You are on page 1of 34

SOAL I

EVAPOTRANSPIRASI
A.

Evapotranspirasi
Evaporasi merupakan faktor penting dalam studi tentang pengembangan
sumber-sumber daya air. Evaporasi sangat mempengaruhi debit sungai besarnya
kapasitas waduk, besarnya kapasitas pompa untuk irigasi, penggunaan konsumtif untuk
tanaman dan lain-lain.
Air akan menguap dari tanah, baik tanah gundul atau yang tertutup oleh tanaman
dan pepohonan, permukaan tidak tembus air seperti atap dan jalan raya, air bebas dan
mengalir. Laju evaporasi atau penguapan akan berubah-ubah menurut warna dan sifat
pemantulan permukaan (albedo) dan hal ini juga akan berbeda untuk permukaan yang
langsung tersinari oleh matahari dan yang terlindung dari sinar matahari.
Besarnya faktor meteorologi yang mempengaruhi besarnya evapotranspirasi
adalah sebagai berikut :
Radiasi Matahari
Angin
Kelembaban (Humiditas)
Suhu (Temperature)
Konsep dasar penghitungan kebutuhan air tanaman :
ET = k . ET0
Prinsip umum
ET0 = C . ET0*

dimana ET0 = evaporasi Potensial (mm/hari)


C

= Angka koreksi (berdasarkan keadaan iklim)

ET0* = Evaporasi potensial sebelum dikoreksi


Metode yang dapat dipakai dalam penghitungan besarnya evapotranspirasi
adalah sebagai berikut :
1. Metode Blaney-Criddle
Metode ini menghasilkan rumus evapotranspirasi untuk sembarang tanaman
sebagai fungsi suhu, jumlah jam siang hari dan koefisien tanaman empiris. Rumus
ini berlaku untuk daerah yang luas dengan iklim kering dan sedang yang sesuai
dengan kondisi yang mirip dengan bagian barat Amerika Serikat. Radiasi matahari
2

netto dapat di ukur dengan radio mete. Dalam pemakaian rumus ini dibutuhkan suhu
udara, kelembaban udara, kecepatan angin dan waktu relatif sinar matahari terang.
Data tersebut merupakan data meteorologi biasa.
Etc = Kc . Eto
Eto = p (0,46t + 8,13)
2. Radiasi
Untuk metode ini, data-data yang diperlukan adalah data letak lintang (LL),
suhu udara (t), kecerahan matahari (n/N)
Eto = c . ETo*
ETo* = w . Rs
Rs = ( 0,25 + 0,54 n/N ) Ra
3. Penman
Rumus ini memberikan hasil yang baik bagi besarnya penguapan (evaporasi)
air bebas E0 jika di tempat itu tidak ada pengamatan dengan panci penguapan
(evaporation pan) atau tidak ada studi neraca air (water balance study). Hasil
perhitungan dengan rumus ini lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan dua buah
rumus di atas dimana tidak memasukkan faktor-faktor energi. Meskipun rumus
penman menghasilkan evaporasi dari permukaan air bebas, bukanlah tidak mungkin
untuk digunakan menghitung evapotranspirasi potensial dapat ditempuh dengan
memasukkan faktor pengali f, sehingga :
Ep = f . E0
Dimana besarnya f berkisar antara 0,60 0,85. untuk tanaman pendek yang hijau
dan terbentang luas serta tersedia air cukup banyak, besarnya f biasanya lebih kecil
dari 1, disebabkan karena menutupnya stomata daun di malam hari. Untuk tanaman
tinggi yang tidak begitu luas dan keadaannya kering evapotranspirasi potensialnya

akan lebih besar dari E0 yang dihitung dengan rumus penman. Ini disebabkan oleh
adanya energi advektif dan adanya efek oase. Dalam hal demikian besarnya f dapat
menjadi lebih besar dari satu bahkan dapat mencapai 1,5. dengan digunakannya cara
pemindahan massa, maka diperlukan pengukuran tekanan uap yang sebenarnya dan
kecepatan angin pada berbagai ketiggian di atas permukaan tanah.

Tabel 1.1
Data Perhitungan Evapotranspirasi
Letak
Lintan
g
7 LS

aug

sep

oct

nov

dec

RH
min
%

28.3

29.3

30.6

29.7

27.7

75.0

Suhu Rata-rata Bulanan


jan

feb

mar

apr

may

jun

26.3

27.8

25.8

29.7

27.3

28.4

jul
29.
8

Contoh Perhitungan :
1. Metode Blaney Criddle Untuk Bulan Januari :
Diketahui :
LL
: 7o LU
t
: 26,3oC
Penyelesaian :
Dari Tabel diperoleh nilai P = 0,27 (hasil interpolasi)
C = 0,8
Maka : ETo* = P (0,457 . t + 8,13)
= 0,27 (0,457 . 26,3 + 8,13)
= 5,440
Jadi : ETo = c . ETo*
= 0,8 . 5,440
= 4,352 mm/hr
Tabel 1.2
Perhitungan Dengan Metode Blaney Criddle
No.

