You are on page 1of 13

Analisis Strategik

PT DPS DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA


(PERSERO)

Disusun oleh:
Anisa Nur Aswenda

F0210023

Asri Dewi Ratna P

F0210034

Bryan Gregory A

F02100

Gayuh Mukti A

F02100

Rifa Anggita Sari

F0210115

Wahyu Krisnadi

F02100

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012

A. Sejarah PT DPS DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)


Tanggal 22 September 1910 ketika pemerintah kolonial Belanda mendirikan NV Drogdok
Maatschappij Soerabaia. Hal itu awalnya ditujukan untuk layanan kapal Belanda di Indonesia.
Antara tahun 1942 hingga tahun 1945, perusahaan ini dikelola oleh Pemerintah Jepang atas nama
Harima Zosen. Pada tanggal 1 Januari 1961, NV Maatschappij Droogdok Soerabaia menjadi
sebuah perusahaan milik negara bernama PN Dok dan Perkapalan Surabaya. Berdasarkan
Keputusan Menteri Komunikasi Laut pada tahun 1963, sejak 8 Januari 1976 perusahaan telah
diasumsikan status hukum baru sebagai PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero), disingkat
DPS. Didukung oleh pengalaman yang panjang, fasilitas yang telah teruji oleh waktu, teknologi
yang sudah terbukti dan tenaga kerja yang terampil dan berdedikasi.
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) siap melayani klien dari seluruh dunia di bidang:

Pembangunan Kapal (hingga 8.000 DWT)

Perbaikan Kapal (hingga 10.000 DWT)

Konversi Kapal

Konstruksi Lepas Pantai

Fabrikasi Struktur Baja

Desain dan Rekayasa Teknik

PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) memungkinkan untuk memperbaiki segala macam
masalah shafting dengan disertifikasi oleh Biro Perkapalan Amerika (ABS: American Bureau of
Shipping ; yang beroperasi di seluruh dunia, bermarkas di Washington).
Visi
Untuk menjadi galangan kapal kelas menengah terkemuka di pasar internasional.
Misi
1.

Untuk memiliki reputasi sebagai perusahaan yang andal memenuhi kebutuhan pelanggan
dan pada saat yang sama menjalin kemitraan jangka panjang.

2.

Untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan meningkatkan kemampuan


untuk memperoleh keuntungan.

3.

Untuk memberikan nilai tambah optimal bagi pemegang saham dan kepuasan bagi
karyawan dan para pelanggan.
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) telah seratus tahun terus-menerus melayani

masyarakat di kelautan Indonesia pelanggan dan mitra terpercaya - sebuah tradisi panjang
perbaikan secara terus-menerus sejak tahun 1910, yang telah membuat PT. DOK menjadi salah
satu galangan kapal tertua dan terkemuka di negara ini dengan komitmen untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dan untuk membentuk kemitraan jangka panjang.
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) berkomitmen untuk mengadopsi perubahan
yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan dan perkembangan pasar, seperti meningkatkan &
memperluas fasilitas, mengadopsi teknologi baru, dan menggunakan IT bukan hanya untuk
tujuan efisiensi produksi tetapi juga untuk berkomunikasi lebih baik dengan pelanggan.
Untuk menuju perusahaan yang mempunyai keunggulan dan daya saing sudah saatnya
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) mempunyai sistem penilaian melalui kompetensi
sehingga akan terjadi remunerasi yang adil, kompetitif dan memberikan penghargaan kepada
karyawan

yang

berprestasi.

