You are on page 1of 33

KELOMPOK 3;

1.Aqimatu khoiriah ;11310469.p


2.Susi Punisia ;11310455.p

PERENCANAAN MAKANAN

PojokSehat.
Walaupun kepatuhan pada pasien
terhadap prinsip gizi dan
perencanaan makan merupakan
salah satu kendala pada pelayanan
diebetes, terapi gizi merupakan
komponen utama keberhasilan
penatalaksanaan diabetes.
Digambarkan suatu model Terapi Gizi Medis pada
rekomendasi The American Diabetes Association (ADA)
2003. model tersebut memerlukan pendekatan tim yang
terdiri dari dokter, dietisie, perawat dan petugas kesehatan
lain serta pasien itu sendiri untuk meningkatkan
kemampuan setiap pasien dalam mencapai kontrol
metabolik yang baik.

Kunci keberhasilan terapi gizi medis adalah keterlibatan dalam 4 hal


yaitu:1.assesment atau pengkajian parameter metabolik individu dan
gaya hidup,2.mendorong pasien berpartisipasi pada penentuan tujuan
yang akan dialami,3.memilih intervensi gizi yang memadai dan
4.mengevaluasi efektifnya perencanaan pelayanan gizi.

Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia yang telah


disusun oleh PERKENI (21 November 1993 yang direvisi tahun 1998
dan terakhir tahun 2006) antara lain memberikan pedoman tentang
kebutuhan gizi orang dengan diabetes dan anjuran penggunaan Daftar
Bahan Makanan Penukar dalam penyuluhan perencanaan makan orang
dengan diabetes.

A.Terapi Gizi Medis


Tujuan umum terapi gizi adalah membantu orang
dengan diabetes memperbaiki kebiasaan dan olah raga
untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik,
dan beberapa tujuan khusus yaitu :
1.Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati
normal dengan keseimbangan asupan makanan dengan
insulin (endogen atau eksogen) atau obat hipoglikemik
oral dan tingkat aktufitas.
2. Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
3. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau
mempertahankan berat badan yang memadai orang
dewasa, mencapai pertumbuhan dan perkembangan
yang normal pada anak dan remaja, untuk
meningkatkan kebutuhan metabolik selama kehamilan
dan laktasi penyembuhan dari penyakit katabolik.

4. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan


yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik
jangka pendek maupun jangka panjang oleh orang dengan
diabetes itu sendiri maupun oleh petugas kesehatah. Ini
mungkin tidak sama dengan yang biasanya didefinisikan
sebagai berat badan idaman.
5. Menghindari dan menangan komplikasi akut orang
dengan diabetes yang menggunakan insulin seperti
hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek, masalah
yang berhubungan dengan kelainan jasmani dan komplikasi
kronik diabetes seperti : penyakit ginjal, neuroati automik,
hipertensi dan penyakit jantung.
6. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi
yang optimal.

B. Langkah-Langkah Terapi Gizi Medis


B.1. Pengkajian
Pengkajian gizi pasien termasuk data klinis seperti hasil pemantauan
sendiri kadar glukosa darah, kadar lemak darah (kolesterol total, LDL,
HDL, dan trigliserida) dan hemoglobin glikat. Pengkajian gizi juga
digunakan untuk mengetahui apa yang mampu dilakukan oleh pasien dan
kesediaan untuk melakukannya. Aspek budaya, etnik, dan keuangan perlu
dipertimbangkan untuk mendapatkan kepatuhan pasien yang tinggi.

B.2. Menentukan Tujuan yang akan Dicapai


Hasil dari pengkajian gizi diperlukan untuk menentukan tujuan yang
akan dicapai. Pasien hendaknya diminta untuk mengidentifikasi apa
yang diperlukan dalam penatalaksanaan diabetes secara
keseluruhan.
Tujuan yang ditetapkan hendaknya membantu orang dengan
diabetes membuat perubahan yang positip dalam kebiasaan makan
dan latihan jasmani yang akan menghasilkan antara lain perbaikan
kadar glukosa darah dan kadar lemak darah serta memperbaiki
asupan gizi.

B.3. Intervensi Gizi


Informasi yang didapatkan dari pengkajian gizi dan tujuan yang
akan dicapai menentukan dasar intervensi gizi.
Intervensi gizi melibatkan 2 tahap pemberian informasi :
Intervensi Gizi Dasar
Tahap ini memberikan gambaran tentang gizi, kebutuhan zat gizi,
petunjuk penatalaksanaan gizi pada diabetes, informasi survival skill
yang dianggap perlu untuk pasien (membaca label, penatalaksanaan
pada saat sakit)
Intervensi Gizi Lanjutan
Tahap ini melibatkan penggunaan suatu pendekatan perencanaan
makan yang lebih mendalam seperti menu, penghitungan kalori,
penghitungan lemak, daftar bahan penukar, dan lain-lain.

