Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Anisa Nur Aswenda
F0210023
F0210034
Bryan Gregory A
F02100
Gayuh Mukti A
F02100
F0210115
Wahyu Krisnadi
F02100
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
Konversi Kapal
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) memungkinkan untuk memperbaiki segala macam
masalah shafting dengan disertifikasi oleh Biro Perkapalan Amerika (ABS: American Bureau of
Shipping ; yang beroperasi di seluruh dunia, bermarkas di Washington).
Visi
Untuk menjadi galangan kapal kelas menengah terkemuka di pasar internasional.
Misi
1.
Untuk memiliki reputasi sebagai perusahaan yang andal memenuhi kebutuhan pelanggan
dan pada saat yang sama menjalin kemitraan jangka panjang.
2.
3.
Untuk memberikan nilai tambah optimal bagi pemegang saham dan kepuasan bagi
karyawan dan para pelanggan.
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) telah seratus tahun terus-menerus melayani
masyarakat di kelautan Indonesia pelanggan dan mitra terpercaya - sebuah tradisi panjang
perbaikan secara terus-menerus sejak tahun 1910, yang telah membuat PT. DOK menjadi salah
satu galangan kapal tertua dan terkemuka di negara ini dengan komitmen untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dan untuk membentuk kemitraan jangka panjang.
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) berkomitmen untuk mengadopsi perubahan
yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan dan perkembangan pasar, seperti meningkatkan &
memperluas fasilitas, mengadopsi teknologi baru, dan menggunakan IT bukan hanya untuk
tujuan efisiensi produksi tetapi juga untuk berkomunikasi lebih baik dengan pelanggan.
Untuk menuju perusahaan yang mempunyai keunggulan dan daya saing sudah saatnya
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) mempunyai sistem penilaian melalui kompetensi
sehingga akan terjadi remunerasi yang adil, kompetitif dan memberikan penghargaan kepada
karyawan
yang
berprestasi.
Kondisi
yang
demikian
hanya
bisa
dibangun
dengan
dengan kapasitas sekitar 36.000 telah diserahkan hingga akhir Juni 2007. Hingga penghujung
tahun 2007, diperkirakan galangan kapal Indonesia mampu menyelesaikan sekitar 64 unit kapal
dengan total kapasitas 241.756 GT. Dari 126 unit kapal yang didapat oleh galangan kapal
Indonesia 37 unit di antaranya merupakan kapal jenis pengangkut barang sementara sisanya 89
unit kapal merupakan kapal-kapal dalam kategori non-cargo vessels. Hingga tahun 2009, seluruh
usaha galangan kapal Indonesia masih akan menyerahkan sekitar 62 unit kapal dengan asumsi
tidak ada kontrak pemesanan baru dalam periode 2008-2009. Dilaporkan oleh majalah
Newbuildings edisi September 2007 paling tidak ada sekitar 13 usaha galangan kapal yang
sangat aktif di Indonesia dan salah satunya adalah PT Dok dan Perkapalan Surabaya. Memasuki
tahun 2010, PT Dok mengadakan kerjasama dengan PT Pertamina untuk memproduksi sejumlah
kapal, hal ini seharusnya tentu menjanjikan sejumlah profit yang menggiurkan. Seiring
berjalannya waktu kondisi pun berbeda ketika PT Dok mendapati bahwa harga bahan baku (baja)
meningkat namun untuk harga sudah disepakati di awal dengan pihak Pertamina dan parahnya
tidak dapat dinegosiasi lagi. Belum lagi waktu pengerjaan yang mundur karena tidak ada dana.
Di saat PT Dok selesai menggarap tidak sedikit kapal yang menuai komplain akibat tidak sesuai
dengan spesifikasi yang diminta. Inilah yang kemudian menyebabkan PT Dok mengalami
keterpurukan menanggung kerugian besar, bahkan oleh Dahlan Iskan dikatakan bahwa PT Dok
merupakan satu dari perusahaan BUMN yang paling besar merugi. Namun, di luar rugi besar
yang dihadapi BUMN, ada kabar gembira bahwa kinerja industri perkapalan dalam negeri di
tahun yang mendatang akan semakin bersinar. Dengan syarat keberhasilan tersebut harus
didukung oleh seluruh pihak, mulai dari kalangan perbankan hingga industri pendukung
galangan kapal. Kendati permintaan kapal pada tahun 2012 ini belum mencapai target, tetapi
Indonesian National Ship Owners Association (INSA) tetap menargetkan pada 2013 industri
perkapalan nasional akan tumbuh sebesar 20%. Hal itu dikarenakan meningkatnya kebutuhan
kapal pengangkutan barang di pasar domestik. Proyeksi kebutuhan kapal pada 2013 ini bisa
tumbuh sebesar 20% karena peningkatan angkutan barang di pasar domestik, baik di sektor off
shore (lepas pantai) mapun batubara.
sama, yaitu pembuatan kapal dan pemeliharaan. Hal tersebut yang menyebabkan persaingan
antar BUMN.
Selain BUMN ada juga pesaing lain yang merupakan perusahaan perkapalan swasta
maupun asing. Persaingan dengan rival swasta dirasa lebih ketat karena mereka penawarkan
pengembangan teknologi yang lebih maju dan harga lebih menarik.
