You are on page 1of 19

A.

Latar Belakang
Organ jantung merupakan organ yang amat vital dalam menunjang kehidupan

makhluk hidup. Organ jantung sebagai pompa memastikan bahwa sebuah organisme
mendapatakan nutrisi dan suplai oksigen serta pengangkutan kembali sisa-sisa metabolisme
baik tingkat organ, jaringan maupun sel. Oleh karena itu penting bagi seorang dokter untuk
mengetahui organ jantung tersebut baik struktur makroskopisnya, mikrokospisnya, fungsi
dan mekanisem serta enzim yang mempengaruhinya.
B.

Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:


1.
2.
3.
4.
5.

Memahami organ jantung secara makroskopis.


Memahami struktur mikroskopis jantung dan pembuluh darah.
Memahami mekanisme jantung.
Memahami mekanisme pengaturan curah jantung
Mengetahui enzim-enzim yang dapat digunakan untuk mendiagnosa kelainan pada
penyakit jantung

Pembahasan

Jantung merupakan organ yang berada di rongga thorak, jantung pada umumnya
terletak lebih ke sebelah kiri. Jantung sendiri memiliki fungsi sebagai pompa darah yang
membuat darah mampu mengalir ke seluruh tubuh mulai dari organ lain, jaringan, sampai
tingkat sel. Di dalam makalah ini akan di bahas mengenai struktur makroskopis, sturktur
mikroskopis, fisiologi jantung dan enzim yang mengatur fungsi jantung itu sendiri.
Struktur Makroskopis Jantung
Jantung merupakan organ yang terbentuk dari otot-otot jantung atau miocardium yang
memiliki rongga di dalamnya. Jantung pada umumnya berbentuk kerucut dengan ukuran
seperti satu tangan yang di kepal. Jantung di dalam dada duduk di atas diaphragma di antara
bagian inferior kedua paru. Jantung di bungkus oleh suatu membran yang di sebut
pericardium yang berfungsi menjaga jantung dari gesekan.1
Jantung terletak di dalam mediastinum media pars inferior, di ventralnya ditutupi oleh
sternum dam cartilago costalis III-VI. Jantung memiliki apex atau puncak yang terletak di
sebelah inferior anterior sinistra. Pada orang dewasa, jantung memiliki ukuran panjang 12
cm, lebar 8-9 cm, berat jantung pada laki-laki berkisar antara 280-350 gram, sementara pada
wanita berkisar antara 230-280 gram.
Selaput yang membungkus jantung disebut pericardium dimana terdiri antara lapisan
fibrosa dan serosa. Dalam cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar
tidak ada gesekan antara pericardium dan epicardium. Epicardium adalah lapisan paling luar
dari jantung, lapisan berikutnya adalah laipasan miokardium dimana lapisan ini adalah
lapisan yang paling tebal.2 (Moore KL. Agus AMR. Anatomi klinis dasar. Jakarta:
Hipokrates; 2002
Jantung memiliki 4 ruang yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel, yaitu :
Atrium dextrum, mengeluarkan darah yang kurang beroksigen dari jaringan
tubuh. Atrium dextrum terbagi atas atrium propria dan auricula dextra. Atrium
propria dibagi atas ostium v. Cava superior, ostium v. Cava inferior, ostium
sinus coronarius, foramina vanarum minimarum, fossa ovalis, dan tuberculum
intervenosum. Auricula dextra berhubungan dengan sulcus terminalis yang
merupakan batas auricula dengan atrium.
Atrium sinistrum, menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru untuk
nantinya dislaurkan keseluruh tubuh untuk proses metabolisme. Terdiri dari
dua bagian, yaitu atrium proprium dan auricula. Dimana pada atrium proprium