Bulan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

jan
feb
mar
apr
may
jun
jul
aug
sep
oct
nov
dec

Letak
Lintang
7 LU
7 LU
7 LU
7 LU
7 LU
7 LU
7 LU
7 LU
7 LU
7 LU
7 LU
7 LU

P
0.270
0.270
0.270
0.280
0.280
0.280
0.280
0.280
0.280
0.280
0.270
0.270

t
(C)
26.3
27.8
25.8
29.7
27.3
28.4
29.8
28.3
29.3
30.6
29.7
27.7

ET0*

ET0

5.44
5.63
5.38
6.08
5.77
5.91
6.09
5.90
6.03
6.19
5.86
5.61

0.800
0.800
0.750
0.700
0.700
0.700
0.700
0.750
0.800
0.800
0.800
0.800

4.35
4.50
4.03
4.25
4.04
4.14
4.26
4.42
4.82
4.95
4.69
4.49

2. Metode Radiasi Untuk Bulan Januari :


Diketahui :
LL
: 7o LS
t
: 26,3oC
4

n
jam/hari

U
m/dt

11.7

6.0

n
: 97,5 %
N
Penyelesaian :
Dari tabel diperoleh nilai c = 0,8
R = 10,4
w = 0,758 (hasil interpolasi)
n
Maka : Rs
= (0,25 + 0,54
) R
N
= (0,25 + 0,54 . 97,5%) 10,4
= 8,076 mm/hr
Jadi : ETo
= c.w.Rs
= 0,8 . 0,758 . 8,076
= 4,90 mm/hr

Tabel 1.3
Perhitungan Dengan Metode Radiasi
No.

Bulan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

jan
feb
mar
apr
may
jun
jul
aug
sep
oct
nov
dec

Letak
Lintang
7 LU
7 LU
7 LU
7 LU
7 LU
7 LU
7 LU
7 LU
7 LU
7 LU
7 LU
7 LU

t
(C)
26.3
27.8
25.8
29.7
27.3
28.4
29.8
28.3
29.3
30.6
29.7
27.7

n/N

0.9750
0.9750
0.9750
0.9750
0.9750
0.9750
0.9750
0.9750
0.9750
0.9750
0.9750
0.9750

0.758
0.773
0.753
0.792
0.768
0.779
0.793
0.778
0.788
0.801
0.792
0.768

R
mm/Hr
10.40
12.00
11.00
14.30
16.10
16.20
16.10
15.70
14.70
16.90
15.40
15.60

Rs

ET0*

ET0

8.076
9.318
8.542
11.104
12.502
12.579
12.502
12.191
11.415
13.123
11.958
12.113

6.121
7.203
6.432
8.794
9.601
9.799
9.914
9.485
8.995
10.511
9.471
9.303

0.80
0.80
0.75
0.75
0.75
0.75
0.75
0.80
0.80
0.80
0.80
0.80

4.90
5.76
4.82
6.60
7.20
7.35
7.44
7.59
7.20
8.41
7.58
7.44

3. Metode Penmann Untuk Bulan Januari :


Diketahui :
LL
: 7oLS
t
: 26,3oC
n

: 97,5 %
N
RH
: 75 %
U
: 6 m/det
Penyelesaian :
Dari tabel dapat diperoleh nilai Cs = 1,10
f(t) = 15,96 (hasil interpolasi)
wa = 0,75 (hasil interpolasi)
= 34,22 (hasil interpolasi)
Maka :
- d
= . RH = 34,22 . 75% = 25,67
- f(d)
= 0,34 0,044 d
5

= 0,34 0,044
= 0,1171

25,67

n
) R
N
= (0,25 + 0,54 . 97,5%) 10,40
= 8,0756 mm/hr
n
n
f(
)= 0,1 + 0,9 (
)
N
N
= 0,1 + 0,9 (97,5%)
= 0,9775
f ( U ) = 0,27 ( 1 + 0,864 U )
= 0,27 ( 1 + 0,864 . 6 )
= 1,67
n
Rn1
= f(t) . f(d) . f(
)
N
= 15,96 . 0,1171 . 0,9775
= 1,83 mm/hr
ETo*
= w (0,75. Rs Rn1) + ((1 - w) (f(u)) ( - d))
= 0,758 (0,75 . 8,0756 1,83) + ((1-0,758) (1,67) (8,55))
= 6,66
Rs

Jadi, ETo

= (0,25 + 0,54

= C . ETo*
= 1,1 .6,66
= 7,33 mm/hr
Tabel 1.5

Perbandingan Evaporasi Potensial (ETo) Metode Blaney Criddle, Radiasi dan Penmann
No
.

Bulan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

jan
feb
mar
apr
may
jun
jul
aug
sep
oct
nov
dec

BC
4.35
4.50
4.03
4.25
4.04
4.14
4.26
4.42
4.82
4.95
4.69
4.49

ET0
R
4.90
5.76
4.82
6.60
7.20
7.35
7.44
7.59
7.20
8.41
7.58
7.44

P
7.33
8.39
7.53
8.10
8.44
8.67
8.86
9.39
10.03
11.23
10.46
10.19

C
R
0.80
0.80
0.75
0.75
0.75
0.75
0.75
0.80
0.80
0.80
0.80
0.80

BC
0.80
0.80
0.75
0.70
0.70
0.70
0.70
0.75
0.80
0.80
0.80
0.80

P
1.10
1.10
1.10
0.90
0.90
0.90
0.90
1.00
1.10
1.10
1.10
1.10

BC
5.44
5.63
5.38
6.08
5.77
5.91
6.09
5.90
6.03
6.19
5.86
5.61

ET0*
R
6.12
7.20
6.43
8.79
9.60
9.80
9.91
9.48
8.99
10.51
9.47
9.30

P
6.66
7.63
6.84
9.00
9.38
9.64
9.85
9.39
9.12
10.21
9.51
9.26

SOAL II
ESTIMASI DATA HUJAN YANG HILANG
DAN UJI KONSISTENSI DATA
A.

