwarna merah kecoklatan, dan Iod adalah padatan
berwarna ungu-hitam. Energi ionisasi menurun dalam satu golongan , demikian halnya
keelektronegatifan dan potensial standar reduksi (Ered). Ini berarti, Flour paling mudah tereduksi
(oksidator kuat), sedangkan Iod paling sulit tereduksi (oksidator lemah).
Beberapa keistimewaan unsur Fluor yang tidak dimiliki unsur Halogen lainnya adalah sebagai
berikut :
1. Fluor adalah unsur yang paling reaktif dalam Golongan Halogen. Hal ini terjadi akibat energi
ikatan F-F yang relatif rendah (150,6 kJ/mol) dibandingkan energi ikatan Cl-Cl (242,7 kJ/mol)
maupun Br-Br (192,5 kJ/mol). Sebagai tambahan, ukuran atom F yang kecil menyebabkan
munculnya tolakan yang cukup kuat antar lone pair F-F, sehingga ikatan F-F tidak stabil dan
mudah putus. Hal ini tidak terjadi pada ikatan Cl-Cl maupun Br-Br sehingga keduanya relatif
stabil dibandingkan ikatan F-F.
2. Senyawa Hidrogen Fluorida (HF) memiliki titik didih tertinggi akibat adanya ikatan
Hidrogen. Sementara senyawa halida lainnya (HCl, HBr, dan HI) memiliki titik didih yang
relatif rendah.
3. Hidrogen Fluorida (HF) adalah asam lemah, sedangkan asam halida lainnya (HCl, HBr, dan
HI) adalah asam kuat.
4. Gas Fluor dapat bereaksi dengan larutan natrium hidroksida (NaOH) membentuk oksigen
difluorida yang dapat dinyatakan dalam persamaan reaksi berikut :

2 F2(g) + 2 NaOH(aq) > 2 NaF(aq) + H2O(l) + OF2(g)


Sementara itu, reaksi yang analog juga terjadi pada Klor dan Brom, dengan produk yang
berbeda. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Cl2(g) + 2 NaOH(aq) > NaCl(aq) + NaOCl(aq) + H2O(l)
Br2(l) + 2 NaOH(aq) > NaBr(aq) + NaOBr(aq) + H2O(l)
Kedua reaksi di atas dikenal dengan istilah Reaksi Disproporsionasi (Autoredoks). Iod tidak
dapat bereaksi dalam kondisi ini
5. Senyawa Perak Fluorida (AgF) mudah larut dalam air, sedangkan perak halida lainnya (AgCl,
AgBr, dan AgI) sukar larut dalam air.
Unsur Halogen membentuk berbagai variasi senyawa. Dalam keadaan standar, unsur bebas
Halogen membentuk molekul diatomik (F2, Cl2, Br2, I2). Oleh karena kereaktifannya yang besar,
Halogen jarang ditemukan dalam keadaan bebas. Halogen umumnya ditemukan dalam bentuk
senyawa. Halogen yang ditemukan dalam air laut berbentuk halida (Cl-, Br-, dan I-). Sementara di
kerak bumi, halogen berikatan dalam mineral, seperti Fluorite (CaF2) dan kriolit (Na3AlF6).
Antar Halogen dapat mengalami reaksi kimia. Oleh karena kekuatan oksidator menurun dari
Fluor sampai Iod, Halogen dapat mengoksidasi Ion Halida yang terletak di bawahnya
(displacement reaction). Dengan demikian, reaksi yang terjadi antar Halogen dapat disimpulkan
dalam beberapa pernyataan di bawah ini :
1. F2 dapat mengoksidasi Cl- menjadi Cl2, Br- menjadi Br2, serta I- menjadi I2.
2. Cl2 dapat mengoksidasi Br- menjadi Br2, serta I- menjadi I2. Cl2 tidak dapat mengoksidasi Fmenjadi F2.
3. Br2 dapat mengoksidasi I- menjadi I2. Br2 tidak dapat mengoksidasi F- menjadi F2 maupun Clmenjadi Cl2.
4. I2 tidak dapat mengokisdasi F- menjadi F2, Cl- menjadi Cl2, serta Br- menjadi Br2.
Gas F2 dapat diperoleh dari elektrolisis cairan (bukan larutan) Hidrogen Fluorida yang diberi
sejumlah padatan Kalium Fluorida untuk meningkatkan konduktivitas pada temperatur di atas
70C. Di katoda, ion H+ akan tereduksi menjadi gas H2, sedangkan di anoda, ion F- akan
teroksidasi menjadi gas F2.
Gas Cl2 dapat di peroleh melalui elektrolisis lelehan NaCl maupun elektrolisis larutan NaCl.
Melalui kedua elektrolisis tersebut, ion Cl- akan teroksidasi membentuk gas Cl2 di anoda. Gas Cl2
juga dapat diperoleh melalui proses klor-alkali, yaitu elektrolisis larutan NaCl pekat (brine).
Reaksi yang terjadi pada elektrolisis brine adalah sebagai berikut :

