You are on page 1of 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.

H
DENGAN
HALUSINASI PENDENGARAN
DI RSKD MAKASSAR

Kelompok A

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

Kelompok A

ASTUTI MAHIR

MULYANI

KASMIADRIANI

ROSMINI

IMA NATHA

RAHMATIKA ALIMUDDIN

ALIVIA ANGGRAENI AZIS

IKA NOVITAS SARI

NURUL LUBIS

MAGHFIROH

NI PUTU PRAYONI ROSHITA

LATAR BELAKANG

Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan.


Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi
merupakan suatu hal yang di butuhkan oleh semua orang.salah satu
gangguan giwa adalah halusinasi.
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek
atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan
mendengar suara padahal tidak ada orang berbicara (Kusumawati, 2010)
gangguan sensori persepsi: halusinasi berada pada urutan pertama yaitu
berjumlah 222 kasus (93,2%), apabila tidak segera mendapatkan
perawatan dapat menyebabkan terjadi perilaku kekerasan yang
diakibatkan dari sensori persepsi tanpa adanya stimulus dari luar
Berdasarkan kasus pada RSKD yaitu halusinasi pendengaran, perlu
dilakukan asuhan keperawatan dengan masalah utama halusinasi
melaului pendekatan proses keperawatan.

TUJUAN

Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman nyata dalam melakukan asuhan keperawatan pada
klien dengan masalah utama halusinasi pendengaran, diharapkan akan mampu
mengidentifikasi seluruh masalah yang terjadi sehubungan dengan Halusinasi
pendengaran
Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu mengkaji klien dengan masalah utama halusinasi
pendengaran.
Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan klien dengan masalah
utama halusinasi pendengaran.
Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan klien dengan masalah
utama halusinasi pendengaran.
Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan klien
dengan masalah utama halusinasi pendengaran.
Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan keperawatan klien dengan masalah
utama halusinasi pendengaran.

Definisi

Halusinasi adalah persepsi klien terhadap


lingkungan tanpa stimulus yang nyata,
artinya klien menginterpretasikan sesuatu
yang nyata tanpa stimulus/rangsangan dari
luar (eksternal) (Carpenito, 2000).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi
dimana klien mempersepsikan sesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar
(Keliat, 2006).

ETIOLOGI HALUSINASI

faktor predisposisi, meliputi faktor genetik,


faktor neurobiology, studi neurotransmiter dan
psikologis.
faktor presipitasinya yaitu sosial budaya, stres
lingkungan, respon neurobiologis maladaptif,
penuh kritik; kehilangan harga diri, dangguan
hubungan interpersonal, dan tekanan ekonomi
(keliat, 2006),

Jenis-jenis Halusinasi

Pendengaran (70 %)
Penglihatan (20%)
Penghidu
Pengecapan
Perabaan
Stuart (2005)

Tanda dan gejala Halusinasi:

Menurut Stuart (2005), tanda dan gejala halusinasi adalah:


Bicara, senyum, dan tertawa sendiri
Menggerakkan bibir tanpa suara
Pergerakan mata yang cepat
Respon verbal yang lambat
Menarik diri dan menghindar dari orang lain
Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata
Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah
Perhatian dengan lingkungan kurang, atau hanya beberapa detik
Berkonsentrasi terhadap pengalaman sensorinya
Sulit berhubungan dengan orang lain
Ekspresi muka tegang, muadah tersinggung, jengkel dan marah
Tidak mampu mengikuti instruksi dari perawat
Tampak tremor dan berkeringat
Perilaku panik, agitasi dan kataton
Curiga, bermusihan, merusak diri, orang lain dan lingkungan
Ketakutan
Tidak dapat mengurus diri
Biasa terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang

Fase halusinasi

Fase Pertama
pada fase ini klien mengalami kecemasan, stress, perasaan gelisah,
kesepian. Klien mungkin melamun atau memfokukan pikiran pada hal
yang menyenangkan untuk menghilangkan kecemasan dan stress
Fase Kedua
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman
internal dan eksternal, klien berada pada tingkat "listening" pada
halusinasi .
Fase Ketiga
Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol klien menjadi
terbiasa dan tak berdaya pada halusinasinya. Halusinasi memberi
kesenangan dan rasa aman sementara.
Fase Keempat.
Klien merasa terpaku dan tak berdaya melepaskan diri dari kontrol
halusinasinya