ini bermuara 4 vena pulmonalis dan masing masing sisi bermuara 2 vena
(ostium vv. Pulmonale dan ostium atrioventricularis sinister)
Ventriculus dexter, memompa darah ke paru-paru. Ventrikel ini meliputi
sebagian besar fascies sternococtalis. Terdapat ostium atrioventrikularis
dextra/valva trikuspidalis, trabekula carneae, m. Papilaris, ostium trunci
pulmonalis.
Ventriculus sinistrum, memompa darah ke seluruh jaringan tubuh. Sehingga
dinding ventrikel kiri lebih tebal daripada ventriculus dexter. Ventrikel ini
terletak sebagian kecil di fascies sternocostalis dan separuh di fascies
diaphragmatica. Terdapat ostium atrioventrikularis sinistra/valva mitralis,
trabekula carneae, m. Papilaris, chorda tendinae, dan ostium aorticum (valvula
semilunaris)
Pada permukaan luar jantung dapat di jumpai alur-alur yang terbentuk pada
permukaan jantung yaitu sulcus coronarius, sulcus interventricularis anterior (sulcus
longitudinalis anterior), dan sulcus interventricularis posterior (sulcus longitudinalis
posterior).

Gambar 2. Letak Jantung di dalam rongga dada


Dinding atrium lebih tipis daripada dinding ventrikel. Selain itu, dinding atrium lebih
rata, sedangkan dinding ventrikel terdapat tonjolan-tonjolan yang disebut trabekula.
Trabekula yang tinjolannya nyata disebut M. Papilaris, melanjut sebagai chorda tendinae.

Dua pasang rongga di masing-masing belahan jantung disambungkan oleh sebuah


katup. Katup di antara atrium dextra dan ventrikel dextra disebut katup atrioventrikularis
dextra atau biasa disebut sebagai katup trikuspidalis, dan katup di antara atrium sinistra dan
ventrikel sinistra disebut katup atrioventrikularis sinistra atau katup mitralis. Dan katup
lainnya yaitu katup aorta dan katup pulmonalis yang dikenal sebagai katup semilunaris yang
terletak pada sambungan dimana tempat arteri-arteri besar keluar dari ventrikel. Katup ini
akan terbuak setiap kali tekanan di ventrikel dextra dan sinistra melebihi tekanan di aorta dab
arteri pulmonalis selama ventrikel berkontraksi dan mengosongkan isinya. Katup ini akan
tertutup apabila ventrikel melemas dan tekanan ventrikel turun di bawah tekanan aorta dan
arteri pulmonalis. Katup yang tertutup mencegah aliran balik dari arteri ke ventrikel.

Gambar. 3. Struktur Jantung beserta ruangangnya


Hubungan jantung dengan sekitarnya : ruangan pada cavum thoracis terletak antara
pulmo dextra dan sinistra di atas diafragma dibelakang sternum dan costae disebut dengan
mediastinum. Mediastinum di bagi menjadi :
1. Mediastinum superior, terisi sebagian besar oleh pembuluh-pembuluh darah
besar dari jantung.

2. Mediastinum inferior di bagi menjadi :

Mediastinum anterior : jaringan lemak dan lymphonodi

Mediastinum media : pericardium yang meliputi cor dan pembuluh


darah yang keluar masuk jantung

Mediastinum posterior : aorta desecendes (ductus thoracica). Ductus


thoracica, v. Azygos dan hemiazygos, dan esophagus.

Vaskularisasi jantung
Jantung mendapat pendarahan dari a. Coronaria cordis cabang dari aorta ascendens. A.
Coronaria cordis terdapat 2 cabang yaitu :

A. Coronaria dextra yang kemudian bercabang menjadi R. Interventricularis


posterior (memperdarahi kedua ventrikel) dan r. Marginalis.

A. Coronaria sinistra yang kemudian bercabang menjadi r. Interventricularis


anterior (memperdarahi kedua ventrikel) dan r. Circumflexa.

Vena-vena yang memperdarahi jantung :