Kondisi

yang

demikian

hanya

bisa

dibangun

dengan

mengembangkan sistem remunerasi yang berbasiskan Job Evaluation dan Performance


Individual dan Management based on Competence.
Untuk menuju semua hal tersebut PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) bekerja
sama dengan PT. Quantum HRM Internasional melakukan proses perbaikan terhadap Job
Description yang ada saat ini melalui proses Job Analysis yang tepat sehingga dihasilkan Job
Description, Standar kompetensi, Key Performance Indicator (KPI 360o) yang applicable
dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan sistem yang lainnya.
B. Perkembangan PT DPS DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)
Kinerja galangan kapal Indonesia dalam dua tahun 2006-2007 menunjukkan perkembangan
yang cukup membanggakan. Hal ini dapat dijadikan momentum untuk terus memperkuat industri
galangan kapal nasional yang hampir tanpa bantuan sama sekali dari pemerintah sejak
diberlakukannya Inpres 5 tahun 2005 oleh pemerintah. Hingga bulan Juni 2007, galangan kapal
yang tersebar di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan berhasil mendapatkan order pembangunan
kapal sekitar 586.000 GT (gross-tonnage) atau sekitar 126 unit kapal di mana empat unit kapal

dengan kapasitas sekitar 36.000 telah diserahkan hingga akhir Juni 2007. Hingga penghujung
tahun 2007, diperkirakan galangan kapal Indonesia mampu menyelesaikan sekitar 64 unit kapal
dengan total kapasitas 241.756 GT. Dari 126 unit kapal yang didapat oleh galangan kapal
Indonesia 37 unit di antaranya merupakan kapal jenis pengangkut barang sementara sisanya 89
unit kapal merupakan kapal-kapal dalam kategori non-cargo vessels. Hingga tahun 2009, seluruh
usaha galangan kapal Indonesia masih akan menyerahkan sekitar 62 unit kapal dengan asumsi
tidak ada kontrak pemesanan baru dalam periode 2008-2009. Dilaporkan oleh majalah
Newbuildings edisi September 2007 paling tidak ada sekitar 13 usaha galangan kapal yang
sangat aktif di Indonesia dan salah satunya adalah PT Dok dan Perkapalan Surabaya. Memasuki
tahun 2010, PT Dok mengadakan kerjasama dengan PT Pertamina untuk memproduksi sejumlah
kapal, hal ini seharusnya tentu menjanjikan sejumlah profit yang menggiurkan. Seiring
berjalannya waktu kondisi pun berbeda ketika PT Dok mendapati bahwa harga bahan baku (baja)
meningkat namun untuk harga sudah disepakati di awal dengan pihak Pertamina dan parahnya
tidak dapat dinegosiasi lagi. Belum lagi waktu pengerjaan yang mundur karena tidak ada dana.
Di saat PT Dok selesai menggarap tidak sedikit kapal yang menuai komplain akibat tidak sesuai
dengan spesifikasi yang diminta. Inilah yang kemudian menyebabkan PT Dok mengalami
keterpurukan menanggung kerugian besar, bahkan oleh Dahlan Iskan dikatakan bahwa PT Dok
merupakan satu dari perusahaan BUMN yang paling besar merugi. Namun, di luar rugi besar
yang dihadapi BUMN, ada kabar gembira bahwa kinerja industri perkapalan dalam negeri di
tahun yang mendatang akan semakin bersinar. Dengan syarat keberhasilan tersebut harus
didukung oleh seluruh pihak, mulai dari kalangan perbankan hingga industri pendukung
galangan kapal. Kendati permintaan kapal pada tahun 2012 ini belum mencapai target, tetapi
Indonesian National Ship Owners Association (INSA) tetap menargetkan pada 2013 industri
perkapalan nasional akan tumbuh sebesar 20%. Hal itu dikarenakan meningkatnya kebutuhan
kapal pengangkutan barang di pasar domestik. Proyeksi kebutuhan kapal pada 2013 ini bisa
tumbuh sebesar 20% karena peningkatan angkutan barang di pasar domestik, baik di sektor off
shore (lepas pantai) mapun batubara.