Pengkajian
Ruang rawat

: Kenanga RSKD

Tanggal dirawat : 29 Juni 2015

IDENTITAS KLIEN
Nama: Nn. H (P)
Umur : 38 tahun
No. CM
: 01 52 52

ALASAN MASUK
Mengamuk
Klien di bawa ke Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi dengan keluhan mengamuk. Klien
mengamuk dan memecahkan barang-barang di rumah sejak 1 minggu yang lalu sebelum
masuk RSKD. Memberat sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk RSKD. Awalnya dialami sejak
umur 18 tahun. Klien mempunyai seorang pacar dan seseorang yang ingin melamarnya tetapi
keduanya meninggalkan klien dan menikah dengan perempuanyang lain. Setelah itu klien
mulai berubah tingkah lakunya dan tidak mau makan kadang klien menyanyi sendiri dan
marah tanpa penyebab yang jelas. Klien juga pernah menggigit jari bapaknya dan memakan
dagingnya hingga kemudian bapaknya meninggal 10 hari sebelum masuk RSKD. Klien juga
pernah melompat ke sumur, meminum obat nyamuk, dan meminum minyak tanah. Klien juga
sulit untuk tidur di malam hari dan biasanya bermain sendiri. Klien dirawat di RSKD >5 kali
dan pernah dirawat selama 1 tahun pada tahun 2012. Klien tidak teratur meminum obatnya,
klien juga mengatakan obatnya ada 3 warna yaitu putih, pink, dan orange.

Pengkajian

FAKTOR PREDISPOSISI
Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
Ya
Pengobatan sebelumnya
Kurang berhasil
Trauma usia pelaku
korban
saksi
Aniaya fisik37

.
...
Aniaya seksual
.

Penolakan 20

Kekerasan dalam keluarga


....
.
....
Tindakan kriminal
.

...
Klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu, ini, >5 kali klien diwat di RSKD Provinsi Sulawesi
Selatan. Pengobatannya kurang berhasil. Klien mengalami trauma karena pernah mencalakai bapaknya,
kemudian ditinggalkan oleh pacar dan tidak jadi dilamar.
Masalah Keperawatan : Risiko Perilaku Kekerasan
Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?

Tidak ada
Pengalaman masa lalu yg tidak menyenangkan :
Klien ditinggalkan oleh pacarnya yang sudah menjalani hubungan 2 tahun pacaran dan menikah
dengan perempuan yang lain sejak saat itu klien mengalami perubahan tingkah laku suka marah-marah
dan menyanyi. Klien juga pernah melompat ke sumur, minum obat nyamuk dan minum minyak tanah
Masalah Keperawatan : Risiko Bunuh Diri
HDR

Pengkajian

PEMERIKSAAN FISIK
TTV
: TD : 120/70mmHg
N : 79X/mnt
S :36,6C
P : 20X/mnt
Ukur : BB : 59 kg,
TB : 151 cm

Keluhan fisik :
Klien mengatakan bibirnya kering, pecah-pecah. Badannya kadang gatal-gatal
PSIKOSOSIAL

Klien merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara, klien tidak memiliki keluarga yang mengalami gangguan jiwa, klien belum menikah,
tinggal di rumah orang tuanya dan aktivitas sehari-hari adalah sebagai tukang kebun dan ayahnya telah meninggal.

Konsep diri

Citra tubuh : Klien mengatakan tidak menyukai rambutnya karena mengganggu dan gatal karena memiliki banyak kutu. Klien
tampak biasa-biasa saja dan rambutnya acakan.

Identitas : Klien sebagai anak ke 3 dari 4 bersaudara. Klien bekerja sebagai petani membantu ibu untuk mencari nafkah. Klien
tidak puas dengan pekerjaannya tersebut, tapi klien puas dilahirkan dengan gender perempuan.