Bermuara pada sinus coronarius


-

V. Cordis magna

V. Cordis parva

V. Cordis media

V. Ventricularis sinistra posterior

V. Obliqua atrii sinistra Marshalli

Sruktur Mikroskopis Jantung dan Pembuluh Darah

Pembuluh Darah
Darah di pompa dari jantung ke seluruh tubuh melalui suatu saluran yang dikenal
sebagai pembuluh nadi. Dari jantung darah akan melalui arteri besar (aorta), arteri sedang,
arteri kecil (arteriol) kemudian kapiler. Kemudian darah kembali lagi ke jantung melalui
kapiler, venula, vena kecil, vena sedang, kemudian vena besar.
Pembuluh darah terdiri dari 3 :
1. Arteri, menyalurkan darah dari jantung ke seluruh tubuh (distribusing system).
Ada arteri besar, sedang, kecil, dan alveolar
2. Vena, mengumpulkan darah dari tubuh untuk disalurkan ke jantung (collecting
system). Ada vena besar, sedang, kecil, dan venular.
3. Kapiler, tempat pertukaran zat. Peralihan dari arteriol ke venular.
Susunan umum pembuluh darah terdiri dari :
1. Tunika Intima : endotel (epitel selapis gepeng) dan subendotel (jaringan ikat
areolar)
2. Tunika media : jumlah jaringan ikat padat bervariasi dan otot polos
3. Tunika adventitia : Jaringan ikat dan serat saraf, pembuluh limfe dan vasa
vasorum.
Jantung
Struktur mikroskopis dinding jantung terdiri dari 3 lapisan :
1.

Endokardium, terdiri atas :

Selapis endotel merupakan lapisan terdalam, terdiri atas selapis pipih

Lapisan subendotel : terdiri atas jaringan ikat yang mengandung sabut


elastis dan sedikit otot polos

Lapisan elastika muskuler : mengandung banyak sabut elastis dan sedikit


otot polos

Lapisan

subendokardium

:lapisan

di

bawah

endokardium,

menghubungkan endokardium. Terdiri atas jaringan ikat longgar dengan


pembuluh darah dan kadang mengandung serat purkinye
2. Miokardium merupakan anyaman otot jantung yang tersusun berlapis-lapis secara
spiral sehingga daya pompanya besar. Otot-otot jantung saling berhubungan
disebut syncytium. Otot jantung mempunyai tanda khusus adanya interclated disc
(discus interkalaris), yaitu membran pemisah antara dua sel otot jantung yang
bersebelahan. Mengandung pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf
tak bermielin. Kapiler banyak. Kira-kira 2 kalinya kapiler pada otot bergaris.
Miokardium atrium dan miokardium ventrikel dipisahkan oleh annulus fibrosus.
3. Epikardium, lapisan paling luar yang disebut juga pericardium, terdiri dari 2
lapisan yaitu pericardium visceralis dan pericardium pars parietalis.
Potensial Aksi pada Otot Jantung
Potensial aksi yang direkam dalam sebuah serabut otot ventrikel memperlihatkan ratarata potensial aksi yang terbentuk adalah 105 milivolt, yang berarti bahwa potensial intrasel
tersebut meningkast dari suatu nilai yang sangat negatif menjadi sekitar -85milivolt, dan di
antara denyut jantung menjadi sedikit positif +20milivolt, sepanjang tiap denyut jantung.
Setelag terjadi bentuk gelombang paku (spike) yang pertama, mebran tetap dalam keadaan
depolarisasi selama kira-kira 0,2 second. Di dalam grafiknya memperlihatkan suatu
pendataran, yang kemudian diikuti dengan keadaan repolarisasi yang terjadi dengan tiba-tiba
pada bagian akhir dari pendataran.
Adanya pendataran ini terjadi karena pada otot jantung, potensial aksi ditimbulkan
oleh pembukaan dua macam kanal, yaitu kanal cepat natrium dan kanal lambat kaslium, yang
juga di sebut sebagai kanal kalsium-natrium. Kumpulan kanal yang kedua ini berbeda dengan
kanal cepat narium karena lebih lambat membuka dan kanal ini tetap terbuka selama
beberapapuluh detik. Selama waktu ini sebagian besar ion kaslium dan ion natrium mengalir
melalui kanal-kanal ini masuk ke bagian serabut otot jantung, dan hal ini akan
mempertahankan periode depolarisasi dalam waktu yang lebih panjang, menyebabkan
pendataran potensial aksi. Selanjutnya ion kalsium yang masuk selama fase pendataran ini
membangkitkan proses kontraksi otot, sementara ion kalsium menyebabkan kontraksi otot

