Professional Documents
Culture Documents
PENGGUNAAN IMUNOMODULATOR
N-ASETILSISTEIN
DALAM KEHAMILAN
Oleh
Dr. Iman
Ruansa
Pembimbing
Dr. Abarham Martadiansyah, SpOG
Moderator
Dr. Fatmah Oktaviani, SpOG
Pembahas
Dr. Eka Handayani
Oktharina
PENDAHULUAN
Imunolo
gi
Kehami
lan
Nasetilsiste
in
Suatu imunomodulator
imunostimulan
Efek lain yang bermanfaat seperti
efek antiinflamasi, antioksidan,
mukolitik
SISTEM IMUN
Respon
imun
nonspesifik
Pertahanan
fisik
Pertahanan
kimiawi
Respon
imun
spesifik
Respon
imun
selular
Respon
imun
humoral
Interaksi
antara selular
dan humoral
IMUNOMODULATOR
Imunomodulator adalah senyawa
IMUNOMODULATOR
Imunostimulan
Imunosupresan
Imunorestorasi
Secara
kimiawi
murni
Secara
biologik
dapat
diuraikan
dengan
cepat
Baik
secara
akut
maupun
kronis tidak
toksik
Tidak
bersifat
karsinogeni
k
Tidak
menyebabkan
stimulasi yang
terlalu
kecil/terlalu
besar
Penggunaan N-asetilsistein
sebagai imunomodulator pada
kehamilan
N-asetilsistein adalah suatu metabolit dari
Penggunaan N-asetilsistein
ORAL
INTRAVEN
A
TOPIKAL
Tabel
1.
asetisistein
Kelainan
Dosis
penggunaan
N-
Dosis
klinis
Asma
Bronkitis
Flu
Sinusitis
HIV
Keracunan
Farmakokinetik
Kadar plasma
N-asetilsistein
Bervariasi setelah
pemberian secara
oral
Nasetilsistein
juga
disintesis
dari dalam
tubuh
Dilaporkan kadar
sirkulasi yang
bervariasi antara 23,3
sampai 137,7 nm
sehingga menyulitkan
perhitungan
Diperkirakan 6Bioavailabi
10%, setelah
litas oral
metabolisme
lintas pertama
Tmax
dan PPOK),
4. Sebagai bioprotektan (pencegahan nefropati), dan
5. Pada kelainan klinis lainnya (Sindrom Steven
Johnson).
Peneliti
Parameter
Desain
Penelitian
Acak,
buta
ganda,
kelompok
kontrol
Cross
sectional
Keays
(2008)
Terapi
keracunan
parasetamol
50
Prescott
(2008)
Terapi
keracunan
parasetamol
62
Rumack,
dkk. (2008)
Terapi
keracunan
parasetamol
662 Cross
sectional
Hasil
Angka
kesembuhan lebih
baik dibandingkan
dextrose 5%
Dapat mencegah
kerusakan
hati
bila
diberikan
pada
10
jam
pasca keracunan
Efektif digunakan
16
jam
pasca
keracunan
Parameter
81
Spada,
dkk.
(2002)
Terapi HIV
kombinasi
antiretroviral
20
Terapi infeksi
hepatitis C
kronik
kombinasi
dengan 3 MU
interferon-
6
Dikutip
S.sepsis
Emetdari Dodd
Terapi
14
7
Grant,
dkk.
(2000)
72
Desain
Penelitian
Acak,
buta
ganda,
kelompok
kontrol
Acak,
buta
ganda,
kelompok
kontrol
Hasil
Dapat
meningkatkan
glutathion dan sel
T
N-asetilsistein lebih
superior
dibandingkan
plasebo (stabilitas
hematokrit dan sel
CD 4)
Acak,
buta Tidak ada
ganda,
perbedaan
kelompok
bermakna
kontrol
Acak,
buta Tidak
ada
Peneliti
Parameter
Grandjea Terapi
n,
dkk. bronkitis
(2000)
kronik
Rapine,
dkk.
(1997)
Terapi
PPOK
N
14
7
pada 15
6
Desain
Penelitian
Acak,
buta
ganda,
kelompok
kontrol
Acak,
buta
ganda,
kelompok
kontrol
Hasil
Efektif digunakan
pada
terapi
bronkitis kronik
Efektif digunakan
pada terapi PPOK
Sebagai Bioprotektan
Peneliti
Parameter
Bagshaw, Pencegahan
dkk
nefropati
(2006)
pada
pemberian
kontras
Dikutip dari Dodd S.6
Desain
Hasil
Penelitian
34 Acak,
buta Efektif
ganda,
mencegah
kelompok
nefropati
kontrol
N
Ringkasan
Imunologi merupakan cabang ilmu yang
TERIMAKASI
H