Peran : Klien mampu membantu ibu sebagai kepala keluarga bekerja di kebun mencari nafkah karena bapakknya telah
meninggal

Ideal diri : Klien berharap rambutnya rapi dan tidak ada kutunya. Klien juga berharap dapat segera sembuh dan keluar dari
rumah sakit sehingga dapat bertemu kembali dengan keluarga. Selain itu, klien juga berharap ia tidak bekerja sebagai petani
tapi sebagai guru untuk membantu menafkahi kleuarga

Harga diri : Klien memiliki hubungan yang baik dengan orang lain dalam memenuhi peranannya dalam membantu keluarga.
Klien sudah jarang berkomunikasi dengan tetangga/ lingkungan selama mengalami gangguan.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

Hubungan sosial

Orang yang berarti : Ibu

Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :


Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien mampu bergaul sesama pasien dan mampu berinteraksi
dengan orang lain.

Spiritual

Nilai dan keyakinan : Klien percaya dengan adanya Allah SWT

Kegiatan ibadah : Klien kadang mengikut terapi agama selama di RS

Pengkajian

STATUS MENTAL
Penampilan (Penampilan klien sehari-hari kurang rapi, mandi pagi dan
sore , berpakaian sesuai tapi kotor, kuku pendek dan bersih, gigi bersih.
Wajah tampak sesuai umur, klien memakai baju klien tidak memakai
sandal).

Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri


Pembicaraan (Klien berbicara dengan jelas sesuai topic pembicaraan,
kontak mata kurang baik, klien melihat satu arah saat bercerita dengan
perawat).

Aktivitas Motori (Saat wawancara klien tampak tenang tapi terkadang


klien gelisah di kamarnya).

Alam perasaan (Saat wawancara klien terlihat biasa, tidak terlihat sedih
dan tidak terlihat gembira)
Afek (Ekspresi wajah biasa, afek sesuai)
Interaksi selama wawancara (Kooperatif)

Pengkajian

STATUS MENTAL
Persepsi
Halusinasi : Pendengaran
Saat dikaji klien mengatakan bahwa ia sering mendengar suara bisikan JIN yang menyuruhnya
melakukan tindakan yang tidak sesuai. Klien merasa perasaannya tidak enak setiap suara-suara
tersebut didengarnya dan ingin mengamuk.
Masalah keperawatan : Halusinasi
Isi pikir: tidak terdapat gangguan isi pikir
Waham :tidak terdapat waham
Arus pikir: tidak terdapat gangguan arus pikir
Tingkat Kesadaran (Tidak terdapat disorientasi waktu, orang, dan tempat)
Memori (Klien mampu mengingat kejadian-kejadian masa lalu dan saat ini)
Tingkat konsentrasi dan berhitung (Pada saat wawancara tampak klien mampu berkonsentrasi.
Klien dapat menghitung jumlah perawat yang ada di depan klien).
Daya tilik diri (Klien tidak mengingkari penyakitnya)
ASPEK MEDIK
Diagnosis medik : Gangguan Psikotik
Terapi medik : - Hiloperidol 5mg, 3 x 1/2
CPZ 100mg, 0-0-1
THD 2mg, 3x1

Pohon masalah

Resiko perilaku kekerasan (efek)

Resiko bunuh
diri

Gangguan persepsi sensori (Halusinasi pendengaran)


(masalah)

Isolasi sosial
Gangguan konsep diri (harga diri rendah
(etiologi)

Defisit perawatan diri

MASALAH KEPERAWATAN

Gangguan sensori persepsi :


Halusinasi Pendengaran
Harga diri rendah
Risiko Bunuh Diri
Risiko perilaku kekerasan
Defisit perawatan diri
Isolasi Sosial

Analisa Data
Tanggal

Data

Masalah
Keperawatan

Data Subjektif :
Klien mengatakan sering
mendengar suara jin
Klien mengatakan saat
terdengarnya suara-suara itu pada
waktu malam hari ketika mau tidur
Klien merasa tidak enak jika
mendengar suara tersebut
Data Objektif :
Klien tampak sendiri
Klien kadang tertawa sendiri

Gangguan
sensori
persepsi:
halusinasi
pendengaran

Faktor risiko :
Klien mengatakan pernah melompat
ke sumur, minum obat nyamuk dan
minum minyak tanah

Risiko Bunuh
Diri

Tanggal

Data

Faktor risiko :
Klien mengatakan pernah mengamuk dan
mencelakai orang tuanya

Masalah
Keperawat
an
Risiko
perilaku
Kekerasan

Data Subjektif:
Defisit
Klien mandi 1 hari 1x,
perawatan
Klien mengatakan pakaian di ganti 1 hari diri
sekali
Data Objektif:
Klien terlihat kurang memperhatikan
perawatan diri
Klien berpakaian tidak rapih
Klien tampak tidak memakai sendal di
ruangan maupun di luar
Rambut klien nampak tidak disisir dan di
ikat.