B.4. Evaluasi
Evaluasi adalah bagian yang sangat penting pada
proses terapi gizi medis. Dietisien dank lien
bersama-sama menetapkan hasil intervensi. Pada
tahap terapi ini, pemecahan masalah mungkin
penting untuk membantu pasien menetapkan tujuan
baru untuk intervensi gizi lebih lanjut. Pemantauan
keadaan glukosa darah dan hemoglobin glikat (AIC).
Lipid, tekanan darah dan fungsi ginjal peting untuk
mengevaluasi hasil yang berhubungan dengan gizi.
Untuk individu, konsisiten dalam hal pola makan
penting oleh karena pola makan yang konsisten
menghasilkan AIC yang lebih rendah daripada pola
makan yang serampangan. Tindaklanjut untuk anakanak dianjurkan dilakukan setiap 3-6 bulan
sedangkan pada orang dewasa setiap 6 sampai 12
bulan.

Kebutuhan Zat Gizi


A. Protein
Hanya sedikit data ilmiah untuk membuat rekomendasi yang kuat
tentang asupan protein orang dengan diabetes. ADA pada saat ini
menganjurkan mengkonsumsi 10% sampai 20% energy dari protein
total. Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006
kebutuhan protein untuk penyandang diabetes juga 10%-20% energi.

Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat badan


perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati
pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi.

B. Total Lemak
Asupan lemak dianjurkan 7lt;7% energy dari lemak jenuh dan tidak
jennuh 10% dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya dari
lemak tidak jenuh tunggal. Anjuran asupan lemak di Indonesia
adalah 20-25% energy.

Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama,


dapat diikuti anjuran diet disiplin diet dislipidemia
tahap II yaitu 1000 mg/dl mungkin perlu penurunan
semua tipe lemak makanan untuk menurunkan kadar
lemak plasma dalam bentuk kilomikron.

C. Lemak Jenuh dan Kolesterol


Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah
untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu < 7%
asupan energy sehari seharusnya dari lemak jenuh dan asupan kolesterol
makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.

D. Karbohidrat dan Pemanis


Rekomendari ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total
karbohidrat daripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal.
Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik yang lebih
rendah dari pada sebagian besar tepung-tepungan.
. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk orang dengan diabetes di Indonesia
adalah 45-65% energy.
D.1. Sukrosa
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari
perencanaan makan tidak memperburuk control glukossa darah pada
individu dengan diabetes tipe 1 dan 2.

E. Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes
sama dengan untuk orang yang tidak diabetes yaitu
dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari
berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia
anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari
dengan mengutamakan serat larut.

F. Natrium
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama
dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000
mgr, sedangkan bagi yang menderita hipertensi
ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium
perhari.

Menurut sebuah studi WHO, Sodium Benzoat adalah bahan


pengawet yang digunakan untuk makanan dan minuman
serta sangat cocok untuk jus buah maupun minuman
ringan. Sodium Benzoat banyak digunakan dalam berbagai
produk makanan dan minuman seperti jus buah, kecap,
margarin, mentega, minuman ringan, mustard, sambal,
saus salad, saus tomat, selai, sirop buah, dan lainnya.

Sodium Benzoat secara alami terdapat pada apel, cengkeh,


cranberry (sejenis buah berry yang digunakan untuk
membuat agar-agar dan saus), kayu manis, prem (yang
dikeringkan) dan lain-lain.
International Programme on Chemical Safety tidak
menemukan adanya dampak terhadap kesehatan manusia
dengan dosis sebesar 647-825 mg/kg berat badan per hari.
G. Alkohol
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama
dengan masyarakat umum. Dalam keadaan normal, kadar
glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan alkohol dalam
jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik.

Bagi orang dengan diabetes yang mempunyai masalah


kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati
mungkin perlu anjuran untuk mengurangi atau menghindari
alkohol.
Asupan kalori dari alkohol diperhitungkan sebagai bagian dari
asupan kalori total dan sebagai penukar lemak (1 minuman
alcohol sama dengan 2 penukar lemak).