Estimasi data hujan


Data

hujan

seperti

yang

diperoleh

dan

dikumpulkan

dari

institusi

pengelolaannya perlu mendapatkan perhatian secukupnya. Beberapa kemungkinan


kesalahan dapat terjadi. Kesalahan atau kekurangan yang paling banyak di jumpai
adalah tidak lengkapnya data, banyaknya bagian-bagian data yang hilang atau rusak.
Keadaan ini untuk kepentingan tertentu dapat mengganggu. Misalnya pada suatu saat
terjadi banjir, sedangkan data hujan pada satu atau beberapa stasiun pada saat yang
bersamaan tidak tersedia (karena berbagai sebab). Keadaan demikian tidak terasa
merugikan bila data tersebut tidak tercatat pada saat yang di pandang tidak penting.
Menghadapi keadaan ini, terdapat dua langkah yang dapat dilakukan yaitu :
1. Membiarkan saja data yang hilang tersebut, karena dengan cara apapun data
tersebut tidak akan diketahui dengan tepat.

2. Bila dipertimbangkan bahwa data tersebut mutlak diperlukan maka perkiraan data
tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara yang dikenal.
Persamaan yang digunakan untuk mengetahui data yang hilang yaitu

Dimana :
Dx

= data tinggi hujan harian maksimum di stasiun x

= jumlah stasiun di sekitar x untuk mencari data di x

di

= data tinggi hujan harian maksimumdi stasiun i

Anx = tinggi hujan rata-rata tahunan di stasiun x


Ani = tinggi hujan rata-rata tahunan di stasiun sekitar x
B.

Uji konsistensi data


Ketelitian hasil perhitungan dalam ramalan Hidrologi sangat diperlukan, yang
tergantung dari konsistensi data itu sendiri. Dalam suatu rangkaian data pengamatan

hujan, dapat timbul non-homogenitas dan ketidaksesuaian, yang dapat mengakibatkan


penyimpangan dalam perhitungan.
Non-homogenitas ini dapat disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
a. Perubahan letak stasiun
b. Perubahan system pendataan
c. Perubahan iklim
d. Perubahan dalam lingkungan sekitar
Uji konsistensi ini dapat diselidiki dengan cara membandingkan curah hujan
tahunan komulatif dari stasiun yang diteliti dengan harga komulatif curah hujan ratarata dari suatu jaringan stasiun dasar yang bersesuaian.
Pada umumnya, metode ini di susun dengan urutan kronologis mundur dan di
mulai dari tahun yang terakhir atau data yang terbaru hingga data terakhir.

DATA CURAH HUJAN MAKSIMUM


YANG TERJADI PADA HARI YANG SAMA

No
.

Tahun

Stasiu
n
Hujan
A

Stasiu
n
Hujan
B

Stasiu
n
Hujan
C

Stasiu
n
Hujan
D

Keterangan :
Data yang hilang pada stasiun A
Data yang hilang pada stasiun C
Data yang hilang pada stasiun D

MENCARI DATA YANG HILANG


TAHUN 2007 DI STASIUN C
No
.

Tahun

5
2001
6
2002
7
2003
8
2004
9
2005
10
2006
11
2007
RERATA

Stasiun
Hujan A

Stasiun
Hujan B

279,0
234,0
193,0
239,0
285,0
271,0
225,0
246,6

274
249,6
312,6
279,3
271,7
247,3
310,3
277,8

Stasiun
Hujan C
244
221,6
277,6
243
241,6
219,2
241,2

Stasiun
Hujan D
216,8
196,4
245,8
220,8
214,3
193,9
243,3
218,8

Analis
a
252,55

Analisa perhitungan data yang hilang di stasiun hujan C :

Dx

=
= 252,55 mm

Jadi data yang hilang di stasiun hujan C pada tahun 2007 adalah 252,55 mm
MENCARI DATA YANG HILANG
TAHUN 2000 DI STASIUN D
Analis
a
No
Tahun
.
4
2000
5
2001
6
2002
7
2003
8
2004
9
2005
10
2006
11
2007
12
2008
RERATA

Stasiun
Hujan A
278,0
279,0
234,0
193,0
239,0
285,0
271,0
225,0
204,0
245,3

Stasiun
Hujan B
278,2
274
249,6
312,6
279,3
271,7
247,3
310,3
277
277,8

Stasiun
Hujan C
241,8
244
221,6
277,6
243
241,6
219,2
252,55
240,6
242,4

Stasiun
Hujan D

228,30

216,8
196,4
245,8
220,8
214,3
193,9
243,3
218,1
218,7

Analisa perhitungan data yang hilang di stasiun hujan D :

Dx

=
228,30 mm
Jadi data yang hilang di stasiun hujan D pada tahun 2000 adalah 228,30 mm
10

MENCARI DATA YANG HILANG


TAHUN 1993 DI STASIUN A

No
Tahun
.
3
1999
4
2000
5
2001
6
2002
7
2003
8
2004
9
2005
10
2006
11
2007
12
2008
RERATA

Stasiun
Hujan A
278,0
279,0
234,0
193,0
239,0
285,0
271,0
225,0
204,0
245,3

Stasiun
Hujan B
311,5
278,2
274
249,6
312,6
279,3
271,7
247,3
310,3
277
281,2

Stasiun
Hujan C
276,4
241,8
244
221,6
277,6
243
241,6
219,2
252,55
240,6
245,8

Stasiun
Hujan D
244,5
228,3
216,8
196,4
245,8
220,8
214,3
193,9
243,3
218,1
222,2

Analis
a
272,53

Analisa perhitungan data yang hilang di stasiun hujan A :

Dx

= 272,53 mm
Jadi data yang hilang di stasiun hujan A pada tahun 1999 adalah 272,53 mm