berasal dari retikulum sarkoplasmik intrasel. Fase pendataran potensial aksi juga di sebut fase
plateu.
Faktor kedua yang mengakibatkan pendataran grafik potensial aksi adalah sesuah
potensial aksi timbul, permeabilitas membran oto jantung terhadap ion kalium menurun kirakira 5 kali lipat, yang merupakan suatu efek yang tidak terjadi pada otot rangka. Penurunan
permeabilitas terhadap kalium ini mungkin di sebabkan oleh terlalu banyaknya pemasukan
kalium melalui kanal kalsium. Tanpa memperhatikan penyebabnya, penurunan permeabilitas
terhadap pemasukan kalium akan sangat menurunkan pengeluaran ion kalium yang
bermuatan positif selama terjadinya pendatarn potensial aksi dan oleh karena itu mencegah
kembalinya voltase potensial aaksi ke tingkat istirahat yang lebih cepat. Bila kanal kalsiumnatrium tertutup pada akhir dari 0,2-0,3 detik dan pemasukan ion kalsium dan natrium
berhenti, permeabilitas membran untuk ion kalium juga akan meningkat degan cepat dan
hilangnya ion kalium yang cepat dari serabut secepatnya akan mengembalikan potensial aksi
membran ke keadaan istirahat sehingga mengakhiri potensial aksi.

Grafik 1. Potensial Aksi Otot jantung

Otot jantung dapat bersifat refraktan bila dirangsang kembali selama periode potensial
aksi berlangsung. Oleh karena itu periode refraktan jantung biasanya dikatakan hanya terjadi
sebentar. Periode refraktan yang normal adalah 0,25 sampai 0,3 detik, yang kira-kira sesuai
dengan lamanya proses pendataran potensial aksi yang memanjang. Di samping itu, ada
periode refraktan relatif yang waktunya kira-kira 0,05 detik, yaitu saat ketika otot tersebut
sulit tereksitasi dibandingkan ketika dalam keadaan normal, tetapi walaupun demikian masih
dapat tereksitasi oleh sinyal eksitatorik yang sangat kuat.4
Masa refraktan jantung sangat besar yang di akibatkan adanya fase plateu sehingga
otot jantung hanya dapat di rangsang ketika sampai pada fase istrirahat. Hal ini
mengakibatkan otot jantung tidak dapat mengalami tetanus.2
Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa terdapat otot jantung yang termodifikasi
dan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan rangsangan tanpa adanya rangsangan dari
luar yaitu simpul SA, Av, internodular pathway, berkas his, dan serat purkinye. Urutan
kemampuan membentuk potensial aksi berbagai bagian sistem penghantar khusus berbedabeda, diantarnya yaitu:

Simpul SA: 80-100/ menit

Simpul AV: 40-60/menit

Simpul Purkinye : 20-40/menit


Perjalanan impuls yang terjadi adalah impuls yang dihasilkan dari simpul SA yang

kemudian melalui gap junction keseluruh atrium kanan. Kemudian impuls dari SA melalui
cabang berkas Bachman ke atrium kiri kemudian oleh gap junction menyebar ke atrium kiri.
Depolarisasi dan kontraksi atrium kiri dan kanan terjadi dalam waktu yang hampir
bersamaan. Impuls SA melalui internodular pathway yang lain menuju ke simpul VA. Di
simpul VA terjadi hambatan yang disebut AV delay berlangsung sekitar 0,08-0,12 detik. Hal
ini terjadi karena pada bagian awal dari simpul AV serat-serat simpul AV tidak mengadung
gap junction. Setelah melewati bagian yang tidak mengadung gap junction dan memasuki
serat saraf yang mengadung gup junction impuls saraf akan dihantarkan dengan sangat cepat
ke berkas His dan kemudian serat purkinye yang mengakibatkan miokardium ventrikel
mengalami kontraksi serentak. Irama jantung normal atau frekuensi denyut jantung normal
merupakan hasil impuls dari simpul SA yang disebut irama sinus. Simpul SA di sebut

peacemaker atau pemicu jantung. Bila simpul SA gagal membentuk impuls spontan maka
fungsi simpuls SA diambli oleh sistem penghantar khusus lain yaitu simpul VA.2
Siklus Jantung
Sikus jantung terdiri dari satu periode relaksasi yang di sebut diastolik, yaitu periode
pengisian jantung dengan darah, kemudian diikuti oleh satu periode kontraksi yang di sebut
sistolik.4
Siklus jantung sendiri dapat di bedakan menjadi 7 fase yaitu:

Relaksasi isovolumetrik ventrikel (volume tetap karena semua katup tertutup)

Pengisian cepat ventrikel

Pengisian lambat ventrikel

Sistol atrium (menambah pengisian ventrikel)