H. Mikronutrien : Vitamin dan Mineral


Suplementasi kalium mungkin diperrlukan bagi pasien
yang kehilangan kalium kerena menggunakan diuretik.
Hiperkalimea dapat terjadi pada pasien dengan insufiensi
ginjal atau hipoaldosteronisme hiporeninemik atau pasien
rawat inap yang minum angiotensin converting enzyim
inhibitor, dalam hal ini dapat dilakukan pembatasan
kalium dalam diet pasien.

TUBUH IDEAL DAN SEHAT KENAPA TIDAK?


Semakin tua usia, semakin sedikit
kalori yang dibutuhkan sehari-harinya.
Untuk berat badan 45 kg dibandingkan
dengan berat badan 60 kg dengan
umur yang berbeda akan dikenal
dalam dunia perdietan dan kessehatan.
Perlu diketahui Kalori adalah satuan
ukur memiliki kebutuhan kalori yang
berbeda pula. Untuk umur 16-35 tahun
masing- masing berat (45 kg, 50 kg,
dan 60 kg) memiliki jumlah kalori per
hari sebesar 1760 kalori, 1860kalori,
dan 2050 kalori. Sedangkan usia
seseorang di atas 55 tahun
membutuhkan kalori per hari sebesar
1430 kalori, 1500 kalori dan 1600
kalori.

1. Jamur

2. Telur
3. Apel
4. Sup
5.
6.
Almond
Oatmeal

Prinsip Perencanaan Makan bagi Penyandang Diabetes

Kebutuhan Kalori
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan ideal. Kompisisi
energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari
protein dan 20-25% dari lemak.
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori
yang dibutuhkan orang dengan diabetes. Di
antaranya adalah dengan memperhitungkan
berdasarkan kebutuhankalori basal yang besarnya
25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi
bergantung pada beberapa factor yaitu jenis
kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi, adanya
komplikasi dan berat badan.
Cara lain adalah seperti table I. cara yang lebih
gampang lagi adalah dengan pegangan kasar yaitu
untuk pasien kurus 2300-2500 kalori, normal 17002100 kalori, dan gemuk 1300-1500 kalori.

Berat badan idaman = 90% x (TB dalam cm- 100 cm)x 1 kg


Bagi pria dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan
wanita di bawah 150 cm, rumus modifikasi menjadi :
Berat badan ideal = (TB dalam cm 100) x 1 kg
Sedangkan menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu berat
badan (kg)
Tinggi badan (m2)
Adalah sebagai berikut :
Berat normal : IMT = 18,5 22,9 kg/m2

Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori :


1. Jenis kelamin
2. Umur
3. Aktivitas Fisik atau pekerjaan
4. Kehamilan / laktasi
5. Adanya komplikasi
6. Berat badan
B. Gula
. Anjuran penggunaan gula untuk orang dengan DM
sama dengan untuk orang-orang normal yaitu tidak
lebih dari 5% kebutuhan kalori total.
C. Sumber Diet Diabetes Melitus
Untuk perencanaan pola makan sehari, pasien diberi
petunjuk berapa kebutuhan bahan makanan setiap
kali makan dalam sehari dalam bentuk Penukar (P).
lihat lampiran I. berdasarkan pola makan pasien
tersebut dan Daftar Bahan Makanan Penukar, dapat
disusun menu makanan sehari-hari.

D. Daftar Bahan Makanan Penukar


Daftar bahan makanan penukar adalah suatu daftar nama bahan
makanan dengan ukuran tertentu dan dikeompokkan berdasarkan
kandungan kalori, protein, lemak dan hidrat arang.

Dikelompokkan menjadi 8 kelompok bahan makanan


yaitu :
Golongan I : bahan makanan sumber karbohidrat.
Makanan sumber karbohidrat dan substitusinya

masing-masing makanan dibawah ini mengandung:


energi: 175 kalori
karbohidrat: 40 gr
protein: 4 gr
Nasi 100gr roti tawar 70gr crackers 50gr
(3/4 gelas) (3 ptg sdg)-(5 buah besar)
Mie basah 200grsingkong 120gr-jagung pipilan 125 gr
(2 gelas)(1 ptg)(1 piring)
kentang 210grubi 135grtalas 125 gr
(2 biji sedang)(1 buah)-(1 potong)
Dengan mengetahui substitusi dan juga besaran dari jumlah
karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh, maka kita juga dapat
merubah kebiasaan kita makan nasi dengan substitusi yang lain.
Yang pasti, tidak makan nasi pun bisa kenyang.

Golongan II : bahan makanan sumber protein


hewani

TERIMAKASIH..

You might also like