You are on page 1of 44

CASE REPORT

Decomp Cordis fc. III Stage C


Atrial Fibrilasi
PAD
Alief Leisyah
Pembimbing : dr. Toton Suryotono, Sp.PD
Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Penyakit Dalam
FKK UMJ RSUD Kab. Cianjur

Kasus
Ny. D, 58 tahun, sudah menikah, tidak bekerja, tinggal
bersama anak, keseharian dirumah saja membantu
pekerjaan rumah tangga, bertempat tinggal di Babakan
Cangklek, Cugenang, Cianjur.
Masuk ke RSUD Cianjur pada tanggal 05 Agustus 2015
dengan keluhan utama ujung ujung jari menjadi kebiruan
sejak 3 hari SMRS
Heteroanamnesis
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2015

Riwayat Penyakit Sekarang

Kurang lebih 4 bulan SMRS pasien mengeluhkan sesak nafas, tetapi sesak
nafas yg dirasakan tidak begitu berat. Pasien masih bisa melakukan aktivitas
sehari- hari dalam membantu pekerjaan rumah tangga seperti menyapu,
mengangkat cucian dari jemuran.
1 bulan SMRS sesak nafas dirasakan bertambah berat saat beraktivitas dan
dalam posisi tidur. Pasien merasakan keluhan sesak nafasnya berkurang
apabila saat tidur diganjal dengan 2 bantal atau dalam posisi setengah
duduk. Keluhan sesak tanpa disertai bunyi ngik-ngik. Pasien juga
mengeluhkan sering terbangun saat malam hari karena sesak. Saat sesak
pasien merasakan jantungnya berdebar-debar, tanpa disertai nyeri dada.
Pasien mulai tidak bisa mengangkat cucian dari jemuran. Pasien juga
merasakan kedua kaki mulai bengkak.
3 hari SMRS pasien mengaku beberapa ujung jari tangan dan kaki pasien
menjadi bewarna ungu kebiruan, sesak juga masih dirasakan. Kedua kaki
dirasakan semakin bengkak dan nyeri jika digunakan berdiri. Keluhan tidak
disertai dengan demam, batuk, penurunan berat badan, keringat banyak,
gatal-gatal, cepat haus maupun lapar.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien sudah sering merasakan sesak dan berdebar
seperti sekarang, tetapi biasanya membaik dengan obat
dari dokter. (pasien hanya ingat furosemide,captopril,
digoxin, dan renapar ( Suplemen Kalium dan Mg)
Riwayat Penyakit Keluarga
Orangtua pasien tidak ada yang mengeluhkan hal yang
sama.
Riwayat HT, DM, Asma, pada keluarga tidak diketahui
Riwayat Alergi
Pasien menyangkal memiliki alergi makanan, cuaca, obat-

obatan, atau zat tertentu

Riwayat Psikososial
Riwayat merokok disangkal
Kebiasaan minum alkohol disangkal
Kegiatan hanya dirumah saja, tinggal bersama keluarga dari

anak kandungnya, suami sudah tidak ada.

Status Generalis
KU

: Tampak Sakit Sedang


Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 68x/menit, ireguler
HR
: 111x/menit, ireguler
Pernapasan : 28 x/menit
Suhu
: 36,50C
BB
: 65 kg
TB
: 160 cm
Status gizi
: BB/TB = 65/1,6 = 25,35(Overweight)

Kepala

: rambut hitam, distribusi merata (facies cooley)


Mata
: Konjungtiva anemi -/-, Sclera ikterik -/-, Reflex
pupil +/+ , pupil bulat, isokor, edema palpebra -/ Hidung
:Deviasi septum -/-, Secret -/-, Epistaksis -/-, massa
-/ Mulut : Sianosis (-), Bibir kering(-), Faring hiperemis (-),
tonsil T1/T1
Telinga
: normotia, aurikula dbn/dbn
Leher : Pembesaran KGB (-) Pembesaran kelenjar tiroid (-)
JVP 5+6 cmH2O, pulsasi pembuluh darah normal