11

DATA CURAH HUJAN BARU


SETELAH DI CARI DATA-DATANYA YANG HILANG
No Tahu
.
n
1
1997
2
1998
3
1999
4
2000
5
2001
6
2002
7
2003
8
2004
9
2005
10
2006
11
2007
12
2008
RERATA

Stasiun
Hujan A
282,0
273,0
272,5
278,0
279,0
234,0
193,0
239,0
285,0
271,0
225,0
204,0
253,0

Stasiun
Hujan B
272,9
248,5
311,5
278,2
274
249,6
312,6
279,3
271,7
247,3
310,3
277
277,7

Stasiun
Hujan C
242,8
220,4
276,4
241,8
244
221,6
277,6
243
241,6
219,2
252,55
240,6
243,5

Stasiun
Hujan D
215,5
195,1
244,5
228,30
216,8
196,4
245,8
220,8
214,3
193,9
243,3
218,1
219,4

No
.

Tahu
n

Stasiun
Hujan A

Stasiun
Hujan B

Stasiun
Hujan C

Stasiun
Hujan D

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997

204,0
225,0
271,0
285,0
239,0
193,0
234,0
279,0
278,0
272,5
273,0
282,0

277
310,3
247,3
271,7
279,3
312,6
249,6
274
278,2
311,5
248,5
272,9

240,6
252,55
219,2
241,6
243
277,6
221,6
244
241,8
276,4
220,4
242,8

218,1
243,3
193,9
214,3
220,8
245,8
196,4
216,8
228,30
244,5
195,1
215,5

12

No
.

Tahun

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997

No
.

Tahun

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997

No
.

Tahun

Stasiun
Hujan
B
277
310,3
247,3
271,7
279,3
312,6
249,6
274
278,2
311,5
248,5
272,9

Stasiun
Hujan
C
240,6
252,55
219,2
241,6
243
277,6
221,6
244
241,8
276,4
220,4
242,8

Stasiun
Hujan
D
218,1
243,3
193,9
214,3
220,8
245,8
196,4
216,8
228,30
244,5
195,1
215,5

Stasiun
Hujan
A
204,0
225,0
271,0
285,0
239,0
193,0
234,0
279,0
278,0
272,5
273,0
282,0

Stasiun
Hujan
C
240,6
252,55
219,2
241,6
243
277,6
221,6
244
241,8
276,4
220,4
242,8

Stasiun
Hujan
D
218,1
243,3
193,9
214,3
220,8
245,8
196,4
216,8
228,30
244,5
195,1
215,5

Stasiun
Hujan

Stasiun
Hujan

Stasiun
Hujan

Jumlah
B,C,D
735,7
806,2
660,4
727,6
743,1
836,0
667,6
734,8
748,3
832,4
664,0
731,2

Jumlah
A,C,D
662,7
720,9
684,1
740,9
702,8
716,4
652,0
739,8
748,1
793,4
688,5
740,3

Jumlah
A,B,D

13

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997

No
.

Tahun

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997

No
.
1
2

Jumla
h
B,C,D
735,7
806,2

A
204,0
225,0
271,0
285,0
239,0
193,0
234,0
279,0
278,0
272,5
273,0
282,0

B
277
310,3
247,3
271,7
279,3
312,6
249,6
274
278,2
311,5
248,5
272,9

D
218,1
243,3
193,9
214,3
220,8
245,8
196,4
216,8
228,30
244,5
195,1
215,5

Stasiun
Hujan
A
204,0
225,0
271,0
285,0
239,0
193,0
234,0
279,0
278,0
272,5
273,0
282,0

Stasiun
Hujan
B
277
310,3
247,3
271,7
279,3
312,6
249,6
274
278,2
311,5
248,5
272,9

Stasiun
Hujan
C
240,6
252,55
219,2
241,6
243
277,6
221,6
244
241,8
276,4
220,4
242,8

Jumla
h
A,C,D
662,7
720,9

JumlahA,B,
D
699,1
778,6

699,1
778,6
712,2
771,0
739,1
751,4
680,0
769,8
784,5
828,5
716,6
770,4

Rerata
A,B,C
721,6
787,9
737,5
798,3
761,3
783,2
705,2
797,0
798,0
860,4
741,9
797,7

Jumla
h
A,B,C
721,6
787,9

14

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

660,4
727,6
743,1
836,0
667,6
734,8
748,3
832,4
664,0
731,2

684,1
740,9
702,8
716,4
652,0
739,8
748,1
793,4
688,5
740,3

712,2
771,0
739,1
751,4
680,0
769,8
784,5
828,5
716,6
770,4

737,5
798,3
761,3
783,2
705,2
797,0
798,0
860,4
741,9
797,7

SOAL III
UJI KONSISTENSI DATA HUJAN
DI STASIUN A, B, C, DAN D
Uji konsistensi data
Ketelitian hasil perhitungan dalam ramalan Hidrologi sangat diperlukan, yang
tergantung dari konsistensi data itu sendiri. Dalam suatu rangkaian data pengamatan
hujan, dapat timbul non-homogenitas dan ketidaksesuaian, yang dapat mengakibatkan
penyimpangan dalam perhitungan.
Non-homogenitas ini dapat disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
a. Perubahan letak stasiun
b. Perubahan system pendataan
c. Perubahan iklim
d. Perubahan dalam lingkungan sekitar
Uji konsistensi ini dapat diselidiki dengan cara membandingkan curah hujan
tahunan komulatif dari stasiun yang diteliti dengan harga komulatif curah hujan ratarata dari suatu jaringan stasiun dasar yang bersesuaian.
Pada umumnya, metode ini di susun dengan urutan kronologis mundur dan di
mulai dari tahun yang terakhir atau data yang terbaru hingga data terakhir.