Tangg
al

Data

Masalah
Keperaw
atan
Data Subjektif:
Harga diri
Klien mengatakan tidak menyukai rendah
rambutnya
karena mengganggu dan gatal
banyak kutu
Klien mengatakan hanya
sebagian keluarga yang
menghargainya.
Data Objektif:
Klien terlihat kurang
memperhatikan perawatan diri
Klien berpakaian tidak rapih
Klien kadang melamun

pasien

Asuhan keperawatan
halusinasi
keluarga

SP1P

SP1K

Identifikasi halusinasi : isi, Frekuensi, waktu, terjadi, situasi


pencetus, perasaan, respon

Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat


pasien

Jelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik, obat,


bercakap-cakap, melakukan kegiatan.

Jelaskan pengertian , tanda, gejala dan proses terjadinya


halusinasi (gunakan booklet)

Latih cara mengontor halusinasi dengan menghardik

Latih cara menghardik halusinasi : Hardik

Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik

Anjurkan membatu pasien sesuai jadwal dan memberi


pujian

SPIIP

SPIIK

Evaluasi kegiatan menghardik : beri pujian

Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien


menghardik, beri pujian
Jelaskan dengan benar cara memberikan obat

Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 6


benar : jenis, guna, dosis, frekuensi,cara, kontinuitas
minum obat
Masukkan pada jadwal keiatan untuk latihan menghardik
dan minum obat

Latih cara memberikan/ membimbing minum obat

Anjurkan membantu pasian sesuai jadwal dan memberi


pujian

Asuhan keperawatan
halusinasi
pasien

keluarga

SPIIIP

SPIIIk

Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan obat beri pujian

Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik


dan memberikan obat, beri pujian

Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap saat terjadi


halusinasi

Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan kegiatan untuk mengontrol


halusinasi

Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat


dan bercakap-cakap

Latih dan sediakan waktu untuk bercakap-cakap dengan pasien terutama


saat halusinasi
Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian

SPIVP

SPIVk

Evaluasi kegiatan latihan menghardik, obat dan bercakap-cakap. beri


pujian

Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik,


memberikan obat dan bercakap-cakap. Beri pujian

Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan harian ( mulai 2


kegiatan )

Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh rujukan

Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat


dan bercakap-cakap dan kegiatan harian

Anjurkan membatu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian

Asuhan keperawatan
halusinasi
pasien

keluarga

SPVP

SPVk

Evaluasi kegiatan latihan menghardik , obat dan bercakap-cakap dan


kegiatan harian. Beri pujian

Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik,


memberikan obat, bercakap-cakap, melakukan kegiatan harian dan follow
up. Beri pujian

Latih kegiatan harian

Nilai kemampuan keluarga merawat pasien

Nilai kemampuan yang telah mandiri

Nilai kemampuan keluarga melakukan control ke RSJ/PKM

Nilai apakah halusinasi terkontrol

waktu

Selasa,
30/06/2015

Implementasi dan
evaluasi

implementasi

Mengidentifikasi halusinasi : isi,


frekuensi, waktu terjadi, situasi
pencetus, perasaan, respon
Menjelaskan cara mengontrol
halusinasi dengan cara
menghardik
Melatih cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik
Memasukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
menghardik