C. Kondisi External PT DPS DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)


Selain faktor internal, faktor eksternal menjadi penentu pemilihan strategi bisnis
perusahaan. Faktor eksternal mencakup posisi perusahaan terhadap pesaing dan penguasaan
sumberdaya perusahaan.
Untuk menganalisis keadaan ekternal perusahaan dapat digunakan analisis the five-forces
model of competition yang ditemukan oleh Michael E. Porter. Keadaan eksternal dipengaruhi
oleh pemasok bahan baku, perusahaan pesaing, pendatang baru, produk pengganti dan
kemampuan pembeli. Untuk kasus PT. DPS ini faktor eksternal utama yang dapat mengancam
industry adalah daya tawar perusahan pemasok bahan baku, kemunculan perusahaan pesaing,
perusahaan pendatang baru di industri kapal dan kemampuan pembeli.
1. Perusahaan Pemasok Bahan Baku (Supplier)
Kekuatan tawar pemasok juga digambarkan sebagai pasar input. Pemasok bahan baku,
komponen, tenaga kerja, dan jasa keahlian kepada perusahaan dapat menjadi sumber
kekuasaan atas perusahaan, ketika ada beberapa pengganti. Pemasok dapat menolak untuk
bekerja dengan perusahaan, atau, misalnya, biaya harga terlalu tinggi untuk sumber daya
yang unik.
PT. DPS harus jeli untuk menganalisis perusahaan yang akan memasok bahan baku
pembuatan kapal, seperti baja dan mesin- mesin kapal. Sampai sekarang perusahaan baja
yang bekerjasama dengan PT. DPS adalah perusahaan baja milik Indonesia. Hubungan yang
baik harus dijalin agar PT. DPS tidak mengulang kerugian seperti saat menerian order dari
PT. Pertamina yang ketika itu harga baja melonjak tingga dan gagal negosiasi dengan pihak
pemasok. Akibatnya kerugian yang diterima PT. DPS.
Selain itu PT. DPS juga menjalin kerjasama dengan pihak asing untuk pengadaan
mesin dan komponen mekanik kapal. Kerjasama internasional itu dilakukan karena belum
ada perusahaan domestik yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Perusahaan Pesaing (Rival Seller)
Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan yang memproduksi kapal dan
pemeliharaan. Selain PT. DPS ada 3 BUMN perkapalan lain di Indonesia yakni PT Pal
Persero, PT Dok Kodja Bahari Persero, dan PT Industri Kapal Indonesia Persero. Ketiga
perusahaan tersebut merupakan pesaing dari PT. DPS walaupun semua sama- sama
perusahaan BUMN. Kegiatan yang dilakukan oleh BUMN Perkapalan di Inonesia hampir

sama, yaitu pembuatan kapal dan pemeliharaan. Hal tersebut yang menyebabkan persaingan
antar BUMN.
Selain BUMN ada juga pesaing lain yang merupakan perusahaan perkapalan swasta
maupun asing. Persaingan dengan rival swasta dirasa lebih ketat karena mereka penawarkan
pengembangan teknologi yang lebih maju dan harga lebih menarik.
3. Perusahaan Pendatang (New Entries)
Pasar yang menguntungkan yang menghasilkan keuntungan tinggi akan menarik
perusahaan-perusahaan baru. Hal ini mengakibatkan banyak pendatang baru, yang pada
akhirnya akan menurunkan profitabilitas untuk semua perusahaan dalam industri. Kecuali
masuknya perusahaan baru dapat diblokir oleh pemegang jabatan , tingkat keuntungan
abnormal akan cenderung menuju nol ( persaingan sempurna ).
Pada bisnis perkapalan juga tidak luput dari munculnya perusahan perkapalan baru.
Seperti yang kita ketahui bahwa industry perkapalan masih menjadi industry strategis bagi
pendatang untuk ikut bersaing di pasar. Saat ini terdapat perusahaan kapal baru yang ikut
bersaing di industri kapal Indonesia, antara lain PT. Peteka Karya Jala, PT. Pacific Marine
dan lain- lain. Oleh karena itu PT. DPS harus waspada akan kedatangan perusahaan tersebut
yang berarti menuntut PT. DPS melakukan pengembangan terhadap industrinya.
4. Kekuatan Pembeli (Buyer)
Kekuatan tawar pelanggan juga digambarkan sebagai pasar output: kemampuan
pelanggan untuk menempatkan perusahaan di bawah tekanan, yang juga mempengaruhi
sensitivitas pelanggan terhadap perubahan harga.
Pihak yang telah menjadi relasi PT. DPS tidak bisa dihitung menggunakan jari lagi.
Sejak berdiri hingga sekarang, sudah banyak pihak yang mempercayakan pembuatan dan
perawatan kapal pada PT. DPS. Perusahaan yang telah bekerjasama antara lain Pertamina,
Freeport Indonesia, Lexxon Internasional dan masih banyak lainnya.
Penting untuk menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan untuk menghindari
ancaman daya tawar. Kasus yang terjadi pada PT. DPS beberapa waktu lalu ketika
melakukan kejasama dengan Pertamia. Saat itu PT. DPS menerima order kapal dari
Pertamina, ketika kontrak dibuat harga baja melonjak naik. Akhirnya biaya produksi
membengkak, sayangnya Petamina tidak mau tahu masalah kenaikan harga bahan baku
tersebut dan tetap menginginkan harga kesepakatan di awal. Kegagalan PT. DPS untuk
melakukan negosiasi dengan pelanggan bisa menjadi ancaman yang besar untuk