Uji konsistensi data


Ketelitian hasil perhitungan dalam ramalan Hidrologi sangat diperlukan, yang
tergantung dari konsistensi data itu sendiri. Dalam suatu rangkaian data pengamatan
15

hujan, dapat timbul non-homogenitas dan ketidaksesuaian, yang dapat mengakibatkan


penyimpangan dalam perhitungan.
Non-homogenitas ini dapat disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
e. Perubahan letak stasiun
f. Perubahan system pendataan
g. Perubahan iklim
h. Perubahan dalam lingkungan sekitar
Uji konsistensi ini dapat diselidiki dengan cara membandingkan curah hujan
tahunan komulatif dari stasiun yang diteliti dengan harga komulatif curah hujan ratarata dari suatu jaringan stasiun dasar yang bersesuaian.
Pada umumnya, metode ini di susun dengan urutan kronologis mundur dan di
mulai dari tahun yang terakhir atau data yang terbaru hingga data terakhir.

UJI KONSISTENSI DATA DI STASIUN A TERHADAP B, C, D


No
.

Tahun

Stasiun
Hujan A

Komulatif
A

Jumlah
B,C,D

Komulatif
B,C,D

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997

204,0
225,0
271,0
285,0
239,0
193,0
234,0
279,0
278,0
272,5
273,0
282,0

204,0
429,0
700,0
985,0
1224,0
1417,0
1651,0
1930,0
2208,0
2480,5
2753,5
3035,5

735,7
806,2
660,4
727,6
743,1
836,0
667,6
734,8
748,3
832,4
664,0
731,2

735,7
1541,9
2202,3
2929,9
3673,0
4509,0
5176,6
5911,4
6659,7
7492,1
8156,1
8887,3

16

Grafik Uji Konsistensi Stasiun A terhadap B, C, D


3500
3000
2500
2000
Komulatif A 1500
1000
500
0
0

2000

4000

6000

8000

Komulatif B, C, D,

UJI KONSISTENSI DATA DI STASIUN B TERHADAP A, C, D


No
.

Tahun

Stasiun
Hujan B

Komulatif
B

Jumlah
A,C,D

Komulatif
A,C,D

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997

277
310,3
247,3
271,7
279,3
312,6
249,6
274
278,2
311,5
248,5
272,9

277,0
587,3
834,6
1106,3
1385,6
1698,2
1947,8
2221,8
2500,0
2811,5
3060,0
3332,9

662,7
720,9
684,1
740,9
702,8
716,4
652,0
739,8
748,1
793,4
688,5
740,3

662,7
1383,6
2067,7
2808,6
3511,4
4227,8
4879,8
5619,6
6367,7
7161,1
7849,6
8589,9

17

10000

Grafik Uji Konsistensi Stasiun B Terhadap A, C, D


3500
3000
2500
2000

Komulatif B

1500
1000
500
0
0

2000

4000

6000

8000

Komulatif A, C, D

UJI KONSISTENSI DATA DI STASIUN C TERHADAP A, B, D


No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

2008
2007

Stasiun
Hujan C
240,6
252,6

Komulatif
C
240,6
493,2

Jumlah
A,B,D
699,1
778,6

Komulatif
A,B,D
699,1
1477,7

2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997

219,2
241,6
243,0
277,6
221,6
244,0
241,8
276,4
220,4
242,8

712,4
954,0
1197,0
1474,6
1696,2
1940,2
2182,0
2458,4
2678,8
2921,6

712,2
771,0
739,1
751,4
680,0
769,8
784,5
828,5
716,6
770,4

2189,9
2960,9
3700,0
4451,4
5131,4
5901,2
6685,7
7514,2
8230,8
9001,2

Tahun

18

10000

Grafik Uji Konsistensi Stasiun C Terhadap A, B, D


3500
3000
2500
2000
Kom ulatif C

1500
1000
500
0
0

2000

4000

6000

8000

10000

Kom ulatif A, B, D

UJI KONSISTENSI DATA DI STASIUN D TERHADAP A, B, C


No
.

Tahun

Stasiun
Hujan D

Komulatif
D

Jumlah
A,B,C

Komulatif
A,B,C

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997

218,1
243,3
193,9
214,3
220,8
245,8
196,4
216,8
228,3
244,5
195,1
215,5

218,1
461,4
655,3
869,6
1090,4
1336,2
1532,6
1749,4
1977,7
2222,2
2417,3
2632,8

721,6
787,9
737,5
798,3
761,3
783,2
705,2
797,0
798,0
860,4
741,9
797,7

721,6
1509,5
2247,0
3045,3
3806,6
4589,8
5295,0
6092,0
6890,0
7750,4
8492,3
9290,0

Grafik Uji Konsistensi Stasiun D terhadap A, B, C


3000
2500
2000
Kom ulatif D

1500
1000
500
0
0

2000

4000

6000

Kom ulatif A, B, C

19

8000

10000

SOAL IV
CURAH HUJAN DAERAH
1. Metode Rata-Rata Aritmatik
Tinggi rata-rata curah hujan didapatkan dengan mengambil nilai rata-rata
hitung (arithmetic mean) pengukuran hujan di pos penakar-penakar hujan di dalam
areal tersebut.
Jadi :
d= (d1 + d2 + d3 + + dn) n-1
Dengan :

d = tinggi curah hujan rata-rata


20

d1, d2, d3, dn = tinggi curah hujan pada pos penakar


n = banyaknya pos penakar hujan
Cara ini akan memberikan hasil yang dapat dipercaya jika pos-pos
penakarnya ditempatkan secara merata di areal tersebut, dan hasil penakaran
masing-masing pos penakar tidak menyimpang jauh dari nilai rata-rata seluruh pos
di seluruh areal.
Contoh penyelesaian merata-ratakan hujan dengan Metode Aritmatik :

Rata-rata :
(1.46 + 1.92 + 2.69 + 4.50 + 2.98 + 5.00) 6 = 3.09 inchi

DATA CURAH HUJAN BARU


DENGAN METODE RATA-RATA HITUNG (ARITMATIC MEAN)
No.