evaluasi

S:
Pasien senang diajak bercakapcakap jenis halusinasinya
Isi halusinasi mendengar suara
perintah untuk mengamuk
Waktu halusinasi hilang timbul tapi
lebih sering dialami ketika malam
hari sebelum tidur
Frekuensi 3-5 menit terjadi 1 kali
dalam sehari dan tergantung
situasi dan kondisi
Perasaan saat halusinasi ketakutan,
cemas dan tidak terkontrol
Respon kadang mengikuti perintah
ketika pikiran sudah tidak
terkontrol
O:
Pasien dapat menjelaskan isi,
frekuensi, waktu terjadi, situasi
pencetus, perasaan, respon
Pasien dapat mempraktikkan cara
menghardik
A:
Halusinasi (+)
P: Lanjutkan Intervensi
Latihan menghardik 2x sehari

waktu

Rabu,
1/07/2015

implementasi

evaluasi

Mengevaluasi jadwal kegiatan


menghardik dan memberi pujian

S:
Klien mengatakan
suara-suara kadang
muncul
Klien mengatakan telah
latihan menghardik
Klien mengatakan akan
minum obat secara
teratur
O:
Ekspresi klien baik
Klien tampak tenang,
selalu tertawa
Klien nampak
memahami 6 benar
obat
A:
Halusinasi (+)
P: Lanjutkan
intervensi
Latihan menghardik 2x
sehari
Minum obat 3x sehari

Melatih cara mengontrol


halusinasi dengan obat (jelaskan
6 benar : jenis, cara, dosis,
frekuensi, guna, kontinuitas

Memasukkan pada jadwal


kegiatan untuk latihan
menghardik dan minum obat

waktu

Kamis,
2/07/2015

implementasi

Mengevaluasi jadwal kegiatan


latihan menghardik dan obat.
Beri pujian.

Melatih cara mengontrol


halusinasi dengan bercakapcakap saat terjadi halusinasi

Memasukkan pada jadwal


kegiatan untuk latihan
menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap.

evaluasi

S:
Klien mengatakan masih
mendengar suara-suara
Klien mengatakan telah
latihan menghardik dan
minum obat secara teratur.
Klien mengatakan akan
bercakap-cakap dengan
suster dan teman untuk
mengontrol halusinasi
O:
Ekspresi klien baik
Klien Nampak memahami
penjelasan perawat tentang
mengontrol halusinasi dengan
berbincang-bincang
A:
Halusinasi (+)
P: Lanjutkan intervensi
Latihan menghardik 2x sehari
Minum obat 3x sehari secara
teratur
Latihan bercakap-cakap
dengan perawat dan temanteman 3x sehari

waktu

Jumat,
03/07/2015

implementasi

Mengevaluasi kegiatan latihan


menghardik dan obat dan
bercakap-cakap. Beri pujian

Melatih cara mengontorol


halusinasi dengan melakukan
kegiatan harian (mulai 2
kegiatan)

Memasukkan pada jadwal


kegiatan untuk latiahan
menghardik, minum obat,
bercakap-cakap dan kegiatan
harian

evaluasi

S:
Klien mengatakan tidak
mendengar suara-suara
Klien mengatakan telah latihan
menghardik dan minum obat
secara teratur, dan latihan
bercakap-cakap
Klien mengatakan akan
melakukan kegiatan harian
seperti mengepel lantai,
membersihkan tempat tidur
untuk mengontrol halusinasi
O:
Ekspresi klien baik
Klien Nampak memahami
penjelasan perawat tentang
mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan harian
A:
Halusinasi (+)
P: Lanjutkan intervensi
Latihan menghardik 2x sehari
Minum obat 3x sehari secara
teratur
Latihan bercakap-cakap dengan
perawat dan teman-teman 3x
sehari
Melakukan kegiatan harian
(mengepel dan membersihkan
tempat tidur) 2x sehari

waktu

Sabtu,
04/07/2015

implementasi

Mengevaluasi kegiatan latihan


menghardik minum obat,
bercakap-cakap dan kegiatan
harian. Beri pujian

Melatih kegiatan harian

Menilai kemampuan yang telah


mandiri

Menilai apakah halusinasi


terkontrol

evaluasi

S:
Klien mengatakan kadang
mendengar suara-suara
Klien mengatakan telah
latihan menghardik, minum
obat secara teratur, latihan
bercakap-cakap, dan
melakukan kegiatan
mengepel dan membersihkan
tempat tidur
O:
Ekspresi klien baik
Klien nampak memahami
penjelasan 4 cara mengontrol
halusinasi dari apa yang di
peraktikkan dan yang klien
jelaskan
A:
Halusinasi (+)
P: Lanjutkan intervensi
Latihan menghardik 2x sehari
Minum obat 3x sehari secara
teratur
Latihan bercakap-cakap
dengan perawat dan temanteman 3x sehari
Melakukan kegiatan harian
(mengepel dan membersihkan
tempat tidur) 2x sehari