kedepannya. Untuk sebab itu perlu adanya kekuatan untuk menghalau daya tawar yang
berasal dari pelanggan.

D. Analisis SWOT PT DPS DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)


Penting bagi sebuah perusahaan untuk mengetahui peta kondisi perusahaannya, salah satu
indikator yang digunakan yakni Strength (kelebihan), Weakness (kelemahan), Opportunity
(peluang), serta Threat (ancaman). Komponen-komponen tersebut yang nantinya bisa digunakan
sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam menentukan strategi yang sesuai dengan kondisi
di lapangan.
a. Strength
Menurut sumber, kekuatan yang dimiliki oleh PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
(Persero) adalah dalam hal perbaikan, bukan dalam hal pemroduksian. Misalnya seperti
perbaikan kemudi, permesin propeller perpipaan. Selain itu, keunggulan lain yang
dimiliki oleh PT Dok ini yaitu memiliki dok apung sehingga memungkinkan untuk
melakukan reparasi di atas air laut. Sampai sejauh ini, poin plus yang diperoleh dari PT
Dok yakni mengenai strategi customers maintenence di mana perusahaan memberikan
servis dan prioritas pada pelanggan dengan baik melalui proses pengerjaan pesanan yang
selalu tepat waktu. Selain itu, PT Dok lebih mengutamakan nilai daripada jumlah kapal
yang direparasi (spesifikasi, skedul, kualitas).
b. Weakness
Secara umum, beberapa kelemahan yang dimiliki oleh PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
(Persero) yakni persoalan kurangnya teknologi atau peralatan yang bila dibandingkan
dengan perusahaan perkapalan swasta atau asing lainnya masih terbilang cukup jauh,
sehingga dampaknya adalah sering terjadi ketidaksesuaian spesifikasi produk yang
dipesan oleh pelanggan dengan kondisi pasca produksi. Selain itu, sistem supply chain
terkait bahan baku juga masih kurang, khususnya dalam hal penentuan kontrak harga
dengan pemasok.
c. Opportunity
Adanya penandatanganan nota kerjasama antara PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
(Persero) dengan PT Pertamina pada tanggal 26 Agustus 2012 membawa angin segar bagi

industri perkapalan di Indonesia. Melalui kontrak tersebut Pemerintah mewajibkan agar