Tahun

1
2
3
4
5

1997
1998
1999
2000
2001

A
282,0
273,0
272,5
278,0
279,0

Stasiun Hujan
B
C
272,9
242,8
248,5
220,4
311,5
276,4
278,2
241,8
274,0
244,0

D
215,5
195,1
244,5
228,3
216,8

21

Jumlah

Rerata

1013,2
937,0
1104,9
1026,3
1013,8

253,30
234,25
276,23
256,58
253,45

6
7
8
9
10
11
12

2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008

234,0
193,0
239,0
285,0
271,0
225,0
204,0

249,6
312,6
279,3
271,7
247,3
310,3
277,0

221,6
277,6
243,0
241,6
219,2
252,6
240,6

196,4
245,8
220,8
214,3
193,9
243,3
218,1

901,6
1029,0
982,1
1012,6
931,4
1031,2
939,7

225,40
257,25
245,53
253,15
232,85
257,79
234,93

TABEL TINGGI HUJAN MAKSIMUM DAERAH


TAHUNAN
DENGAN METODE RATA-RATA HITUNG
(ARITMATIC MEAN)
No.

Tahun

Tinggi Hujan (mm)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

1999
2007
2003
2000
2001
1997
2005
2004
2008
1998
2006
2002

276,23
257,79
257,25
256,58
253,45
253,30
253,15
245,53
234,93
234,25
232,85
225,40

1. Metode Thiessen
Metode Thiessen berusaha untuk mengimbangi tidak meratanya distribusi alat
ukur dengan menyediakan suatu faktor pembobot (weighting factor) bagi masing-masing
stasiun.

Stasiun-stasiunya

diplot

pada

suatu

peta

dan

garis-garis

yang

menghubungkannya digambar. Garis-garis bagi tegak lurus dari garis-garis penghubung


ini membentuk poligon-poligon di sekitar masing-masing stasiun. Sisi-sisi setiap poligon
merupakan batas luas efektif yang diasumsikan untuk stasiun tersebut. Luas masingmasing poligon ditentukan dengan planimetri dan dinyatakan sebagai persentase dari
luas total. Curah hujan rata-rata untuk seluruh luas dihitung dengan mengalikan hujan
pada masing-masing stasiun dengan persentase luas yang diserahkannya dan
menjumlahkannya. Hasilnya biasanya lebih teliti daripada hasil-hasil yang diperoleh dari
22

perata-perata aritmatik sederhana.


Kendala terbesar dari metode ini adalah ketidakluwesannya . Suatu diagram
Thiessen baru selalu diperlukan setiap kali terdapat suatu perubahan dalam jaringan alat
ukurnya. Juga dalam metode ini tidak boleh ada pengaruh-pegaruh orografis. Metode ini
secara sederhana menganggap variasi hujan ialah lincar antara stasiun-stasiun dan
menyerahkan masing-masing segmen luas kepada stasiun yang terdekat.
Contoh penyelesaian merata-ratakan hujan dengan Metode Thiessen :

PERHITUNGAN KOEFISIEN THIESSEN


Stasiun Hujan

Luas (km2)

Kr

A
B
C
D

2,7119
2,1303
0,4658
0,0748

0,50
0,40
0,09
0,01

23

Jumlah :

5,3828

1,00

CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM DAERAH TAHUNAN


METODE THIESSEN
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Tahun

PA.KA

PB.KB

PC.KC

PD.KD

Pmax

1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008

141,0000
136,5000
136,2650
139,0000
139,5000
117,0000
96,5000
119,5000
142,5000
126,2742
112,5000
102,0000

108,0031
98,3465
123,2794
110,1006
108,4384
98,7818
123,7148
110,5359
107,5281
97,8716
122,8045
109,6257

21,0107
19,0723
23,9182
23,5832
21,1145
19,1761
24,0221
21,0280
20,9068
18,9684
21,8542
20,8203

2,9946
2,7111
3,3976
3,1725
3,1725
2,7292
3,4157
3,0683
2,9779
2,6945
3,3809
3,0307

273,0083
256,6299
286,8603
275,8562
272,2254
237,6872
247,6525
254,1322
273,9129
245,8087
260,5397
235,4767

TABEL TINGGI HUJAN MAKSIMUM DAERAH TAHUNAN


DENGAN METODE THIESSEN

No.