3. Perusahaan Pendatang (New Entries)
Pasar yang menguntungkan yang menghasilkan keuntungan tinggi akan menarik
perusahaan-perusahaan baru. Hal ini mengakibatkan banyak pendatang baru, yang pada
akhirnya akan menurunkan profitabilitas untuk semua perusahaan dalam industri. Kecuali
masuknya perusahaan baru dapat diblokir oleh pemegang jabatan , tingkat keuntungan
abnormal akan cenderung menuju nol ( persaingan sempurna ).
Pada bisnis perkapalan juga tidak luput dari munculnya perusahan perkapalan baru.
Seperti yang kita ketahui bahwa industry perkapalan masih menjadi industry strategis bagi
pendatang untuk ikut bersaing di pasar. Saat ini terdapat perusahaan kapal baru yang ikut
bersaing di industri kapal Indonesia, antara lain PT. Peteka Karya Jala, PT. Pacific Marine
dan lain- lain. Oleh karena itu PT. DPS harus waspada akan kedatangan perusahaan tersebut
yang berarti menuntut PT. DPS melakukan pengembangan terhadap industrinya.
4. Kekuatan Pembeli (Buyer)
Kekuatan tawar pelanggan juga digambarkan sebagai pasar output: kemampuan
pelanggan untuk menempatkan perusahaan di bawah tekanan, yang juga mempengaruhi
sensitivitas pelanggan terhadap perubahan harga.
Pihak yang telah menjadi relasi PT. DPS tidak bisa dihitung menggunakan jari lagi.
Sejak berdiri hingga sekarang, sudah banyak pihak yang mempercayakan pembuatan dan
perawatan kapal pada PT. DPS. Perusahaan yang telah bekerjasama antara lain Pertamina,
Freeport Indonesia, Lexxon Internasional dan masih banyak lainnya.
Penting untuk menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan untuk menghindari
ancaman daya tawar. Kasus yang terjadi pada PT. DPS beberapa waktu lalu ketika
melakukan kejasama dengan Pertamia. Saat itu PT. DPS menerima order kapal dari
Pertamina, ketika kontrak dibuat harga baja melonjak naik. Akhirnya biaya produksi
membengkak, sayangnya Petamina tidak mau tahu masalah kenaikan harga bahan baku
tersebut dan tetap menginginkan harga kesepakatan di awal. Kegagalan PT. DPS untuk
melakukan negosiasi dengan pelanggan bisa menjadi ancaman yang besar untuk
kedepannya. Untuk sebab itu perlu adanya kekuatan untuk menghalau daya tawar yang
berasal dari pelanggan.
sendiri adalah pasar menengah di mana biasanya kapal-kapal yang mereka produksi adalah jenis
kapal angkutan barang seperti angkutan pasir, minyak, dll.
Strategi customize yang diterapkan PT Dok ini sendiri memiliki kelemahan karena
apabila mereka tidak memperoleh pesanan, maka bisa saja perusahaan tidak bergerak, sementara
biaya fixed cost seperti gaji pegawai harus tetap dibayar.
Menteri BUMN Dahlan Iskan, mengatakan bahwa PT Dok ini adalah perusahaan BUMN
yang mengalami kerugian terbesar diantara perusahaan BUMN yang lain. Dahlan sendiri seolah
tidak percaya dengan fakta ini karena ia menganggap kinerja dari PT Dok ini dinilai tidak terlalu
buruk. Kerugian PT Dok ini dimulai ketika mereka memperoleh pesanan kapal dari PT
Pertamina. Pesanan ini terjadi tahun 2008, namun ketika proses pembuatan kapal sendiri terjadi
peningkatan harga baja padahal kontrak harga dengan PT Pertamina sudah disepakati di awal,
dan PT Dok pun sudah tidak bisa bernegosiasi lagi masalah harga. Dalam kesempatan ini Dahlan
juga menyampaikan bahwa PT Dok harus merubah strategi bisnisnya agar kinerja PT Dok dapat
segera membaik dan dapat menutup kekurangan mereka selama ini. Salah satu yang dicontohkan
Dahlan adalah PT Dok harus membuat kontrak masalah harga dengan pemasok bahan baku
mereka, sehingga kejadian seperti dengan PT Pertamina tidak akan terulang lagi. Dahlan juga
mengatakan bahwa dirinya akan mengusahakan untuk membuat departemen pemeliharaan kapal,
karena kapal butuh pemeliharaan. PT Dok juga harus lebih gigih lagi dalam mencari order
sehingga produksi perusahaan dapat terus berjalan.
STRUKTUR ORGANISASI
PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO)
Gambar 1.1 Organization Chart PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
(PERSERO)
Sumber Gambar : PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (PERSERO)
G.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis yang sudah kelompok paparkan di atas, rekomendasi yang mungkin
sesuai untuk PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) antara lain :
1. PT DOK hendaknya lebih berhati-hati ketika proses dealing kontrak kerjasamabaik
dengan supplier terkait pengadaan bahan baku maupun customer dalam hal tarif yang
kompetitif dan realistis.
2. PT DOK perlu melakukan perbaikan dari segi SDM perombakan manajemen, sesuai
dengan saran Menteri BUMN, Dahlan Iskan, agar mengganti kepemimpinan di tangan
generasi mudadengan alasan lebih memiliki cara berfikir yang fresh untuk mengelola