Kontraksi isovolumetrik ventrikel

Ejeksi cepat

Ejeksi lambat
Awal diastol ventrikel merupakan masa dimana baika atrium dan ventrikel masih

dalam keadaan relaksasi. Darah dari vena besar mengalir ke atrium yang mengakibatkan
volume atrium naik yang mengakibatkan tekanan atrium juga ikut naik, tekanan atrium yang
lebih

tinggi

dibandingkan

dengan

tekanan

ventrikel

akan

mengakibatkan

katup

atrioventrikularis terbuka. Pada pembukaan awal katup ini darah akan mengalir deras dari
atrium ke arah ventrikel yang disebut pengisian cepat ventrikel yang di ikuti pengisian lambat
ventrikel.
Pengisian lambat dan pengisian cepat ventrikel meliputi hampir 70% dari volume
ventrikel. Kemudian di lanjutkan dengan kontraksi atrium sehingga menambah pengisian
ventrikel. Volume ventrikel yang terisi selama masa diastolik disebut sebagai EDV (end
diastolik volume).

Kemudian ventrikel berkontraksi dengan keadaan katup yang masih tertutup sehingga
volume tidak berubah atau isovolumetrik karena semua katup masih dalam keadaan tertutup.
Bila tekanan ventrikel lebih tinggi daripada tekanan aorta maka katup semilunar aorta terbuka
dan darah di pompakan dengan cepat ke aorta fase ejeksi cepat dan di ikuti fase ejeksi lambat.

Grafik 2. Peristiwa-peristiwa dari siklus jantung


EKG (Elektorkardiogram)
Sadapan-sadapan Elektrokardiografik
Sadapan I. Sewaktu merekam sadapan anggota badan I, ujung negatif
elektokardiograf dihubungkan ke lengan kiri. Oleh karena itu, kalau titik yang
menghubungkan lengan kanan dengan dada bersifat elektronegatif, dibanding dengan titik
yang menghubungkan lengan kiri, maka rekaman elektrokardiografnya akan menjadi positif
yakni di atas garis voltase nol pada elektrokardiogram. Jika terjadi sebaliknya, rekaman
elektrokariogramnya akan berada di garis bawah.
Sadapan II. Untuk merekam

sadapan anggota badan II, ujung negatif

elektrokardiograf dihubungkan ke lengan kanan dan ujung positifnya pada tungkai kiri. Oleh

karena itu bila lengan kanan bersifat negatif dibandingkan dengan tungkai kiri, maka
rekaman elektrokardiografnya akan positif.
Sadapan III. Untuk merekam sadapan anggota badan II. Ujung negatif
elektrokardiografnya dihubungkan ke lengan kiri dan ujung positifnya dihubungkan pada
tungkai kiri. Ini berarti bahwa rekaman elektrokardiografnya akan menjadi positif bila lengan
kiri bersifat negatif dibandingkan tungkainya.
Segitiga Eithoven. Segitiga ini mengambarkan bahwa kedua lengan dan tungkai kiri
membentuk puncak dari sebuah segitiga yang mengelilingi jantung. Kedua puncak di bagian
atas segitiga itu menunjukkan titik-titik tempat kedua lengan berhubungan secara listrik
dengan cairan yang terdapat di sekeliling jantung, dan puncak bawah merupakan titik tempat
tungkai kiri berhubungan dengan cairan.
Hukum Eithoven. Hukum eithoven menyatakan bahwa bila besar potensial listrik
dapat diketahui setiap saat pada dua dari tiga sadapan anggota badan bipolar, besarnya
potensial pada sadapan ketiga dapat ditemukan secara matematis hanya dengan
menjumlahkan besar kedua potensial yang pertama.4

Grafik 3. Elektrokardiogram sadapan eithoven

Sadapan Dada (Sadapan Prekordial)