Thorax

: Normochest, jaringan parut (-)

: Inspeksi simetris, penggunaan otot bantu


napas (-/-), retraksi dinding dada (-/-),
bagian dada yang tertinggal (-/-)
Palpasi nyeri tekan -/-, massa -/-,krepitasi -/-,
vocal fremitus sama kedua lapang paru
Perkusi sonor pada kedua lapang paru, batas paru
hepar setinggi ICS V dextra
Auskultasi vesicular +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-,
rales +/+
Pulmo

: Inspeksi ictus cordis terlihat di ICS


V linea aksilla anterior sinistra
Palpasi ictus cordis teraba di ICS
ke arah lateral linea midclavicularis
Perkusi batas jantung kanan pada ICS
III linea parasternalis dextra
batas jantung atas pada ICS III
linea parasternalis sinistra
batas kiri bawah pada ICS V , linea
aksilla anterior sinistra
Auskultasi S1 S2 variatif, gallop (-),
murmur (-)
Cor

Abdomen

Inspeksi Cembung , jaringan parut (-), distensi (-)


Auskultasi bising usus normal
Palpasi
Nyeri tekan (-) epigastrium,
- Hepar tidak teraba
Perkusi
timpani (+) pada seluruh kuadran
abdomen,
shifting dullnes (-)
Ekstremitas atas : akral hangat, edema -/- , CRT < 2 detik,
sianosis +/+ (digitti I kiri dan kanan)
Ekstremitas bawah: akral hangat, edema +/+ , CRT < 2 detik,
sianosis +/+ (digitti I kiri dan kanan) eritema +/+ krusta +/+

Pemeriksaan Penunjang (28 juli 2015 UGD)


Hematologi rutin
Hb : 12.0 g/dL
Ht : 38 %
Eritrosit : 4,51 10^6/uL
Leukosit : 8,0 10^3/uL
Trombosit : 299 10^3/uL

Kimia Klinik
GDS : 121 mg/dL
Fungsi Ginjal
Ureum : 40,0 mg%
Kreatinin : 0,7 mg%

Elektrolit
Natrium : 143 mEq/L
Kalium : 4,45 mEq/L
Calcium Ion : 1,18 mmol/L
INR :1,57
PT : 18,5
APTT : 35,4

Pemeriksaan Penunjang (9 Agustus 2015)


EKG

BACK

Daftar Masalah
Decomp Cordis kanan kiri fc. III stage C
2. Atrial Fibrilasi
3. Susp. PAD
1.

Assesment dan Planning


1.

Decomp Cordis kanan kiri Fc.III Stage C


Kriteria Frammingham

Kriteria Mayor
Paroksismal
nokturnal
dispnea
Distensi vena leher
Ronki paru
Kardiomegali
Edema paru akut
Gallop S 3
Peninggian
tekanan
vena
jugularis
Refluks hepatojugular

Kriteria Minor
Edema ekstrermitas
Batuk malam hari
Dispnea deffort
Hepatomegali
Efusi pleura
Penurunan kapasitas vital 1/3
dari normal
Takikardia (>120/menit)

Menurut ESC 2012

Klasifikasi New York Heart Association (NYHA)


Derajat I
Tanpa keterbatasan pada aktivitas
fisik. Aktivitas fisik biasa tidak
menyebabkan keletihan, palpitasi,
sesak, atau nyeri dada
Derajat III
- keterbatasan aktivitas fisik (+)
- Merasa nyaman pada waktu
istirahat
- Aktivitas fisik yang lebih
ringanpun dapat menyebabkan
keletihan, palpitasi, sesak, dan
nyeri dada

Derajat II
Ada keterbatasan aktivitas fisik
ringan, penderita merasa nyaman
pada waktu istirahat
Derajat IV
-ketidakmampuan untuk menjalani
aktivitas fisik apapun
- setiap aktivitas fisik dilakukan, maka
rasa tidak nyaman semakin
meningkat.