Pertamina membangun kapal di galangan kapal Indonesia. Hal tersebut bahkan bisa
menghemat anggaran negara hingga $8 juta dibandingkan bila memesan dari galangan
kapal luar negeri. Pertumbuhan industri kapal dalam negeri diprediksi akan terus
mengalami peningkatan hingga15%-20% untuk 5 tahun mendatang (neraca.co.id-10
Desember 2012). Tentunya peluang ini harus dimanfaatkan PT Dok dengan diimbangi
memberikan kualitas baik, kerja cepat, pengiriman tepat waktu, dan harga yang
kompetitif.
d. Threat
Ancaman yang dihadapi PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) tentu saja produsen
pesaing dari luar negeri yang notabene sudah memiliki reputasi baik di mata dunia,
khususnya dalam hal teknologi dan quality control atas produknya. Namun, di dalam
negeri pun PT Dok juga masih harus bersaing dengan 3 industri perkapalan lain yang
sebenarnya masih tergolong BUMN serupa, yakni PT Pal Persero, PT Dok Kodja Bahari
Persero, dan PT Industri Kapal Indonesia Persero. Beum lagi baru-baru ini muncul PT
Pelindo Marine Service (PMS) yang merupakan anak perusahaan PT Pelindo III Tanjung
Perak Surabaya yang diresmikan 27 Januari lalu.
E. Strategi PT DPS DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) adalah sebuah perusahaan milik negara
(BUMN) yang bergerak dalam industri pembuatan kapal baru dan juga reparasi kapal. Dalam
menjalankan usaha bisnisnya, PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) atau yang biasa
disebut PT DPS ini menggunakan strategi customize, dimana perusahaan memproduksi kapal
hanya ketika mereka memperoleh pesanan khusus dari pelanggan yang akan membeli produk
mereka, dalam reparasi atau servis pun mereka juga melayani sesuai dengan permintaan
konsumen, dengan kata lain PT Dok ini tidak membuat produk mereka secara masal. PT Dok ini
sendiri adalah salah satu dari empat perusahaan perkapalan di Indonesia yang semuanya dikuasai
oleh pemerintah yaitu PT Pal Persero, PT Dok Kodja Bahari Persero, PT Dok & Perkapalan
Surabaya Persero, serta PT Industri Kapal Indonesia Persero. Segmen pasar dari PT Dok ini

sendiri adalah pasar menengah di mana biasanya kapal-kapal yang mereka produksi adalah jenis
kapal angkutan barang seperti angkutan pasir, minyak, dll.
Strategi customize yang diterapkan PT Dok ini sendiri memiliki kelemahan karena
apabila mereka tidak memperoleh pesanan, maka bisa saja perusahaan tidak bergerak, sementara
biaya fixed cost seperti gaji pegawai harus tetap dibayar.
Menteri BUMN Dahlan Iskan, mengatakan bahwa PT Dok ini adalah perusahaan BUMN
yang mengalami kerugian terbesar diantara perusahaan BUMN yang lain. Dahlan sendiri seolah
tidak percaya dengan fakta ini karena ia menganggap kinerja dari PT Dok ini dinilai tidak terlalu
buruk. Kerugian PT Dok ini dimulai ketika mereka memperoleh pesanan kapal dari PT
Pertamina. Pesanan ini terjadi tahun 2008, namun ketika proses pembuatan kapal sendiri terjadi
peningkatan harga baja padahal kontrak harga dengan PT Pertamina sudah disepakati di awal,
dan PT Dok pun sudah tidak bisa bernegosiasi lagi masalah harga. Dalam kesempatan ini Dahlan
juga menyampaikan bahwa PT Dok harus merubah strategi bisnisnya agar kinerja PT Dok dapat
segera membaik dan dapat menutup kekurangan mereka selama ini. Salah satu yang dicontohkan
Dahlan adalah PT Dok harus membuat kontrak masalah harga dengan pemasok bahan baku
mereka, sehingga kejadian seperti dengan PT Pertamina tidak akan terulang lagi. Dahlan juga
mengatakan bahwa dirinya akan mengusahakan untuk membuat departemen pemeliharaan kapal,
karena kapal butuh pemeliharaan. PT Dok juga harus lebih gigih lagi dalam mencari order
sehingga produksi perusahaan dapat terus berjalan.