Seringkali gambaran elektrokardiogram direkam dengan cara menempatkan sebuah
elektrokardiogram pada permukaan anterior dada langsung di atas jantung, yakni pada salah
satu titik di dada. Elektorda yang digunakan dihubungkan dengan ujung positif pada

elektrokardiograf sedangkan ujung elektrode negatif yang disebut sebagai elektrode indiferen,
dihubungkan melalui tahanan listrik yang sama ke lengan kanan, lengan kiri dan tungkai atas.
Biasanya dari dinding anterio dada dapat direkam enam macam sadapan dada yang standar
satu per satu, keenam elektroda dada di letakkan secara berurutan pada enam titik. Macammacam rekaman tersebut dikenal sebagai sadapan V1, V2, V3, V4, V5, dan V6.
Pada sadapan V1 dan V2, rekaman QRS dari jantung yang normal terutama negatif,
sebab seperti elektroda dada pada sadapan ini lebih dekat basal jantung daripada apex, dan
basal jantung merupakan arah ke negatifan selama berlangsungnya sebagian besar proses
depolarisasi ventrikel. Sebaliknya kompleks QRS dalam sadapan V4, V5 dan V6 terutama
positif sebab elektroda dada dalam sadapan ini terletak di sebelah apex jantung yang
merupakan arah kepositifan selama berlangsungnya proses depolarisasi.4
Sadapan Anggota Badan Unipolar yang Diperbesar
Sistem sadapan ini disebut juga augmented unipolar limb lead. Pada tipe perekaman
ini, kedua anggoota badan dihubungkan melalui tahanan listrik dengan ujung negatif alat
elektrokardiograf, sedangkan anggota badan yang ketiga dihubungkan dengan ujung positif.
Bila ujung positif terletak pada lengan kanan maka sadapan dikenal dengan aVR, bila pada
lengan kiri aVL, dan bila pada tungkai kiri dikenal dengan sadapan aVF. Rekaman yang
normal dari sadapan anggota badan unipolar yang diperbesar menghasilkan gambaran grafik
aVR yang terbalik.4

Gambar 10. Sadapan Prekordial


Pengaturan Kerja Jantung

Pengaturan kerja jantung berkaitan dengan refleks jantung untuk mengiatkan atau
menghambat kerja jantung. Rangsangan yang diterima oleh jantung ini sendiri dapat datang
dari 2 jenis reseptor yang berebda yaitu kemoreseptor dan baroreseptor.
Baroreseptor
Baroreseptor adalah reseptor regang dalam dinding jantung dan pembuluh darah.
Reseptor sinus karotikus dan arkus aorta memantau sirkulasi arteri. Reseptor juga terletak
dalam dinding atrium kanan dan kiri pada tempat masuknya vena cava superior dan inferior
serta vena-vena pulmonalis. Reseptor di bagian tekanan rendah dalam sirkulasi ini dilihat
secara bersama sebagai reseptor kardiopulmonal. Baroreseptor dirangsang oleh regangan
struktur setempatnya, sehingga melepaskan muatan dengan kecepatan tinggi ketika tekanan
dalam struktur ini meningkat. Serat afferenya melintas melalui saraf glosofaringeal dan vagus
ke medula oblongata. Kebanyakan darinhya berakhir di nukleus traktus solitarius (NTS) dan
transmitter eksitasi yang dikeluarkan mungkin glutamat. Kemudian akan menghambat lepas
muatan tonik saraf vasokonstriksi dan menggiatkan nervus vagus jantung, menghasilkan
vasodilatasi, venodilatasi, penurunan tekanan darah, bradikardia dan penurunan curah
jantung.3
Sinus karotikus merupakan pelebaran kecil pada arteri karotis interna tepat di atas
percabangan aretri karotis komunis menjadi cabang arteri karotis interna dan aretri carotis
eksterna. Baroreseptor juga terdapat di dindinga rkus aorta. Reseptor-reseptor ini terdapat di
tunika adventitia pembuuluh yang bercabang secara luas, menonjol, melingkar dan menjalin
ujung-ujung saraf bermielin yang menyerupai organ tendo golgi.3
Refleks Kemoreseptor
Refleks kemoreseptor terjadi karena adanya reseptor glomus karotikum dan glomus
aortikum. Kedua reseptor ini sangat peka terhadap perubahan O2, CO2 dan ioh H+ dalam
darah. Pengaruh O2 dan CO2 sangat menentukan kerja jantung. Bila kadar O 2 turun maka
merangsang kemoreseptor pembuluh darah besar yang kemudian memberikan impuls ke
pusat jantung dan vasomotor yang direspon oleh jantung dengan peningkatan frekuensi
jantung, vasokonstriksi pembuluh darah dan tekanan darah meningkat.2
Pengaruh Saraf Otonom
Serabut Saraf Simpatis Jantung