Tahun

Tinggi Hujan (mm)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

1999
2000
2005
1997
2001
2007
1998
2004
2003
2006
2002
2008

286,8603
275,8562
273,9129
273,0083
272,2254
260,5397
256,6299
254,1322
247,6525
245,8087
237,6872
235,4767

3. Metode Isohyet
Teknik ini dipandang paling baik, tapi bersifat subyektif dan tergantung pada keahlian,
pengalaman, dan pengetahuan pemakai terhadap sifat curah hujan di daerah setempat.
Hasil penelitian juga menunnjukkan bahwa cara Isohyet lebih teliti, tetapi cara
perhitungannya memerlukan banyak waktu karena garis-garis isohyet yang baru perlu
24

ditentukan untuk setiap curah hujan. Metode Isohyet terutama berguna untuk mempelajari
pengaruh curah hujan terhadap aliran sungai terutama di daerah dengan tipe curah hujan
orografik.
Pada beberapa kasus, besarnya curah hujan di suatu tempat dapat diperkirakan dari
ketinggian tempat tersebut. Hal ini terutama lazim terjadi di daerah dengan tipe curah hujan
orografik. Di daerah ini, interval garis kontur dapat digunakan untuk membantu
memperkirakan posisi garis-garis dengan curah hujan yang sama besarnya (isohyet). Setelah
penentuan garis isohyet, kemudian dapat dihitung besarnya curah hujan rata-rata untuk
masing-masing fraksi isohyet, dan dengan demikian dapat diperkirakan curah hujan rata-rata
untuk seluruh DAS.
Tampak bahwa teknik isohyet mempunyai persyaratan yang lebih rumit
dibandingkan metode aritmatik atau poligon, olek karenanya apabila persyaratan tersebut
tidak terpenuhi, maka metode aritmatik dan terutama metode poligon lebih diutamakan.
Beberapa dari cara-cara untuk menghitung curah hujan daerah (area rainfall) telah
dikemukakan di atas. Meskipun cara yang terbaik belum diketahui, umumnya untuk
menghitung curah hujan daerah dapat digunakan standart luas daerah sebagai berikut :
Daerah dengan luas 250 ha yang mempunyai variasi topografi yang kecil, dapat

diwakili oleh sebuah alat ukur curah hujan.


Untuk daerah antara 250 ha-50.000 ha dengan 2 atau 3 titik pengamatan dapat

digunakan cara rata-rata. Jika dihitung dengan sebuah titik pengamatan, harus dipakai sebuah
pedoman.

Untuk daerah antara 120.000-500.000 ha yang mempunyai titik-titik pengamatan


yang tersebar cukup merata dan dimana curah hujannya tidak terlalu dipengaruhi oleh kondisi
topografi, dapat digunakan cara rata-rata aritmatik. Jika titik-titik pengamatan itu tidak
tersebar merata maka digunakan cara Thiessen.

Untuk daerah yang lebih besar dari 500.000 ha dapat digunakan cara Isohyet
Contoh penyelesaian merata-ratakan hujan dengan Metode Isohyet :

25

Isohye

Luas yang *

Luas

Hujan

Volume

Tertutup

Bersih

Rata-rata

Hujan

(mil2)

(mil2)

(inchi)

(kol. 3 x kol.

(inchi)

4)
5

13

13

5.3

69

90

77

4.6

354

206

116

3.5

406

402

196

2.5

490

595

193

1.5

290

<1

626

31

0.8

25

1634
Rata-rata = 1634 626 = 2.61 inchi
Keterangan :
*

Di dalam batas cekungan

Metode Isohyet
26

tahun 1997
Isohyet
curah
hujan
1
242,8
2
242,8
3
242,8
TOTAL
Curah hujan Ratarata

tahun
1998
Isohyet

curah
hujan

1
220,4
2
220,4
3
220,4
TOTAL
Curah hujan Ratarata

tahun
1999
Isohyet

curah
hujan

1
272,5
2
276,4
3
276,4
TOTAL
Curah hujan Ratarata

Luas

Volume
Hujan

1,7847 433,32516
1,3572 329,52816
2,2409 544,09052
5,3828 1306,94384
242,8

Luas

Volume
Hujan

1,718
378,6472
1,458
321,3432
2,2068 486,37872
5,3828 1186,36912
220,4

Luas

Volume
Hujan

1,58
431,3675
2,90
800,45
0,90
249,81
5,3828 1481,63222
275,25

tahun
2000
27

Isohyet

curah
hujan

Luas

Volume
Hujan

1
241,8
0,98
237,10908
2
241,8
0,34
82,16
3
241,8
4,06
981,90
TOTAL
5,38 1301,17416
Curah hujan Rata-rata 241,73

tahun
2001
Isohyet

curah
hujan

Luas

1
244
1,63
2
244
1,36
3
244
2,39
TOTAL
5,38
Curah hujan Rata-rata 244,00

tahun
2002
Isohyet

curah
hujan

Luas

1
221,6
2,47
2
221,6
1,76
3
221,6
1,15
TOTAL
5,38
Curah hujan Rata-rata 221,60

Volume
Hujan
398,696
330,77
583,94
1313,4032

Volume
Hujan
546,6872
390,02
254,84
1191,54

tahun
2003
28

Isohyet

curah
hujan

Luas

1
245,8
1,61
2
277,6
0,96
3
277,6
2,81
TOTAL
5,38
Curah hujan Rata-rata 268,06

tahun
2004
Isohyet

curah
hujan

Luas

1
239
0,03
2
243
1,33
3
243
4,02
TOTAL
5,38
Curah hujan Rata-rata 242,98

tahun
2005
Isohyet

curah
hujan

Luas

1
241,6
1,61
2
241,6
1,35
3
241,6
2,43
TOTAL
5,38
Curah hujan Rata-rata 241,60

tahun
2006
Isohyet

curah
hujan

Luas

1
219,2
1,70
2
219,2
1,34
3
219,2
2,35
TOTAL
5,38
Curah hujan Rata-rata 219,20
tahun
2007
Isohyet

curah

Luas

Volume
Hujan
396,81952
265,33
780,78
1442,93

Volume
Hujan
7,648
323,19
976,13
1306,97

Volume
Hujan
389,50752
325,01
586,12
1300,63

Volume
Hujan
371,7632
294,21
514,13
1180,11

Volume
29

hujan
243,3
252,55
252,55

1
1,91
2
0,55
3
2,92
TOTAL
5,38
Curah hujan Rata-rata 249,27

tahun
2008
Isohyet

curah
hujan

Luas

1
218,1
1,88
2
240,6
1,99
3
240,6
1,52
TOTAL
5,38
Curah hujan Rata-rata 232,76

Hujan
464,703
138,90
737,70
1341,30

Volume
Hujan
409,1556
477,83
366,19
1253,18

Jadi berdasarkan perhitungan metode Poligon Thiessen, besarnya curah hujan daerah
(Area Rainfall) adalah sebagai berikut :