2 NaCl(aq) + 2 H2O(l) > 2 NaOH(aq) + H2(g) + Cl2(g)


Di laboratorium, unsur Klor, Brom, dan Iod dapat diperoleh melalui reaksi alkali halida (NaCl,
NaBr, NaI) dengan asam sulfat pekat yang dipercepat dengan penambahan MnO2 sebagai katalis.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaCl(aq) > MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + Cl2(g)
MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaBr(aq) > MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + Br2(l)
MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaI(aq) > MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + I2(s)
Halida dibedakan menjadi dua kategori, yaitu halida ionik dan halida kovalen. Fluorida dan
klorida dari unsur logam, terutama unsur Alkali dan Alkali Tanah (kecuali Berilium) merupakan
halida ionik. Sementara, flurida dan klorida dari unsur nonlogam, seperti Belerang dan Fosfat
merupakan halida kovalen. Bilangan oksidasi Halogen bervariasi dari -1 hingga +7 (kecuali
Fluor). Unsur Fluor yang merupakan unsur dengan keelektronegatifan terbesar di alam, hanya
memiliki bilangan oksidasi 0 (F2) dan -1 (fluorida).
Halogen dapat bereaksi dengan Hidrogen menghasilkan Hidrogen Halida. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
X2(g) + H2(g) > 2 HX(g)
X = F, Cl, Br, atau I
Reaksi ini (khususnya pada F2 dan Cl2)menimbulkan ledakan hebat (sangat eksotermis). Oleh
karena itu, reaksi tersebut jarang digunakan di industri. Sebagai pengganti, hidrogen halida
dapat dihasilkan melalui reaksi klorinasi hidrokarbon. Sebagai contoh :
C2H6(g) + Cl2(g) > C2H5Cl(g) + HCl(g)
Di laboratorium, hidrogen halida dapat diperoleh melalui reaksi antara logam halida dengan
asam sulfat pekat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CaF2(s) + H2SO4{aq) > 2 HF(g) + CaSO4(s)
2 NaCl(s) + H2SO4(aq) -> 2 HCl(g) + Na2SO4(aq)
Hidrogen Bromida dan Hidrogen Iodida tidak dapat dihasilkan melalui cara ini, sebab akan
terjadi reaksi oksidasi (H2SO4 adalah oksidator kuat) yang menghasilkan Brom dan Iod. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut :
2 NaBr(s) + 2 H2SO4(aq) > Br2(l) + SO2(g) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l)
Hidrogen Bromida dapat dibuat melalui beberapa reaksi berikut :

P4(s) + 6 Br2(l) > 4 PBr3(l)


PBr3(l) + 3 H2O(l) > 3 HBr(g) + H3PO3(aq)
Hidrogen Iodida dapat diperoleh dengan cara serupa.
Hidrogen Fluorida memiliki kereaktifan yang tinggi. Senyawa ini dapat bereaksi dengan silika
melalui persamaan reaksi berikut :
6 HF(aq) + SiO2(s) > H2SiF6(aq) + 2 H2O(l)
Hidrogen Fluorida juga digunakan dalam proses pembuatan gas Freon. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
CCl4(l) + HF(g) > CCl3F(g) + HCl(g)
CCl3F(g) + HF(g) > CCl2F2(g) + HCl(g)
Larutan Hidrogen Halida bersifat asam. Urutan kekuatan asam halida adalah HF << HCl < HBr
< HI. Sedangkan urutan kekuatan asam oksi adalah HXO < HXO2 < HXO3 < HXO4 (X = Cl, Br,
atau I).
Fluor (khususnya NaF) ditambahkan ke dalam air minum untuk mencegah terbentuknya karies
(kerak atau plak) gigi. Senyawa lain, Uranium Fluorida, UF6, digunakan untuk memisahkan
isotop radioaktif Uranium (U-235 dan U-238). Di bidang industri, Fluor digunakan untuk
menghasilkan poli tetra fluoro etilena (Teflon).
Klor (khusunya Klorida, Cl-) memegang peranan penting dalam sistem kesetimbangan cairan
interseluler dan ekstraseluler dalam organisme. Di bidang industri, Klor digunakan sebagai bahan
pemutih (bleaching agent) pada industri kertas dan tekstil. Bahan pembersih rumah tangga
umumnya mengandung sejumlah Klor (khususnya NaClO) yang berperan sebagai bahan aktif
pengangkat kotoran. Sementara, senyawa klor lainnya, HClO, berfungsi sebagai agen
desinfektan pada proses pemurnian air. Reaksi yang terjadi saat gas Klor dilarutkan dalam air
adalah sebagai berikut :
Cl2(g) + H2O(l) > HCl(aq) + HClO(aq)
Ion OCl- yang dihasilkan dari reaksi tersebut berperan sebagai agen desinfektan yang membunuh
kuman dalam air.
Metana yang terklorinasi, seperti Karbon Tetraklorida (CCl4) dan Kloroform (CHCl3)
digunakan sebagai pelarut senyawa organik. Klor juga digunakan dalam pembuatan insektisida,
seperti DDT. Akan tetapi, penggunaan DDT dapat mencemari lingkungan, sehingga kini
penggunaannya dilarang atau dibatasi sesuai dengan Undang-Undang Lingkungan. Klor juga
digunakan sebagai bahan baku pembuatan poli vinil klorida (PVC).

Senyawa Bromida ditemukan di air laut (ion Br-). Brom digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan senyawa Etilena Dibromida (BrCH2CH2Br), suatu insektisida. Senyawa ini sangat
karsinogenik. Di samping itu, Brom juga dapat bereaksi dengan Perak menghasilkan senyawa
Perak Bromide (AgBr) yang digunakan dalam lembaran film fotografi.
Iod jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Larutan Iod dalam alkohol (50% massa)
sering digunakan di dunia medis sebagai zat antiseptik. Iod juga merupakan salah satu komponen
dari hormon tiroid. Defisiensi Iod dapat mengakibatkan pembengkakan kelenjar gondok.

You might also like