F. Struktur Perusahaan dan Sistem Kontrol PT DPS DOK DAN PERKAPALAN


SURABAYA (PERSERO)
Struktur Organisasi Keseluruhan

STRUKTUR ORGANISASI
PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO)

Gambar 1.1 Organization Chart PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
(PERSERO)
Sumber Gambar : PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (PERSERO)

Struktur Organisasi Divisi Engineering

Organization Chart Divisi Engineering PT. Dok &


Perkapalan Kodja Bahari (PERSERO)
Sumber Gambar : PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (PERSERO)
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) adalah salah satu BUMN strategis di bidang
kelautan. Dengan adanya program restrukturisasi dan efisiensi BUMN dari Pemerintah, PT Dok
dan Perkapalan Surabaya mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja sistem
produksinya Berbagai masalah yang dihadapi PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) dalam
meningkatkan kinerja sistem produksinya adalah:

(1) Adanya pemborosan-pemborosan (waste) yang terjadi pada sistem produksinya.


(2) Masalah pengendalian kualitas sistem produksinya yang masih belum optimal.
Quality Control & Assurance
Sebagaimana dinyatakan dalam DPS Kebijakan Mutu, komitmen untuk kepuasan
pelanggan dan kualitas dimulai dengan memenuhi Standar Internasional ISO 9001 pada semua
produk. PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) telah menerapkan sistem akurasi kontrol
untuk menjaga keakuratan dimensi dan meminimalkan rework. Sebagai bagian dari PT. Dok dan
Perkapalan Surabaya (Persero) QA program QC, kami mempertahankan inspektur yang
berpengalaman dan sangat terlatih untuk menjaga proses produksi yang bergerak dengan lancer
dan sesuai jadwal.

Penelitian & Pengembangan


Untuk memperkuat keunggulan kompetitif PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero)
baik dalam pasar regional dan global bekerja sama dengan lembaga penelitian dan konsultasi,
seperti Kapal Nasional Desain dan Engineering Center (NaSDEC), di Laboratorium
Hidrodinamika Indonesia (LHI-BPPT), serta dengan para pakar asing dalam mengembangkan
teknologi baru dan inovasi dalam desain dan produksi.

G.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis yang sudah kelompok paparkan di atas, rekomendasi yang mungkin
sesuai untuk PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) antara lain :
1. PT DOK hendaknya lebih berhati-hati ketika proses dealing kontrak kerjasamabaik
dengan supplier terkait pengadaan bahan baku maupun customer dalam hal tarif yang
kompetitif dan realistis.
2. PT DOK perlu melakukan perbaikan dari segi SDM perombakan manajemen, sesuai
dengan saran Menteri BUMN, Dahlan Iskan, agar mengganti kepemimpinan di tangan
generasi mudadengan alasan lebih memiliki cara berfikir yang fresh untuk mengelola

perusahaan dengan didukung integritas tinggi yang ke depannya bisa membawa


perusahaan ke arah lebih baik. Di samping itu, perlu adanya penanaman budaya kerja di
lingkungan perusahaan yang berkarakter.
3. PT DOK hendaknya lebih meningkatkan quality controlling, di luar kemampuan
teknologi mesin dan peralatan yang masih jauh dari pesaing tidak seharusnya
menghambat perusahaan untuk tetap memperhatikan poin-poin kepuasan pelanggan,
seperti ketepatan waktu dalam pengerjaan, test-drive, ketepatan dalam pengiriman,
hingga kualitas komponen dan mesin di dalamnya secara keseluruhan.
4. PT DOK bisa melakukan alih fungsi, yakni memfokuskan diri untuk mengambil bagian
dalam hal pemeliharaan kapal saja. Sedangkan untuk servis lain seperti pemroduksian,
shipping (jasa angkut) dan lain-lain bisa diambil alih oleh perusahaan lain, khususnya 3
perusahaan BUMN serupa. Di sinilah sebenarnya diharapkan agar keempat perusahaan
kapal Indonesia BUMN ini bisa bersinergi sebagai sebuah kesatuan, bukan sebagai
pesaing.

You might also like