You are on page 1of 4

LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

MINI PROJECT
PROMOSI KESEHATAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANABANUA
TENTANG HIPERTENSI DAN KOMPLIKASI YANG DAPAT TERJADI
BAB I
PENDAHULAN
1. LATAR BELAKANG
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang
tinggi. Darah tinggi sering disebut juga sebagai The Silen Killer karena hipertensi merupakan
pembunuh tersembunyi yang penyebab awalnya tidak diketahui atau tanpa gejala sama sekali,
hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain, bahkan
penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke dan ginjal. Di seluruh dunia hipertensi merupakan
masalah yang besar dan serius disamping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung
meningkat dimasa yang akan datang karena tingkat keganasanya yang tinggi berupa kecacatan
permanen dan kematian mendadak. Kehadiran hipertensi pada kelompok dewasa muda akan
sangat membebani perekonomian keluarga, karena biaya pengobatan yang mahal dan
membutuhkan waktu yang panjang bahkan sampai seumur hidup.
Hipertensi saat ini masih menjadi faktor risiko kematian tertinggi di seluruh dunia. Data
yang dikumpulkan dari berbagai literature menunjukan jumlah penderita hipertensi dewasa
diseluruh dunia pada tahun 2000 adalah 957-987 juta orang. Prevalensinya

diduga

akan

semakin meningkat setiap tahunya sampai mencapai angka 1,56 milyar (60% dari populasi
dewasa dunia) pada tahun 2025.
WHO (World Health Organization) menetapkan hipertensi sebagai faktor risiko nomor
tiga penyebab kematian didunia dan bertanggung jawab terhadap 62% timbulnya kasus stroke,
49% timbulnya serangan jantung dan tujuh juta kematian premature tiap tahunnya.
Di dunia hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi. Tekanan
darah tinggi merupakan penyakit kronis yang bisa merusak organ tubuh manusia. Setiap tahun

darah tinggi menjadi penyebab 1 dari 7 kematian (7 juta pertahun) di samping menyebabkan
kerusakan jantung, mata, otak dan ginjal. (Depkes RI, 2007).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dari 70% penderita hipertensi yang
di ketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik
(adequately treated cases) diperkirakan sampai tahun 2025 tingkat terjadinya tekanan darah
tinggi akan bertambah 60%, dan akan mempengaruhi 1,56 milyar penduduk di seluruh dunia.
(Depkes RI, 2007).
Menurut AHA (American Heart Assosiation) di Amerika tekanan darah tinggi ditemukan
satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 285 atau 59 juta orang mengidap hipertensi.
Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya yang mengetahui keadaanya dan
hanya 61% medikasi, dari penderita yang mendapat medikasi hanya satu pertiga mencapai target
darah yang optimal/normal.
Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES)
menunjukan bahwa dari tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar
29-31% yang berarti terdapat 58-65 juta penderita hipertensi di Amerika dan terjadi peningkatan
15 juta dari (NHANES tahun 1988-1991).
Di negara maju, pengendalian hipertensi juga belum memuaskan bahkan di banyak
Negara pengendalian tekanan darah hanya 8% karena menyangkut banyak faktor dari penderita,
tenaga kesehatan, obatobatan maupun pelayanan kesehatan. Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP
(K) menyatakan hipertensi sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah bila faktor risiko
dapat dikendalikan. Upaya tersebut meliputi monitoring tekanan darah secara teratur, program
hidup sehat tanpa asap rokok, peningkatan aktifitas fisik/gerakan badan, diet yang sehat dengan
kalori seimbang melalui konsumsi tinggi serat, rendah lemak dan rendah garam. Hal ini
merupakan kombinasi upaya mandiri oleh individu atau masyarakat dan didukung oleh program
pelayanan kesehatan yang ada dan harus dilakukan sedini mungkin.
Prevalensi hipertensi di Indonesia pada daerah urban dan rural berkisar antara 17-21%.
Data secara nasional yang belum lengkap, sebagian besar penderita hipertensi di Indonesia tidak
terdeteksi, sementara mereka yang terdeteksi umumnya tidak menyadari kondisi penyakitnya.
(Depkes RI, 2007).
Hipertensi di Indonesia terdaftar sebagai penyakit pembunuh ketiga setelah penyakit
jantung dan kanker. Hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1995 menunjukan prevalensi

penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi 83 per 1.000 anggota
rumah tangga. Pada umumnya perempuan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan
dengan pria. Prevalensi di daerah luar Jawa dan Bali lebih besar dibandingkan kedua pulau ini.
Hal ini berkaitan erat dengan pola makanan terutama konsumsi garam yang umumnya lebih
tinggi di luar pulau Jawa dan Bali. (Zukhair, Alii, 2008).
Dari berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia menunjukkan 1,8
18,8% penduduk yang berusia 20 tahun adalah penderita hipertensi. Prevalensi di Sumatera
Selatan dari penelitian menunjukan angka 6,3% sampai 9,17 %. Lebih banyak diderita oleh
wanita dibandingkan laki-laki. (Zukhair, Ali).
Berdasarkan hasil Surveilans rutin penyakit tidak menular (PTM) pada puskesmas
sentinel di Sulawesi Selatan pada tahun 2008, ditemukan sebanyak 99.862 kasus penyakit tidak
menular, yang terdiri dari perempuan (50.862) kasus dan laki-laki (48.449) kasus.
Lima penyakit urutan terbesar ditemukan pada puskesmas sentinel tahun 2008 antara lain
hipertensi (57,48%), kecelakaan lalu lintas (16,77%), asma (13,23%), diabetes mellitus (7,95%),
dan osteoporosis (1,20%). (dinkes sul-sel, 2010)
2. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Tingginya angka kematian yang disebabkan akibat penyakit hipertensi di dunia,khsunya
di daerah kerja puskesmas Anabanua masih menjadi permasalahn pada saaat ini, WHO (World
Health Organization) menetapkan hipertensi sebagai faktor risiko nomor tiga penyebab kematian
didunia. Sedangkan berdasarkanhasil surveilans rutin penyakit tidak menular pada puskesmas di
Sulawesi Selatan pada tahun 2008 di dapatkan penyakit hipertensi menduduki posisi pertama
dalam urutan lima penyakit terbesar yang ditemukan di puskesmas yaitu 57,48%. Dimana kita
ketahui penaganan hipertensi memerlukan waktu yang lama bahkan dapat sampai seumur hidup.
Namun apabila hipertensi tidak ditangani dengan baik para penderita memiliki faktor risiko
untuk teradinya komplikasi seperti penyakit ginal, penyakit jantung dan stroke.
3. PEMILIHAN INTERVENSI
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka strategi pencegahan yang
dapat dilakukan adalah dengan melakukan promosi/peyuluhan kesehatan ke masyarakat yang
bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat dan pendekatan secara individu kepada

masyarakat yang memiliki risiko tinggi untuk menekan tingginya angka kejadian hipertensi dan
khususnya menekan angkat terjadinya komplikasi akibat hipertensi.
4. PELAKSANAAN
Penyuluhan kesehatan mengenai penyakit hipertensi dan kompilkasi yang dapat terjadi
dilaksanakan pada hari ----, tanggal ------, bertempat di --------, dusun-----, desa-----,kecamatan
-----, kabupaten --------------, penyluhan ini diikuti oleh masyarakat sebanyak 25 orang dan
kader-kader dari kelurahan tersebut.
Penyuluhan ini dibawakan oleh dr. Mayita Ahmad Opier bersama dengan anggota bidang
promkes PKM Anabanua dengan menggunakan media flipchart dan leaflet. Selama penyuluhan
berlangsung, pemateri menyampaikan informasi mengenai pengertian hipertensi, faktor-faktor
risiko yang dapat menyebabkan teradinya hipertensi, pembagian derajat hipertensi, komplikasi
yang dapat teradi pada penderita hipertensi, dan upaya penyecegahan teradinya hipertensi.
5. EVALUASI
Kesimpulan
Penyuluhan kesehatan mengenai penyakit hipertensi dan komplikasi yang dapat terjadi
pada masyarakat, khususnya masyarakat desa -------------, sangat penting diadakan guna
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup sehat dan pentingnya mencegah
terjadinya komplikasi yang dapat membahayakan.

Saran
Kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit hipertensi dan komplikasi yang dapat
terjadi, harnya dilaksanakan secara rutin agar pemahaman masyarakat tentang penyakit

hipertensi dan bahayanya dapat dicegah atau angka keadiannya dapat di turunkan
Adanya pendataan kepada masyarakat yang memiliki penyakit hipertensi agar petugas
kesehatan dapat meng follow up perkembangan penyakit pasie.

You might also like