waktu

Senin,
06/07/2015

implementasi

Mengevaluasi kegiatan latihan


menghardik minum obat,
bercakap-cakap dan kegiatan
harian. Beri pujian

Melatih kegiatan harian

Menilai kemampuan yang telah


mandiri

Menilai apakah halusinasi


terkontrol

evaluasi

S:
Klien mengatakan tidak
mendengar suara-suara
Klien mengatakan telah
latihan menghardik, minum
obat secara teratur, latihan
bercakap-cakap, dan
melakukan kegiatan
mengepel dan membersihkan
tempat tidur
O:
Ekspresi klien baik
Klien nampak memahami
penjelasan 4 cara mengontrol
halusinasi dari apa yang di
peraktikkan dan yang klien
jelaskan
A:
Halusinasi (+)
P: Lanjutkan intervensi
Latihan menghardik 2x sehari
Minum obat 3x sehari secara
teratur
Latihan bercakap-cakap
dengan perawat dan temanteman 3x sehari
Melakukan kegiatan harian
(mengepel dan membersihkan
tempat tidur) 2x sehari

waktu

Selasa,
07/07/2015

implementasi

Mengevaluasi kegiatan latihan


menghardik minum obat,
bercakap-cakap dan kegiatan
harian. Beri pujian

Melatih kegiatan harian

Menilai kemampuan yang telah


mandiri

Menilai apakah halusinasi


terkontrol

evaluasi

S:
Klien mengatakan tidak
mendengar suara-suara
Klien mengatakan telah
latihan menghardik, minum
obat secara teratur, latihan
bercakap-cakap, dan
melakukan kegiatan
mengepel dan membersihkan
tempat tidur
O:
Ekspresi klien baik
Klien mampu memahami
penjelasan 4 cara mengontrol
halusinasi dari apa yang di
peraktikkan dan yang klien
jelaskan
A:
Halusinasi (+)
P: Lanjutkan intervensi
Latihan menghardik 2x sehari
Minum obat 3x sehari secara
teratur
Latihan bercakap-cakap
dengan perawat dan temanteman 3x sehari
Melakukan kegiatan harian
(mengepel dan membersihkan
tempat tidur) 2x sehari

KESIMPULAN

Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau kebisingan,


paling sering suara orang. Suara berbentuk kebisingan yang kurang
jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien, bahkan
sampai pada percakapan.Pikiran yang terdengar dimana klien
mendengar perkataan bahwa klien disuruh untuk melakukan
sesuatu kadang dapat membahayakan.
Perencanaan keperawatan masalah utama halusinasi pendengaran
berfokus pada intervensi:
Menentukan isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus dan
respoon klien
melatih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik,
minum obat, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan harian
memasukkan setiap kegiatan dalam jadwal harian
Beberapa tanda dan gejala halusinasi pendengaran dalam teori ini
dijumpai pada klien
Keluarga merupakan faktor pendukung utama dalam membantu
klien mengatasi masalahnya sehingga klien dapat meningkatkan
interaksinya.

SARAN

Halusinasi pendengaran merupakan suatu keadaan

dimana seseorang merasa mendengar suara-suara


dengan objek yang tidak nyata yang dapat
mencederai dirinya sendiri bahkan orang lain
disekitarnya, sehingga perawat dan keluarga perlu
mengerti tentang tanda dan gejala halusinasi
sehingga tidak terjadi kejadian mencederai diri sendiri
dan orang lain (perilaku bunuh diri).
Keluarga sangat dibutuhkan dalam proses pengobatan
klien karena salah satu penyebab klien melakukan
perilaku bunuh diri akibat perasan kesepian, putus
asa, depresi, dan kurangnya perhatian dari keluarga.

Terima kasih

You might also like