Tahun
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008

Hujan
Daerah
242,80
220,40
275,25
241,73
244,00
221,60
268,06
242,98
241,60
219,20
249,27
232,76

PERBANDINGAN PERHITUNGAN
METODE RATA-RATA HITUNG DAN
METODE THIESSEN

30

No.

Tahun

1999

2007

2003

2000

2001

1997

2005

2004

2008

10

1998

11

2006

12

2002
RERATA

Tinggi Hujan
(mm)
RataThiesse
rata
n
hitung
286,860
276,23
3
260,539
257,79
7
247,652
257,25
5
275,856
256,58
2
272,225
253,45
4
273,008
253,30
3
273,912
253,15
9
254,132
245,53
2
235,476
234,93
7
256,629
234,25
9
245,808
232,85
7
237,687
225,40
2
259,982
248,39
5

Isohyet

275,25
249,27
268,06
241,73
244,00
242,80
241,60
242,98
232,76
220,40
219,20
221,60
241,637
2

31

SOAL 5
Soal 5

Perhitungan Lengkung Debit


N
o

H2

H3

H4

H*Q

H2*Q

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

2,600
2,700
2,800
2,900
3,000
3,100
3,200
3,300
3,400
3,500
3,600
3,700

8,80
11,80
15,80
19,80
25,80
31,80
34,80
39,80
45,80
53,80
61,80
70,80

17,576
19,683
21,952
24,389
27,000
29,791
32,768
35,937
39,304
42,875
46,656
50,653

420,600

45,698
53,144
61,466
70,728
81,000
92,352
104,858
118,592
133,634
150,063
167,962
187,416
1266,91
1

22,880
31,860
44,240
57,420
77,400
98,580
111,360
131,340
155,720
188,300
222,480
261,960
1403,54
0

59,488
86,022
123,872
166,518
232,200
305,598
356,352
433,422
529,448
659,050
800,928
969,252

37,800

6,760
7,290
7,840
8,410
9,000
9,610
10,240
10,890
11,560
12,250
12,960
13,690
120,50
0

388,584

4722,150

Persamaannya adalah :
Q
= a + b.h + c.H2
Q.H
= a.H + b.H2 +
3
c.H
Q.H2
= a.H2 + b.H3 +
4
c.H
dari persamaan tersebut didapatkan :
420,600
1403,54
0
4722,15
0

a +

37,800

37,800
120,50
0

a +

120,500

a +

388,584

120,50
0
388,58
+
4
1266,9
+
11

Dengan metode eliminasi didapat :


Persamaan 1 dan 2 :

a +

37,800

37,800
maka :

a +

120,500

120,50
0
388,58
+
4

37,8

a +

1428,84
0

32

4554,9
00

c
c
c

c =

420,60
0
1403,5
40

c =

15898,
680

c =

37,800

1,000

37,8

120,500
1308,34
0

b
b

388,58
4
4166,3
+
16

a +

120,500

a +

388,584

388,58
4
1266,9
+
11

a +

384,134

a +

388,584

1238,7
40
1266,9
+
11

-4,450

+ 28,171

c =

1308,34
0

4166,3
16

c =

-4,450

+ 28,171

c =

a +

Persamaan 1 dan 3 :

37,800
120,50
0
maka :
120,50
0
120,50
0

Persamaan 4 dan 5 :

c =
c =

c =
c =

c =
c =

1403,5
40
14495,
140

-------

1403,5
40
4722,1
50
4474,2
48
4722,1
50
247,90
2

4166,3
16
8281,7
+
79
4115,4
63

dari persamaan 5 :
-4,450

b +

-28,171

-4,450

b +

399,646
-4,450

=
=

b =

a +

a +

37,8
1288,85

c =
c =
c =
c =

247,90
2
247,90
2
151,74
4
34,09
7

120,5
1709,4
+
65

c =

a =
a =

dari perhitungan

33

420,60
0
420,60
0
0,0114
67
-0,011

3,188

1,000

------

14495,
140
247,90
2
14495,
140
72878,
865
58383,
725
14,186

*
*

maka :
1308,34
0
1308,34
0

pers.
4

pers.
5

1,000
293,98
2

didapatkan :
a = 0,011
34,09
b=
7
14,18
c=
6

648,6

Q
c.H2

= a + b.h +

maka persamaannya
menjadi :
34,09
Q=
+
7
648.
14,24
6=
0,019 +
8
Sehingga, didapatkan nilai Q
ini :
N
o
H
1
2,600
2
2,700
3
2,800
4
2,900
5
3,000
6
3,100
7
3,200
8
3,300
9
3,400
10 3,500
0,011

*H
+

14,186

* H2

*30.6
+
13,65
dari tabel di bawah

*79.46

Q
7,238
11,347
15,740
20,416
25,376
30,621
36,148
41,960
48,055
54,434

11

3,600

61,097

12

3,700

68,043

Lengkung Debit
80
70
60
50

Q (m3/dt)

40
30
20
10
0
2.40

2.60

2.80

3.00

H (m)

34

3.20

3.40

3.60

3.80

35

You might also like