Planning :
Echocardiography (menentukan HF rEF/pEF)
O2 3-5L per menit (nasal canule)
Furosemide 3 x 40mg
Candesartan 1 x 4mg

Assesment dan Planning


2. Atrial Fibrilasi
Nadi : 64 x/menit ireguler
HR : 111x/menit ireguler
Pulsus defisit (+)
Hasil EKG :
Irregularly irregular
Gel. P tidak dapat di identifikasi
PR interval tidak dapat di identifikasi
Jarak R ke R bervariasi
Rencana Pelayanan
Digoxin 1 x 0,25mg

EKG

Atrial Fibrilasi
AF is a supraventricular tachyarrhythmia with

uncoordinated atrial activation and consequently


ineffective atrial contraction
Electrocardiogram (ECG) characteristics include:
1) irregular R-R intervals (when atrioventricular [AV]
conduction is present)
2) absence of distinct repeating P waves
3) irregular atrial activity.

(ACC/AHA Guideline for the Management of Patients With Atrial Fibrillation 2014)

KLASIFIKASI

KLASIFIKASI
Berdasarkan kecepatan laju respon ventrikel (interval RR)

maka AF dapat dibedakan menjadi [gambar 4 (A, B, C)] :


1. AF dengan respon ventrikel cepat (RVR): Laju
ventrikel >100x/ menit
2. AF dengan respon ventrikel normal(NVR): Laju
ventrikel 60- 100x/menit
3. AF dengan respon ventrikel lambat (SVR): Laju
ventrikel <60x/ menit

NVR

RVR

SVR

Menurut ESC

Menurut ESC

Peripheral Artery Disease (PAD)


Penurunan perfusi ekstremitas dan organ lain akibat

oklusi pembuluh darah


Penyebab Tersering:
1. Penyakit arteri oklusif (aterosklerosis)
2. Penyakit oklusi akut (tromboembolisme)
3. Vaskulitis

Mostaghimi A, Crager MA. Disease of


the peripheral vasculatureLilly LS.
Pathophysiology of Heart Disease.

Manifestasi Klinis
Manifestasi
Klinis

Lebih dari
2 minggu*

Iskemi tungkai
kronis kritis

Kronik

Iskemi tungkai
kronis non
kritis

<2
Akut mingg
u*

Iskemi Tungkai
Akut

*2007 Inter-Society Consensus for the


Management of Peripheral Arterial Disease

PAD

CMDT
2015

Tanda
kardinal

Klaudikasio
intermiten
Nyeri saat
istirahat

Letak otot yang


mengalami keluhan
terletak distal dari
arteri yang teroklusi

Libby: Braunwald's Heart


Disease: A Textbook of
Cardiovascular Medicine, 8th
ed. 2007

Pada kasus ini

Sianosis pada ujung jari tangan dan kaki disertai nyeri


Ankle brachial index kanan : 70/110 = 0,63

Nilai ABI dibawah 0,5 menunjukkan penurunan aliran


darah yang berat. (CMDT 2015)
Saran Pemeriksaan meliputi doppler usg,angiography,
CTA or MRA yang dapat menunjukkan secara anatomis
lokasi lesi obstruksi

Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan:
Klaudikasio intermiten
Mengurangi nyeri saat aktivitas
Chronic Limb Ischemic
Mengurangi nyeri iskemi
Mengobati ulkus
Meningkatkan kualitas hidup pasien
mengembalikan fungsi tungkai) dan
menyelamatkan hidup pasien
Acute Limb Ischemic
Mengurangi perburukan iskemi
Menyelamatkan tungkai dan nyawa
2007 Inter-Society Consensus for the
Management of Peripheral Arterial Disease

ACC/AHA Management of PAD 2013

Kesimpulan
Decomp Cordis fc III stage C
Sebaiknya menentukan HF pEF atau rEF
Terapi sesuai jenis ejeksi fraksi
AF
Sebaiknya terapi menggunakan Beta blocker
Karena dgn HF bisa dikombinasi dengan Digoxin

PAD
Diagnosis PAD pasien masih harus diasses ulang, perlu
pemeriksaan penunjang.

TERIMA KASIH

You might also like