Serabut simpatis dapat merangsang kerja jantung. Dengan adanya aktifitas dari saraf
simpatis akan meningkatkan frekuensi denyut jantung (kronotropik positif), kemudian
norepinefrin dari saraf simpatis akan menurunkan permeabilitas membran terhadap ion K.
Sehingga akan mempercepat interaksi channel K dan menurunkkan efluks K. Dengan
demikian keadaan intrasel kurang negatif dan potensial aksi mudah terbentuk. Serabut
simpatis juga akan mempengaruhi simpul Av dengan jalan memperpendek Av delay sehingga
meningkatkan kecepatan hantaran impuls (drompotropik positif) karena peningkatan influks
Ca melalui ion chanel lambat. Serabut simpatis akan mengakibatkan kronotropik positif,
dromotropik positif dan inotropik positif.
Serabut Saraf Parasimpatis
Serabut saraf parasimpatis akan mengakibatkan frekuensi denyut jantung menurun
(kronotropik negatif). Asetilkolin yang dilepaskan oleh ujung saraf parasimpatus akan
meningkatkan permeabelitas membran simpul SA terhadap ion K. Akibatnya potensial
memmbran simpul SA akan lebih negatif (hiperpolarisasi) sehingga potensial aksi sukar
terbentuk. Hal inilah yang menyebabkan frekuensi denyut jantung menurun. Sementara itu
pengaruh saraf parasimpatis terhadap simpul Av adalah memperpanjang masa transisi impuls
ke ventrikel (dromotropik negatif). Pengaruh saraf parasimpatis ke atrium adalah
memperpendek potensial aksi kemiokardium dnegan cara menurunkan pemasukan ion Ca
melalui chanel lambat yang mengakibatkan penuruan kekuatan kontraksi atrium (inotropik
negatif).
Pengaturan Curah Jantung
Kontraksi berulang miokardium adalah denyut jantung. Jumlah darah yang dipompa
keluar per denyutan adalah volume sekuncup (stroke volume). Curah jantung (cardiac output)
adalah volume darah yang dipompa per menit bergantung pada hasil kali kecepatan denyut
jantung (heart rate, HR) dan volume sekuncup (stroke volume, SV). Peningkatan cruah
jantung dapat terjadi karena peningkatan kecepatan denyut jantung atau volume sekuncup.
Curah jantung dapat meningkat atau menurun akibat dari gaya gerak yang bekerja secara
intrinsik atau ekstrensik pada jantung. Pengaturan intrinsik curah jantung ditentukan oleh
panjang serabut otot jantung. Pengaturan eksternal adalah efek dari rangsangan saraf pada
jantung.
Pengaturan Intrinsik

Pengaturan intrinsik berkaitan dengan mekanisme hukum starling, yaitu berkaitan


dengan end diastolik volume (EDV) dimana EDV semakin besar maka kontraksi akan
semakin kuat yang mengakibatkan stroke volume meningkat. Tetapi hanya dalam batas EDV
tertentu, bila EDV terlalu besar justru akan mengakibatkan kontraksi dan stroke volume
menurun.
Pengaturan Ektrinsik
Pengaturan ektrinsik berkaitan dengan faktor saraf dan zat kimia dalam darah, dimana
faktor ektrinsik ini tidak berpengaruh pada panjang serat otot. Ada beberap azat kimia yang
dapat mengiatkan atau menghambat jantung untuk melakukan pengaturannya yaitu epinefrin
yang dilepaskan oleh serabut saraf simpatis akan menggiatkan kerja jantung, digitalis dan
tiroksin juga menggiatkan semntara itu asetilkolin dan barbiturata bersifat menghambat kerja
jantung.
Enzim Kardiovaskuler
Enzim kardiovaskuler dapat dibedakan menjadi enzim fungsional dan enzim
nonfungsional.
Enzim Fungsional memiliki ciri sebagai berikut:

Umumnya dibuat di dalam hati

Terdapat dalam sirkulasi darah

Substratnya juga terdapat dalam sirkulasi

Bersifat kontinu

Kadarnya lebih tinggi dalam jaringan

Contoh enzim fungsional adalah lipoprotein, proenzim pembekuan darah dan


pemecahan bekuan darahh.
Enzim nonfungsional memiliki ciri sebagai berikut:

Tidak berfungsi di dalam darah

Substratnya tidak terdapat dalam darah

Kadarnya rendah di jaringan

Kehadirannya dalam plasma dengan kadar lebih tinggi daripada keadaan normal
merupakan indikasi kerusakan jaringan

Dapat digunakan untuk membantu diagnosa dan pengobatan suatu penyakit


Beberapa enzim nonfungsional yang dapat digunakan untuk diagnosa suatu penyakit
adalah enzim dari golongan transminase, beberapa diantaranya adalah:

Glutamic oxaloacetic trasminase (GOT) dan Glutamic pyruvic transminase


(GPT)
GOT merupakan enzim yang terlokalisasi di dalam mitokondria dan sitoplasma.
Terbentuk dari pemindahan gugus asam aspartat ke asam alfa keto glutarat menjadi asam
glutamat dan asam oxaloasetat. GPT merupakan enzim yang terlokalisasi di dalam
sitoplasma. Memindahkan asam gugus amino alanin ke as. Alfa keto glutarat menjadi asam
glutamat dan asam piruvat.
Kadar enzim ini dalam serum pada manusia sehat rendah. Bila otot jantung yang
mengandung kaya transimnase rusak akan mengakibatkan kadar GOT dalam jaringan
meningkat. Kadar transminase GPT juga ikut meningkat tetapi bila kerusakan terjadi pada
otot jantung makan kadar GOT akan meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan GPT,
sedangkan kerusakan organ hati akan mengakibatkan kadar GPT lebih meningkat
dibandingkan kadar GOT, meskipun keduanya sama-sama meningkat.5
LDH (lactic dehidrogenase)
Pada infrak miokard akut konsentrasi serum laktat dehidrogenase atau LDH naik
dalam 24 jam setelah infark dan kembali ke normal dalam 5-6 hari. Kadar LDH yang tinggi
juga terjadi pada pasien-pasien leukimia akut dan kronis ketika relapse (kambuh), pada
karsinomatosis generalisata dan pada hepatitis akut.5
CPK (creatine phospho kinase) atau CK (creatin kinase)
Enzim ini tinggi dalam otot lurik. Pengukuran aktivitas kreatin fosfokinase serum
akan sangat menunjang dalam diagnosa gangguan-gangguan mengenai otot terutama otot

jantung. Gangguan infark miokaridum akut akan meninggikan kadar enzim ini di dalam
serum jaringan. CPK mempunyai bentuk isozim dimer dalam jaringan manusia yaitu:
CPK 1 (BB) : terdapat di dalam otak
CPK 2 (MB): terdapat dalam otot jantung
CPK 3 (MM) : terdapat di otot skelet

Bab. 3. Penutup

3.1. Kesimpulan
Organ jantung merupakan ogran yang terdiri dari 4 ruangan yang memiliki sekat-sekat
sebagai pembatas antar ruang yang satu dengan ruang yang lainnya.
Jantung memiliki otot yang disebut miokardium yang berfungsi untuk kontraksiu
atrium dan ventrikel
Pembuluh darah memiliki 3 lapisan utama yaitu tunika intima, tunika media dan
tunika adventitia serta terdapat lapisan serat elastin yang memisahkan antara tunika
intima dan tunika media yaitu tunika elastika interna dan serat elastin pemisah antara
tunika media dan tunika adventitia yaitu tunika elastika eksterna.
Jantung mempunyai 1 siklus utama yang terdiri dari sistolik dan diastolik.
Terdapat bagian dari otot jantung yang mengalami modifikasi menjadi serabut simpul
saraf yang dapat menghasilkan impuls tanpa ada rangsangan dari luar yaitu simpul
SA, simpul AV, internodular pathway, berkas his dan serat purkinye.
Kerja jantung di pengaruhi oleh sistem saraf otonom, dan dapat dijaga
keseimbangannya oleh reseptor baroreseptor dan kemoreseptor
EKG dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu sadapan unipolar withoven, sadapan
percardional, dan augmented extermitas.
Enzim-enzim kardiovaskuler dapat digunakan untuk mendiagnosa kelainan yang
terjadi pada jantung

You might also like